Sementara AdamS Company, sedang mengadakan konferensi pers bersama para sekutunya. Mereka semua sedang merencanakan sebuah strategi dan juga berencana untuk menyusup ke perusahaan Colorpark Company.
"Bagaimana apa di antara kalian ada yang mempunyai ide, untuk misi kita menyerang, perusahaan Coloroark Company!!" Semua orang terdiam, mereka merasa takut jika harus menyerang melawan, Ansel karena kemungkinan 80% mereka akan kalah.
"Kenapa semua diam, apa kalian takut!!" Semua orang kembali diam dengan wajah yang tertunduk, dan mereka sedang sibuk dengan pikirannya masing-masing.
"Pengecut, kalian semua pengecut. Jadi untuk apa kalian datang ke konferensi pers ini, jika kalian sama sekali tidak ingin membantuku." Semua orang terlihat sedikit gemetar, karena melihat, Rich sudah sangat emosi. Tapi, ada satu orang dari perusahaan sekutu yang angkat bicara.
"Maafkan kami, pak Rich. Bukan maksud kami untuk berdiam diri, tapi, anda sendiri tahu jika perusahaan kami masih dalam tahap berkembang belum sepenuhnya maju seperti perusahaan pak Rich. Jika perusahaan kami di serang, pak Ansel dan juga pasukannya kami tidak bisa menjamin perusahaan kami bisa kembali bangkit seperti perusahaan AdamS Company." Rich dibuat sangat geram dengan semua orang yang ada di ruang pertemuan, karena tidak ada satu orang pun yang mau membantunya.
"Pergi kalian semua, percuma saja kalian datang jika semua orang takut untuk melawan, Ansel dan juga pasukannya." Ruang pertemuan yang seharusnya penuh dengan provokasi, saat ini terlihat sangat mencekam dengan kemarahan, Rich.
"Tenang, Rich. Dan untuk kalian semua jika berkenan tolong segera tinggalkan kantor ini, terima kasih sudah bersedia datang." Semua orang yang berada di ruangan itu, satu persatu pergi meninggalkan, Rich secepat kilat.
"Kurang ajar, lihat saja nanti aku akan membalas semua perlakuan kalian." Dengan marah, Rich membuang dan melempar apapun yang ada meja ruang pertemuan.
"Tenang, Rich. Aku sudah punya ide untuk melawan, Ansel dan juga pasukannya. Aku akan mengutus anak buahku untuk menyamar sebagai pekerja di perusahaan milik, Ansel agar mereka bisa mengawasi gerak-gerik Ansel, dan juga pasukannya." Rich terlihat menyunggingkan senyum saat , Down memberikan ide cemerlang.
"Bagus, Down aku sangat puas dengan ide cemerlang mu. Pastikan anak buahmu melakukan tugasnya dengan sangat rapi dan hati-hati." Down sangat senang karena, Rich memuji kinerjanya.
"Terima kasih, Rich."
"Ya sudah, cepat perintahkan anak buahmu untuk segera bergerak." Dengan secepat kilat, Down pergi menemui anak buahnya yang akan bertugas untuk menyusup ke perusahaan Colorpark Company milik, Ansel yang terkenal sangat ketat penjagaannya.
****
Sementara di luar gedung perusahaan, terlihat seorang gadis berjalan dengan sangat lemah, dengan wajahnya yang tertunduk karena sedang menangis.
Saat itu tidak sengaja Ameera bertemu dengan, Down yang hampir saja menabraknya.
Tin
Tin
Tin..
"Apa gadis itu tuli, atau buta!!" Dengan cepat, Down menginjak rem mobil hingga, menimbulkan decitan pada ban mobilnya.
Citttt.
"Hey nona apa kau buta, kenapa kau berjalan ditengah kendaraanku?" Dengan geram, Down membuka pintu mobilnya dan membantingnya di depan, Ameera. Saat itu, Ameera yang sedang melamun dibuat terkejut dengan suara benda keras yang dibanting.
"Astaga, hey tuan apa maksudmu berlaku tidak sopan di depanku!" Tanpa rasa bersalah, Ameera bertanya apa maksud, Down bersikap seperti itu.
"Apa kau tidak punya mata, kenapa kau berjalan di tengah-tengah kendaraanku. Apa kau ingin mati, jika ingin segera mati sana pergi saja ke jurang atau gantung diri, jangan di depan mobilku." Seketika mata, Ameera dibuat melotot saat dirinya melihat ke sekeliling jalan.
"Hey, tuan jaga bicaramu aku ini masih normal enak saja bilang seperti itu. Tapi, kenapa aku ada disini!!" Saat Ameera sedang kebingungan, ekor mata, Down melihat seragam milik perusahaan Colorpark Company. Seketika ide jahat muncul di otaknya.
"Apa kau bekerja di, perusahaan Colorpark Company?" Dengan sedikit berhati-hati, Down bertanya.
"Tidak, aku sudah tidak bekerja disana lagi, aku sudah dipecat." Ameera berkata dengan nada sendu, justru itu membuat rencana yang sedang, Down susun semakin mudah.
"Apa bisa kita bicara di cafe depan sana, aku ingin menawarkanmu bergabung dengan Bisnisku." Ameere merasa bingung dengan situasinya saat ini, disisi lain dia sedang membutuhkan pekerjaan tapi, dia takut jika dirinya di tipu.
"Kamu tenang saja, aku akan memberikanmu jabatan yang lebih tinggi disana, kamu tidak perlu khawatir!!" Down, melihat guratan kekhawatiran dalam wajah, Ameera saat dirinya menawarkan untuk bergabung.
"Bukan seperti itu maksudku taun, hanya saja aku takut di tipu, dan di bohongi." Dengan sedikit gugup, Ameera mengatakan isi hatinya.
"Ha ha ha. Apa kau tidak percaya dengan ku, baiklah kau pikir-pikir terlebih dulu, ini kartu namaku jika kau berkenan untuk bergabung jangan sungkan-sungkan menghubungiku." Setelah memberikan kartu namanya, Down kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
"Aneh sekali orang itu, tapi lumayan juga sih kebetulan aku saat ini sedang membutuhkan pekerjaan." Setelah melihat nama perusahaan di kartu itu, seketika mata, Ameera berbinar.
"Down, sekretaris Presdir perusahaan AdamS Company. Astaga, mimpi apa aku semalam bagaimana bisa, sekretaris dari perusahaan AdamS Company meminta ku secara langsung untuk bergabung dengan perusahaannya." Ameera merasa jika dirinya sedang tertimpa durian runtuh, bagaimana tidak, baru saja dia mengalami masalah tapi, kabar gembira langsung datang menghampiri.
Sudah seharian, Ameera menimbang-nimbang keputusannya akhirnya, Ameera memutuskan untuk ikut bergabung dengan AdamS Company.
"Bagaimana keputusanmu, apa kau setuju bergabung dengan kami!!" Dengan meneguk minumannya, Down bertanya kepada Ameera yang sedang sibuk dengan pikirannya.
"Iya tuan, aku siap bergabung." Down tersenyum menyeringai saat, Ameera memilih bergabung dengannya.
"Maaf tuan, jika aku boleh tau disana aku bekerja sebagai apa?" Dengan sedikit gugup, Ameera bertanya.
"Ha ha ha, aku suka dengan orang yang berani bertanya padaku. Disana kau, akan menjabat sebagai anggota Intel, dimana tugas mereka harus siap dan berani untuk mengawasi gerak-gerik setiap musuh." Seraya berfikir, Ameera kembali bertanya maksud dari tugasnya sebagai anggota Intel.
"Jika tidak keberatan, bisakah tuan menjelaskan secara rinci tugas menjadi anggota Intel?" Down tersenyum dengan pertanyaan yang Ameera tanyakan.
"Mudah saja. Kamu hanya mengawasi dan menyelidiki apa rencana, Ansel dan pasukannya sekarang." Ameera semakin bingung dengan tugasnya sebagai anggota Intel, tapi, dia akan berusaha sebisa mungkin untuk bekerja dan membalas dendam terhadap, Ansel yang sudah merenggut kesuciannya dan tega membuangnya.
"Baik tuan, apapun itu aku akan berusaha sebisa mungkin. Lagipula aku juga mempunyai dendam pribadi terhadap pak Ansel." Down dibuat terkejut saat Ameera mengatakan mempunyai dendam terhadap, Ansel.
"Apapun dendam mu kami siap membantu, tapi kau harus datang ke perusahaan AdamS Company untuk meresmikan, jika kamu sudah bergabung dengan perusahaan kami."
Setelah berhasil bergabung, dan menyetujui apa pekerjaannya. Ameera langsung pergi ke apartemennya mempersiapkan diri untuk misi menyusup dan mengawasi gerak-gerik, Ansel.
Hari ini, Ameera telah resmi bergabung dengan perusahaan AdamS Company. Tapi, pada saat itu, Ameera masih belum bertemu dengan, Rich. Karena saat in, Rich sedang berada di luar pulau."Selamat bergabung, Ameera. Semoga kita bisa bekerja sama dalam menjalankan misi kali ini. Dan saya harap kamu setia dan tidak berkhianat, karena jika kau berkhianat dan balik menyerang kami. Akan aku pastikan nyawamu sebagai jaminannya." Seketika, Ameera menelan ludahnya. Bukan karena dia takut dengan ancaman, down. Tapi, dia hanya tidak menyangka jika, Down sangat tegas."Siap, tuan." Dengan sigap, Ameera memberi hormat."Baik. Hari ini tugas kamu, hanya membaca dan memahami strategi yang akan kita buat. Jika kamu mempunyai ide atau pendapat, kamu bisa menghubungi saya di nomor itu." Dengan cepat, Ameera mengangguk tanda dia mengerti dengan apa yang dikatakan, down."Terima kasih. Kalau begitu saya permisi dulu." Setelah sampai di ruangannya segera, Ameera membuka dan memb
"Sialan, awas kalian. Aku akan membalas kalian 10 kali lipat dari ini." Ameera berusaha bangkit dengan berpegang pada pohon di sekitar sana.Ameera tak kuasa menahan diri, mengambil ponsel dan menelepon, Down untuk menjemputnya.Telepon pun berdering selama beberapa saat, terdengar suara parau khas orang yang baru terbangun."Hmm katakan, ada apa!" Dengan mata tertutup, Down menjawab panggilan dari, Ameera.Ameera, mengatur nafasnya dan berusaha setenang mungkin. Namun, jika teringat dirinya akan mati dimakan harimau tiba-tiba sedikit emosi."Kapan rencana kita akan dimulai? Aku sudah tidak sabar untuk membalas dendam.""Kita akan segera bergerak secepatnya. Ya sudah j
"Ameera, cepat serang mereka. Aku yakin kamu pasti bisa," Down, semakin cepat melajukan mobilnya, sambil sesekali melirik dan memberi semangat kepercayaan pada, Ameera."Aku akan mencobanya, Down." Ameera langsung bersiap mengarahkan senjata apinya, kesalah satu mobil Jeep yang berada di dekatnya.Dorr,, Dorr,, Dorr."Aaaa, astaga kalian ini tidak ada sabarnya sedikitpun. Baiklah 1, 2, 3." Dengan sedikit gemetar, Ameera mulai menarik pedal pada pistolnya. Tidak lama kemudian terdengar suara tembakan yang disertai percikan api.Dorr, Dorr,, Dorr.Bruug,, Boom,, Duaarrrr.Mobil Jeep musuh berhasil menabrak sebuah pohon besar. Kemudian meledak dan hancur tak tersisa. Peluru yan
"Apa kau, tidak malu dengan tubuh mu yang besar ini!" Tanya, Ameera sambil menyenggol tangan, Down dengan sedikit mengejeknya."Sudah hentikan. Sekarang kita harus bisa berpikir bagaimana cara kita membalas dan menyerang mereka malam ini!""Apa kau yakin! Mm maksudku apa kau yakin akan bergerak tanpa menunggu, Rich terlebih dahulu?""Kau tenang saja, Rich akan segera tiba sebentar lagi. Jadi kita tidak akan bergerak tanpa ada serigala di samping kita." Ameera, mendengus dingin ketika mendengar, Down berkata dengan mata genitnya."Cih, kondisikan matamu itu. Apa kau mau matamu aku colok!" Seketika, Down bergidik ketika gadis cantik yang terlihat lucu, ternyata mempunyai sisi kejam."Tidak, tidak. Kau ini masa aku tidak boleh bermanja sedikit saja padamu!" Down, mengerucutkan bibirnya. Namun, terlihat menggemaskan di mata, Ameera."Dih kau ini, aku jadi gemes." Pekik, Ameera sambil mencubit tangan Down.Sementara di mansion,
"Kenapa pesawat yang membawa, Rich masih belum tiba. Ini sudah lewat lima menit, apa terjadi sesuatu pada pesawatnya. Tidak,, tidak aku tidak boleh berpikir seperti itu, mungkin Rich mengganti jadwal penerbangannya. Jadi pesawatnya terlambat sedikit." Down, sedikit khawatir. Dan otaknya berperang dengan hal-hal yang mungkin saja terjadi. Akhirnya setelah menunggu kurang lebih dua jam. Pesawat yang membawa, Rich sudah tiba dengan selamat."Rich, sini!" Pekik, Down sambil terus melambaikan tangan di pintu keluar. Saat mendengar namanya dipanggil, Rich langsung bergegas menuju ke arah, Down."Apa kabar, Down!" Rich, bertanya seraya memukul pundak, Down."Aku baik. Oia kenapa pesawat mu terlambat?" Tanya, Down penasaran."Tadi saat di perjalanan, tiba-tiba cuaca buruk
Flashback off."Jadi begitulah kejadiannya tuan," "Baik. Jika begitu perintahkan orang-orang mu untuk bersiap dan waspada jika nanti, Rich mengibarkan bendera perang." Terlihat dari mimik wajah, Ansel yang sudah tidak sabar untuk segera berhadapan langsung dengan orang yang paling dia benci di dunia ini."Siap, tuan."**Sementara di club' malam, terlihat segerombolan orang berdasi sedang meneguk minuman beralkohol dengan ditemani wanita malam yang sangat seksi dan menggoda."Selamat datang, tuan Rich. Akhirnya anda sudah kembali," sapa salah seorang pria berdasi dengan menjabat tangan, Rich disana."Terima kasih, silahkan nikmati pesta malam ini. Dan untuk kalian semua pesan saja apapun yang kalian inginkan. Malam ini semuanya aku yang bayar," semua orang bersorak gembira karena malam ini mereka bisa minum tanpa harus merogoh kocek. "Selamat ya, pak Rich atas kembalinya anda. Pak Rich, memang sangat royal dan dermawan. Sampai-sampai anda berke
Malam ini, Ansel, diundang untuk menghadiri pesta peresmian, gedung di kota A. Saat itu seorang wanita, datang memberikan, Ansel, segelas red wine yang sudah dicampur obat afrodisiak, untuk membuat Ansel kehilangan kendali. Dan mereka akan memanfaatkan situasi itu untuk menghancurkan reputasi Ansel di mata dunia."Permisi, tuan." Seorang pelayan memberikan, Ansel, segelas red wine."Terima kasih." Tanpa berfikir, Ansel, menerima dan meneguk minuman yang diberikan pelayan di pesta.Tidak berselang lama, tubuh Ansel, terasa sangat panas, dan sedikit gatal."Ada apa ini, kenapa tubuhku terasa sangat, aneh!!" Ansel, bergumam saat merasakan hawa dalam tubuhnya mulai terasa aneh. Situasi, Ansel, saat itu berhasil di intai oleh pihak musuh, yang dengan sengaja ingin membuat reputasi Ansel hancur di mata publik dan dunia."Sepertinya tubuh, Ansel, sudah mulai merasakan gairah." Rich, ber
Tutup mulutmu. Aku tahu taktik murahanmu itu, jadi jangan coba-coba untuk menjebak ku." Dengan tidak terima, Ansel, dengan cepat menutup mulut wanita itu tanpa memperdulikan tubuhnya yang polos."Cepat katakan, siapa kamu sebenarnya?" Ansel bertanya untuk yang kesekian kalinya."Saya adalah, Ameera Putri intan, tuan." Dengan cepat Ameera menjawab, tapi, justru membuat, Ansel, sangat marah hingga hampir memukul, Ameera."Jangan buat kesabaran ku habis, cepat katakan siapa yang menyuruhmu?" Dengan wajah yang merah menahan amarah, Ansel bertanya kembali."Saya tidak mengerti apa yang tuan katakan, semalam saat saya sedang berjalan tiba-tiba, anda datang dan menggendong saya kemari." Ameera berkata dengan mengusap hidungnya yang mulai mengeluarkan air mata."Cihh, tidak berguna. Cepat pergi dari hadapanku, dan ingat jangan pernah menunjukkan wajahmu itu di depanku lagi, jika tidak ka
Flashback off."Jadi begitulah kejadiannya tuan," "Baik. Jika begitu perintahkan orang-orang mu untuk bersiap dan waspada jika nanti, Rich mengibarkan bendera perang." Terlihat dari mimik wajah, Ansel yang sudah tidak sabar untuk segera berhadapan langsung dengan orang yang paling dia benci di dunia ini."Siap, tuan."**Sementara di club' malam, terlihat segerombolan orang berdasi sedang meneguk minuman beralkohol dengan ditemani wanita malam yang sangat seksi dan menggoda."Selamat datang, tuan Rich. Akhirnya anda sudah kembali," sapa salah seorang pria berdasi dengan menjabat tangan, Rich disana."Terima kasih, silahkan nikmati pesta malam ini. Dan untuk kalian semua pesan saja apapun yang kalian inginkan. Malam ini semuanya aku yang bayar," semua orang bersorak gembira karena malam ini mereka bisa minum tanpa harus merogoh kocek. "Selamat ya, pak Rich atas kembalinya anda. Pak Rich, memang sangat royal dan dermawan. Sampai-sampai anda berke
"Kenapa pesawat yang membawa, Rich masih belum tiba. Ini sudah lewat lima menit, apa terjadi sesuatu pada pesawatnya. Tidak,, tidak aku tidak boleh berpikir seperti itu, mungkin Rich mengganti jadwal penerbangannya. Jadi pesawatnya terlambat sedikit." Down, sedikit khawatir. Dan otaknya berperang dengan hal-hal yang mungkin saja terjadi. Akhirnya setelah menunggu kurang lebih dua jam. Pesawat yang membawa, Rich sudah tiba dengan selamat."Rich, sini!" Pekik, Down sambil terus melambaikan tangan di pintu keluar. Saat mendengar namanya dipanggil, Rich langsung bergegas menuju ke arah, Down."Apa kabar, Down!" Rich, bertanya seraya memukul pundak, Down."Aku baik. Oia kenapa pesawat mu terlambat?" Tanya, Down penasaran."Tadi saat di perjalanan, tiba-tiba cuaca buruk
"Apa kau, tidak malu dengan tubuh mu yang besar ini!" Tanya, Ameera sambil menyenggol tangan, Down dengan sedikit mengejeknya."Sudah hentikan. Sekarang kita harus bisa berpikir bagaimana cara kita membalas dan menyerang mereka malam ini!""Apa kau yakin! Mm maksudku apa kau yakin akan bergerak tanpa menunggu, Rich terlebih dahulu?""Kau tenang saja, Rich akan segera tiba sebentar lagi. Jadi kita tidak akan bergerak tanpa ada serigala di samping kita." Ameera, mendengus dingin ketika mendengar, Down berkata dengan mata genitnya."Cih, kondisikan matamu itu. Apa kau mau matamu aku colok!" Seketika, Down bergidik ketika gadis cantik yang terlihat lucu, ternyata mempunyai sisi kejam."Tidak, tidak. Kau ini masa aku tidak boleh bermanja sedikit saja padamu!" Down, mengerucutkan bibirnya. Namun, terlihat menggemaskan di mata, Ameera."Dih kau ini, aku jadi gemes." Pekik, Ameera sambil mencubit tangan Down.Sementara di mansion,
"Ameera, cepat serang mereka. Aku yakin kamu pasti bisa," Down, semakin cepat melajukan mobilnya, sambil sesekali melirik dan memberi semangat kepercayaan pada, Ameera."Aku akan mencobanya, Down." Ameera langsung bersiap mengarahkan senjata apinya, kesalah satu mobil Jeep yang berada di dekatnya.Dorr,, Dorr,, Dorr."Aaaa, astaga kalian ini tidak ada sabarnya sedikitpun. Baiklah 1, 2, 3." Dengan sedikit gemetar, Ameera mulai menarik pedal pada pistolnya. Tidak lama kemudian terdengar suara tembakan yang disertai percikan api.Dorr, Dorr,, Dorr.Bruug,, Boom,, Duaarrrr.Mobil Jeep musuh berhasil menabrak sebuah pohon besar. Kemudian meledak dan hancur tak tersisa. Peluru yan
"Sialan, awas kalian. Aku akan membalas kalian 10 kali lipat dari ini." Ameera berusaha bangkit dengan berpegang pada pohon di sekitar sana.Ameera tak kuasa menahan diri, mengambil ponsel dan menelepon, Down untuk menjemputnya.Telepon pun berdering selama beberapa saat, terdengar suara parau khas orang yang baru terbangun."Hmm katakan, ada apa!" Dengan mata tertutup, Down menjawab panggilan dari, Ameera.Ameera, mengatur nafasnya dan berusaha setenang mungkin. Namun, jika teringat dirinya akan mati dimakan harimau tiba-tiba sedikit emosi."Kapan rencana kita akan dimulai? Aku sudah tidak sabar untuk membalas dendam.""Kita akan segera bergerak secepatnya. Ya sudah j
Hari ini, Ameera telah resmi bergabung dengan perusahaan AdamS Company. Tapi, pada saat itu, Ameera masih belum bertemu dengan, Rich. Karena saat in, Rich sedang berada di luar pulau."Selamat bergabung, Ameera. Semoga kita bisa bekerja sama dalam menjalankan misi kali ini. Dan saya harap kamu setia dan tidak berkhianat, karena jika kau berkhianat dan balik menyerang kami. Akan aku pastikan nyawamu sebagai jaminannya." Seketika, Ameera menelan ludahnya. Bukan karena dia takut dengan ancaman, down. Tapi, dia hanya tidak menyangka jika, Down sangat tegas."Siap, tuan." Dengan sigap, Ameera memberi hormat."Baik. Hari ini tugas kamu, hanya membaca dan memahami strategi yang akan kita buat. Jika kamu mempunyai ide atau pendapat, kamu bisa menghubungi saya di nomor itu." Dengan cepat, Ameera mengangguk tanda dia mengerti dengan apa yang dikatakan, down."Terima kasih. Kalau begitu saya permisi dulu." Setelah sampai di ruangannya segera, Ameera membuka dan memb
Sementara AdamS Company, sedang mengadakan konferensi pers bersama para sekutunya. Mereka semua sedang merencanakan sebuah strategi dan juga berencana untuk menyusup ke perusahaan Colorpark Company."Bagaimana apa di antara kalian ada yang mempunyai ide, untuk misi kita menyerang, perusahaan Coloroark Company!!" Semua orang terdiam, mereka merasa takut jika harus menyerang melawan, Ansel karena kemungkinan 80% mereka akan kalah."Kenapa semua diam, apa kalian takut!!" Semua orang kembali diam dengan wajah yang tertunduk, dan mereka sedang sibuk dengan pikirannya masing-masing."Pengecut, kalian semua pengecut. Jadi untuk apa kalian datang ke konferensi pers ini, jika kalian sama sekali tidak ingin membantuku." Semua orang terlihat sedikit gemetar, karena melihat, Rich sudah sangat emosi. Tapi, ada satu orang dari perusahaan sekutu yang angkat bicara."Maafkan kami, pak Rich. Bukan maksud kami untuk berdiam diri, tapi, anda sendiri tahu jika perusahaan kam
AdamS Company.Rich, terlihat sangat marah. Karena data rahasia kantor sudah berhasil dibobol dan dicuri pihak lawan."Bagaimana bisa, dalam waktu kurang dari tiga jam, AdamS Company sudah merugi hingga 12 miliar. Sebenarnya kalian ini kerja apa hah, kenapa ada penyusup yang berhasil menyabotase data-data perusahaan!!" Dengan marah, Rich melempar apapun yang ada atas meja kerjanya."Maafkan kami tuan, karena saat itu sistem di perusahaan mendadak eror, jadi kami tidak bisa mencegah terjadinya pembobolan data perusahaan." Karyawan bagian ITE, dengan sedikit gemetar melihat, Rich yang sedang mengamuk."Dasar bodoh, kalian memang bodoh. Untuk apa aku membayar kalian mahal-mahal jika, untuk masalah sebesar ini kalian tidak bisa mengatasinya." Semua anggota ITE dibuat, takut dan gemetar."Tenang, Rich, aku yakin ini pasti ada hubungannya dengan, Ansel. Siapa lagi yang mampu membuat satu perusahaan merugi dalam waktu singkat." Down berpikir jika masalah
Tutup mulutmu. Aku tahu taktik murahanmu itu, jadi jangan coba-coba untuk menjebak ku." Dengan tidak terima, Ansel, dengan cepat menutup mulut wanita itu tanpa memperdulikan tubuhnya yang polos."Cepat katakan, siapa kamu sebenarnya?" Ansel bertanya untuk yang kesekian kalinya."Saya adalah, Ameera Putri intan, tuan." Dengan cepat Ameera menjawab, tapi, justru membuat, Ansel, sangat marah hingga hampir memukul, Ameera."Jangan buat kesabaran ku habis, cepat katakan siapa yang menyuruhmu?" Dengan wajah yang merah menahan amarah, Ansel bertanya kembali."Saya tidak mengerti apa yang tuan katakan, semalam saat saya sedang berjalan tiba-tiba, anda datang dan menggendong saya kemari." Ameera berkata dengan mengusap hidungnya yang mulai mengeluarkan air mata."Cihh, tidak berguna. Cepat pergi dari hadapanku, dan ingat jangan pernah menunjukkan wajahmu itu di depanku lagi, jika tidak ka