Share

Bab 99. Hadiah Tamparan Evelyn

Penulis: nanadvelyns
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-10 22:14:12

Naura sibuk mengetik di laptopnya, suasana kantor ramai dan tertib seperti biasa.

Tetapi fokus wanita itu sempat terputus saat Kate mengetuk ruangannya. Setelah dipersilahkan, ia masuk dan melangkah mendekati Naura.

"Maafkan saya, nyonya. Beberapa hari lalu saya menerima undangan pernikahan dari keluarga Bara, putri bungsu mereka akan menikah. Saya lupa memberikannya pada Anda karena tertimbun berkas-berkas penting," ucap Kate dengan penuh raut wajah menyesal.

Naura tersenyum tipis, mengangguk. "Tidak masalah, Kate. Berikan padaku."

Keluarga Bara adalah salah satu dari sembilan pilar di Indonesia, dia ada di urutan kelima.

Wilayah kekuasaan utama mereka berada di Solo, banyak perusahaan dan pabrik yang berdiri di bawah naungan mereka.

"Saya akan segera menghubungi pihak butik untuk menyiapkan pakaian Anda," ujar Kate penuh semangat jika mendengar atasannya akan datang ke acara pesta.

Naura balas tersenyum. "Tentu, aku akan membicarakannya dengan Arjuna setelah pulang nanti."

Sa
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 100. Menjadi Dirinya

    Evelyn melangkah cepat keluar dari ruang kerjanya, saat Stave menghadangnya di depan pintu kerja suaminya, dengan marah Evelyn membentaknya. "Aku nyonya Wajendra!" Stave mengerutkan keningnya sulit, mau tidak mau pria itu harus menuruti permintaan Evelyn meskipun Zafir melarang siapapun untuk mengganggunya. BRAK!Evelyn membuka kasar pintu ruangan Zafir, membuat pria itu menatap terkejut ke arahnya. "Apa lagi ini, Evelyn?" tanya Zafir tajam. Evelyn telah berderai air mata, lalu dengan cepat mendekat ke meja kerja pria itu. "Kamu memberikannya pada wanita itu tetapi tidak padaku?" tanya Evelyn di tengah isakan kecilnya. Kedua sudut alis Zafir bertaut tidak mengerti. "Apa maksudmu?" Astaga, kali ini istrinya kenapa lagi? "Anggaran Wajendra! Kamu memberikannya kepada Naura tetapi tidak padaku? Apa aku benar-benar istrimu?!" jawab Evelyn cepat, membuat Zafir memijit keningnya. Soal anggaran lagi? Lagi pula dari mana Evelyn tahu hal itu? "Siapa yang mengatakannya padamu?" tanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 101. Obsesi Evelyn

    "Kali ini ada tuan Damian?" tanya Naura dengan senyum ramah begitu ia memasuki mobil Arjuna. "Maaf jika saya mengganggu momen Anda berdua, nyonya," jawab Damian dengan nada bercanda. Naura dengan cepat menggeleng. "Hei, tentu saja tidak." Naura bertanya seperti itu karena jarang bagi Damian muncul saat Arjuna menjemputnya. Damian hanya terkekeh tipis, lalu mulai menjalankan mobilnya. Naura mulai menatap Arjuna, lalu bertanya,"Jadi bagaimana? Kamu bisa menemaniku ke acara pernikahan keluarga Bara?"Arjuna mengangguk singkat. "Aku sudah mengosongkan jadwal untuk itu." Naura tersenyum senang, lalu saat dia hendak kembali berbicara, Damian sudah lebih dulu mengatakan sesuatu. "Pernikahan keluarga Bara? Putri bungsu mereka, bukan?" tanya Damian. Naura kembali melirik Damian, mengangguk. "Benar, kamu tahu?"Damian mengerutkan keningnya, lalu menatap sosok Arjuna sekilas di kaca spion. "Bukankah kamu juga mendapatkan undangannya?"Naura menaikkan alis kirinya, sedikit terkejut. "Kam

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 102. Perbedaan Posisi Renjana dan Wajendra

    Naura melangkah menuju halaman depan Mansion Tirta diikuti oleh Kate. Penampilannya terlihat sangat memukau hari ini, setiap kali ia berpapasan dengan pelayan, maka semuanya akan menyapa sambil memuji kagum. Long dress satin berwarna ungu yang dipadukan syal scraft bulu berwarna hitam terlihat sangat menyatu dengan aura Naura. Tajam dan sexy. "Tuan Renjana sudah menunggu di depan," ucap Kate sambil terus mengikuti langkah Naura. Naura mengangguk, dia segera mempercepat langkahnya. Begitu sampai di halaman depan, bibir Naura tersenyum. "Menunggu lama?" tanya Naura, lalu meletakkan tangannya di atas tangan Arjuna yang terulur untuknya. "Bukan masalah," jawab Arjuna. "Seribu tahun pun dia akan rela jika itu untuk Anda, nyonya," sahut Damian, lalu terkekeh kecil bersama Kate. Naura tersenyum lebih dalam mendengarnya, sementara Arjuna tidak menampilkan ekspresi apa pun, hanya melirik tajam sahabat lamanya. Karena acara akan dimulai dalam dua jam lagi, maka Naura dan Arjuna bergeg

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 103. Sembilan Pilar Negara

    Keluarga sembilan pilar negara berkumpul, dimulai dari Renjana, Wajendra, Tirta, Homas, Bara, Drogo, Buana, Mandalika, Saga. Orang-orang elite teratas memiliki meja khusus, mereka berada di lantai atas dan menghadap langsung ke pengantin yang ada di lantai bawah. "Laju inflasi memang sulit ditekan, permainan sang miskin dan kaya memang tidak bisa dihentikan," ucap tuan Bara, mengomentari topik pembicaraan mereka. Zafir mengangguk. "Itu benar, karena jika dihentikan akan menghilangkan keseimbangan dunia. Oh... Ada berita baru saat saya menonton siaran tadi pagi, nilai rupiah semakin menurun setiap harinya." "Itu benar, tuan Wajendra. Dollar semakin tinggi, tahun 2021 lalu mereka masih ada di angka tiga belas hingga empat belas ribu, namun sekarang sudah hampir mencapai enam belas ribu. Sementara rupiah tidak ada kemajuan," saut kepala keluarga berkuasa yang lain. "Bagaimana menurut Anda, tuan Renjana? Di antara yang lain, Anda tentu yang paling mengenal kondisi dunia, bukan?" tany

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 104. Evelyn Peniru

    "Ah... Sepertinya saya perlu menemui presiden juga.""Benar, saya juga. Permisi, tuan-tuan.""Kalau begitu saya ikut, kebetulan saya lupa memberi selamat kepada pengantin saat datang."Satu persatu, orang-orang di meja itu menyingkirkan dirinya. Mereka tidak mau terlibat konflik internal antara Wajendra dan Renjana. Setelah di meja benar-benar tersisa mereka berempat, Arjuna berdiri sambil menarik lengan Naura, lalu melangkah meninggalkan meja tanpa bicara. Zafir memijit keningnya, lalu melirik Evelyn tajam. "Jangan pernah mengungkit soal anak pada Naura di hadapan para keluarga besar, kamu hanya membuatku malu dengan kejadian ini!" Evelyn mengerutkan keningnya. "Malu? Aku hanya bertanya mengenai--""Kamu tahu Naura sulit hamil dan malah mengungkit hal itu di depan tamu lainnya. Itu tindakan bodoh yang memalukan untuk Wajendra!" Potong Zafir dengan nada bicara yang rendah dan menekan. Pria itu berdiri dari duduknya, lalu pergi meninggalkan Evelyn seorang diri di meja sambil membaw

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 105. Sang Pusat Perhatian. Naura dan Evelyn

    Acara berlangsung meriah seperti biasa, Naura telah kembali dari toilet dan sekarang tengah sibuk berpamitan dengan pengantin. Arjuna sudah menunggu di bawah, pria itu telah berpamitan lebih dulu bersama para kepala keluarga yang lain. Tetapi di tengah kemeriahan itu, suara teriakan wanita terdengar dari ujung gedung, membuat semuanya menoleh penasaran. "Jangan ada yang mendekat! Atau wanita ini akan aku tembak kepalanya sekarang juga!" Seorang pria yang mengenakan kemeja putih dengan rambut berantakan itu menahan tubuh salah satu tamu undangan wanita dan menempelkan pistol ke kepalanya. Penjaga berlarian ke dalam, semuanya mencoba mencerna kejadian yang sangat tiba-tiba ini. Ada apa? Naura mengerutkan keningnya, saat sibuk menatap ke depan pengantin wanita di sebelah berteriak tertahan. "Kamu kenal pria itu?" tanya Naura pada mempelai wanita. Mempelai wanita dengan ragu mengangguk, tangannya gemetar memegang lengan suaminya. "Itu Dava, mantan kekasihku."Naura menaikkan alis

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 106. Hutang Budi Naura Pada Evelyn

    Evelyn membuka matanya perlahan, pemandangan pertama yang ia lihat adalah atap rumah sakit kemudian sosok Arjuna yang duduk di dekat ranjang pasien Naura. Tak lama wanita itu ikut terbangun, Arjuna pun segera berdiri dan ribut memanggil dokter. Dokter tiba, lalu dengan cepat memeriksa kondisi Naura. Tak ada seorang pun yang sadar bahwa Evelyn telah siuman. Wanita itu mengerutkan keningnya, di mana Zafir? Mengapa di saat seperti ini suaminya tidak menjaganya seperti yang dilakukan Arjuna pada Naura?Suara pintu ruangan yang dibuka pun terdengar, sosok Zafir muncul sambil menggendong Zevan. Tetapi yang dilihat pria itu begitu masuk bukan Evelyn, melainkan Naura yang baru saja siuman. Evelyn mengerutkan keningnya lemah, mengapa Zafir tega melakukan hal itu padanya? Seharusnya pria itu memperhatikannya! Bukan Naura!"Zafir..." Panggil Evelyn dengan segenap tenaganya, kerongkongannya terasa sangat kering. Zafir dengan cepat menoleh ke Evelyn, pria itu baru sadar bahwa istrinya telah

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 107. Berhenti, Kamu Tidak Akan Pernah Menjadi Sepertiku

    Sebagai bentuk permintaan maaf atas kejadian tidak mengenakan kemarin di acara pernikahan putrinya, tuan Bara mengundang Arjuna, Naura, Zafir, dan Evelyn untuk makan bersama di kediamannya. Kondisi Naura sudah baik-baik saja, meskipun sesekali ia masih merasakan sakit kepala. Sedangkan Evelyn, kedua kaki wanita itu masih dililit oleh perban tipis. Ia masih bisa berjalan normal meskipun lukanya belum benar-benar sembuh. "Saya sungguh memohon maaf atas kejadian tidak mengenakan kemarin, tuan dan nyonya," ucap tuan Bara, kepalanya sedikit menunduk untuk menunjukkan penyesalan. Naura tersenyum tipis. "Hari sial tidak tercatat di kalender, tuan Bara. Saya dapat memaklumi hal tersebut.""Sikap Anda sudah lebih dari cukup untuk menunjukkan penyesalan dan tanggungjawab," jawab Arjuna dengan kalimat yang lebih berani. "Jadi benar bahwa pria itu sebelumnya memiliki hubungan dengan Anda, nona?" tanya Zafir, menatap putri tuan Bara yang duduk di samping suaminya. Tiara mengangguk tipis, sem

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15

Bab terbaru

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 259. Zafir Memukul Untuk Naura

    "Mama papa keren! Keren! Itu mama papa Zevan!" Suara riang anak kecil terdengar begitu musik dansa berhenti. Naura menggenggam erat tangan Zafir, sementara tangannya yang lain memegang bahu pria itu. Zafir pun sama, dia merangkul erat pinggang rampung Naura dan tangan wanita itu. Keduanya saling tatap, Naura masih menatapnya penuh kebencian. Zafir lagi-lagi tidak keberatan.Zevan berlari lincah ke arah mereka, membuat Naura tersadar dan segera melepas pegangannya dari Zafir. "Mama! Mama cantik sekali!" Puji Zevan dengan senyum lebar, membuat Naura tak bisa menahan senyum. "Jangan berlari lagi, Zevan." Naura mencubit hidung anak itu. Tak lama suara tepuk tangan mulai terdengar, lalu menjadi jauh lebih ramai dan meriah dibandingkan tepuk tangan dansa sebelumnya. Naura mulai sadar dan memperhatikan sekitar, semua orang menatap mereka dengan senyuman. Konyol, ini konyol. Saat hendak memutuskan untuk pergi, tiba-tiba saja tak jauh dari posisi mereka terdengar suara teriakan wanit

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 258. Benci dan Cinta

    "Bagaimana?" tanya Naura saat mereka telah tiba di balkon. Keduanya berdiri bersebelahan, mata masing-masing memperhatikan pemandangan danau di depan. Langit semakin menggelap, udara pun semakin terasa dingin. "Seperti yang Anda lihat," jawab Tiara, kedua tangannya memijit ringan keningnya bersamaan. Naura kali ini memilih diam, Tiara pasti akan mulai mencurahkan seluruh perasaannya seperti panggilan telefon mereka semalam. "Saya tidak mengerti lagi kenapa pria itu semakin berani, wanita itu juga tak ada malunya. Saya baru pergi sehari namun keadaan Mansion sudah banyak berubah, pelayan lebih patuh pada mereka dibanding saya. Beruntung saya cepat kembali, jika tidak maka semuanya akan semakin sulit. Wanita itu, dia berlagak seperti nyonya rumah."Naura tersenyum tipis. "Lalu? Apa yang Anda lakukan?""Tentu saja saya tidak tinggal diam, saya menggunakan saran Anda. Lambat waktu, saya kini memahami betapa berharganya posisi saya," jawab Tiara, matanya seolah memandang jauh sesuatu

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 257. Tamparan Untuk Tiara

    "Boleh saya tahu nama Anda, nona?" tanya salah satu kepala keluarga saat Tiara dan Jovan telah berkumpul bersama mereka. Sela melingkarkan tangannya erat di lengan Jovan, berusaha sembunyi pada pria itu karena malu. Sosoknya yang mungil dan wajah cantik manisnya sekilas membuat semua orang menganggapnya gemas. Naura hanya diam memperhatikan, dia merasa lucu karena Jovan benar-benar berani membawa selingkuhannya lagi setelah keributan di mega grand opening Zafir. Berbeda dengan Jovan yang tersenyum, Tiara justru hanya memasang raut wajah datar. Meskipun tidak saling bicara, Naura tahu bahwa saat ini Tiara tengah mengatur emosinya setengah mati. "Kemari, tidak perlu takut. Ada aku," ucap Jovan lembut pada Sela, seketika membuat semua orang saling tatap dan menatap penasaran ke arah Tiara. "Mama... Kenapa tante itu murung?" tanya Zevan tiba-tiba, menggoyangkan kecil genggaman tangan mereka. Naura menoleh, lalu tersenyum tipis. "Dengar, Zevan. Jika kamu dewasa nanti, jangan pernah

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 256. Jadilah Pria Sejati

    "Mama!" Zevan tersenyum riang ke arahnya, membuat Naura tak memiliki pilihan lain selain membalas senyumannya. Naura mengelus kepala Zevan lembut. "Jangan berlari seperti tadi lagi, ya. Berbahaya."Zevan mengangguk. "Kalau begitu Zevan harus menggandeng tangan mama!" ucapnya sambil meraih tangan Naura. Tak lama, dari kejauhan Naura melihat sosok Zafir yang melangkah ke arahnya. Pria itu tersenyum, setelah tiba tepat di hadapan Naura, Zafir menarik lembut anaknya. "Maafkan anakku, nyonya. Dia sepertinya sangat menyukai nyonya," ujarnya. "Anda membiarkan anak sendiri lepas berlarian itu sangat berbahaya, tuan Wajendra. Lain kali tolong lebih diperhatikan." Kalimat Naura mengandung sindiran yang tersirat untuk Zafir. Tetapi seolah tak mengerti, Zafir hanya terkekeh dan membalas santai. "Kalau Anda sebegitu khawatirnya dengan Zevan, mengapa tidak Anda saja yang menggandengnya? Putra saya juga sepertinya memiliki selera yang cukup bagus, jarang sekali ia bersedia disentuh oleh semba

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 255. Sarapan Panas Keluarga Bara

    Setelah semalam puas bercerita pada Naura, Tiara kini perlu kembali pada realita kehidupannya. Wanita itu menatap datar dirinya sendiri di cermin sebelum akhirnya berdiri dan melangkah keluar kamar. Dia menuruni tangga dengan tenang, kupingnya menangkap suara tawa bahagia milik suami dan kekasih gelapnya. Tiba di ruang makan, kedua sudut alis Tiara sedikit menyatu saat melihat Jovan berani mendudukkan wanita itu satu meja dengan ibunya. Meskipun hubungan Tiara dan ibunya sendiri pun tidak begitu baik, tetapi tidak sampai saling membenci. "Selamat pagi, nyonya Bara." Sela menyapa ramah Tiara dari kursinya, sedangkan Tiara hanya melirik singkat tanpa membalas. Dia duduk dengan tenang di kursi utama meja makan, kemudian menatap dingin suaminya. "Sejak kapan keluarga ini bertindak seenaknya?'Jovan yang awalnya tidak melirik Tiara sedikitpun menoleh ke istrinya, seluruh mata kita tertuju padanya. Ibu Tiara, sang nyonya besar Bara hanya diam dan terus menikmati makanannya. Wanita i

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 254. Bouquet Bunga

    Naura baru saja selesai mengurus pekerjaannya, dia kini duduk di hadapan meja rias setelah usai membersihkan diri. Di tengah ini, tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar. Naura menoleh sekilas, itu pasti bukan Kate karena wanita itu sudah berpamitan saat dirinya mandi. "Masuk," jawab Naura. Tak lama pintu terbuka, sesuai dugaannya, yang mengetuk adalah pelayan Mansion. "Ada apa?" tanya Naura sambil menyisir rambutnya. "Ada kiriman bouquet bunga, nyonya. Saya sudah memerintahkan mereka untuk meletakkannya di ruang tengah." Naura menaikkan alis kirinya sekilas, lalu dia segera berdiri dan melangkah menuju ruang tengah.Bibirnya tersenyum samar, Naura menebak bunga itu adalah pemberian Arjuna. Sampai di ruang tengah, Naura tersenyum tipis. Bouquet mawar putih besar bersandar jelas di sofa ruangannya. Tak lama ponselnya berdering, panggilan dari Arjuna masuk. "Bagaimana, apa kau suka?" tanya Arjuna begitu sambungan mereka terhubung. Naura menyentuh lembut kelopak bunga mawar t

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 253. Rumah Tangga Keluarga Bara

    "Pergi lalu datang tiba-tiba, memalukan! Kini kamu menampar Sela hanya karena masalah ringan? Tidak puaskah kamu bertingkah hingga membuat masalah internal kita tersebar?!" Jovan menatap muak ke arah istrinya, lalu menarik Sela ke dalam pelukannya. "Sudah marahnya?" tanya Tiara tenang, menatap datar suami serta orang ketiga di pernikahannya. Melihat respon Tiara yang cukup berbeda dari sebelumnya, keduanya pun sempat tertegun. Tiara tidak mempedulikan ekspresi mereka, dia segera melirik Sela sekilas dan kembali menatap Jovan. "Ajari kekasihmu untuk tidak menyentuh sesuatu yang bukan miliknya. Kedepannya aku tidak akan mentoleransi kesalahan seperti ini lagi, bahkan aku tidak ragu mengusir kalian dari sini." Tegas Tiara, lalu melangkah melewati Jovan dan Sela. Diam-diam hatinya kembali berdenyut sambil berdarah, tetapi dia mengingat pesan Naura dan kembali membulatkan keberanian. Jovan dan Sela menatap heran ke arah Tiara, kenapa wanita itu tidak mengamuk dan pecah seperti sebel

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 252. Tidak. Tidak Pernah Berubah

    Naura duduk berhadapan dengan Zafir di ruang tengah Tirta. Zafir benar-benar terlihat santai, pria itu selalu tersenyum setiap kali mata mereka bertemu. Naura hanya diam dan memasang raut wajah tidak bersahabat, dia tidak mengerti mengapa Zafir bergerak lebih agresif dibandingkan sebelumnya. "Apa kamu sudah menerima email yang pihak kami kirim?" tanya Zafir, membuka pembicaraan. Naura tanpa ekspresi menjawab. "Ya, tapi aku tidak bisa menyetujuinya.""Kenapa?" tanya Zafir. Naura mengerutkan keningnya. "Anda lah yang kenapa, bukankah dulu yang membatalkan semuanya adalah Anda?"Zafir mengangguk ringan. "Itu benar, tetapi aku akui itu adalah sebuah kesalahan. Tidak seharusnya aku memutuskan hubungan dua keluarga begitu saja. Wajendra dan Tirta sudah berhubungan sangat lama, namun kemarin emosiku sedang sangat tidak stabil, aku minta maaf. Tujuanku kemari hanya ingin mengembalikan semuanya seperti semula, aku tidak ingin mengecewakan upaya para senior keluarga di masa lalu."Naura me

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 251. Kerjasama Kembali Wajendra-Tirta

    "Terima kasih banyak, nyonya Tirta. Maaf... Aku merepotkanmu. Sejujurnya aku merasa sangat malu." Tiara tersenyum lemah ke arah Naura, mereka berdua berdiri di halaman depan Mansion Tirta. Setelah diskusi serta diiringi dorongan semangat dari Naura, Tiara pun berani melangkah kembali ke Mansion Bara. Meskipun rasa takut dan gugup menggerogotinya, pada akhirnya dia tidak bisa menghindar dari takdirnya sebagai kepala keluarga. "Bukan masalah besar, terkadang perempuan memang tidak memiliki tempat untuk kembali di situasi seperti ini," jawab Naura, sekali lagi dia mulai mengingat kepingan masa sulitnya. "Saya tidak tahu harus bagaimana berterima kasih pada Anda, jika--""Berjanjilah pada saya untuk menjadi pemenang di masalah ini. Setelah selesai, Anda baru bisa memikirkan bagaimana caranya berterima kasih pada saya." Potong Naura, kembali memberikan dorongan pada Tiara. Tiara tertegun, lalu ia mengangguk mantap. "Tentu." Setelahnya, Tiara masuk ke dalam mobil yang diperintahkan N

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status