Tutup mulutmu. Aku tahu taktik murahanmu itu, jadi jangan coba-coba untuk menjebak ku." Dengan tidak terima, Ansel, dengan cepat menutup mulut wanita itu tanpa memperdulikan tubuhnya yang polos.
"Cepat katakan, siapa kamu sebenarnya?" Ansel bertanya untuk yang kesekian kalinya.
"Saya adalah, Ameera Putri intan, tuan." Dengan cepat Ameera menjawab, tapi, justru membuat, Ansel, sangat marah hingga hampir memukul, Ameera.
"Jangan buat kesabaran ku habis, cepat katakan siapa yang menyuruhmu?" Dengan wajah yang merah menahan amarah, Ansel bertanya kembali.
"Saya tidak mengerti apa yang tuan katakan, semalam saat saya sedang berjalan tiba-tiba, anda datang dan menggendong saya kemari." Ameera berkata dengan mengusap hidungnya yang mulai mengeluarkan air mata.
"Cihh, tidak berguna. Cepat pergi dari hadapanku, dan ingat jangan pernah menunjukkan wajahmu itu di depanku lagi, jika tidak kau harus berani menanggung konsekuensinya." Ansel, akhirnya menyerah untuk bertanya pada Ameera. Tapi, bukan, Ansel namanya jika tidak memata-matai, Ameera.
"Tapi tuan, bagaimana saya pergi, baju saya rusak dan robek?" Dengan takut, Ameera, berkata seperti itu.
"Selain kau ini cerdik, ternyata kau itu pandai memanfaatkan suasana." Dengan cepat Ansel menyuruh, Lee untuk membawakan satu set pakaian wanita.
"Halo, Lee. Cepat kau datang ke kamar nomor 159, dan bawakan satu set pakaian wanita, sekarang." Sebelum, Lee menjawab telepon sudah lebih dulu, Ansel tutup.
"Apa? tuan Ansel, sedang berada di hotel dengan seorang wanita!! Apa pendengaranku salah atau tuan, Ansel yang mengigau." Tanpa berpikir panjang, Lee langsung pergi ke tempat yang, Ansel katakan.
Setelah setengah jam, Lee datang dan memberikan satu set pakaian kepada, Ansel.
"Ini pakai dan cepat pergi." Dengan cepat, Ameera, meraih pakaian yang diberikan, Ansel, dan langsung memakainya.
Secepat kilat, Ameera pergi meninggalkan Ansel, yang sedang sibuk di kamar mandi.
"Aku harus segera pergi, mumpung beruang kutub itu sedang mandi." Saat, Ansel, keluar sosok Ameera sudah tidak ada disana. Tidak lama setelah itu, Lee datang dengan wajah yang berseri-seri.
"Ada apa dengan wajahmu?" Tanya, Ansel, dengan melihat laporan penyelidikan dari, Lee.
"Tidak, tuan. Mm semalam saya dan pasukan, sudah mencari tahu siapa dalang yang sudah menjebak tuan." Lee, langsung memberikan bukti dari rekaman cctv yang mereka dapat saat, pesta semalam.
"Kurang ajar, rupanya ini semua perbuatan Rich dan asistennya. Cepat perintahkan pasukan untuk menyabotase perusahaan mereka, buat mereka hancur dan jangan sisakan harta mereka satu sen pun." Dengan tegas, Ansel, memberi perintah pada, Lee dan dengan cepat, Lee mulai mengerjakan apa yang, Ansel minta.
"Siap tuan. Saya dan pasukan, akan menjalankan misi ini dengan sangat rapi." Lee, terlihat sangat bangga dengan, Ansel, yang bergerak dengan cepat dan semua keputusannya sangat patut di contoh.
Hari sudah berganti tapi, Ameera, masih sangat syok dan ketakutan dengan ancaman yang, Ansel berikan.
"Aku harus bagaimana ini, haruskah aku berhenti bekerja di sana. Tapi, jika aku berhenti bagaimana aku hidup!!" Dengan bingung, Ameera berjalan ke arah sepatu kerjanya.
"Tenang, Ameera, sementara ini lakukan apa yang seharusnya kau lakukan, Semangat." Dengan sedikit menahan rasa takutnya, Ameera, mulai melangkah pergi untuk bekerja di perusahaan milik, Ansel.
Saat di perjalanan, Ameera, baru teringat jika dirinya sudah tidak gadis lagi, dan dia baru saja melakukan one night stand bersama, Ansel CEO terhebat di negara Asia.
"Astaga, aku baru ingat. Kemarin malam aku sudah melakukan, cinta satu malam dengan, pak Ansel, aku tidak mau jika aku hamil. Pokoknya aku harus segera pergi ke rumah sakit untuk melakukan suntik KB." Saat, Ameera, hendak pergi ke rumah sakit, saat itu bus yang, Ameera tumpangi sudah tiba di halte kantor.
"Ya ampun, ternyata sudah tiba. Tumben ini bus berjalan sangat cepat!!" Dengan langkah besar, Ameera, berjalan ke arah gedung kantor Colorpak Company.
Seperti biasa pagi ini, Ansel, sudah rapi dengan setelan kemeja putih, dibalut jas biru yang sangat kontras dengan kulitnya yang bersih. Dengan dikawal oleh, Lee dan juga bodyguard, Ansel pergi kekantor.
"Lee, bagaimana investigasi pasukan mu dalam misi menyabotase, perusahaan Rich?" Ansel, bertanya dengan mata yang masih tetap fokus ke laptopnya.
"Sementara ini, semua masih dalam misi membobol data yang dimiliki perusahaan AdamS Company. Semua anggota ITE, masih bekerja keras untuk merekap data yang berhasil mereka dapat." Ansel, terlihat menyungging senyum, tanda dirinya sangat puas dengan hasil kerja, Lee.
"Pastikan, AdamS Company mati dengan meninggalkan banyak hutang padaku. Buat presdir mereka tunduk dan kehilangan harga dirinya." Dengan cepat, Lee mengangguk mengerti dengan apa yang, Ansel mau.
Setelah menempuh perjalanan selama dua puluh menit akhirnya, Ansel, tiba di gedung terbesar dan termegah di Asia.
Colorpark Company.
Semua orang tertunduk hormat saat, Ansel, masuk ke perusahaan.
"Selamat pagi, pak Ansel!!" Semua orang menyambut dengan antusias, saat CEO kesayangan mereka tiba di perusahaan.
"Pagi." Ansel, hanya tersenyum untuk membalas sapaan dari semua karyawannya.
Dengan langkah besar, Ansel menuju lift khusus Presdir. Saat hendak masuk ke dalam lift, tidak sengaja ekor mata, Ansel melihat, Ameera yang sedang menyapu koridor, seketika kemarahan dari dalam tubuh, Ansel keluar.
"Sedang apa gadis itu disini!!" Ansel bergumam dalam hati, dengan mengepalkan tangannya sendiri.
"Lee, cari tahu tentang gadis yang semalam tidur denganku." Saat, Lee hendak menjawab, tiba-tiba pintu lift terbuka. Hingga, Ansel dengan cepat keluar meninggalkannya yang masih mencerna pikiran.
"Maaf, tuan Ansel gadis seperti apa yang anda maksud?" Ansel mendengus dingin, saat Lee, bertanya tentang Ameera. Pandangannya menjadi sangat dingin hingga suhu ruangan di sana terasa seperti sedang dilanda salju.
"Ma,, maksud saya, saya akan segera mencarinya." Mengungkit hal itu, Lee sedikit merasa menyesal dan gemetar saat, Ansel memandang dengan mata yang tajam penuh amarah.
"Cari tahu, dan bawa informasinya saat jam pulang kantor." Dengan cepat, Lee mengangguk dan pergi, sebelum dirinya salah bicara lagi dan membuatnya harus kehilangan kepalanya.
"Baik, tuan." Setelah kepergian, Lee, Ansel mulai membaca semua data laporan yang dikirim oleh pasukan Lee, untuk menyabotase AdamS Company.
"Kurang ajar. Ternyata selama ini ada perusahaan sekutu yang diam-diam berkhianat dan membantu, Rich, untuk menyerang ku." Dengan marah, Ansel melempar semua berkas yang ada di tangannya.
"Rupanya kau belum juga jera, masih berani membuat masalah dengan ku. Aku rasa hukuman yang pasukanku berikan untukmu terlalu ringan, tapi, tenang kali ini aku sendiri yang akan turun tangan, untuk menghabisimu." Ansel, tersenyum menyeringai saat ide dalam otaknya mengajak untuk bersenang-senang.
"Jika kalian berani bermain-main dengan ku, berarti, kalian sudah siap kehilangan nyawa kalian sendiri." Dengan melipat tangan, Ansel sudah menyiapkan rencana, untuk menghabisi setiap musuhnya.
AdamS Company.Rich, terlihat sangat marah. Karena data rahasia kantor sudah berhasil dibobol dan dicuri pihak lawan."Bagaimana bisa, dalam waktu kurang dari tiga jam, AdamS Company sudah merugi hingga 12 miliar. Sebenarnya kalian ini kerja apa hah, kenapa ada penyusup yang berhasil menyabotase data-data perusahaan!!" Dengan marah, Rich melempar apapun yang ada atas meja kerjanya."Maafkan kami tuan, karena saat itu sistem di perusahaan mendadak eror, jadi kami tidak bisa mencegah terjadinya pembobolan data perusahaan." Karyawan bagian ITE, dengan sedikit gemetar melihat, Rich yang sedang mengamuk."Dasar bodoh, kalian memang bodoh. Untuk apa aku membayar kalian mahal-mahal jika, untuk masalah sebesar ini kalian tidak bisa mengatasinya." Semua anggota ITE dibuat, takut dan gemetar."Tenang, Rich, aku yakin ini pasti ada hubungannya dengan, Ansel. Siapa lagi yang mampu membuat satu perusahaan merugi dalam waktu singkat." Down berpikir jika masalah
Sementara AdamS Company, sedang mengadakan konferensi pers bersama para sekutunya. Mereka semua sedang merencanakan sebuah strategi dan juga berencana untuk menyusup ke perusahaan Colorpark Company."Bagaimana apa di antara kalian ada yang mempunyai ide, untuk misi kita menyerang, perusahaan Coloroark Company!!" Semua orang terdiam, mereka merasa takut jika harus menyerang melawan, Ansel karena kemungkinan 80% mereka akan kalah."Kenapa semua diam, apa kalian takut!!" Semua orang kembali diam dengan wajah yang tertunduk, dan mereka sedang sibuk dengan pikirannya masing-masing."Pengecut, kalian semua pengecut. Jadi untuk apa kalian datang ke konferensi pers ini, jika kalian sama sekali tidak ingin membantuku." Semua orang terlihat sedikit gemetar, karena melihat, Rich sudah sangat emosi. Tapi, ada satu orang dari perusahaan sekutu yang angkat bicara."Maafkan kami, pak Rich. Bukan maksud kami untuk berdiam diri, tapi, anda sendiri tahu jika perusahaan kam
Hari ini, Ameera telah resmi bergabung dengan perusahaan AdamS Company. Tapi, pada saat itu, Ameera masih belum bertemu dengan, Rich. Karena saat in, Rich sedang berada di luar pulau."Selamat bergabung, Ameera. Semoga kita bisa bekerja sama dalam menjalankan misi kali ini. Dan saya harap kamu setia dan tidak berkhianat, karena jika kau berkhianat dan balik menyerang kami. Akan aku pastikan nyawamu sebagai jaminannya." Seketika, Ameera menelan ludahnya. Bukan karena dia takut dengan ancaman, down. Tapi, dia hanya tidak menyangka jika, Down sangat tegas."Siap, tuan." Dengan sigap, Ameera memberi hormat."Baik. Hari ini tugas kamu, hanya membaca dan memahami strategi yang akan kita buat. Jika kamu mempunyai ide atau pendapat, kamu bisa menghubungi saya di nomor itu." Dengan cepat, Ameera mengangguk tanda dia mengerti dengan apa yang dikatakan, down."Terima kasih. Kalau begitu saya permisi dulu." Setelah sampai di ruangannya segera, Ameera membuka dan memb
"Sialan, awas kalian. Aku akan membalas kalian 10 kali lipat dari ini." Ameera berusaha bangkit dengan berpegang pada pohon di sekitar sana.Ameera tak kuasa menahan diri, mengambil ponsel dan menelepon, Down untuk menjemputnya.Telepon pun berdering selama beberapa saat, terdengar suara parau khas orang yang baru terbangun."Hmm katakan, ada apa!" Dengan mata tertutup, Down menjawab panggilan dari, Ameera.Ameera, mengatur nafasnya dan berusaha setenang mungkin. Namun, jika teringat dirinya akan mati dimakan harimau tiba-tiba sedikit emosi."Kapan rencana kita akan dimulai? Aku sudah tidak sabar untuk membalas dendam.""Kita akan segera bergerak secepatnya. Ya sudah j
"Ameera, cepat serang mereka. Aku yakin kamu pasti bisa," Down, semakin cepat melajukan mobilnya, sambil sesekali melirik dan memberi semangat kepercayaan pada, Ameera."Aku akan mencobanya, Down." Ameera langsung bersiap mengarahkan senjata apinya, kesalah satu mobil Jeep yang berada di dekatnya.Dorr,, Dorr,, Dorr."Aaaa, astaga kalian ini tidak ada sabarnya sedikitpun. Baiklah 1, 2, 3." Dengan sedikit gemetar, Ameera mulai menarik pedal pada pistolnya. Tidak lama kemudian terdengar suara tembakan yang disertai percikan api.Dorr, Dorr,, Dorr.Bruug,, Boom,, Duaarrrr.Mobil Jeep musuh berhasil menabrak sebuah pohon besar. Kemudian meledak dan hancur tak tersisa. Peluru yan
"Apa kau, tidak malu dengan tubuh mu yang besar ini!" Tanya, Ameera sambil menyenggol tangan, Down dengan sedikit mengejeknya."Sudah hentikan. Sekarang kita harus bisa berpikir bagaimana cara kita membalas dan menyerang mereka malam ini!""Apa kau yakin! Mm maksudku apa kau yakin akan bergerak tanpa menunggu, Rich terlebih dahulu?""Kau tenang saja, Rich akan segera tiba sebentar lagi. Jadi kita tidak akan bergerak tanpa ada serigala di samping kita." Ameera, mendengus dingin ketika mendengar, Down berkata dengan mata genitnya."Cih, kondisikan matamu itu. Apa kau mau matamu aku colok!" Seketika, Down bergidik ketika gadis cantik yang terlihat lucu, ternyata mempunyai sisi kejam."Tidak, tidak. Kau ini masa aku tidak boleh bermanja sedikit saja padamu!" Down, mengerucutkan bibirnya. Namun, terlihat menggemaskan di mata, Ameera."Dih kau ini, aku jadi gemes." Pekik, Ameera sambil mencubit tangan Down.Sementara di mansion,
"Kenapa pesawat yang membawa, Rich masih belum tiba. Ini sudah lewat lima menit, apa terjadi sesuatu pada pesawatnya. Tidak,, tidak aku tidak boleh berpikir seperti itu, mungkin Rich mengganti jadwal penerbangannya. Jadi pesawatnya terlambat sedikit." Down, sedikit khawatir. Dan otaknya berperang dengan hal-hal yang mungkin saja terjadi. Akhirnya setelah menunggu kurang lebih dua jam. Pesawat yang membawa, Rich sudah tiba dengan selamat."Rich, sini!" Pekik, Down sambil terus melambaikan tangan di pintu keluar. Saat mendengar namanya dipanggil, Rich langsung bergegas menuju ke arah, Down."Apa kabar, Down!" Rich, bertanya seraya memukul pundak, Down."Aku baik. Oia kenapa pesawat mu terlambat?" Tanya, Down penasaran."Tadi saat di perjalanan, tiba-tiba cuaca buruk
Flashback off."Jadi begitulah kejadiannya tuan," "Baik. Jika begitu perintahkan orang-orang mu untuk bersiap dan waspada jika nanti, Rich mengibarkan bendera perang." Terlihat dari mimik wajah, Ansel yang sudah tidak sabar untuk segera berhadapan langsung dengan orang yang paling dia benci di dunia ini."Siap, tuan."**Sementara di club' malam, terlihat segerombolan orang berdasi sedang meneguk minuman beralkohol dengan ditemani wanita malam yang sangat seksi dan menggoda."Selamat datang, tuan Rich. Akhirnya anda sudah kembali," sapa salah seorang pria berdasi dengan menjabat tangan, Rich disana."Terima kasih, silahkan nikmati pesta malam ini. Dan untuk kalian semua pesan saja apapun yang kalian inginkan. Malam ini semuanya aku yang bayar," semua orang bersorak gembira karena malam ini mereka bisa minum tanpa harus merogoh kocek. "Selamat ya, pak Rich atas kembalinya anda. Pak Rich, memang sangat royal dan dermawan. Sampai-sampai anda berke
Flashback off."Jadi begitulah kejadiannya tuan," "Baik. Jika begitu perintahkan orang-orang mu untuk bersiap dan waspada jika nanti, Rich mengibarkan bendera perang." Terlihat dari mimik wajah, Ansel yang sudah tidak sabar untuk segera berhadapan langsung dengan orang yang paling dia benci di dunia ini."Siap, tuan."**Sementara di club' malam, terlihat segerombolan orang berdasi sedang meneguk minuman beralkohol dengan ditemani wanita malam yang sangat seksi dan menggoda."Selamat datang, tuan Rich. Akhirnya anda sudah kembali," sapa salah seorang pria berdasi dengan menjabat tangan, Rich disana."Terima kasih, silahkan nikmati pesta malam ini. Dan untuk kalian semua pesan saja apapun yang kalian inginkan. Malam ini semuanya aku yang bayar," semua orang bersorak gembira karena malam ini mereka bisa minum tanpa harus merogoh kocek. "Selamat ya, pak Rich atas kembalinya anda. Pak Rich, memang sangat royal dan dermawan. Sampai-sampai anda berke
"Kenapa pesawat yang membawa, Rich masih belum tiba. Ini sudah lewat lima menit, apa terjadi sesuatu pada pesawatnya. Tidak,, tidak aku tidak boleh berpikir seperti itu, mungkin Rich mengganti jadwal penerbangannya. Jadi pesawatnya terlambat sedikit." Down, sedikit khawatir. Dan otaknya berperang dengan hal-hal yang mungkin saja terjadi. Akhirnya setelah menunggu kurang lebih dua jam. Pesawat yang membawa, Rich sudah tiba dengan selamat."Rich, sini!" Pekik, Down sambil terus melambaikan tangan di pintu keluar. Saat mendengar namanya dipanggil, Rich langsung bergegas menuju ke arah, Down."Apa kabar, Down!" Rich, bertanya seraya memukul pundak, Down."Aku baik. Oia kenapa pesawat mu terlambat?" Tanya, Down penasaran."Tadi saat di perjalanan, tiba-tiba cuaca buruk
"Apa kau, tidak malu dengan tubuh mu yang besar ini!" Tanya, Ameera sambil menyenggol tangan, Down dengan sedikit mengejeknya."Sudah hentikan. Sekarang kita harus bisa berpikir bagaimana cara kita membalas dan menyerang mereka malam ini!""Apa kau yakin! Mm maksudku apa kau yakin akan bergerak tanpa menunggu, Rich terlebih dahulu?""Kau tenang saja, Rich akan segera tiba sebentar lagi. Jadi kita tidak akan bergerak tanpa ada serigala di samping kita." Ameera, mendengus dingin ketika mendengar, Down berkata dengan mata genitnya."Cih, kondisikan matamu itu. Apa kau mau matamu aku colok!" Seketika, Down bergidik ketika gadis cantik yang terlihat lucu, ternyata mempunyai sisi kejam."Tidak, tidak. Kau ini masa aku tidak boleh bermanja sedikit saja padamu!" Down, mengerucutkan bibirnya. Namun, terlihat menggemaskan di mata, Ameera."Dih kau ini, aku jadi gemes." Pekik, Ameera sambil mencubit tangan Down.Sementara di mansion,
"Ameera, cepat serang mereka. Aku yakin kamu pasti bisa," Down, semakin cepat melajukan mobilnya, sambil sesekali melirik dan memberi semangat kepercayaan pada, Ameera."Aku akan mencobanya, Down." Ameera langsung bersiap mengarahkan senjata apinya, kesalah satu mobil Jeep yang berada di dekatnya.Dorr,, Dorr,, Dorr."Aaaa, astaga kalian ini tidak ada sabarnya sedikitpun. Baiklah 1, 2, 3." Dengan sedikit gemetar, Ameera mulai menarik pedal pada pistolnya. Tidak lama kemudian terdengar suara tembakan yang disertai percikan api.Dorr, Dorr,, Dorr.Bruug,, Boom,, Duaarrrr.Mobil Jeep musuh berhasil menabrak sebuah pohon besar. Kemudian meledak dan hancur tak tersisa. Peluru yan
"Sialan, awas kalian. Aku akan membalas kalian 10 kali lipat dari ini." Ameera berusaha bangkit dengan berpegang pada pohon di sekitar sana.Ameera tak kuasa menahan diri, mengambil ponsel dan menelepon, Down untuk menjemputnya.Telepon pun berdering selama beberapa saat, terdengar suara parau khas orang yang baru terbangun."Hmm katakan, ada apa!" Dengan mata tertutup, Down menjawab panggilan dari, Ameera.Ameera, mengatur nafasnya dan berusaha setenang mungkin. Namun, jika teringat dirinya akan mati dimakan harimau tiba-tiba sedikit emosi."Kapan rencana kita akan dimulai? Aku sudah tidak sabar untuk membalas dendam.""Kita akan segera bergerak secepatnya. Ya sudah j
Hari ini, Ameera telah resmi bergabung dengan perusahaan AdamS Company. Tapi, pada saat itu, Ameera masih belum bertemu dengan, Rich. Karena saat in, Rich sedang berada di luar pulau."Selamat bergabung, Ameera. Semoga kita bisa bekerja sama dalam menjalankan misi kali ini. Dan saya harap kamu setia dan tidak berkhianat, karena jika kau berkhianat dan balik menyerang kami. Akan aku pastikan nyawamu sebagai jaminannya." Seketika, Ameera menelan ludahnya. Bukan karena dia takut dengan ancaman, down. Tapi, dia hanya tidak menyangka jika, Down sangat tegas."Siap, tuan." Dengan sigap, Ameera memberi hormat."Baik. Hari ini tugas kamu, hanya membaca dan memahami strategi yang akan kita buat. Jika kamu mempunyai ide atau pendapat, kamu bisa menghubungi saya di nomor itu." Dengan cepat, Ameera mengangguk tanda dia mengerti dengan apa yang dikatakan, down."Terima kasih. Kalau begitu saya permisi dulu." Setelah sampai di ruangannya segera, Ameera membuka dan memb
Sementara AdamS Company, sedang mengadakan konferensi pers bersama para sekutunya. Mereka semua sedang merencanakan sebuah strategi dan juga berencana untuk menyusup ke perusahaan Colorpark Company."Bagaimana apa di antara kalian ada yang mempunyai ide, untuk misi kita menyerang, perusahaan Coloroark Company!!" Semua orang terdiam, mereka merasa takut jika harus menyerang melawan, Ansel karena kemungkinan 80% mereka akan kalah."Kenapa semua diam, apa kalian takut!!" Semua orang kembali diam dengan wajah yang tertunduk, dan mereka sedang sibuk dengan pikirannya masing-masing."Pengecut, kalian semua pengecut. Jadi untuk apa kalian datang ke konferensi pers ini, jika kalian sama sekali tidak ingin membantuku." Semua orang terlihat sedikit gemetar, karena melihat, Rich sudah sangat emosi. Tapi, ada satu orang dari perusahaan sekutu yang angkat bicara."Maafkan kami, pak Rich. Bukan maksud kami untuk berdiam diri, tapi, anda sendiri tahu jika perusahaan kam
AdamS Company.Rich, terlihat sangat marah. Karena data rahasia kantor sudah berhasil dibobol dan dicuri pihak lawan."Bagaimana bisa, dalam waktu kurang dari tiga jam, AdamS Company sudah merugi hingga 12 miliar. Sebenarnya kalian ini kerja apa hah, kenapa ada penyusup yang berhasil menyabotase data-data perusahaan!!" Dengan marah, Rich melempar apapun yang ada atas meja kerjanya."Maafkan kami tuan, karena saat itu sistem di perusahaan mendadak eror, jadi kami tidak bisa mencegah terjadinya pembobolan data perusahaan." Karyawan bagian ITE, dengan sedikit gemetar melihat, Rich yang sedang mengamuk."Dasar bodoh, kalian memang bodoh. Untuk apa aku membayar kalian mahal-mahal jika, untuk masalah sebesar ini kalian tidak bisa mengatasinya." Semua anggota ITE dibuat, takut dan gemetar."Tenang, Rich, aku yakin ini pasti ada hubungannya dengan, Ansel. Siapa lagi yang mampu membuat satu perusahaan merugi dalam waktu singkat." Down berpikir jika masalah
Tutup mulutmu. Aku tahu taktik murahanmu itu, jadi jangan coba-coba untuk menjebak ku." Dengan tidak terima, Ansel, dengan cepat menutup mulut wanita itu tanpa memperdulikan tubuhnya yang polos."Cepat katakan, siapa kamu sebenarnya?" Ansel bertanya untuk yang kesekian kalinya."Saya adalah, Ameera Putri intan, tuan." Dengan cepat Ameera menjawab, tapi, justru membuat, Ansel, sangat marah hingga hampir memukul, Ameera."Jangan buat kesabaran ku habis, cepat katakan siapa yang menyuruhmu?" Dengan wajah yang merah menahan amarah, Ansel bertanya kembali."Saya tidak mengerti apa yang tuan katakan, semalam saat saya sedang berjalan tiba-tiba, anda datang dan menggendong saya kemari." Ameera berkata dengan mengusap hidungnya yang mulai mengeluarkan air mata."Cihh, tidak berguna. Cepat pergi dari hadapanku, dan ingat jangan pernah menunjukkan wajahmu itu di depanku lagi, jika tidak ka