Hari ini, Ameera telah resmi bergabung dengan perusahaan AdamS Company. Tapi, pada saat itu, Ameera masih belum bertemu dengan, Rich. Karena saat in, Rich sedang berada di luar pulau.
"Selamat bergabung, Ameera. Semoga kita bisa bekerja sama dalam menjalankan misi kali ini. Dan saya harap kamu setia dan tidak berkhianat, karena jika kau berkhianat dan balik menyerang kami. Akan aku pastikan nyawamu sebagai jaminannya." Seketika, Ameera menelan ludahnya. Bukan karena dia takut dengan ancaman, down. Tapi, dia hanya tidak menyangka jika, Down sangat tegas.
"Siap, tuan." Dengan sigap, Ameera memberi hormat.
"Baik. Hari ini tugas kamu, hanya membaca dan memahami strategi yang akan kita buat. Jika kamu mempunyai ide atau pendapat, kamu bisa menghubungi saya di nomor itu." Dengan cepat, Ameera mengangguk tanda dia mengerti dengan apa yang dikatakan, down.
"Terima kasih. Kalau begitu saya permisi dulu." Setelah sampai di ruangannya segera, Ameera membuka dan membaca informasi yang, Down berikan.
"Jadi ternyata, pak Ansel, itu mafia. Dan dia sudah mendapatkan gelar si raja iblis terkuat di Asia." Mata Ameera melotot karena, mulai sekarang dia akan berhadapan dengan, Ansel si mafia kejam mantan bos besarnya.
"Astaga. Selama aku bekerja di perusahaan Colorpark Company. Mana pernah aku mendengar ataupun mengetahui berita ini, aduh jika sudah seperti ini aku harus bagaimana!!" Pikiran, Ameera, dibuat runyam antara balas dendam atau tidak.
"Jika sudah seperti ini, maju kena, mundur juga kena. Jadi mau tidak mau aku harus melakukannya ingat, Ameera, kamu harus membalaskan dendammu pada, Ansel, si beruang kutub." Dengan sedikit kurang percaya diri, Ameera menyemangati dirinya.
Sedikit demi sedikit, Ameera sudah berhasil mempelajari apa rencana, Down dan pasukannya. Dan saat ini, Ameera sudah mengerti apa tugasnya di anggota Intel.
"Hahhh, Ini sih mudah saja. Namun, aku harus bisa lebih dulu masuk dan membuat, Ansel, simpati padaku. Lalu setelah itu baru aku menyerangnya secara langsung." Dengan senyum mengejek, Ameera langsung memberikan, Down sebuah informasi.
"Nah, siap. Aku tinggal nunggu, Down setuju dengan rencana ku atau tidak." Tidak terasa waktu sudah menunjukkan jam makan siang. Saat itu secara tidak sengaja, Ameera bertemu dengan, Ansel. Yang kebetulan sedang berada di cafe tempat, Ameera sedang makan siang.
"Itu kan, pak Ansel. Sedang apa dia disana dan siapa orang yang ada di sampingnya!!" Dengan perasaan ingin tahu, Ameera mencoba menguping. Dengan wajah yang ditutupi buku menu.
"Begini aku hanya ingin membuat mereka jera dan juga tunduk padaku. Selebihnya terserah kalian saja," Ameera mendengar jelas apa yang Ansel katakan. Namun, tanpa Ameera ketahui, Ansel sudah lebih dulu membaca gerak-gerik yang Ameera buat.
"Baik, pak Ansel. Jadi kita harus menyerang AdamS Company malam ini juga." Seorang pria berkata dengan kode mata. Jika mereka sedang bermain sandiwara.
"Bagus, aku sudah merekam pembicaraan mereka. Jadi aku tinggal kirim bukti rekaman ini pada, Down." Dengan cepat Ameera menekan tombol di ponselnya. Dan mengirim rekaman yang dia dapat pada, Down.
Di saat Ameera sedang mengirim bukti rekaman. Tiba-tiba dia merasa jika seseorang sedang memandangnya dengan tatapan ingin membunuh.
Setelah mendapatkan bukti, dengan cepat, Ameera pergi. Walaupun ada sedikit ketakutan dalam dirinya tapi, Ameera mampu melewati sebuah mata yang menatapnya tajam.
"Haaaah. Syukurlah semoga saja, pak Ansel tidak mengenalku. Dan aku harus segera pergi sebelum mereka datang mencari ku." Tapi, sungguh disayangkan sebelum, Ameera pergi. Seorang bodyguard berhasil menghalanginya dan menangkapnya.
"Mau pergi kemana, nona?" Tanya seorang pria yang memiliki tubuh besar dan wajah yang sangat menyeramkan.
"Si-siapa kalian!! Minggir dari jalanku, aku tidak punya urusan denganmu." Saat, Ameera hendak pergi, tiba-tiba sebuah tangan besar menariknya dan memasukannya kedalam mobil.
"Ayo cepat ikut kami," Jantung, Ameera berdetak lebih cepat. Karena dirinya sangat takut dan cemas saat keempat pria bertubuh besar membawanya pergi.
"Tuan, anda mau bawa saya kemana?" Tanya, Ameera dengan kedua tangannya di ikat.
******
Markas bawah tanah.
Tubuh, Ameera dilempar hingga tersungkur di depan sebuah kandang yang besar. Disana banyak sisa darah segar yang masih tercium bau amis, dan juga banyak tulang belulang yang berserakan di dekat kandang.
"Di-dimana aku berada, kenapa disini sungguh menyeramkan." Gumam, Ameera dalam hati.
"Hey kalian, lepaskan aku. Tolong lepaskan." Di ruangan yang gelap dan hanya mengandalkan sebuah obor yang ada di tembok-tembok gua. Ameera ditinggal sendiri dengan tangan yang masih terikat.
"Kurang ajar, dasar kalian pengecut. Apa kalian tidak malu dengan tubuh kalian yang besar, dan seram. Kenapa kalian hanya berani menindas kaum wanita yang lemah," Saat, Ameera sedang mengucapkan sumpah serapah. Tiba-tiba dari dalam kandang muncul 3 sosok yang besar dan dan menakutkan. Seketika mata, Ameera membulat dan jantungnya pun berhenti berdetak selama beberapa detik.
"A-apa itu? Ya Tuhan makhluk apa itu, kenapa sungguh menyeramkan." Seketika darah dalam tubuh, Ameera mendadak beku. Wajah dan tangannya berubah menjadi dingin, saat salah satu harimau datang dan berusaha menjebol kandang.
Tapi, saat itu kebetulan, Ansel, datang semua harimau tertunduk dan berhenti memberontak.
"Tenang sayang, jika kau menginginkannya maka kalian akan segera mendapatkannya." Terlihat, Ansel datang dan mengelus-elus kepala ketiga harimau di dalam kandang.
"Pak Ansel. Tolong lepaskan saya, apa mau anda sampai menculik saya!!" Ameera berkata dengan bibir yang bergetar menahan rasa takut.
"Heehh. Selain kamu itu licik ternyata kau itu termasuk orang paling bodoh di dunia." Ansel, berdecak tanpa melihat wajah, Ameera yang sedang khawatir.
"Maksud anda bagaimana, tuan." Tanya, Ameera dengan berpura-pura tidak tahu.
"Aku kagum padamu, selain kamu itu licik ternyata nyalimu sungguh besar. Tapi, itu semua tidak akan cukup untuk melawanku." Dengan melipat kedua tangannya. Ansel, memandang jijik pada tubuh Ameera yang sedang bersimpuh di lantai dengan keadaan tangan terikat.
"Aku sama sekali tidak mengerti apa yang anda katakan, tuan." Ameera, terus saja berbohong dan menutupi rencananya. Yang sudah di ketahui oleh, Ansel.
"Jadi begitu ya, baiklah. Leon, Mark, dan Lizard sayang. Apa kalian sudah lapar!!" Tanya Ansel, membuat ketiga hewan kesayangannya mengaum. Dan mengeluarkan air liur dari mulutnya.
Ameera semakin ketakutan dan tidak pernah menyangka jika, CEO kesayangan mereka dulu. Ternyata sangat kejam dan tidak mempunyai hati sedikit pun.
"Taun Ansel. Percayalah aku sungguh-sungguh tidak mengerti dengan apa yang anda katakan? Tolong lepaskan saya tuan. Saya berjanji tidak akan pernah muncul di hadapan anda lagi." Ameera memohon dengan sangat iba. Dalam hatinya berpikir dia tidak ingin mati lebih cepat sebelum membalas dendamnya.
"Baiklah. Kali ini aku akan melepaskanmu tapi, jika kau berani muncul di hadapanku. Apalagi jika kau masih berani ingin melawanku maka, jangan harap aku akan melepaskan nyawamu." Tidak lama setelah itu, kedua pria bertubuh besar. Menarik dan menutup matanya dengan sebuah kain hingga, Ameera tidak bisa melihat apapun.
"Bawa dia dan tinggalkan di perempatan dekat hutan. Biarkan wanita itu pulang sendiri," Dengan sigap kedua pria bertubuh besar langsung melaksanakan tugasnya. Tubuh, Ameera di tarik dan kepalanya pun terasa sangat pusing dan mual. Pergelangan tangannya terasa sangat sakit karena masih terikat oleh tali yang sangat kuat.
Saat tiba di perempatan yang, Ansel katakan. Ikatan pada tangannya di buka dan kain penutup matanya pun dilepas. Setelah itu tubuh, Ameera dilempar dari dalam mobil hingga terjatuh di atas rumput.
"Sialan, awas kalian. Aku akan membalas kalian 10 kali lipat dari ini." Ameera berusaha bangkit dengan berpegang pada pohon di sekitar sana.Ameera tak kuasa menahan diri, mengambil ponsel dan menelepon, Down untuk menjemputnya.Telepon pun berdering selama beberapa saat, terdengar suara parau khas orang yang baru terbangun."Hmm katakan, ada apa!" Dengan mata tertutup, Down menjawab panggilan dari, Ameera.Ameera, mengatur nafasnya dan berusaha setenang mungkin. Namun, jika teringat dirinya akan mati dimakan harimau tiba-tiba sedikit emosi."Kapan rencana kita akan dimulai? Aku sudah tidak sabar untuk membalas dendam.""Kita akan segera bergerak secepatnya. Ya sudah j
"Ameera, cepat serang mereka. Aku yakin kamu pasti bisa," Down, semakin cepat melajukan mobilnya, sambil sesekali melirik dan memberi semangat kepercayaan pada, Ameera."Aku akan mencobanya, Down." Ameera langsung bersiap mengarahkan senjata apinya, kesalah satu mobil Jeep yang berada di dekatnya.Dorr,, Dorr,, Dorr."Aaaa, astaga kalian ini tidak ada sabarnya sedikitpun. Baiklah 1, 2, 3." Dengan sedikit gemetar, Ameera mulai menarik pedal pada pistolnya. Tidak lama kemudian terdengar suara tembakan yang disertai percikan api.Dorr, Dorr,, Dorr.Bruug,, Boom,, Duaarrrr.Mobil Jeep musuh berhasil menabrak sebuah pohon besar. Kemudian meledak dan hancur tak tersisa. Peluru yan
"Apa kau, tidak malu dengan tubuh mu yang besar ini!" Tanya, Ameera sambil menyenggol tangan, Down dengan sedikit mengejeknya."Sudah hentikan. Sekarang kita harus bisa berpikir bagaimana cara kita membalas dan menyerang mereka malam ini!""Apa kau yakin! Mm maksudku apa kau yakin akan bergerak tanpa menunggu, Rich terlebih dahulu?""Kau tenang saja, Rich akan segera tiba sebentar lagi. Jadi kita tidak akan bergerak tanpa ada serigala di samping kita." Ameera, mendengus dingin ketika mendengar, Down berkata dengan mata genitnya."Cih, kondisikan matamu itu. Apa kau mau matamu aku colok!" Seketika, Down bergidik ketika gadis cantik yang terlihat lucu, ternyata mempunyai sisi kejam."Tidak, tidak. Kau ini masa aku tidak boleh bermanja sedikit saja padamu!" Down, mengerucutkan bibirnya. Namun, terlihat menggemaskan di mata, Ameera."Dih kau ini, aku jadi gemes." Pekik, Ameera sambil mencubit tangan Down.Sementara di mansion,
"Kenapa pesawat yang membawa, Rich masih belum tiba. Ini sudah lewat lima menit, apa terjadi sesuatu pada pesawatnya. Tidak,, tidak aku tidak boleh berpikir seperti itu, mungkin Rich mengganti jadwal penerbangannya. Jadi pesawatnya terlambat sedikit." Down, sedikit khawatir. Dan otaknya berperang dengan hal-hal yang mungkin saja terjadi. Akhirnya setelah menunggu kurang lebih dua jam. Pesawat yang membawa, Rich sudah tiba dengan selamat."Rich, sini!" Pekik, Down sambil terus melambaikan tangan di pintu keluar. Saat mendengar namanya dipanggil, Rich langsung bergegas menuju ke arah, Down."Apa kabar, Down!" Rich, bertanya seraya memukul pundak, Down."Aku baik. Oia kenapa pesawat mu terlambat?" Tanya, Down penasaran."Tadi saat di perjalanan, tiba-tiba cuaca buruk
Flashback off."Jadi begitulah kejadiannya tuan," "Baik. Jika begitu perintahkan orang-orang mu untuk bersiap dan waspada jika nanti, Rich mengibarkan bendera perang." Terlihat dari mimik wajah, Ansel yang sudah tidak sabar untuk segera berhadapan langsung dengan orang yang paling dia benci di dunia ini."Siap, tuan."**Sementara di club' malam, terlihat segerombolan orang berdasi sedang meneguk minuman beralkohol dengan ditemani wanita malam yang sangat seksi dan menggoda."Selamat datang, tuan Rich. Akhirnya anda sudah kembali," sapa salah seorang pria berdasi dengan menjabat tangan, Rich disana."Terima kasih, silahkan nikmati pesta malam ini. Dan untuk kalian semua pesan saja apapun yang kalian inginkan. Malam ini semuanya aku yang bayar," semua orang bersorak gembira karena malam ini mereka bisa minum tanpa harus merogoh kocek. "Selamat ya, pak Rich atas kembalinya anda. Pak Rich, memang sangat royal dan dermawan. Sampai-sampai anda berke
Malam ini, Ansel, diundang untuk menghadiri pesta peresmian, gedung di kota A. Saat itu seorang wanita, datang memberikan, Ansel, segelas red wine yang sudah dicampur obat afrodisiak, untuk membuat Ansel kehilangan kendali. Dan mereka akan memanfaatkan situasi itu untuk menghancurkan reputasi Ansel di mata dunia."Permisi, tuan." Seorang pelayan memberikan, Ansel, segelas red wine."Terima kasih." Tanpa berfikir, Ansel, menerima dan meneguk minuman yang diberikan pelayan di pesta.Tidak berselang lama, tubuh Ansel, terasa sangat panas, dan sedikit gatal."Ada apa ini, kenapa tubuhku terasa sangat, aneh!!" Ansel, bergumam saat merasakan hawa dalam tubuhnya mulai terasa aneh. Situasi, Ansel, saat itu berhasil di intai oleh pihak musuh, yang dengan sengaja ingin membuat reputasi Ansel hancur di mata publik dan dunia."Sepertinya tubuh, Ansel, sudah mulai merasakan gairah." Rich, ber
Tutup mulutmu. Aku tahu taktik murahanmu itu, jadi jangan coba-coba untuk menjebak ku." Dengan tidak terima, Ansel, dengan cepat menutup mulut wanita itu tanpa memperdulikan tubuhnya yang polos."Cepat katakan, siapa kamu sebenarnya?" Ansel bertanya untuk yang kesekian kalinya."Saya adalah, Ameera Putri intan, tuan." Dengan cepat Ameera menjawab, tapi, justru membuat, Ansel, sangat marah hingga hampir memukul, Ameera."Jangan buat kesabaran ku habis, cepat katakan siapa yang menyuruhmu?" Dengan wajah yang merah menahan amarah, Ansel bertanya kembali."Saya tidak mengerti apa yang tuan katakan, semalam saat saya sedang berjalan tiba-tiba, anda datang dan menggendong saya kemari." Ameera berkata dengan mengusap hidungnya yang mulai mengeluarkan air mata."Cihh, tidak berguna. Cepat pergi dari hadapanku, dan ingat jangan pernah menunjukkan wajahmu itu di depanku lagi, jika tidak ka
AdamS Company.Rich, terlihat sangat marah. Karena data rahasia kantor sudah berhasil dibobol dan dicuri pihak lawan."Bagaimana bisa, dalam waktu kurang dari tiga jam, AdamS Company sudah merugi hingga 12 miliar. Sebenarnya kalian ini kerja apa hah, kenapa ada penyusup yang berhasil menyabotase data-data perusahaan!!" Dengan marah, Rich melempar apapun yang ada atas meja kerjanya."Maafkan kami tuan, karena saat itu sistem di perusahaan mendadak eror, jadi kami tidak bisa mencegah terjadinya pembobolan data perusahaan." Karyawan bagian ITE, dengan sedikit gemetar melihat, Rich yang sedang mengamuk."Dasar bodoh, kalian memang bodoh. Untuk apa aku membayar kalian mahal-mahal jika, untuk masalah sebesar ini kalian tidak bisa mengatasinya." Semua anggota ITE dibuat, takut dan gemetar."Tenang, Rich, aku yakin ini pasti ada hubungannya dengan, Ansel. Siapa lagi yang mampu membuat satu perusahaan merugi dalam waktu singkat." Down berpikir jika masalah
Flashback off."Jadi begitulah kejadiannya tuan," "Baik. Jika begitu perintahkan orang-orang mu untuk bersiap dan waspada jika nanti, Rich mengibarkan bendera perang." Terlihat dari mimik wajah, Ansel yang sudah tidak sabar untuk segera berhadapan langsung dengan orang yang paling dia benci di dunia ini."Siap, tuan."**Sementara di club' malam, terlihat segerombolan orang berdasi sedang meneguk minuman beralkohol dengan ditemani wanita malam yang sangat seksi dan menggoda."Selamat datang, tuan Rich. Akhirnya anda sudah kembali," sapa salah seorang pria berdasi dengan menjabat tangan, Rich disana."Terima kasih, silahkan nikmati pesta malam ini. Dan untuk kalian semua pesan saja apapun yang kalian inginkan. Malam ini semuanya aku yang bayar," semua orang bersorak gembira karena malam ini mereka bisa minum tanpa harus merogoh kocek. "Selamat ya, pak Rich atas kembalinya anda. Pak Rich, memang sangat royal dan dermawan. Sampai-sampai anda berke
"Kenapa pesawat yang membawa, Rich masih belum tiba. Ini sudah lewat lima menit, apa terjadi sesuatu pada pesawatnya. Tidak,, tidak aku tidak boleh berpikir seperti itu, mungkin Rich mengganti jadwal penerbangannya. Jadi pesawatnya terlambat sedikit." Down, sedikit khawatir. Dan otaknya berperang dengan hal-hal yang mungkin saja terjadi. Akhirnya setelah menunggu kurang lebih dua jam. Pesawat yang membawa, Rich sudah tiba dengan selamat."Rich, sini!" Pekik, Down sambil terus melambaikan tangan di pintu keluar. Saat mendengar namanya dipanggil, Rich langsung bergegas menuju ke arah, Down."Apa kabar, Down!" Rich, bertanya seraya memukul pundak, Down."Aku baik. Oia kenapa pesawat mu terlambat?" Tanya, Down penasaran."Tadi saat di perjalanan, tiba-tiba cuaca buruk
"Apa kau, tidak malu dengan tubuh mu yang besar ini!" Tanya, Ameera sambil menyenggol tangan, Down dengan sedikit mengejeknya."Sudah hentikan. Sekarang kita harus bisa berpikir bagaimana cara kita membalas dan menyerang mereka malam ini!""Apa kau yakin! Mm maksudku apa kau yakin akan bergerak tanpa menunggu, Rich terlebih dahulu?""Kau tenang saja, Rich akan segera tiba sebentar lagi. Jadi kita tidak akan bergerak tanpa ada serigala di samping kita." Ameera, mendengus dingin ketika mendengar, Down berkata dengan mata genitnya."Cih, kondisikan matamu itu. Apa kau mau matamu aku colok!" Seketika, Down bergidik ketika gadis cantik yang terlihat lucu, ternyata mempunyai sisi kejam."Tidak, tidak. Kau ini masa aku tidak boleh bermanja sedikit saja padamu!" Down, mengerucutkan bibirnya. Namun, terlihat menggemaskan di mata, Ameera."Dih kau ini, aku jadi gemes." Pekik, Ameera sambil mencubit tangan Down.Sementara di mansion,
"Ameera, cepat serang mereka. Aku yakin kamu pasti bisa," Down, semakin cepat melajukan mobilnya, sambil sesekali melirik dan memberi semangat kepercayaan pada, Ameera."Aku akan mencobanya, Down." Ameera langsung bersiap mengarahkan senjata apinya, kesalah satu mobil Jeep yang berada di dekatnya.Dorr,, Dorr,, Dorr."Aaaa, astaga kalian ini tidak ada sabarnya sedikitpun. Baiklah 1, 2, 3." Dengan sedikit gemetar, Ameera mulai menarik pedal pada pistolnya. Tidak lama kemudian terdengar suara tembakan yang disertai percikan api.Dorr, Dorr,, Dorr.Bruug,, Boom,, Duaarrrr.Mobil Jeep musuh berhasil menabrak sebuah pohon besar. Kemudian meledak dan hancur tak tersisa. Peluru yan
"Sialan, awas kalian. Aku akan membalas kalian 10 kali lipat dari ini." Ameera berusaha bangkit dengan berpegang pada pohon di sekitar sana.Ameera tak kuasa menahan diri, mengambil ponsel dan menelepon, Down untuk menjemputnya.Telepon pun berdering selama beberapa saat, terdengar suara parau khas orang yang baru terbangun."Hmm katakan, ada apa!" Dengan mata tertutup, Down menjawab panggilan dari, Ameera.Ameera, mengatur nafasnya dan berusaha setenang mungkin. Namun, jika teringat dirinya akan mati dimakan harimau tiba-tiba sedikit emosi."Kapan rencana kita akan dimulai? Aku sudah tidak sabar untuk membalas dendam.""Kita akan segera bergerak secepatnya. Ya sudah j
Hari ini, Ameera telah resmi bergabung dengan perusahaan AdamS Company. Tapi, pada saat itu, Ameera masih belum bertemu dengan, Rich. Karena saat in, Rich sedang berada di luar pulau."Selamat bergabung, Ameera. Semoga kita bisa bekerja sama dalam menjalankan misi kali ini. Dan saya harap kamu setia dan tidak berkhianat, karena jika kau berkhianat dan balik menyerang kami. Akan aku pastikan nyawamu sebagai jaminannya." Seketika, Ameera menelan ludahnya. Bukan karena dia takut dengan ancaman, down. Tapi, dia hanya tidak menyangka jika, Down sangat tegas."Siap, tuan." Dengan sigap, Ameera memberi hormat."Baik. Hari ini tugas kamu, hanya membaca dan memahami strategi yang akan kita buat. Jika kamu mempunyai ide atau pendapat, kamu bisa menghubungi saya di nomor itu." Dengan cepat, Ameera mengangguk tanda dia mengerti dengan apa yang dikatakan, down."Terima kasih. Kalau begitu saya permisi dulu." Setelah sampai di ruangannya segera, Ameera membuka dan memb
Sementara AdamS Company, sedang mengadakan konferensi pers bersama para sekutunya. Mereka semua sedang merencanakan sebuah strategi dan juga berencana untuk menyusup ke perusahaan Colorpark Company."Bagaimana apa di antara kalian ada yang mempunyai ide, untuk misi kita menyerang, perusahaan Coloroark Company!!" Semua orang terdiam, mereka merasa takut jika harus menyerang melawan, Ansel karena kemungkinan 80% mereka akan kalah."Kenapa semua diam, apa kalian takut!!" Semua orang kembali diam dengan wajah yang tertunduk, dan mereka sedang sibuk dengan pikirannya masing-masing."Pengecut, kalian semua pengecut. Jadi untuk apa kalian datang ke konferensi pers ini, jika kalian sama sekali tidak ingin membantuku." Semua orang terlihat sedikit gemetar, karena melihat, Rich sudah sangat emosi. Tapi, ada satu orang dari perusahaan sekutu yang angkat bicara."Maafkan kami, pak Rich. Bukan maksud kami untuk berdiam diri, tapi, anda sendiri tahu jika perusahaan kam
AdamS Company.Rich, terlihat sangat marah. Karena data rahasia kantor sudah berhasil dibobol dan dicuri pihak lawan."Bagaimana bisa, dalam waktu kurang dari tiga jam, AdamS Company sudah merugi hingga 12 miliar. Sebenarnya kalian ini kerja apa hah, kenapa ada penyusup yang berhasil menyabotase data-data perusahaan!!" Dengan marah, Rich melempar apapun yang ada atas meja kerjanya."Maafkan kami tuan, karena saat itu sistem di perusahaan mendadak eror, jadi kami tidak bisa mencegah terjadinya pembobolan data perusahaan." Karyawan bagian ITE, dengan sedikit gemetar melihat, Rich yang sedang mengamuk."Dasar bodoh, kalian memang bodoh. Untuk apa aku membayar kalian mahal-mahal jika, untuk masalah sebesar ini kalian tidak bisa mengatasinya." Semua anggota ITE dibuat, takut dan gemetar."Tenang, Rich, aku yakin ini pasti ada hubungannya dengan, Ansel. Siapa lagi yang mampu membuat satu perusahaan merugi dalam waktu singkat." Down berpikir jika masalah
Tutup mulutmu. Aku tahu taktik murahanmu itu, jadi jangan coba-coba untuk menjebak ku." Dengan tidak terima, Ansel, dengan cepat menutup mulut wanita itu tanpa memperdulikan tubuhnya yang polos."Cepat katakan, siapa kamu sebenarnya?" Ansel bertanya untuk yang kesekian kalinya."Saya adalah, Ameera Putri intan, tuan." Dengan cepat Ameera menjawab, tapi, justru membuat, Ansel, sangat marah hingga hampir memukul, Ameera."Jangan buat kesabaran ku habis, cepat katakan siapa yang menyuruhmu?" Dengan wajah yang merah menahan amarah, Ansel bertanya kembali."Saya tidak mengerti apa yang tuan katakan, semalam saat saya sedang berjalan tiba-tiba, anda datang dan menggendong saya kemari." Ameera berkata dengan mengusap hidungnya yang mulai mengeluarkan air mata."Cihh, tidak berguna. Cepat pergi dari hadapanku, dan ingat jangan pernah menunjukkan wajahmu itu di depanku lagi, jika tidak ka