Wanita kecil itu menangis mendapati perlakuan kasar seperti ini. Tangan Aldo sudah menggerayangi tubuhnya, bahkan kini membawanya menuju karpet yang ada di ruang tamu. Valerie meangis dan tetap berusaha lepas dari pegangan Aldo yang begitu erat, sampai membuat tangannya kesakitan.“Lepaskan! Lepaskan!!”“Mari nikmati Val… Ohhh! Tubuhmu sangat wangi!” gumam Aldo yang terus mencumbu Valerie yang tidak berdaya di bawah kungkungannya. Bahkan tangannya dengan bebas bergerak menyentuh kulit mulus Valerie. Tidak ingin menyi-nyiakan kesempatan, tangan Aldo kini sudah berada di area kewanitaan Valerie, membuat wanita itu meringis dan menahan gejolak yang tiba-tiba menyerangnya.Tangan dan jari Aldo begitu lihai bermain di bagian kewanitaannya. “Akh!” suara desahan Valerie lolos begitu saja.“Stop! Aldo!”Teriak Valerie di kesadarannya setipis kertas.Aldo mencumbu tengkuk leher dan menjilati leher Valerie, “Nikmati Val, aku akan tunjukkan kehebatanku di atas ranjang!”Valerie mendorong keras t
“Kamu mandi duluan saja Marc, aku akan mengatur pakaian kita di lemari.” Ujar Laura begitu mereka masuk ke dalam kamar.Marc tersenyum, “Thank you,” pria itu berjalan ke kamar mandi.Tidak butuh waktu lama, Marc selesai membersihkan tubuhnya dari keringat dan gerah selama perjalanan. Pria itu keluar dari kamar mandi dengan handuk di pinggangnya dan mendapati Laura yang sedang merapikan pakaian serta bawaan mereka.“Mandilah, biar aku yang lanjutkan,” ujar Marc sambil mengecup pipi Laura membuat wanita cantik itu tersipu.Laura terkesima dengan otot perut Marc, meskipun tidak sebesar milik Dylan, bagi Laura rasanya sangat seksi dan pas. “Ok… Aku serahkan sisanya ya.”“Tentu saja.” Sahut Marc santai.Kemudian pria itu benar-benar melanjutkan merapikan pakaiannya dan pakaian Laura. “Damn! This is so sexy!” seru Marc begitu mendapati salaman segitiga Laura yang berwar
Dua bulan pun berlalu, Valerie dan Dylan begitu menikmati kebersamaan mereka. Dimana mereka merasa begitu cocok satu sama lain. Bahkan rasa yang tak pernah ia rasakan saat bersama Marc dapat ia rasakan. Begitu pun sebaliknya, Dylan merasa Valerie seperti tercipta untuknya. Wanita yang memiliki satu pikiran dengan dirinya. Bahkan apa yang mereka lakukan bersama selama dua bulan ini terasa begitu menyenangkan dan membuat mereka saling mengenal dengan lebih—dalam. Dua bulan bukanlah waktu yang sebentar, perasaan yang awalnya sama-sama mereka tekan akhirnya muncul ke permukaan tanpa mereka sadari. Hubungan yang bermula karena ingin saling menikmati waktu bersama kini berubah menjadi perasaan yang dalam dan ingin saling memiliki. Valerie merasa bersalah terhadap Marc, dimana ia sudah berjanji akan tetap mencintai pria itu satu-satunya. Tapi seiring waktu berjalan, perasaannya kepada Dylan tidak dapat ia cegah. “Hei, kamu jangan melamun seperti itu. Mari kita hadapi bersam
“Oh Marc, Eugh!” jerit Laura yang tengah di hujam oleh Marc dengan kuat di tengah Lautan lepas. Saat ini mereka berdua tengah menikmati liburan mereka di sebuah pulau kecil yang terkenal dengan memiliki keindahan biota yang luar biasa. Di atas kapal, kedua insah itu memadu kasih dengan liar, menikmati petualangan baru mereka saat ini. Bercinta di alam terbuka adalah kenikmatan tersendiri dari mereka. Rasa takut akan di lihat orang menjadi pacuan adrenalin mereka berdua. Hal itu membuat mereka berdua sangat menikmati seks yang liar dan membara. Seperti saat ini. Laura tengah membuka kedua pahanya dengan lebar dan menghadap ke atas langit, menikmati hujaman keras dari Marc yang beralaskan handuk di bawahnya. Marc dengan sengaja membawa kapal boat jauh dari pinggir pantai untuk menikmati moment ini. “Damn! Laura! Oh! Ini sungguh nikmat Lau!” geram Marc seraya menghisap payudara Laura bergantian. “Harder please!” desah Laura. “Got it baby!” seru Marc yang menghisap kuat dan memberi
"Hei sweetheart, kamu yakin tidak ingin ikut ke kolam renang?!" Marc merangkul istrinya dari belakang.Valerie berbalik dan melihat Marc dengan wajah tertekuknya, "Bukankah di sana mereka semua akan bugil?!" tanya Valerie to the point."Betul sekali Val, malam ini adalah puncak acaranya. Semua tamu akan hadir disana, dan kamu tahu?” Marc menjawab dengan mata berbinar-binar sambil.Valerie bergidik, "Tidak! Aku tidak mau Marc!" tolak Valerie mentah-mentah, membayangkan apa yang akan terjadi di sana membuat Valerie tiba- tiba mual."Apa kamu yakin?" tanya Marc sekali lagi.Karena pasti jauh lebih menyenangkan jika bisa menikmati ini berdua dengan istrinya.Valerie mengangguk dengan cepat, "Sangat yakin!""Hmm baiklah, tapi kamu akan bosan berada di kamar." Marc masih mencoba sedikit membujuk istrinya."Marc, bersenang-senanglah! Aku akan berjalan-jalan di kapal pesiar ini." Valerie benar-benar tidak bisa ikut dalam hal gila yang di sukai oleh suaminya."Ok sweety, kamu juga bersenang-se
Setelah berpuas diri menikmati angin malam dan indahnya bintang di atas langit yang gemerlap. Valerie memutuskan untuk kembali ke kamarnya, tubuhnya sudah tidak tahan dengan angin malam yang meniup kulitnya. Tanpa Valerie sadari, ada sosok pria yang mengikutinya dari belakang dalam diam. "Dia ternyata tepat di sebelah kamarku dan Laura!" gumam Dylan pelan setelah melihat wanita yang sudah mencuri perhatiannya itu memasuki kamarnya. Valerie membuka pintu kamarnya dan melihat sang suami yang sedang berdiri menghadap lautan. "Marc?" Valerie memanggil suaminya yang tidak sadar kalau dirinya sudah kembali. Marc sontak menoleh, "Hai sweety," jawabnya lalu menghampiri sang istri. "Bagaimana dengan acaranya? Apa kamu benar-benar telanjang dikolam renang?" Valerie bertanya dengan penuh antusias, dia sungguh penasaran dengan tema acara tersebut sambil meraih uluran tangan Marc. Marc tersenyum, "Lumayan seru, dan aku benar-benar membuka seluruh pakaian di kolam renang, bahkan semua orang
Akhirnya, mereka berempat berkenalan dan memilih untuk menikmati pemandangan secara terpisah selama speedboat menuju tengah lautan yang memiliki lokasi yang bagus untuk menyelam dan memancing."Wah! Lihat disana sayang! Banyak ikan-ikan kecil berenang!" seru Valerie senang karena baru pertama kali melihat hal semenakjubkan itu.Bukannya menyahuti Valerie, fokus Marc tertuju pada wanita yang berada di sisi sebelah, "Dia terlihat sangat cuek, apa aku yang salah mengenali orang?" gumamnya dalam hati."Sayang, ayo foto aku!" seru Valerie membuyarkan lamunan Marc."Ah iya," jawab Marc singkat kemudian memotret Valerie.Dylan tentu saja tidak mengedipkan matanya melihat wanita cantik itu berpose dengan begitu menggemaskan."Bagaimana sayang, kamu tidak menyesal ‘kan datang ke sini??" tanya Laura kepada suaminya."Hmm iya sayang, tentu saja aku senang, ini liburan yang sangat menyenangkan." jawab Dylan dan merangkul pinggang sang istri.Laura tersenyum kepada Dylan dan melihat wajah Marc dar
Kedua pasangan suami istri itu berjalan saling beriringan menuju Cafe yang ada di lantai tiga di kapal pesiar ini. Begitu banyak ornamen dari bambu dan bunga sakura yang menjadi dekorasi Ginza Cafe. Begitu banyak tamu yang berkunjung untuk menikmati music atau hanya sekedar makan malam. Rata- rata pengunjung berasal dari negeri Sakura ini.Valerie, Marc, Dylan dan Laura mengambil salah satu sudut meja yang memuat untuk empat orang. Mencari spot yang sedikit lengang dari orang lain."Aku tidak menyangka akan bertemu dengan orang yang berasal dari Paris disini," ujar Marc memulai percakapan diantara mereka."Yah aku juga, ini seperti kita berempat sedang janjian untuk berlibur di sini, hahahha!" Dylan tertawa sambil melirik ke arah Valerie."Ini perayaan pernikahan yang ke berapa tahun untuk kalian?" tanya Dylan."Ini tahun ketiga kami,"jawab Marc dan tertawa kecil."Bagaimana dengan kalian?” Marc bertanya balik."Hahahha... Kebetulan yang luar biasa, kami juga merayakan anniversary per