Kini Dylan dan Valerie menuju apartment – tempat tinggal Valerie dan Marc. Tadi, setelah bersama-sama mengantar pasangan mereka masing-masing untuk pergi ke luar negeri. Mereka memutuskan untuk kembali mengambil keperluan Valerie selam tinggal bersama Dylan.Dylan sesekali melirik kearah Valerie yang saat ini berbalut baju kaos tanktop hitam dan rok midi berwarna senada. Membuat kulit putih susunya begitu kontras dan begitu cantik.“Kamu sangat cantik hari ini, Val.” Ucap Dylan memecah keheningan selama lima menit semenjak mereka naik ke dalam mobil.Valerie menoleh dan tersenyum, “Terima kasih Kak, kamu juga sangat tampan hari ini.”Dylan terkekeh pelan, semburat merah terlihat jelas di wajah Valerie – membuatnya semakin menggemaskan. “Apakah hari ini kita berkencan saja? Makan malam di luar?” usul Dylan.“Eh? Kencan?” tanya Valerie ulang dengan wajah semakin merona. Tidak menyangka dia diajak kencan oleh Dylan. Dan pria itu mengangguk, pasti.“Boleh kak, tapi bagaimana jika ada yang
“APA!?!” Jade terlonjak kaget, “itu tidak mungkin Aldo! Dari mana kau bisa mengarang cerita seburuk itu?” Jade terduduk begitu saja dan menghadap ke Aldo.“Ssst! Tenanglah dan dengarkan ceritaku!” sahut Aldo santai sambil melipat tangannya. Jade mengangguk mengerti dan menatap Aldo.“Kau tahu ‘kan kalau kemarin aku pergi photoshoot?” Jade mengangguk lagi sebagai jawaban, “disana aku bertemu dengan salah satu member di tempatku mengajar renang, dan dia adalah wanita incaranku. Tapi aku tidak menduga kalau wanita itu adalah selingkuhan Dylan,”“Se-serius? Hei! Kamu jangan bicara tidak masuk akal seperti itu Aldo!” Jade merasa tidak terima jika ada wanita lain yang bisa masuk di dalam hidup Dylan selain Laura.“Aku serius Jade! Dan aku memiliki sebuah ide!” seringai Aldo, kemudian dia menjelaskan apa yang akan menjadi rencananya kedepan.“Bagaimna?”Jade berpikir sejenak dan berkata, “Baiklah! Kalau memang semua yang kau katakan itu benar, mari kita lakukan! Aku akan membuat Dylan tidak
Dylan membawa Valerie di dalam pelukannya, mereka berdua ke dalam kamar utama sesuai arahan Valerie. Tanpa melepaskan ciuman yang liar dan dalam Dylan terus melangkah, ia mendorong pintu dengan kakinya.Lenguhan seksi terus saja lolos dari bibir mungil Valerie. Wanita cantik itu sudah berada di dalam kendali Dylan seutuhnya. “Kak…” gumam Valerie mengusap lembut wajah Dylan yang saat ini sudah berada di atas nya. Entah sejak kapan dirinya sudah berada di atas tempat tidur.Tempat tidur dimana ia dan Marc menghabiskan malam mereka. Kini ia bersama pria lain, pria yang mengisi hari-harinya selama beberapa hari ini.“Hem?” sahut Dylan dengan senyuman lembut yang begitu rupawan.“Ada apa sayang….?”Valerie tersenyum, “Aku menyukainya kak,”“Menyukai apa sayang?”“Saat bersamamu..” jujur Valerie.“Aku juga menyukai segala tentangmu, Val.” Jawab Dylan yang kembali melumat bibir Valerie. Lidahnya ia julurkan masuk ke dalam mulut Valerie yang bersambut dan di balas tidak kalah liarnya.Mereka
Beberapa menit sebelumnya….Begitu Dylan keluar dari apartment Valerie, tidak lama kemudian pintu bell berbunyi. Valerie merasa bingung, karena belum lima menit Dylan pergi, kenapa pria itu sudah kembali.“Tunggu kak…” seru Valerie sambil tersenyum, ia masih tidak mengenakan apapun. Tubuh bugilnya hanya ia tutup dengan selimut tebal.Kemudian ia berjalan menuju pintu. Betapa terkejutnya ia ketika membuka pintu, “Al… Aldo?” gumam nya pelan.Valerie yang terkejut segera menutup kembali pintunya, namun sayangnya gerakan Aldo jauh lebih cepat. Pria itu segera menahan pintu tersebut."Valerie, apa aku boleh masuk?"Jantung Valerie berdegup cepat. Ia tidak bisa mendorong pintu lebih keras karena tangannya yang satu ia pakai untuk menahan selimut yang ia gunakan saat ini.“Ma-maaf Aldo, suamiku lagi tidak ada di rumah. Jadi aku tidak bisa menerima tamu sesuka hati.” Tolak Valerie sopan.Aldo tersenyum smirk tapi berusaha menahan diri untuk memaksa Valerie. “Ah maafkan aku. Aku hanya ingin me
Wanita kecil itu menangis mendapati perlakuan kasar seperti ini. Tangan Aldo sudah menggerayangi tubuhnya, bahkan kini membawanya menuju karpet yang ada di ruang tamu. Valerie meangis dan tetap berusaha lepas dari pegangan Aldo yang begitu erat, sampai membuat tangannya kesakitan.“Lepaskan! Lepaskan!!”“Mari nikmati Val… Ohhh! Tubuhmu sangat wangi!” gumam Aldo yang terus mencumbu Valerie yang tidak berdaya di bawah kungkungannya. Bahkan tangannya dengan bebas bergerak menyentuh kulit mulus Valerie. Tidak ingin menyi-nyiakan kesempatan, tangan Aldo kini sudah berada di area kewanitaan Valerie, membuat wanita itu meringis dan menahan gejolak yang tiba-tiba menyerangnya.Tangan dan jari Aldo begitu lihai bermain di bagian kewanitaannya. “Akh!” suara desahan Valerie lolos begitu saja.“Stop! Aldo!”Teriak Valerie di kesadarannya setipis kertas.Aldo mencumbu tengkuk leher dan menjilati leher Valerie, “Nikmati Val, aku akan tunjukkan kehebatanku di atas ranjang!”Valerie mendorong keras t
“Kamu mandi duluan saja Marc, aku akan mengatur pakaian kita di lemari.” Ujar Laura begitu mereka masuk ke dalam kamar.Marc tersenyum, “Thank you,” pria itu berjalan ke kamar mandi.Tidak butuh waktu lama, Marc selesai membersihkan tubuhnya dari keringat dan gerah selama perjalanan. Pria itu keluar dari kamar mandi dengan handuk di pinggangnya dan mendapati Laura yang sedang merapikan pakaian serta bawaan mereka.“Mandilah, biar aku yang lanjutkan,” ujar Marc sambil mengecup pipi Laura membuat wanita cantik itu tersipu.Laura terkesima dengan otot perut Marc, meskipun tidak sebesar milik Dylan, bagi Laura rasanya sangat seksi dan pas. “Ok… Aku serahkan sisanya ya.”“Tentu saja.” Sahut Marc santai.Kemudian pria itu benar-benar melanjutkan merapikan pakaiannya dan pakaian Laura. “Damn! This is so sexy!” seru Marc begitu mendapati salaman segitiga Laura yang berwar
Dua bulan pun berlalu, Valerie dan Dylan begitu menikmati kebersamaan mereka. Dimana mereka merasa begitu cocok satu sama lain. Bahkan rasa yang tak pernah ia rasakan saat bersama Marc dapat ia rasakan. Begitu pun sebaliknya, Dylan merasa Valerie seperti tercipta untuknya. Wanita yang memiliki satu pikiran dengan dirinya. Bahkan apa yang mereka lakukan bersama selama dua bulan ini terasa begitu menyenangkan dan membuat mereka saling mengenal dengan lebih—dalam. Dua bulan bukanlah waktu yang sebentar, perasaan yang awalnya sama-sama mereka tekan akhirnya muncul ke permukaan tanpa mereka sadari. Hubungan yang bermula karena ingin saling menikmati waktu bersama kini berubah menjadi perasaan yang dalam dan ingin saling memiliki. Valerie merasa bersalah terhadap Marc, dimana ia sudah berjanji akan tetap mencintai pria itu satu-satunya. Tapi seiring waktu berjalan, perasaannya kepada Dylan tidak dapat ia cegah. “Hei, kamu jangan melamun seperti itu. Mari kita hadapi bersam
“Oh Marc, Eugh!” jerit Laura yang tengah di hujam oleh Marc dengan kuat di tengah Lautan lepas. Saat ini mereka berdua tengah menikmati liburan mereka di sebuah pulau kecil yang terkenal dengan memiliki keindahan biota yang luar biasa. Di atas kapal, kedua insah itu memadu kasih dengan liar, menikmati petualangan baru mereka saat ini. Bercinta di alam terbuka adalah kenikmatan tersendiri dari mereka. Rasa takut akan di lihat orang menjadi pacuan adrenalin mereka berdua. Hal itu membuat mereka berdua sangat menikmati seks yang liar dan membara. Seperti saat ini. Laura tengah membuka kedua pahanya dengan lebar dan menghadap ke atas langit, menikmati hujaman keras dari Marc yang beralaskan handuk di bawahnya. Marc dengan sengaja membawa kapal boat jauh dari pinggir pantai untuk menikmati moment ini. “Damn! Laura! Oh! Ini sungguh nikmat Lau!” geram Marc seraya menghisap payudara Laura bergantian. “Harder please!” desah Laura. “Got it baby!” seru Marc yang menghisap kuat dan memberi