Share

Between Two Loves
Between Two Loves
Author: Silla Defaline

Bab 1 Pernikahan Dan Masa Lalu

Bab 1 Pernikahan Dan Masa Lalu

Meriahnya pesta pernikahan sungguh membuatku merasa seperti ratu. Semua perhatian tercurah padaku. Aku yang mengenakan gaun putih bersanding dengan seorang pria tampan yang baru saja mengikrarkan janji dan sumpah pernikahan.

Brandy Mahendra, pria gagah dengan jambang tipisnya sukses membuatku terkesima dengan pandangan pertama sejak ia datang menemui keluargaku.

Ya, kami menikah karena perjodohan. Ayahnya dan Ayahku, merekalah yang pada awalnya menginginkan pernikahan ini. Namun sekarang aku sama sekali tidak menyesalinya. 

     Setelah kupikir-pikir, aku cukup beruntung dinikahi oleh pria tersebut. Dia berasal dari keluarga kaya raya dengan perusahaan besar yang mereka kelola. Lagi pula, pria ini sepertinya memang benar-benar mencintaiku.

     Brandy sungguh berhasil menghipnotis hatiku. Perlahan sosok lelaki yang baru saja menikahiku tersebut mampu menggantikan sosok pria acuh yang selama ini menjalin kasih denganku, hingga membuatku terlalu mudah melupakannya.

Sedang pikiran ini berbunga-bunga, tiba-tiba di antara para tamu undangan, mataku terpaku pada seorang pria yang ketahuan memperhatikan aku dari kejauhan.

Aku menyipitkan mata, mencoba memperjelas penglihatan. Namun, meski berkali-kali aku mengucek-ucek mata, lelaki itu tetap ada di sana.  Berdiri dengan gagah.

"Ada apa, Sayang?" Brandy menggenggam jemariku.

Belum habis keherananku, lelaki yang tadi memperhatikan aku malah mendekat.

Jantungku berdegup kencang. Apa yang akan dia lakukan?

Aku takut. Aku khawatir dia akan merusak acara pernikahan ini. Aku gemetar.

"Selamat, Brandy! Kau mendapatkan istri yang sangat cantik. Aku bangga padamu!"

Di luar dugaan, lelaki itu menyalami kami, dan memberikan ucapan selamat.

Ku lihat Brandy tersenyum sumringah.

Aku kaget, apa mereka memang sudah saling mengenal? Atau mereka memang berteman? Mengapa aku tidak tahu?

"Ya, Kak. Terimakasih. Doain Brandy agar  bisa menjadi suami yang baik buat Meranti."

Whatt?

Aku menutup mulut.

Brandy memanggil pria ini Kak? Ada apa dengan dua lelaki ini.

Aku kebingungan.

"Mera, kenalkan ini kakak sulungku, Kevin Abraham,"

Kali ini, pernyataan Brandy benar-benar membuat jantungku serasa copot. Bagaimana bisa Kevin Abraham merupakan kakak sulung dari pria yang menikahiku?

Sesungguhnya aku tidak memerlukan Brandy untuk mengenalkan pria ini. Karena aku memang sudah mengenalinya sejak lama.

Aku diam membungkam. Mulutku tidak mampu meski untuk sekedar berucap.

"Sayang, kamu tidak perlu merasa gugup di hadapan Kak Abraham. Dia orang baik. Memang dia jarang berada di rumah, dia tinggal di kota yang berbeda. Tapi jangan khawatir, dia tidak akan menelanmu dengan tampang sangarnya," ucap Brandy tersenyum tipis.

"Biarkan saja, Brandy. Mungkin Meranti belum terbiasa. Hehee, iya kan Mera?" Abraham memandangku.

Lagi-lagi tatapan mata itu tak mampu untuk ku balas. Rasa bersalah menghantuiku.

"Hmmm, i ... Iya!" Jawabku spontan.

"Nah kan, kok gugup, Sayang? Ooh, mungkin Mera belum begitu kenal dengan anggota-anggota keluargaku. Tampang keluargaku memang banyak yang sangar, Mera. Tapi mereka tampan-tampan lho. Hehee. Jadi jangan gugup." Goda Brandy.

Aku tersenyum.

Andai saja aku bisa berucap jujur, Aku kaget dan gugup bukan karena itu, Brandy.

Tapi karena Kevin Abraham, kakakmu itu adalah bagian dari masa laluku. Dia adalah seorang lelaki yang telah aku tinggalkan demi pernikahan ini, Brandy.

Ada secercah rasa bersalah di hatiku  kekasih yang telah dua tahun menjalin hubungan khusus denganku ternyata merupakan kakak dari suamiku.

Aku mencoba untuk menahan rasa bersalah ini.

Kevin Abraham melayangkan senyum padaku. Entah ada apa di balik senyum itu.

***

Malam semakin menunjukkan kegelapan nya. Tibalah saatnya brandy mengajakku untuk masuk ke suatu ruangan yang cukup luas. Tanpa banyak bicara aku menurut.

     Harum semerbak kamar pengantin, dengan bunga-bunga dan dekorasi yang dibuat sedemikian rupa, membuatku deg-degan.

     Di kamar inilah aku berada. Di mana malam ini, aku dan Brandy akan menikmati malam bersama untuk pertama kalinya. 

     Mungkin orang-orang tertentu akan menganggapku kampungan karena belum pernah di sentuh oleh pria manapun sebelumnya. Ah masa bodoh. Sedari dulu aku memang berkomitmen untuk menjaga mahkota suci yang kumiliki untuk lelaki yang mengikrarkan ikrar pernikahan denganku.

     Menjaga kesucian di tengah-tengah masyarakat modern memang tak mudah. Tapi berkat usaha dan pegangan erat pada komitmen, keinginan itu berhasil. Dan malam ini aku akan mengakhiri komitmen itu.

     Bisa dibayangkan bukan bagaimana dag dig dug nya jantungku. Membayangkan....

     Belum habis berkelana melalui khayalan,  kulihat lelaki yang baru saja menikahiku tadi siang itu mendekat. Semakin ia mendekat semakin pula terasa jikalau bibir ini kaku tak mampu untuk sekedar bersuara.

    Pemilik langkah itu memandang dengan lembut. Oh ternyata senyumannya tidak segarang wajahnya.

     Aku tidak berani beranjak tetap duduk di tepian ranjang, menunggu was-was apa yang akan dilakukan oleh pria tersebut.

     "Sayang,"

     Degh...

     Suara beratnya menyapa.

     "Mmm, i iiya ..." Jawaban yang cukup gugup.

     Hupp...

     Jantungku yang berdetak tatkala ia meraih tanganku dan menggenggamnya erat.

     "Mengapa terlihat gugup, Sayang? Tenang! aku tidak akan menelanmu bulat-bulat. Justru malam ini aku akan menghiburmu dengan cara yang cukup baik dan menyenangkan," bisiknya pada daun telinga ini. Lembut sekali.

     Aku merinding. Benar-benar merinding. Kelu lidahku membuat tak mampu untuk membalas ucapannya.

     "Tenangkan  dirimu dahulu! Aku akan datang kembali nanti, ketika kau sudah siap," ucapnya datar sembari melangkah  keluar ruangan.

     Detak cepat jantungku yang sedari tadi tidak teratur, perlahan kembali normal. Setidaknya aku bisa merasa lega.

     Kupalingkan pandangan ke arah cermin besar di dinding. Kupandang wajah dan tubuh.

     Fyuuuh... Apa yang akan terjadi pada tubuh ini sebentar lagi. Sebuah pertanyaan datang menghampiri, sanggupkah aku menerima cumbuan Brandy?

     Aku larut dalam bayangan-bayangan yang kutakuti sekaligus membuat penasaran.

     Kututup kembali kimono yang sedikit terbuka di bagian dada. Sehingga bagian yang sedikit menyembul dan kenyal tadi tertutupi dengan sempurna. Meskipun aku sadar, pakaian ini memang dirancang terlalu mudah untuk di sibak dan dilepas.

     Mama sih, menyarankan aku memakai baju ini di malam pertama. padahal aku tidak punya cukup rasa percaya diri untuk mengenakannya.

     "Hai ...!"

     Aku menoleh ke arah sumber suara.

     Seorang laki-laki kekar berdiri memicingkan mata. Aku bergidik ngeri. Brewokannya itu yang membuat aku tak bisa membayangkannya mendarat di leherku. Nah kan pikiranku mulai melanglang buana.

  

    Tanpa mempedulikan rasa gugup ini, Brandy malah mendaratkan sebuah kecupan di kening ini.

     Fyuuuh... aku menghela nafas panjang untuk meringankan rasa gugup yang kian menjalar.

    Tanpa ragu Brandy melepaskan pakaiannya hingga menyisakan kaos pendek dan celana pendek. Keduanya bernuansa kontras hitam dan putih.

     Huuuuh... Aku menutup mata ini ketika menangkap sesuatu yang membuatku merinding dari balik sesuatu.

     "Sini ...!" Brandy menuju ke sisi sofa dimana ia duduk dengan santainya.

     "Mmm.. nanti saja," elakku halus.

     "Ini sudah waktunya, Sayang," ia mendekat.

     Melingkari pinggangku dengan kedua tangannya dan entah dia sengaja atau tidak, bagian bawahnya menempel di sekitaran perut ini. 

     Astaga pria ini membuat bulu kuduk berdiri tegang.

     Tanpa meminta izin, dia menempelkan dan melum*t bib*rku.

     Demikianlah, malam itu kami larut dalam pelukan malam berselimut hangatnya kasih sayang.

Bersambung...

   

Terimakasih sudah menyempatkan diri untuk mampir di cerita ini. semoga selalu bersemangat mengikuti cerita ini.

Cerita ini mengandung bawang. Siapkan tisu jika ingin melanjutkan membaca bab demi bab selanjutnya. Hehe ....

Semoga berkenan meninggalkan komen dan ulasannya.

Terimakasiih....

love you alll...

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status