Ting nong. Ting nong. Ting nong.
“Ada orang pencet bel, siapa?” tanya Kaila merasa bingung.
“Palingan orang restoran.”
“Kamu pesan makanan lagi?”
“Iya, aku ke depan dulu,” pamit Melviano, tak lupa ia mengecup bibir istrinya itu.
Kaila kembali fokus memakan anggurnya, ia menunggu suaminya datang membawa makanan restoran.
“Makan dulu, Kai. Nanti kamu kurus lagi,” kata Melviano memberitahukan Kaila.
Kaila langsung berjalan mengekori Melviano, mereka duduk dan makan bersama kembali. Sesekali mereka mengobrol kecil yang membuat keduanya saling mengejek dan melempar tawa.
Mereka berdua memutuskan menghabiskan waktu untuk menonton sebuah film. Kaila ingin film komedi sedangkan Melviano lebih menyukai film action. Dari pada ribut menentukan jenis film apa yang akan ditonton mereka memutuskan film horor sekalian.
“Mel, sini jangan jauh-jauh duduknya,&rd
Kaila mendesah saat dirinya dihujam dengan cepat oleh Melviano. Lagian ini merupakan gaya baru lagi.“Mel,” cicit Kaila menahan desahannya.“Jangan ditahan keluarkan saja sayang.”“Rasanya ... kenapa begini?” keluh Kaila sambil menggigiti bibir bawahnya agar tak bersuara kencang.“Bagaimana emang rasanya?” tanya Melviano yang terus menghujam milik Kaila. Tangannya ia gunakan untuk memegang pinggang Kaila.“Ni-ni-ni-nikmat luar biasa,” jawab Kaila dengan terbata-bata.Melviano hanya tersenyum simpul saja saat ini. Ia langsung menaikkan temponya menjadi sedikit kencang.Mereka berdua sama-sama memburu napas yang terasa tersengal saat ini. Apalagi gerakan Melviano begitu pandai mengaturnya. Mereka sama-sama mencapai puncak, Melviano langsung melepaskan diri saat ini.Kaila langsung ambrug dan tengkurep, ia merasa badannya rontok saat ini. Kakinya terasa lemas karena harus
“Mel,” panggil Kaila ketika Melviano terdiam saja.Merasa dirinya dikacangin membuat Kaila meradang. Kenapa sih MelMel hobi banget ngambek. Masa gara-gara minta makan kfc saja ngambek.“Mel,” panggil Kaila kembali.Melviano tetap fokus menyetir ke depan tanpa menghiraukan panggilan dari Kaila.“Mel, kamu kenapa sih? kamu marah gara-gara aku minta makan nasi?” tanya Kaila kesal.“Sabar ya sayang, aku lagi nyetir dulu.”Kaila langsung bersedakap tangannya, ia mengembuskan napas pasrah saja saat ini. Biasanya juga nyetir sambil ngoceh kok. Kenapa jadi sok serius begitu. Ngeselin deh.“Mau ngomong apa sayang?” tanya Melviano saat memarkirkan mobilnya.“Kamu marah sama aku?” tanya Kaila takut-takut.“Enggak kok, ngapain aku marah.”“Terus kenapa diam aja sih? aku kan jadi takut kamu marah gara-gara aku minta makan di kfc,&rd
Mata Kaila terus memandang Melviano. Ia menantikan jawaban suaminya itu. Mau atau tidak bercinta dalam mobil. Sepertinya seru, biar seperti di film-film yang Kaila tonton itu.“Tidak, Kai.”Kaila melongo tak habis pikir, tumbenan sekali suaminya ini menolak untuk berciinta. Biasanya tuh Melviano paling gerak cepat soal beginian. Ternyata dia lebih takut perut kotak-kotaknya rusak gara-gara makan cepat saji begini.“Tumben banget nolak,” sindir Kaila sambil mengunyah burgernya sesekali ia menyeruput pepsi.“Ya, karena akan merusak otot-ototku nanti.”“Tapikan kalau sesekali gapapa, Mel.”“Ya, memang. Tapi lebih baik mencegah dari pada nanti ketagihan.”“Ya, terserah kamu saja lah,” tukas Kaila kesal. Ia langsung mengigit burger dengan ukuran besar-besar sehingga membuat pipinya melembung besar.Kaila mengunyah dengan sedikit kesal sekaligus dongk
Tak pernah menyangka sekaligus menduga jika kejadiannya akan berubah seperti ini. Lagian tadi Kaila menawarkan diri melakukan hubungan badan itu bercanda saja agar MelMel mau makan hamburger. Tapi, kenapa jadinya begini sih. Kalau begini ceritanya namanya senjata makan tuan.“Kita lakukan dengan cepat,” bisik Melviano tepat di samping telinga Kaila. Mendapat bisikan seperti itu membuat Kaila meremang sendiri.“Tapi ... aku belum—““Basah?” potong Melviano langsung.Kaila hanya mengangguk saja, ia malu banget saat ini. Meski sering melakukan tetap saja rasa malu terus mengiringinya.“Aku akan buat kamu basah dulu, setelah itu kita lakukan dengan cepat, gimana?” tanya Melviano menatap manik mata Kaila yang terlihat kebingungan.“Tapi—““Bukannya tadi kamu yang bilang sendiri untuk melakukan di mobil? Katanya pengin seperti di film-film yang kamu tonton, hmm,&r
Melviano saat ini benar-benar sudah diliputi gairah yang sangat membara. Hasrat dalam tubuhnya benar-benar harus dituntaskan juga saat ini.Tangan Melviano langsung menarik tubuh Kaila, ia langsung menjatuhkan diri di jok kemudinya. Ia juga mambantu Kaila agar bisa berpindah posisi saat ini.“Cepat! Cepat!” desak Melviano yang sudah tidak tahan.“Ck, gayanya tadi nolak. Sekarang malahan nggak tahan,” cibir Kaila sedikit menghina.“Hehehe, namanya juga nggak mau makan burger,” balas Melviano tak ingin kalah.Kaila langsung memposisikan dirinya, Melviano membantu menyikap rok Kaila ke atas hingga terkumpul di pinggang. Mereka berdua melakukan pemanasan yang luar biasa unik.“Aduh,” keluh Kaila saat kepalanya terjedud atap mobil.Melviano hanya bisa terkekeh melihat Kaila sedang mengusap-usap kepalanya sendiri. Lagian gini banget bercinta dalam mobil, kepala sampe kejedut atap.
“Ya halo, Mom,” sapa Kaila saat mengangkat telepon dari Mom Margaret.“Kamu di mana? Mom telepon Melvin tidak diangkat-angkat,” gerutu Margaret dari seberang telepon.“Kami lagi di Turkey,” kata Kaila sambil meringis, meski Mom Margaret tidak akan bisa melihatnya saat ini.“Lagi ngapain kalian ke sana? Kenapa tidak bilang sama, Mom, hmm?” tanya Margaret merasa kecewa tidak diajak pergi ke Turkey. Padahal Mom Margaret juga ingin melihat balon udara di Kapadokia.“Kami sedang honeymoon,” jawab Kaila sambil menggigiti bibir bawahnya. Pipinya terasa terbakar mengucapkan kata honeymoon.“Oh, lagi tanam saham, ya?” Margaret tertawa sangat renyah di seberang telepon. Kaila mendengar suara Mikaila yang merengek ingin berbicara dengan dirinya.Kaila mendengarkan saja keributan dua wanita di seberang telepon. Sepertinya mereka sedang berebut telepon. Terdengar kata-kata Mikaila in
Mata Melviano membulat sempurna ketika melihat sebuah benda keramat berada di dalam tas Kaila. Untuk apa Kaila membawa begituan? Tak merasa puas akhirnya Melviano melihat-lihat lagi isi tas Kaila. Ternyata isinya sama saja seperti kebanyakan wanita. Perintilan yang nggak jelas, alat make up juga barang-barang yang Melviano tak paham.“Shit! Jadi ini alasan kenapa Kaila melarang untuk membuka tasnya? Takut ketahuan?” gerutu Melviano tak habis pikir.Kaila yang tengah asyik tertidur mendengar sedikit gerutuan kecil. Mata Kaila perlahan-lahan terbuka, ia menatap sesosok bayangan yang sedang duduk di hadapannya sedang memangku sebuah tas wanita.Saat mata Kaila terbuka sempurna, ternyata sosok itu Melviano. “Kamu sedang apa?” tanya Kaila dengan suara khas orang bangun tidur.“Tidak, hanya ingin melihat tas kamu saja.”“Emang ada apa dengan tasku?” Kaila langsung berusaha untuk duduk dan bersanda
Melihat wajah datar dari Melviano membuat Kaila langsung berpikir kalau kopi buatannya itu gagal total. Padahal tadi beneran taruh gula lho, bukan garam. Ngeri aja nanti ketukar meski putih tapi tekstur berbeda.“Gimana, Mel?” tanya Kaila kembali penuh harap.“Rasanya ... emm, enak banget kok,” jawab Melviano tersenyum kecut.“Kamu bohong, ya? Kalau enak banget nggak mungkin ekspresimu begitu,” kata Kaila merasa curiga.Dengan cepat Kaila langsung mengambil cangkir yang berada di depan Melviano. Ia tadi tidak sempat untuk mencicipi terlebih dulu. Perlahan-lahan, Kaila langsung menyesap kopi buatannya itu untuk memastikan rasa yang diciptakan apakah beneran enak atau tidak.Byuuurrr.Kaila langsung menyemburkan kopinya dengan cepat. “Kenapa pahit banget sih,” dumel Kaila tak menyangka kalau bikin kopinya kurang gula. Bukan kurang lagi tapi emang sangat-sangat kurang.“Kenapa kamu bi