Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba saat ini Husna berada di ruang dokter untuk memeriksakan kondisi kakinya."Bagaimana dok, apakah saya bisa berjalan lagi?" tanya Husna setelah mengikuti serangkaian pemeriksaan. Wajahnya begitu berharap ada keajaiban untuknya. Setelah lama ia menolak untuk terapi sehingga ketakutan jika kakinya tidak bisa berjalan lagi kini membayanginya."Baik, sangat baik. Bisa terapi sekarang." sahut dokter menerbitkan senyum indah di wajah Husna. Empat jam sudah Husna melakukan terapi walau dokter memintanya untuk istirahat namun Husna tetap tidak berhenti untuk berlatih agar otot-otot kakinya kuat."Sudah Husna, kamu belajar sudah cukup lama berhenti dan istirahatlah aku tahu apa yang kamu pikirkan. Tapi ingatlah ini hari pertamamu untuk terapi tidakkah ini sangat membahayakan dirimu?" Bibi Imas tidak hentinya mengingatkan Husna walau beberapa kali dokter untuk mengingatkannya. Tapi sifat keras kepala Husna tidak sanggup untuk dihentikan bahkan dokter menyerah
Rusdi berusaha bersikap tenang meski sebenarnya Ia pun sudah jengah melihat sikap Andaru yang dengan jelas tidak menyukai kehadiran Husna."T– tapi,""Bu Husna silahkan dimulai, disini bukan hanya ada pak Andaru. Tapi, ada berapa petinggi perusahaan yang ingin melihat presentasi Bu Husna." Husna mengangguk perkataan pak Rusdi benar, di ruang meeting saat ini bukan hanya Andaru ada berapa petinggi perusahaan lain yang ingin melihat secara langsung presentasi seorang Husna."Bismillahirrahmanirrahim," lirih Husna sebelum memulai presentasi.Dengan pembawaannya yang tenang Husna berdiri di hadapan orang banyak, begitu mudah dan cekatan saat layar monitor menyala presentasi yang memikat banyak perusahaan ternama di Indonesia. Dengan berakhirnya presentasi Husna bersamaan dengan naiknya perusahaan lain yang ingin bekerja sama dengan perusahaan milik Hasta.Husna mengakhiri dengan puas melihat wajah-wajah tamu di ruang meeting. Salah satu pria berdiri memberikan reaksi yang luar biasa padan
Fara membanting pintu ruang kerja Andaru kemarahan yang siang tadi di pendam kini ia lampiaskan pada putra tunggalnya."Bagaimana bisa wanita sialan itu masih hidup? Bukankah dia sudah mati saat kecelakaan malam itu?" Fara menjatuhkan tubuhnya di sofa panjang."Mama, ada apa lagi sampai Mama marah-marah seperti ini? Itu kenapa pintu yang tidak salah mama banting?" Andaru menutup laptopnya menghampiri dan duduk di samping Fara."Kamu jadi anak setiap kali Mama cerita pasti jawabannya yang tidak penting. Daru jawab pertanyaan Mama, bagaimana mungkin wanita itu bisa tetap hidup? Bukankah dia sudah mati pada malam kecelakaan itu? Kenapa dia terlihat baik-baik saja, seperti tidak ada bedanya. Bahkan jauh lebih cantik dari sebelumnya?" Fara menyesap air yang di berikan Andaru padanya."Sudahlah Ma, aku gak mau pusing! Sekarang pikirkan bagaimana caranya supaya aku bisa menyingkirkan wanita itu dari perusahaan pak Hasta," "Bodoh atau bagaimana sih? Masa kamu menyingkirkan wanita itu saja tid
"Yang mana rumah kamu, Husna?" tanya Hasta saat mereka berada di sekitar rumah tempat yang menjadi istirahat Husna setelah lelah beraktivitas. Hasta sebenarnya sudah tak tahu tempat tinggal Husna namun ia tidak ingin semua yang baru ia mulai akan berakhir setelah Husna mengetahui bahwa hasta adalah orang yang menanggung semua biaya kehidupan Husna sehingga tempat tinggal Husna saat ini."Lurus aja nanti rumahku ada di ujung, maksudnya adalah saya–" ujarnya merasa segan."Tidak masalah, sudah sampai turun dan istirahat. Jangan lupa untuk proyek baru kamu. Pastikan semuanya berjalan sesuai rencana," "Pasti saya mengingatnya, terima kasih karena bapak sudah mengantar saya. Tapi mohon maaf karena saya tidak menawarkan anda untuk masuk ke rumah saya karena dari rumah saya tidak siapapun hanya ada saya. Saya tidak ingin kedatangan pak Hasta menjadi fitnah." "Saya tahu, masuklah. Aku akan pergi jika kamu sudah ada di dalam." Tanpa menjawab apapun Husna masuk ke dalam dan semua yang dia la
Gelengan kepala Husna untuk berapa kali membuatnya yakin jika Husna tidak mengingat siapa dirinya."Sudahlah kamu tidak perlu mengingat apapun bekerja dengan baik dan kumpulkan uang yang banyak rancang masa depanmu yang lebih baik lagi dan tunggu kembalinya putrimu yang cantik maka semuanya akan indah seperti yang kamu harapkan tidak ada lagi yang orang-orang yang akan mengganggumu dan aku menjamin hal itu dan ini adalah janjiku padamu. Aku akan menjadi penolong dan akan selalu menjadi pelindung untuk kalian berdua."Husna memberanikan diri menoleh ke arah samping ditatapnya pria yang memiliki rahang tegas dan wajahnya begitu tampan dan hidung yang mancung bahkan kulitnya yang begitu bersih membuat Husna tidak yakin akan pikirannya saat ini."Kamu tidak perlu menatapku seperti itu. Aku sadar jika aku sangat tampan dan semua wanita akan memujaku jadi kondisikan matamu!" Husna tersentak dengan cepat memalingkan wajahnya dari tatapan Hasta."Menyebalkan!""Bukan menyebalkan, tapi menyenan
Suara Hasta berhasil melepaskan cengkraman tangan Andaru. Husna dengan cepat menghindar dari Andaru walau Ia pun terkejut dengan perkataan Hasta mengenai dirinya."Pak Hasta, Maaf sebelumnya bisa dijelaskan maksud dari perkataan Anda tadi?" Andaru mengerutkan keningnya mendengar penuturan tegas dari Hasta seorang pria lajang yang usianya tidak jauh darinya tiba-tiba mengakui bahwa Husna adalah calon istrinya bahkan ia tahu betul siapa laki-laki yang bernama Hasta.Pria yang begitu dingin tidak sedikit dari mereka para wanita memilih mundur karena sikapnya dan Andaru tahu betul soal itu. Seorang Hasta tidak pernah dekat dengan wanita manapun selain sekretarisnya yang kini memilih menjadi ibu rumah tangga setelah menikah."Ada apa pak Andaru? Sepertinya anda pun tidak percaya dengan kata-kata saya barusan? Atau anda juga menginginkan calon istri saya?""Pergilah dan tidak perlu bersikap kurang ajar terhadap Husna! Karena wanita itu adalah calon pemilik dari perusahaan ini!" lanjutnya teg
Linda menutup mulutnya tidak percaya dengan cerita Husna namun, kenyataan benar adanya bahwa Husna adalah mantan istri dari Andaru."Ya Lin, putriku adalah putri dari Andaru yang sampai saat ini tidak dikenalinya bahkan ia tidak tahu jika kejadian malam itu menghadirkan sebuah putri yang itu sangat cantik. Kecantikannya begitu sempurna walau putriku memiliki kekurangan karena satu kejadian, maafkan aku. Aku tidak bisa menceritakan kejadian yang sebenarnya suatu saat aku akan menceritakannya padamu jika ada waktu datanglah ke rumahku," lirihnya beberapa kali mengusap air matanya dengan kasar ingatannya kembali di malam di mana sebuah mobil merenggut salah satu putrinya dan putrinya yang lain harus kehilangan penglihatannya dan kakinya pun harus lumpuh."Jangan ceritakan apapun padaku, aku tahu apa yang terjadi dan aku hanya bisa mendoakan dan mendukung tanpa bisa membantumu. Aku pasti akan datang mengunjungimu di rumah tapi, aku minta untuk tidak keluar dari perusahaan ini kamu harus me
"Sudah, jangan ada air mata lagi. Menangislah nanti tapi air mata bahagia jangan ada kesedihan lagi tetaplah menjadi Husna yang terbaik untukku, Husna sahabatku yang begitu manis dan Husna wanita yang terhebat itu." Mereka saling berpelukan memberikan kekuatan masing-masing, Husna yang begitu bahagia bertemu dengan Linda begitu juga sebaliknya untuk pertama kalinya Linda memiliki sahabat seperti Husna bahkan secara tidak langsung bisa mengajarkannya arti sebuah kesabaran, perjuangan dan pengorbanan."Ayo aku akan traktir kamu makan pecel ayam di kantin. Harganya tidak mahal Lin, cuma dua puluh ribu. Aku tidak mau mendengar kata penolakan dari kamu sekarang ikutlah denganku!" Husna menarik pergelangan tangan Linda dan mengajaknya ke kantin yang berada di lantai bawah tanpa mereka sadari sosok pria dengan tatapan tajam bahkan beberapa kali mengusap bulir bening mengalir antara bahagia dan sedih menyatu melihat sosok yang kinie jauh darinya namun, ia tidak membiarkan wanitanya dalam baha