Malam ini, Ansel, diundang untuk menghadiri pesta peresmian, gedung di kota A. Saat itu seorang wanita, datang memberikan, Ansel, segelas red wine yang sudah dicampur obat afrodisiak, untuk membuat Ansel kehilangan kendali. Dan mereka akan memanfaatkan situasi itu untuk menghancurkan reputasi Ansel di mata dunia.
"Permisi, tuan." Seorang pelayan memberikan, Ansel, segelas red wine.
"Terima kasih." Tanpa berfikir, Ansel, menerima dan meneguk minuman yang diberikan pelayan di pesta.
Tidak berselang lama, tubuh Ansel, terasa sangat panas, dan sedikit gatal.
"Ada apa ini, kenapa tubuhku terasa sangat, aneh!!" Ansel, bergumam saat merasakan hawa dalam tubuhnya mulai terasa aneh. Situasi, Ansel, saat itu berhasil di intai oleh pihak musuh, yang dengan sengaja ingin membuat reputasi Ansel hancur di mata publik dan dunia.
"Sepertinya tubuh, Ansel, sudah mulai merasakan gairah." Rich, berkata dengan tersenyum jahat.
"Ternyata cepat sekali reaksi, obat ini." Dengan bangga, Down, mengeluarkan sisa dari obat yang dia berikan untuk, Ansel.
"Bagus. Cepat perintahkan wanita itu, untuk mendekati dan menggoda, Ansel. Setelah itu suruh dia, untuk membawa, Ansel ke kamar nomor 160." Dengan cepat, Down, langsung pergi menjalankan apa yang, Rick perintahkan.
Sementara, Ansel, dibuat sangat tersiksa oleh pengaruh obat afrodisiak.
"Sial, siapa yang berani melakukan ini kepadaku?" Tanya Ansel dalam hati. "Aku tidak bisa terus berada disini, Aku harus pergi." Saat Ansel hendak keluar dari pesta, tiba-tiba seorang wanita bertubuh seksi datang, dan mulai menggoda, Ansel, yang mulai terbakar api gairah.
"Mau kemana pria tampan, ini masih sore lebih baik kita bersenang-senang." Wanita, itu dengan berani mulai menyentuh dada bidang, Ansel, dan mulai mengelus-elus nya.
"Dasar, wanita murahan. Minggir kau dari jalanku." Dengan sekuat tenaga, Ansel mendorong tubuh, wanita seksi itu hingga terdorong, dan terjatuh cukup jauh.
"Aaaaaaa." Teriak wanita seksi, penuh rasa sakit.
"Lain kali, jangan pernah berani menunjukkan wajahmu di hadapanku, jika tidak maka, jangan salahkan aku jika aku merusak wajahmu dengan cairan asam nitrat." Walaupun tubuh, Ansel, sedang dalam pengaruh obat perangsang. Namun, otaknya masih bekerja sangat normal.
"Ampuni saya tuan, saya janji tidak akan melakukan ini lagi." Sebelum, Ansel, bertanya siapa orang yang menyuruhnya, wanita itu langsung pergi sambil menangis.
"Sial, wanita itu pergi sebelum aku bertanya siapa yang menyuruhnya. Ahhhh tubuhku panas sekali." Dengan cepat Ansel menghubungi Lee asisten pribadi sekaligus kaki tangan Ansel.
"Halo, Lee. Cepat siapkan mobil, aku sudah tidak kuat." Ansel, berkata dengan wajah dan telinga yang sangat merah, seperti kepiting rebus.
"Tunggu, saya tuan. Saya akan segera kesana." Sebelum, Lee tiba, Ansel sudah lebih dulu menerkam seorang wanita yang kebetulan sedang lewat di sana.
"Aaaaa, tuan. Mau dibawa kemana saya ini? tolong lepaskan saya tuan." Ansel, tidak bergeming saat wanita, dalam gendongannya meronta-ronta ingin turun.
"Tolong, tuan lepaskan saya." Dengan cepat Ansel membawa tubuh wanita ikut ke kamar hotel nomor 159, hanya beda satu angka dengan kamar yang sudah disiapkan, Rich untuk menjebak, Ansel.
Sementara, Rich tampak geram menunggu wanita seksi itu membawa, Ansel ke dalam kamar yang sudah disiapkan.
"Sial. Sudah jam segini tapi, Ansel belum juga masuk ke dalam jebakan ku." Rick, terus melirik arloji yang melingkar di tangannya dengan perasaan tidak sabar.
Diluar gedung, Lee di buat bingung karena, Ansel, tidak ada di sana.
"Dimana tuan, Ansel. Kenapa tidak ada disini?" Lee, sangat panik mencari saat, Ansel, mengatakan dirinya sudah tidak kuat. Lee berfikir, Ansel, sudah di serang ataupun dicelakai oleh musuh-musuhnya.
"Sial, ponselnya pun tidak bisa di hubungi. Siapa yang berani macam-macam dengan, tuan Ansel, aku pastikan esok dia tidak akan bisa melihat matahari terbit." Dengan cepat Lee, mulai mengerahkan seluruh pasukan untuk mencari tahu, dimana tuan mereka berada, dan siapa musuh yang sudah berani mencelakai Ansel.
"Cepat kalian cari tau dimana, tuan Ansel, berada. Dan bunuh siapapun orang yang sudah berani membuat masalah." Semua pasukan langsung pergi setelah mendapat perintah dari, Lee, sementara di kamar, Ansel, sudah sangat kehilangan kendalinya. Dan mulai memaksa wanita tadi untuk, menerima pelampiasannya.
"Tuan Ansel, aku mohon tolong lepaskan aku." Pinta wanita di atas kasur yang terlihat sangat menyedihkan dengan baju yang sudah sebagian dirobek, Ansel.
"Tidak, akan. Anggap ini sebagai balasan karena kamu sudah berani, menjebak ku." Dengan brutal, Ansel, melucuti tubuh wanita di atas kasur. Setelah semua pakaian wanita itu hancur, Ansel langsung menindih dan melahap wanita itu dengan sangat kasar. Jeritan demi jeritan menggema di dalam kamar sweet presiden, tubuh, Ansel, lunglai saat sudah mencapai apa yang tadi dia kejar.
Sementara wanita itu menangis histeris karena, kehormatan dan kesuciannya diambil paksa oleh CEO di perusahaan tempatnya bekerja.
"Kamu jahat, tuan. Semua rumor yang mengatakan kau tidak menyukai wanita, itu semua bohong. Aku sangat benci padamu, tuan Ansel, sangat membencimu." Sumpah serapah keluar dari mulut kecil wanita yang dua jam, Ansel siksa. Setelah menangis cukup lama, ditambah siksaan, Ansel, pada tubuhnya wanita itu tertidur pulas dengan, hanya ditutupi oleh baju yang sudah hancur.
Pagi mulai menyingsing mata, Ansel, mulai mengerjap saat, sinar matahari memaksa masuk kedalam kamar.
"Awww kepalaku sakit sekali!!..Ansel mulai memijat pelipisnya yang terasa sangat sakit.."Sial siapa yang berani mencari masalah denganku, akan aku pastikan orang itu akan segera mati." Setelah mengatakan itu, Ansel, dibuat serangan jantung. Bagaimana tidak, saat ini di tubuh, Ansel, sudah tidak memakai apapun di tambah ada seorang wanita tengah tertidur di sampingnya.
Hey, bangun, cepat bangun." Suara, Ansel, menggema saat membangunkan wanita yang tengah tertidur pulas di sampingnya.
"Bangun, aku bilang bangun." Dengan marah, Ansel, menendang wanita itu hingga terjatuh dari atas ranjang.
"Awwww." Wanita itu memekik kesakitan saat tubuh mungilnya, terbentur lantai yang dingin dan keras.
"Cepat bangun." Dengan cepat wanita itu bangun dan mulai meraih apapun di depannya untuk menutupi tubuh polosnya
Kurang terbuka." Ansel, dibuat sangat marah karena wanita itu menarik selimut yang sedang, Ansel, pakai untuk menutupi tubuhnya.
"Ma ,, maaf tuan. Maafkan aku, aku tidak sengaja." Wanita itu sangat ketakutan saat melihat raut wajah, Ansel, yang sangat menyeramkan.
"Bangun!!.. dengan rasa tegas, wanita itu bangun dengan menutupi tubuhnya dengan tangan.." Cepat katakan siapa orang yang menyuruhmu, menjebak dan iniku?" Ansel, bertanya dengan suara yang sangat, dan dingin, hingga suasana saat terlihat sangat mencekam.
"Mak, maksud tuan apa?" Wanita itu dibuat sangat ketakutan dengan pertanyaan yang Ansel berikan.
"Jangan pura-pura bodoh. Kamu tidak tahu aku siapa?" Tanya, Ansel dengan bangga dan melipat melipat di dada.
"Sa, saya tahu tuan." Wanita itu berani berkata dengan berani.."Dan saya juga tahu tidur anda, mamperkosa saya
Tutup mulutmu. Aku tahu taktik murahanmu itu, jadi jangan coba-coba untuk menjebak ku." Dengan tidak terima, Ansel, dengan cepat menutup mulut wanita itu tanpa memperdulikan tubuhnya yang polos."Cepat katakan, siapa kamu sebenarnya?" Ansel bertanya untuk yang kesekian kalinya."Saya adalah, Ameera Putri intan, tuan." Dengan cepat Ameera menjawab, tapi, justru membuat, Ansel, sangat marah hingga hampir memukul, Ameera."Jangan buat kesabaran ku habis, cepat katakan siapa yang menyuruhmu?" Dengan wajah yang merah menahan amarah, Ansel bertanya kembali."Saya tidak mengerti apa yang tuan katakan, semalam saat saya sedang berjalan tiba-tiba, anda datang dan menggendong saya kemari." Ameera berkata dengan mengusap hidungnya yang mulai mengeluarkan air mata."Cihh, tidak berguna. Cepat pergi dari hadapanku, dan ingat jangan pernah menunjukkan wajahmu itu di depanku lagi, jika tidak ka
AdamS Company.Rich, terlihat sangat marah. Karena data rahasia kantor sudah berhasil dibobol dan dicuri pihak lawan."Bagaimana bisa, dalam waktu kurang dari tiga jam, AdamS Company sudah merugi hingga 12 miliar. Sebenarnya kalian ini kerja apa hah, kenapa ada penyusup yang berhasil menyabotase data-data perusahaan!!" Dengan marah, Rich melempar apapun yang ada atas meja kerjanya."Maafkan kami tuan, karena saat itu sistem di perusahaan mendadak eror, jadi kami tidak bisa mencegah terjadinya pembobolan data perusahaan." Karyawan bagian ITE, dengan sedikit gemetar melihat, Rich yang sedang mengamuk."Dasar bodoh, kalian memang bodoh. Untuk apa aku membayar kalian mahal-mahal jika, untuk masalah sebesar ini kalian tidak bisa mengatasinya." Semua anggota ITE dibuat, takut dan gemetar."Tenang, Rich, aku yakin ini pasti ada hubungannya dengan, Ansel. Siapa lagi yang mampu membuat satu perusahaan merugi dalam waktu singkat." Down berpikir jika masalah
Sementara AdamS Company, sedang mengadakan konferensi pers bersama para sekutunya. Mereka semua sedang merencanakan sebuah strategi dan juga berencana untuk menyusup ke perusahaan Colorpark Company."Bagaimana apa di antara kalian ada yang mempunyai ide, untuk misi kita menyerang, perusahaan Coloroark Company!!" Semua orang terdiam, mereka merasa takut jika harus menyerang melawan, Ansel karena kemungkinan 80% mereka akan kalah."Kenapa semua diam, apa kalian takut!!" Semua orang kembali diam dengan wajah yang tertunduk, dan mereka sedang sibuk dengan pikirannya masing-masing."Pengecut, kalian semua pengecut. Jadi untuk apa kalian datang ke konferensi pers ini, jika kalian sama sekali tidak ingin membantuku." Semua orang terlihat sedikit gemetar, karena melihat, Rich sudah sangat emosi. Tapi, ada satu orang dari perusahaan sekutu yang angkat bicara."Maafkan kami, pak Rich. Bukan maksud kami untuk berdiam diri, tapi, anda sendiri tahu jika perusahaan kam
Hari ini, Ameera telah resmi bergabung dengan perusahaan AdamS Company. Tapi, pada saat itu, Ameera masih belum bertemu dengan, Rich. Karena saat in, Rich sedang berada di luar pulau."Selamat bergabung, Ameera. Semoga kita bisa bekerja sama dalam menjalankan misi kali ini. Dan saya harap kamu setia dan tidak berkhianat, karena jika kau berkhianat dan balik menyerang kami. Akan aku pastikan nyawamu sebagai jaminannya." Seketika, Ameera menelan ludahnya. Bukan karena dia takut dengan ancaman, down. Tapi, dia hanya tidak menyangka jika, Down sangat tegas."Siap, tuan." Dengan sigap, Ameera memberi hormat."Baik. Hari ini tugas kamu, hanya membaca dan memahami strategi yang akan kita buat. Jika kamu mempunyai ide atau pendapat, kamu bisa menghubungi saya di nomor itu." Dengan cepat, Ameera mengangguk tanda dia mengerti dengan apa yang dikatakan, down."Terima kasih. Kalau begitu saya permisi dulu." Setelah sampai di ruangannya segera, Ameera membuka dan memb
"Sialan, awas kalian. Aku akan membalas kalian 10 kali lipat dari ini." Ameera berusaha bangkit dengan berpegang pada pohon di sekitar sana.Ameera tak kuasa menahan diri, mengambil ponsel dan menelepon, Down untuk menjemputnya.Telepon pun berdering selama beberapa saat, terdengar suara parau khas orang yang baru terbangun."Hmm katakan, ada apa!" Dengan mata tertutup, Down menjawab panggilan dari, Ameera.Ameera, mengatur nafasnya dan berusaha setenang mungkin. Namun, jika teringat dirinya akan mati dimakan harimau tiba-tiba sedikit emosi."Kapan rencana kita akan dimulai? Aku sudah tidak sabar untuk membalas dendam.""Kita akan segera bergerak secepatnya. Ya sudah j
"Ameera, cepat serang mereka. Aku yakin kamu pasti bisa," Down, semakin cepat melajukan mobilnya, sambil sesekali melirik dan memberi semangat kepercayaan pada, Ameera."Aku akan mencobanya, Down." Ameera langsung bersiap mengarahkan senjata apinya, kesalah satu mobil Jeep yang berada di dekatnya.Dorr,, Dorr,, Dorr."Aaaa, astaga kalian ini tidak ada sabarnya sedikitpun. Baiklah 1, 2, 3." Dengan sedikit gemetar, Ameera mulai menarik pedal pada pistolnya. Tidak lama kemudian terdengar suara tembakan yang disertai percikan api.Dorr, Dorr,, Dorr.Bruug,, Boom,, Duaarrrr.Mobil Jeep musuh berhasil menabrak sebuah pohon besar. Kemudian meledak dan hancur tak tersisa. Peluru yan
"Apa kau, tidak malu dengan tubuh mu yang besar ini!" Tanya, Ameera sambil menyenggol tangan, Down dengan sedikit mengejeknya."Sudah hentikan. Sekarang kita harus bisa berpikir bagaimana cara kita membalas dan menyerang mereka malam ini!""Apa kau yakin! Mm maksudku apa kau yakin akan bergerak tanpa menunggu, Rich terlebih dahulu?""Kau tenang saja, Rich akan segera tiba sebentar lagi. Jadi kita tidak akan bergerak tanpa ada serigala di samping kita." Ameera, mendengus dingin ketika mendengar, Down berkata dengan mata genitnya."Cih, kondisikan matamu itu. Apa kau mau matamu aku colok!" Seketika, Down bergidik ketika gadis cantik yang terlihat lucu, ternyata mempunyai sisi kejam."Tidak, tidak. Kau ini masa aku tidak boleh bermanja sedikit saja padamu!" Down, mengerucutkan bibirnya. Namun, terlihat menggemaskan di mata, Ameera."Dih kau ini, aku jadi gemes." Pekik, Ameera sambil mencubit tangan Down.Sementara di mansion,
"Kenapa pesawat yang membawa, Rich masih belum tiba. Ini sudah lewat lima menit, apa terjadi sesuatu pada pesawatnya. Tidak,, tidak aku tidak boleh berpikir seperti itu, mungkin Rich mengganti jadwal penerbangannya. Jadi pesawatnya terlambat sedikit." Down, sedikit khawatir. Dan otaknya berperang dengan hal-hal yang mungkin saja terjadi. Akhirnya setelah menunggu kurang lebih dua jam. Pesawat yang membawa, Rich sudah tiba dengan selamat."Rich, sini!" Pekik, Down sambil terus melambaikan tangan di pintu keluar. Saat mendengar namanya dipanggil, Rich langsung bergegas menuju ke arah, Down."Apa kabar, Down!" Rich, bertanya seraya memukul pundak, Down."Aku baik. Oia kenapa pesawat mu terlambat?" Tanya, Down penasaran."Tadi saat di perjalanan, tiba-tiba cuaca buruk
Flashback off."Jadi begitulah kejadiannya tuan," "Baik. Jika begitu perintahkan orang-orang mu untuk bersiap dan waspada jika nanti, Rich mengibarkan bendera perang." Terlihat dari mimik wajah, Ansel yang sudah tidak sabar untuk segera berhadapan langsung dengan orang yang paling dia benci di dunia ini."Siap, tuan."**Sementara di club' malam, terlihat segerombolan orang berdasi sedang meneguk minuman beralkohol dengan ditemani wanita malam yang sangat seksi dan menggoda."Selamat datang, tuan Rich. Akhirnya anda sudah kembali," sapa salah seorang pria berdasi dengan menjabat tangan, Rich disana."Terima kasih, silahkan nikmati pesta malam ini. Dan untuk kalian semua pesan saja apapun yang kalian inginkan. Malam ini semuanya aku yang bayar," semua orang bersorak gembira karena malam ini mereka bisa minum tanpa harus merogoh kocek. "Selamat ya, pak Rich atas kembalinya anda. Pak Rich, memang sangat royal dan dermawan. Sampai-sampai anda berke
"Kenapa pesawat yang membawa, Rich masih belum tiba. Ini sudah lewat lima menit, apa terjadi sesuatu pada pesawatnya. Tidak,, tidak aku tidak boleh berpikir seperti itu, mungkin Rich mengganti jadwal penerbangannya. Jadi pesawatnya terlambat sedikit." Down, sedikit khawatir. Dan otaknya berperang dengan hal-hal yang mungkin saja terjadi. Akhirnya setelah menunggu kurang lebih dua jam. Pesawat yang membawa, Rich sudah tiba dengan selamat."Rich, sini!" Pekik, Down sambil terus melambaikan tangan di pintu keluar. Saat mendengar namanya dipanggil, Rich langsung bergegas menuju ke arah, Down."Apa kabar, Down!" Rich, bertanya seraya memukul pundak, Down."Aku baik. Oia kenapa pesawat mu terlambat?" Tanya, Down penasaran."Tadi saat di perjalanan, tiba-tiba cuaca buruk
"Apa kau, tidak malu dengan tubuh mu yang besar ini!" Tanya, Ameera sambil menyenggol tangan, Down dengan sedikit mengejeknya."Sudah hentikan. Sekarang kita harus bisa berpikir bagaimana cara kita membalas dan menyerang mereka malam ini!""Apa kau yakin! Mm maksudku apa kau yakin akan bergerak tanpa menunggu, Rich terlebih dahulu?""Kau tenang saja, Rich akan segera tiba sebentar lagi. Jadi kita tidak akan bergerak tanpa ada serigala di samping kita." Ameera, mendengus dingin ketika mendengar, Down berkata dengan mata genitnya."Cih, kondisikan matamu itu. Apa kau mau matamu aku colok!" Seketika, Down bergidik ketika gadis cantik yang terlihat lucu, ternyata mempunyai sisi kejam."Tidak, tidak. Kau ini masa aku tidak boleh bermanja sedikit saja padamu!" Down, mengerucutkan bibirnya. Namun, terlihat menggemaskan di mata, Ameera."Dih kau ini, aku jadi gemes." Pekik, Ameera sambil mencubit tangan Down.Sementara di mansion,
"Ameera, cepat serang mereka. Aku yakin kamu pasti bisa," Down, semakin cepat melajukan mobilnya, sambil sesekali melirik dan memberi semangat kepercayaan pada, Ameera."Aku akan mencobanya, Down." Ameera langsung bersiap mengarahkan senjata apinya, kesalah satu mobil Jeep yang berada di dekatnya.Dorr,, Dorr,, Dorr."Aaaa, astaga kalian ini tidak ada sabarnya sedikitpun. Baiklah 1, 2, 3." Dengan sedikit gemetar, Ameera mulai menarik pedal pada pistolnya. Tidak lama kemudian terdengar suara tembakan yang disertai percikan api.Dorr, Dorr,, Dorr.Bruug,, Boom,, Duaarrrr.Mobil Jeep musuh berhasil menabrak sebuah pohon besar. Kemudian meledak dan hancur tak tersisa. Peluru yan
"Sialan, awas kalian. Aku akan membalas kalian 10 kali lipat dari ini." Ameera berusaha bangkit dengan berpegang pada pohon di sekitar sana.Ameera tak kuasa menahan diri, mengambil ponsel dan menelepon, Down untuk menjemputnya.Telepon pun berdering selama beberapa saat, terdengar suara parau khas orang yang baru terbangun."Hmm katakan, ada apa!" Dengan mata tertutup, Down menjawab panggilan dari, Ameera.Ameera, mengatur nafasnya dan berusaha setenang mungkin. Namun, jika teringat dirinya akan mati dimakan harimau tiba-tiba sedikit emosi."Kapan rencana kita akan dimulai? Aku sudah tidak sabar untuk membalas dendam.""Kita akan segera bergerak secepatnya. Ya sudah j
Hari ini, Ameera telah resmi bergabung dengan perusahaan AdamS Company. Tapi, pada saat itu, Ameera masih belum bertemu dengan, Rich. Karena saat in, Rich sedang berada di luar pulau."Selamat bergabung, Ameera. Semoga kita bisa bekerja sama dalam menjalankan misi kali ini. Dan saya harap kamu setia dan tidak berkhianat, karena jika kau berkhianat dan balik menyerang kami. Akan aku pastikan nyawamu sebagai jaminannya." Seketika, Ameera menelan ludahnya. Bukan karena dia takut dengan ancaman, down. Tapi, dia hanya tidak menyangka jika, Down sangat tegas."Siap, tuan." Dengan sigap, Ameera memberi hormat."Baik. Hari ini tugas kamu, hanya membaca dan memahami strategi yang akan kita buat. Jika kamu mempunyai ide atau pendapat, kamu bisa menghubungi saya di nomor itu." Dengan cepat, Ameera mengangguk tanda dia mengerti dengan apa yang dikatakan, down."Terima kasih. Kalau begitu saya permisi dulu." Setelah sampai di ruangannya segera, Ameera membuka dan memb
Sementara AdamS Company, sedang mengadakan konferensi pers bersama para sekutunya. Mereka semua sedang merencanakan sebuah strategi dan juga berencana untuk menyusup ke perusahaan Colorpark Company."Bagaimana apa di antara kalian ada yang mempunyai ide, untuk misi kita menyerang, perusahaan Coloroark Company!!" Semua orang terdiam, mereka merasa takut jika harus menyerang melawan, Ansel karena kemungkinan 80% mereka akan kalah."Kenapa semua diam, apa kalian takut!!" Semua orang kembali diam dengan wajah yang tertunduk, dan mereka sedang sibuk dengan pikirannya masing-masing."Pengecut, kalian semua pengecut. Jadi untuk apa kalian datang ke konferensi pers ini, jika kalian sama sekali tidak ingin membantuku." Semua orang terlihat sedikit gemetar, karena melihat, Rich sudah sangat emosi. Tapi, ada satu orang dari perusahaan sekutu yang angkat bicara."Maafkan kami, pak Rich. Bukan maksud kami untuk berdiam diri, tapi, anda sendiri tahu jika perusahaan kam
AdamS Company.Rich, terlihat sangat marah. Karena data rahasia kantor sudah berhasil dibobol dan dicuri pihak lawan."Bagaimana bisa, dalam waktu kurang dari tiga jam, AdamS Company sudah merugi hingga 12 miliar. Sebenarnya kalian ini kerja apa hah, kenapa ada penyusup yang berhasil menyabotase data-data perusahaan!!" Dengan marah, Rich melempar apapun yang ada atas meja kerjanya."Maafkan kami tuan, karena saat itu sistem di perusahaan mendadak eror, jadi kami tidak bisa mencegah terjadinya pembobolan data perusahaan." Karyawan bagian ITE, dengan sedikit gemetar melihat, Rich yang sedang mengamuk."Dasar bodoh, kalian memang bodoh. Untuk apa aku membayar kalian mahal-mahal jika, untuk masalah sebesar ini kalian tidak bisa mengatasinya." Semua anggota ITE dibuat, takut dan gemetar."Tenang, Rich, aku yakin ini pasti ada hubungannya dengan, Ansel. Siapa lagi yang mampu membuat satu perusahaan merugi dalam waktu singkat." Down berpikir jika masalah
Tutup mulutmu. Aku tahu taktik murahanmu itu, jadi jangan coba-coba untuk menjebak ku." Dengan tidak terima, Ansel, dengan cepat menutup mulut wanita itu tanpa memperdulikan tubuhnya yang polos."Cepat katakan, siapa kamu sebenarnya?" Ansel bertanya untuk yang kesekian kalinya."Saya adalah, Ameera Putri intan, tuan." Dengan cepat Ameera menjawab, tapi, justru membuat, Ansel, sangat marah hingga hampir memukul, Ameera."Jangan buat kesabaran ku habis, cepat katakan siapa yang menyuruhmu?" Dengan wajah yang merah menahan amarah, Ansel bertanya kembali."Saya tidak mengerti apa yang tuan katakan, semalam saat saya sedang berjalan tiba-tiba, anda datang dan menggendong saya kemari." Ameera berkata dengan mengusap hidungnya yang mulai mengeluarkan air mata."Cihh, tidak berguna. Cepat pergi dari hadapanku, dan ingat jangan pernah menunjukkan wajahmu itu di depanku lagi, jika tidak ka