Setelah berpuas diri menikmati angin malam dan indahnya bintang di atas langit yang gemerlap.
Valerie memutuskan untuk kembali ke kamarnya, tubuhnya sudah tidak tahan dengan angin malam yang meniup kulitnya.
Tanpa Valerie sadari, ada sosok pria yang mengikutinya dari belakang dalam diam.
"Dia ternyata tepat di sebelah kamarku dan Laura!" gumam Dylan pelan setelah melihat wanita yang sudah mencuri perhatiannya itu memasuki kamarnya.
Valerie membuka pintu kamarnya dan melihat sang suami yang sedang berdiri menghadap lautan.
"Marc?" Valerie memanggil suaminya yang tidak sadar kalau dirinya sudah kembali.
Marc sontak menoleh, "Hai sweety," jawabnya lalu menghampiri sang istri.
"Bagaimana dengan acaranya? Apa kamu benar-benar telanjang dikolam renang?" Valerie bertanya dengan penuh antusias, dia sungguh penasaran dengan tema acara tersebut sambil meraih uluran tangan Marc.
Marc tersenyum, "Lumayan seru, dan aku benar-benar membuka seluruh pakaian di kolam renang, bahkan semua orang yang ada disana.”
Valerie membelalakkan matanya, "Benarkah?”
“Iya sweety.”
Wanita cantik itu memicingkan matanya menatap Marc, “Jujur? Kamu pasti hanya melihat wanita-wanita muda yang cantik di sana ‘kan?"
Deg! Marc cukup tersentak tapi berusaha tenang, bayangan wanita seksi yang tadi ia lihat seketika terlintas diingatannya.
"Tidak mungkinlah sweety, tidak ada gadis cantik sama sekali di sana, rata-rata mereka semua di atas empat puluhan." jawab Marc dengan tenang.
Tapi lagi- lagi pikirannya kembali tertuju kepada wanita yang tadi dia lihat.
Valerie melotot melihat ada sesuatu yang membengkak di bawah sana, dari balik celana tidur yang dipakai oleh suaminya.
"Tapi kenapa itu membengkak dan bereaksi !" cecar Valerie.
Deg!
"Ah, ini karena aku membayangkan bagaimana kalau kamu tadi juga berada di sana sweety, pasti sangat menyenangkan dan itu membuatku bergairah," jelas Marc tenang lalu memegang tengkuk leher Valerie dan meraup bibir istrinya dengan lembut.
Valerie tersenyum dan membalas ciuman panas dari sang suami.
Marc terus menghujami Valerie dengan ciuman panas dan liar, dengan perlahan berjalan menuju ranjang mereka.
Dengan lembut Marc membuka sweater yang di kenakan Valerie lalu menurunkan tali tipis gaun panjang istrinya hingga lolos dan hanya menyisakan bra serta dalaman segitiga yang berwarna senada.
Marc merebahkan tubuh Valerie di tengah ranjang, kemudian dia pun turut membuka semua pakaian yang dia kenakan.
Pria itu mengukung tubuh polos istrinya, memberikan ransangan dan ciuman di sekujur tubuhnya.
"Apakah tubuhnya lebih lembut dan halus?" pikir Marc sekelabat mengingat tubuh indah wanita berambut coklat tadi.
Marc semakin turun, "Ah, dadanya juga pasti sangat kenyal, ketika dia membusungkan dadanya tadi, aku penasaran ingin menyicipinya.,” pikirannya dipenuhi oleh bayangan wanita yang ia lihat tadi.
"Euhm Marc, sayang!" Valerie mendesah.
"Akh, ini enak sayang!" racauan Valerie memenuhi kamar.
Marc berpindah mengecup perut Valerie dan , menuju bagian inti.
Marc tiba-tiba membayangkan wanita yang tadi ia lihat kembali.
Valerie menggeliat dan membuka mulutnya mengambil udara, lidah basah suaminya yang bermain di bawah sana membuatnya kenikmatan.
Marc mengarahkan miliknya ydan menghujam sang istri.
"Akh Marc!" jerit Valerie merasakan milik suaminya memenuhi miliknya di bawah sana.
"Fuck! Tubuhnya sangat indah, dia pasti mendesah dengan hebat di atas ranjang! Apakah benar dia juga berasal dari negara yang sama dengan kami?" Marc melihat istrinya di bawah sana terus mendesah, namun yang dia lihat adalah wajah wanita tadi yang ia temui di cara Naked Pool dengan tubuh sintalnya.
Valerie terus mendesah dengan nikmat akibat hujaman pompaan yang dia berikan.
"Oh no! Marc! Marc! Ahh!" Valerie melengking mendapatkan orgasmenya.
Deg !
Seketika Marc tersadar dan menggelengkan kepalanya.
Dengan napas tersengal-sengal Valerie bertanya kepada Marc, "Ada apa sayang?"
"Tidak ada sweety, kamu sangat nikmat sayang," kilah Marc dan kembali mencumbu Valerie dengan liar.
"Maafkan aku sayang." batin Marc merasa bersalah karena untuk pertama kalinya membayangkan wanita lain saat bersetubuh dengan istrinya.
Marc kembali fokus kepada Valerie dan melanjutkan pompaannya di bawah sana.
"Lebih dalam sayang!” rengek Valerie tanpa henti mendesah.
"Sweety, aku mau keluar!" Marc mencabut miliknya lalu menumpahkan cairan hangatnya diatas perut Valerie.
Marc berbaring disisi Valerie menghadap keatas menatap langit-langit kamar.
Sedangkan Valerie tengah sibuk membersihkan cairan suaminya yang ada di atas perutnya dengan tissue.
Valerie melirik sesaat ke suaminya. "Lagi mikirin apa sayang?" kemudian masuk ke dalam pelukan Marc.
Marc memindahkan lengannya dan memeluk pinggang Valerie, "Tidak ada sayang, ayo bersih-bersih dan kita istirahat lebih awal, biar besok pagi kita bisa pergi berenang di laut!" seru Marc semangat.
***
Keesokan paginya…
Laura dan Dylan saat ini sudah berada di atas speedboat yang di sediakan pihak kapal pesiar untuk para tamu yang ingin bepergian di tengah laut.
"Hai Tuan dan Nona, perkenalkan saya Hiroki, pemandu tur anda hari in." sapa seorang pria dengan perawakan jepang yang begitu kental tapi fasih berbahasa inggris.
"Hai Hiroki, nice to meet you." balas Dylan ramah.
Laura hanya tersenyum manis membalas sapaan Hiroki.
"Nice to meet you too, sir."
"Apa Anda tidak keberatan menunggu satu pasangan lagi?" sambung Hiroki kepada Dylan dan Laura.
Dylan dan Laura saling berpandangan dan mengangguk, "Tentu saja Hiroki, tidak masalah," jawab Dylan.
Mereka memilih masuk ke dalam speedboat untuk menaruh barang-barang bawaan yang merupakan perlengkapan Laura untuk menyelam.
Dan tidak lama kemudian, terlihat dua pasangan yang turun dari tangga kapal pesiar ke speedboat.
"Hati-hati, Sweety.” seru Marc membantu Valerie memijakkan kakinya ke speedboat.
"Nah! Itu mereka pasangan kedua kita," seru Hiroki senang karena tidak perlu menunggu lama.
Marc dan Valerie pun mendekat kearah Hiroki yang menyapanya.
"Selamat pagi, perkenalkan saya Marc dan ini istri saya—Valerie yang juga memesan speedboat ini," sapa Marc kepada Hiroki memperkenalkan dirinya dan Valerie.
"Selamat pagi Tuan Marc dan Nona Valerie, silahkan ke dalam, ada pasangan lain yang sedang menunggu."
"Iya baiklah," jawab Marc sambil memegang tangan Valerie.
Valerie dan Marc mengikuti pria jepang di depan mereka.
Dylan dan Laura menengok ke arah pintu masuk.
"Perkenalkan Tuan dan Nona, perkenalkan Tuan Marc dan Nona Valerie yang kebetulan dari Prancis sama seperti Tuan Dylan dan Nona Laura," Hiroki menjelaskan dengan penuh semangat kepada kedua pasangan ini.
Deg !
Deg !
Deg !
Dylan, Laura dan Marc terdiam beberapa saat. Sedangkan Valerie sendiri hanya mengingat sekilas wajah Dylan, dia terdiam karena melihat postur tubuh Dylan.
Serasa waktu berhenti.
"Tidak mungkin! Bukankah wanita ini yang aku lihat semalam?" pikir Marc.
Laura memilih bersikap tenang, "Ah, ternyata dia memang benar-benar orang Prancis juga," gumam Laura dalam hati.
Sedangkan Dylan kembali terpesona dengan wanita yang tengah melihatnya, "Bidadari?" batin Dylan berbisik.
Valerie sendiri menatap tubuh Dylan yang memiliki tubuh yang begitu atletis, wajahnya seketika merona.
"Tubuhnya sangat bagus," pikir Valerie penuh kekaguman.
Akhirnya, mereka berempat berkenalan dan memilih untuk menikmati pemandangan secara terpisah selama speedboat menuju tengah lautan yang memiliki lokasi yang bagus untuk menyelam dan memancing."Wah! Lihat disana sayang! Banyak ikan-ikan kecil berenang!" seru Valerie senang karena baru pertama kali melihat hal semenakjubkan itu.Bukannya menyahuti Valerie, fokus Marc tertuju pada wanita yang berada di sisi sebelah, "Dia terlihat sangat cuek, apa aku yang salah mengenali orang?" gumamnya dalam hati."Sayang, ayo foto aku!" seru Valerie membuyarkan lamunan Marc."Ah iya," jawab Marc singkat kemudian memotret Valerie.Dylan tentu saja tidak mengedipkan matanya melihat wanita cantik itu berpose dengan begitu menggemaskan."Bagaimana sayang, kamu tidak menyesal ‘kan datang ke sini??" tanya Laura kepada suaminya."Hmm iya sayang, tentu saja aku senang, ini liburan yang sangat menyenangkan." jawab Dylan dan merangkul pinggang sang istri.Laura tersenyum kepada Dylan dan melihat wajah Marc dar
Kedua pasangan suami istri itu berjalan saling beriringan menuju Cafe yang ada di lantai tiga di kapal pesiar ini. Begitu banyak ornamen dari bambu dan bunga sakura yang menjadi dekorasi Ginza Cafe. Begitu banyak tamu yang berkunjung untuk menikmati music atau hanya sekedar makan malam. Rata- rata pengunjung berasal dari negeri Sakura ini.Valerie, Marc, Dylan dan Laura mengambil salah satu sudut meja yang memuat untuk empat orang. Mencari spot yang sedikit lengang dari orang lain."Aku tidak menyangka akan bertemu dengan orang yang berasal dari Paris disini," ujar Marc memulai percakapan diantara mereka."Yah aku juga, ini seperti kita berempat sedang janjian untuk berlibur di sini, hahahha!" Dylan tertawa sambil melirik ke arah Valerie."Ini perayaan pernikahan yang ke berapa tahun untuk kalian?" tanya Dylan."Ini tahun ketiga kami,"jawab Marc dan tertawa kecil."Bagaimana dengan kalian?” Marc bertanya balik."Hahahha... Kebetulan yang luar biasa, kami juga merayakan anniversary per
Dan di sinilah mereka sekarang. Berada di kamar Dylan dan Laura. Terlibat pembicaraan yang semakin intim. Mungkin karena sama- sama sudah menikah dan umur mereka juga hanya terpaut satu dua tahun membuat mereka berempat menjadi begitu cepat akrab."Damn! Kau sungguh melakukannya Marc?" seru Dylan tampak tidak percaya pada saat Marc mengatakan kalau dirinya ikut ke event yang di selenggarakan oleh kapal pesiar—Naked Pool."Yah begitulah," jawab Marc santai, karena memang ini bukan pertama kali untuknya mengikuti kegiatan seperti itu."Hmm, itu pasti sangat menyenangkan," cicit Laura kecil."Hehhehee...." tawa kecil Valerie."Begitulah yang mungkin membuat hubunganku dengan Valerie seperti pengantin baru tiap saat, karena kami sering melakukannya ditempat- tempat yang baru dan suasana baru," sambung Marc santai. Menerawang betapa liar nya dia berhubungan seks bersama istrinya. Kadang di alam bebas, kadang di kamar mandi umum yang ada di pinggir jalan."Hmm, kamu benar! Tidak mudah mene
Dylan terus memompa tubuh istrinya dengan kuat, membuat Laura tidak dapat menahan desahan dan suara erangannya.Sehingga suara desahan Laura dan Valerie menyatu terdengar begitu erotis. Mendengar dua suara desahan wanita secara bersamaan."Akh Dylan! Sayang, ini sangat enak!”"Jadi, apa suamimu ini masih membosankan?" suara berat Dylan terdengar sambil terus mengulum dan meremas payudara istrinya yang kenyal dan padat itu."Akhh... Ti-tidak sayang... Aku ha—hanya menggodamu! Akhhh…!” sahut Laura sdengan suaranya satu-satu, “harder and faster please Dylan!" rengek Laura merasakan kenikmatan luar biasa. Tidak biasanya suaminya menjadi semangat seperti ini.Sedangkan di kamar milik Valeria dan Marc, mereka yang begitu masuk langsung memulai adegan dengan ciuman panas tepat setelah menutup pintu kamar mereka.Kini tubuh Valerie benar-benar dibuat tidak berdaya oleh Marc."Ahh... Marc, sayang!" lenguhan Valerie terdengar begitu seksi, wanita cantik itu menggigit bibir bawahnya dan meremas
Begitu pula dengan Laura, yang tiba lebih dulu sebelum Marc, dia mengawasi sang suami yang sedang tertawa bahagia bersama wanita lain—Valerie.Dirinya segera bersembunyi di balik bilik kapal ketika melihat sang suami dan Valerie berjalan ke arahnya dan berlari cepat masuk kedalam kamar.Valerie dan Dylan pun berpisah, masuk ke dalam kamar mereka masing-masing."Hai sayang, kamu sudah bangun?" seru Dylan kepada Laura yang saat ini sedang duduk di atas ranjang.Laura menoleh dan tersenyum, "Iya sayang, ini baru selesai mandi.""Oke, kalau gitu aku bantu rapikan barang bawaan kita ya? Oh iya, tadi aku kebetulan ketemu Valerie di depan, mereka juga nginap dihotel yang sama dengan kita, sepertinya mereka punya rencana yang sama dengan kita sayang, jadi aku mengajak mereka biar kita bisa jalen bareng-bareng, bagaimana menurut kamu?" jelas Dylan tanpa menutupi apapun sambil memasukkan pakaian mereka ke dalam koper.Laura tersenyum, kemudian mendekati suaminya."Hmm, sepertinya akan menyenang
Marc mengangguk setuju, di susul Valerie dan Laura."Boleh!"seru Marc semangat."Baiklah kalau begitu, biar aku yang mencari klubnya!" seru Laura sambil merogoh ponselnya.Sambil menunggu makanan mereka, Laura terus mencari klub malam yang ada direkomendasi oleh google."Bagaimana kalau Atom Club? Sepertinya ini yang terdekat dengan hotel kita dan memiliki rating yang bagus," usul Laura sambil menunjukkan foto-foto yang ada di google.Valerie mengangguk setuju, "Aku ikut saja kak.”"Ok, Gimana sayang?" Laura bertanya kepada Dylan."Of course sayang, kalau kamu suka di sana, kita kesana," jawab Dylan mesra."Aw, kak Dylan sangat romantis!" sela Valerie gemas melihat sikap Dylan kepada Laura.Laura tertawa, "Tuh, Marc juga sangat perhatian!" ujarnya sambil menunjuk Marc yang sedang menyiapkan makanan yang baru saja dibawa oleh pelayan.Marc membantu pelayan tersebut, lalu mengatur piring untuk Valerie dan Laura."Iya dong, Marc memang selalu care dengan sekeliling kak!" timpal Valerie m
"Sayang, sejak kapan!" sahut Valerie panik dan gugup.Laura tersenyum melihat tingkah lucu Valerie, "Valerie, apa kamu menyukai pria berotot?""Hahhaha, benar Laura, cinta pertama Valerie adalah model L-men!" jawab Marc tanpa ragu."Sayang! Diam deh!" gerutu Valerie, begitu malu karena sang suami benar-benar menggodanya.Dylan tersenyum merasa bangga dengan tubuhnya, "Ternyata seleranya seperti itu ya?" pikirnya."Ayo main lagi!"Mereka kembali mengambil kartu secara bergiliran."Kali ini Marc!""Hahhh! Hukumannya Strip Dance!" Dirinya cukup terkejut, tapi ia bangun dan berjoget sambil melepaskan pakaiannya satu persatu, menyisakan boxernya.Lalu mereka pun kembali mengambil kartu."Ya, kali ini Valerie!""Oh my! Buka bra..!!" seru Laura semangat."Ti-tidak kak… Aku akan minum saja..!!" sahut Valerie.Dylan sedikit kecewa."Sekarang Kak Laura! Meniru seksi dancer!" seru Valerie.Laura menirukan seksi dancer dengan sangat baik."Wow! Kau sangat seksi kak Laura!" Valerie terus tertawa d
Blush Marc dan Valerie terperangah melihat Laura yang begitu berani. Laura kembali duduk, "Ada apa sayang? Bukankah peraturannya seperti itu?" "Biar begitu, tapi ‘kan di sini ada Marc, aku tak sangka kamu benar-benar melepaskan semuanya," gumam Dylan pelan dengan wajah memerah. "Oh, kalau itu tidak perlu di permasalahkan, lagi pula Marc sudah pernah melihat tubuhku pada saat dikolam renang kemarin," sahut Laura santai sambil melirik ke arah Marc. Deg! "Jadi, dia mengingatku?" batin Marc. "Artinya? Kak Laura dan Marc sudah saling melihat satu sama lain? Kenapa kamu tidak memberitahukannya padaku sayang?" protes Valerie sambil memicingkan matanya ke arah Marc. Marc menggaruk kecil kepalanya yang tidak gatal, "Bukan apa-apa sayang, aku pikir Laura tidak mengingatnya, maka dari itu aku tidak ingin membahasnya," jujur Marc. "Hmm…." gumam Valerie. "Jadi, apa kita harus menghentikan permainannya?" ujar Marc tidak enak. "Tentu saja tidak! Ini tidak adil, karena hanya Laura yang tela