Blush Marc dan Valerie terperangah melihat Laura yang begitu berani. Laura kembali duduk, "Ada apa sayang? Bukankah peraturannya seperti itu?" "Biar begitu, tapi ‘kan di sini ada Marc, aku tak sangka kamu benar-benar melepaskan semuanya," gumam Dylan pelan dengan wajah memerah. "Oh, kalau itu tidak perlu di permasalahkan, lagi pula Marc sudah pernah melihat tubuhku pada saat dikolam renang kemarin," sahut Laura santai sambil melirik ke arah Marc. Deg! "Jadi, dia mengingatku?" batin Marc. "Artinya? Kak Laura dan Marc sudah saling melihat satu sama lain? Kenapa kamu tidak memberitahukannya padaku sayang?" protes Valerie sambil memicingkan matanya ke arah Marc. Marc menggaruk kecil kepalanya yang tidak gatal, "Bukan apa-apa sayang, aku pikir Laura tidak mengingatnya, maka dari itu aku tidak ingin membahasnya," jujur Marc. "Hmm…." gumam Valerie. "Jadi, apa kita harus menghentikan permainannya?" ujar Marc tidak enak. "Tentu saja tidak! Ini tidak adil, karena hanya Laura yang tela
Mendapati tatapan intens dari Dylan, membuat Valerie spontan menutup miliknya dengan kedua tangannya. "Kak Dylan, kamu benar – benar membuatku terkejut," gumam Valerie pelan. "Baiklah! Itu hukuman terakhir! Sekarang tinggal Marc yang belum melepas semuanya," seru Laura memecah keheningan. "Begitu ya? Baiklah!" jawab Marc santai, kemudian berdiri dan menurunkan boxernya tanpa ragu. "So, sekarang semuanya sudah adil ‘kan..?" ucap Marc usai melepaskan boxernya. Entah kenapa suhu ruangan terasa semakin panas. "Yups, sekarang sudah adil, semuanya sudah telanjang!" sahut Laura menyetujui. "Tunggu! Ini tidak adil, Marc dan Kak Laura tadi sudah berpelukan," lirih Valerie yang membuat semuanya menoleh ke arah Valerie yang tertunduk malu. "Benar, hanya kalian yang sudah saling bersentuhan, rasanya benar-benar tidak adil, bukankah kita harus melakukan hal yang sama?" sambung Dylan menyetujui Valerie. Deg ! Laura menatap ke arah suaminya. Marc menghela nafas. "Hah! Kalau seperti ini, b
“Oh Shit! Ini terlalu luar biasa!” erang Dylan dalam hati. Dylan yang tidak dapat menahannya perlahan memasukkan kepala boanya diantara bibir inti Valerie yang sudah sangat basah dan licin. Dengan satu kali dorongan, miliknya masuk semakin dalam hingga memenuhi liang inti wanita yang tengah di bawah kendalinya. Valerie menutup erat matanya merasakan gesekan batang Dylan yang perlahan memasuki dirinya, "Ahh! Milik kak Dylan masuk lebih dalam dan dalam lagi! Ugh! Ini sudah masuk semuanya!" erang Valerie dalam hati. "Apa ini? Kak Dylan hanya memasukkannya, tapi rasanya sangat nikmat sekali! Aku merasa mau gila hanya karena miliknya di dalam tubuhku!" racau Valerie di dalam hati. Sedangkan Dylan sendiri sudah hampir meledak, "Damn! Apa ini? Milik Valerie menjepitku dengan kuat, ototnya terus bergerak meremasku di dalam sana, boaku tersedot dengan kuat di dalam sana, padahal aku belum bergerak sama sekali! Aku tidak pernah merasakan seperti ini pada saat bersama Laura! Ughhh! Apa wanita
Laura terkejut dengan penuturan Dylan, "Maksud kamu?""Marc mengusulkan untuk kita berganti pasangan seharian full,” jawab Dylan, “dan jujur, aku juga awalnya ingin mengatakan hal tersebut padamu.”Laura tampak berpikir, "Bagaimana dengan Valerie?" tanyanya kemudian."Dia setuju,""...""Hmm baiklah, hanya sehari," jawab Laura setuju.Baginya ini adalah sebuah petualangan baru, kenapa harus mengatakan tidak disaat semuanya setuju.Dylan meraih pesawat telepon dan kembali meminta resepsionis menghubungkan panggilan tersebut ke kamar Marc dan Valerie."Halo, baiklah Marc. Sampai ketemu besok pagi di Lobby Hotel," ucap Dylan tanpa basa-basi lagi."Baiklah," jawab Marc singkat.Dan pagi pun tiba, setelah merapikan diri mereka. Dengan perasaan sedikit gugup, mereka berjalan menuju ke Lobby Hotel.Kini dua pasangan ini tiba di Lobby Hotel. Saling berhadapan, saling menatap satu sama lain dengan sedikit canggung."Valerie begitu manis," gumam Dylan dalam hati. Valerie memilih memakai gaun se
"Yuhuuu... Ini seru sekali Marc...!" teriak Laura yang kini tengah menaiki parasut yang di tarik oleh jetski. Olahraga ekstrem di aut terus mereka berdua lakukan. Mulai Parasailing, JetSki, snorkling, hingga menaiki kano untuk berkeliling ditengah lautan. Seperti saat ini, mereka tengah duduk di sudut kapal kecil yang mereka sewa tadi. Marc dan Laura duduk memandangi hamparan lautan yang begitu indah, sedangkan Marc mengambil posisi di belakang Laura, melihat punggung Laura yang begitu indah. Pria itu mengawasi Laura yang berada di depannya, Laura benar-benar tidak ragu menampilkan tubuh indahnya hanya dengan memakai thong bikini merah terang bersama dirinya. "Aku rasa kamu benar-benar menyukai laut, Laura." "Benar sekali Marc! Tapi sayangnya Dylan tidak suka aktifitas yang berhubungan dengan laut, jadi kami tidak bisa menikmatinya bersama-sama," jawab Laura. Marc menghela nafasnya, "Haahh! Valerie juga seperti itu, dia tidak menyukai hal semacam ini, aku rasa kita sama!" ucapnya
Marc berhenti sesaat mengagumi keindahan di depan matanya, bikini merah Laura yang sudah berantakan serta keindahan yang menonjol terpapar matahari membuatnya kesulitan untuk menelan salivanya. “Kamu sangat cantik dan seksi, Laura!” pujinya dengan tulus dan kembali mencumbu Laura. Dan cumbuan pria itu turun semakin intens menghisap bongkahan kenyal Laura hingga melepaskan ikatan bikini merah Laura, membuat daging tebal berwarna pink wanita seksi itu terlihat sempurna. Tanpa menunggu lagi, Marc membuka paha Laura dan memegang kedua bokong indah Laura, membuat bibir liang kenikmatan Laura terbuka dengan sempurna, memperlihatkan cairannya yang sangat menggugah. Slurp! Laura menggeliat dan menjerit dengan nikmat merasakan permainan lidah Marc yang sangat dahsyat itu, “Ohh Marc!” *** Ditepi pantai, Dylan sudah menepikan mobilnya di hamparan luas rerumputan. Dirinya jadi tidak konsentrasi menyetir kendaraan ketika tangan kecil Valerie bergerak didalam celananya. Sedangkan tangannya ya
"Val, mari kita lewati malam yang singkat ini, hanya kita berdua, aku hanya ingin fokus memikirkan tentangmu malam ini." "Jadi Valerie, ayo kita lakukan tanpa penyesalan apapun malam ini," sambung Dylan dengan lembut dan mengukung tubuh Valerie yang sudah tepat berada dibawahnya. Wanita cantik itu mengangguk dan tersipu. Wajah sayu dan merona milik Valerie membuat adrenalin Dylan semakin berpacu. Tatapan mata Valerie seolah memberikannya jawaban, bahwa wanita ini juga menginginkan hal yang sama. Dylan merendahkan wajahnya dan dikecupnya dengan lembut bibir yang begitu kenyal milik Valerie, membuat wanita itu langsung mengalungkan tangannya dibelakang leher miliknya. Memeluknya dengan mesra. Membalas tiap sesapan dan lumatan yang dia lakukan. "Euhmm," hanya desahan dan suara decapan lumatan mereka yang terdengar didalam kamar yang sunyi ini. Dylan mulai mengambil posisi samping, berbaring di sisi Valerie dan kembali melumat bibir Valerie. Tangannya perlahan turun meremas bongkahan
Wanita imut itu mengangguk dengan nafas terengah-engah menantikan permainan yang lebih intens. Tidak sabar merasakan kembali boa yang semalam sempat mampir ke dalam tubuhnya. "Akh!" desah Valerie tertahan merasakan milik Dylan memasuki inti tubuhnya dengan sensasi yang sangat luar biasa. "Ughh, ini sama seperti semalam, dia memasukkan semuanya ke dalam tubuhku, rasanya sungguh luar biasa, ketika dia memasukkannya dengan lembut, saat dia mendorong dan menariknya kembali, ini benar-benar menggairahkan," "Sentuhannya saja membuatku begitu bergairah! Aku sangat menyukainya," gumam Valerie menikmati setiap gesekan demi gesekan yang diberikan Dylan di bawah sana. "Akh Kak Dylan! Ughhh! Milikmu masuk penuh ke dalam tubuhku!" lenguh panjang Valerie ketika Dylan semakin dalam memasukkan miliknya dan bergerak semakin liar. Dylan baru merasakan milik wanita yang begitu pas untuk tubuhnya. Milik Valerie rasanya terlalu nikmat. Sedangkan di kamar sebelah, kamar milik Valerie dan Marc. Kini ad