Share

Bab 4

Author: SanSan954
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Amy ingin punya anak Bu, Amy ingin merasakan seperti apa rasanya hamil dan melahirkan,' ujar Amy menahan perasaan.

"Astagfirullah, Nak," ucap ibunya iba.

Ibunya dan Mien Hessel sama-sama memeluk Amy, bertiga mereka menangis bersama. Amy menangis menahan kerinduan akan hadirnya seorang anak, sedang ibu dan adiknya menangis karena iba mendengar Amy merana.

Kalau saja boneka yang dipinta oleh Amy, pasti saat ini juga ibu dan adiknya sudah pergi ke toko dan membelikan untuknya. Namun, kali ini dia menangis menginginkan boneka bernyawa, yang tak mungkin diperjual belikan di semua pasar dan swalayan di seluruh dunia.

Malam itu Amy menginap di rumah ibunya, sementara Tesla pulang ke rumah.

Sepanjang malam Amy tidak dapat memejamkan mata, kata-kata dokter Dira terus terngiang di telinga, sebuah kenyataan pahit yang sulit untuk diterima, apalagi untuk dikatakan kepada semua orang termasuk Tesla dan mertuanya.

Dalam kegalauan hatinya itu, tiba-tiba saja ponsel Amy berdering. Semula dia pikir itu panggilan masuk dari nomor Tesla, jantungnya berdetak kencang khawatir Tesla mempertanyakan lagi hasil diagnosa dokter Dira. Namun setelah dilihat, rupanya itu panggilan dari nomor yang tidak dikenal.

"Hallo, Amy ya?" sapa suara lembut di seberang sana.

Amy mengerutkan dahi, berusaha mengenali suara itu tapi gagal.

"Siapa ya?" tanyanya.

"Aku Ade, teman yang pernah satu kampus denganmu dulu, ingat?"

Seketika, bayangan seseorang berkelebat di ingatannya. Selama kuliah dia hanya mengenal satu orang yang bernama Ade.

"Ade Irma Suryani?" tanyanya, untuk memastikan.

"Iya, tepat sekali," jawab orang di seberang sana.

Amy tergelak mendengarnya, tidak disangka lima tahun setelah lulus baru kali ini gadis itu menghubunginya. Amy tidak mungkin lupa kepada Ade, karena orang itu punya ciri dan gaya yang khas.

Rambut dipangkas pendek, selalu mengenakan jeans belel dan kemeja longgar. Tubuhnya kurus tinggi, saat kuliah dulu dia selalu mengendarai sepeda motor vespa.

"Tumben, lu. Ada apa?" tanya Amy.

Tidak menyangka akan dihubungi oleh teman lama, Amy sampai salah bertanya. Harusnya dia tanyakan apa kabar Ade, bukan apa maksud si tomboy menghubunginya. Dia merasa dirinya jadi terkesan angkuh, setelah menanyakan hal tersebut.

.

"Aku dapat pekerjaan di Jakarta, tapi gak punya teman lain selain kamu. Kalau tidak keberatan, jemput aku di bandara jam sebelas siang besok" pinta Ade.

"Kamu dari Jogja?" tanya Amy tidak begitu yakin dengan tebakannya. .

"Enggak, aku dari Padang," jawab Ade singkat.

"Oke, besok aku jemput," janji Amy, entah karena telah berjanji dengan Ade, atau memang matanya sudah mengantuk sangat, begitu selesai menerima telepon Amy langsung terlelap sampai pagi.

****

Dalam perjalanan menuju bandara, Amy terkenang lagi masa perkuliahan dulu. Begitu banyak kebaikan yang pernah ditanamkan Ade kepadanya, maka itu dia merasa tidak enak kalau sampai tidak memberikan si tomboy bantuan kali ini.

Pukul sebelas kurang dia tiba di bandara, menunggu beberapa saat sampai kemudian mendengar dari corong pemberitahuan, pesawat Padang—Jakarta sudah berhasil mendarat dengan selamat.

Seseorang melangkah keluar dari ruang kedatangan, tampilannya masih sama. Jeans belel dipadukan dengan kemeja longgar. Tubuh yang kurus tinggi melangkah sambil menyeret koper besar, tas mini tersampir di dada dan topi pet menutupi sebagian wajah.

Amy melambaikan tangan, saat melihat orang itu mengawasi sekitar. Senyum orang itu tersungging kala menyadari keberadaan Amy, mereka saling berlari mendekat, bersalaman setelah saling berhadapan.

"Apa kabar?" tanya Ade ramah, masih sama seperti dulu.

"Baik," jawab Amy, "kamu sendirian?" tanyanya lagi sambil celingukan.

Ade tersenyum hambar lalu menyerahkan selembar kertas bertuliskan alamat, "Aku harus ke alamat ini," terangnya.

Amy mengangguk dan segera mengajak Ade menuju tempat parkir, dia masih penasaran mengapa Ade datang sendirian. Kemana orang itu, orang yang dulu selalu bersama si tomboy.

"Cewek lu, gak ikut?" tanya Amy spontan.

Pertanyaan yang membuat air muka Ade berubah, dan dia pun menyadari sebuah kelancangan yang tidak disengaja.

"Maaf," Amy bergumam penuh penyesalan.

Ade tersenyum kecut, "Sudah lama aku tidak bersama dia lagi, sejak aku pulang ke Padang," jawab Ade.

"Oh," Amy membulatkan bibirnya.

"Oh ya, aku dengar kamu sudah menikah ya?" tanya Ade seolah hendak mengalihkan pembicaraan.

Kambali hati Amy berdesir, dia teringat akan Tesla. Sedang apa dan di mana suaminya itu sekarang?

Tiba-tiba dia merasa sangat egois, membiarkan Tesla pulang ke rumah dsn tidur sendirian.

"Sudah punya anak berapa?"

Pertanyaan Ade kembali mengiris hati Amy.

"Aku belum punya anak," jawab Amy dengan nada dingin.

"Oh maaf," sesal Ade.

Amy tersenyum, "Gak apa, kamu gak salah kok."

"Pertanyaanku yang salah," sahut Ade.

"Gak juga, doakan saja supaya aku lekas punya anak," pinta Amy.

"Aaamiiin ...."

Amy membelokkan kendaraannya ke sebuah tempat yang menjadi tujuan Ade.

"Ini hotel?" tanya Amy, sambil melihat bangunan tersebut.

"Iya, aku diterima bekerja di sini," jawab Ade.

"Bagian apa?"

Ade tersenyum, "Biasa, bagian dapur," jawabnya.

Amy ikut tersenyum, dia ingat dulu Ade kuliah di tata boga, sudah pasti pintar memasak.

"Aku salut sama kamu, gaya maskulin tapi pekerjaan tetap feminim." puji Amy.

Ade tergelak, "Makasih ya, next time kita bisa jalan dan makan bareng, bukan?"

Amy mengacungkan dua ibu jarinya, "Pasti, kamu hubungi aku kapan saja kamu butuh teman." jawabnya.

***

"Assalamualaikum," sapa Amy di ambang pintu, rumah tampak sepi tapi pintu terbuka lebar.

Kebiasaan Tesla bila sendirian di rumah, pintu depan selalu terbuka sementara dia sibuk sendiri di ruang belakang.

Amy masuk dan memeriksa tiap sudut, mulai dari ruang tamu hingga kamar mandi, lantai sedikit lembab menebarkan aroma wangi pembersih lantai.

Di kamar cuci dia mendengar suara dengung mesin cuci, dia juga melihat bak cucian piring sudah mengkilap. Rupanya Tesla melakukan semua, dia mengepel lantai, mencuci piring, dan mencuci tumpukan pakaian kotor.

"Sayang, aku pulang," sapa Amy ketika dia menemukan Tesla di ruang kerja, dan tengah fokus dengan laptopnya.

Disentuhnya pelan pundak lelaki itu, Tesla menoleh.

"Loh, udah balik?" tanyanya.

Amy tersenyum, "Lelaki memang tidak multitasking ya, jika sedang fokus maka tidak akan mendengar apapun." protes Amy.

Tesla tertawa dan merangkul pundak istrinya, membuat Amy jatuh duduk di sebelahnya.

"Bukannya tidak mendengar, tetapi apa yang terdengar tidak terkoneksi ke sensor ingatanku," jawab Tesla asal.

"Dari tadi Amy ucapin salam, gak dijawab. Amy cari sampai ke dapur, eh rupanya asik di sini," keluh Amy.

Tesla meletakkan laptop ke meja, dan merentangkan kedua tangan mengundang Amy masuk dalam pelukan. Amy menyandarkan kepala di dada bidang Tesla, terdengar detak jantung lelaki itu berirama tenang. Amy merasakan ketenangan dan kenyamanan, tiba-tiba tubuhnya seketika membeku saat Tesla bertanya.

"Sayang, apa hasil pemeriksaan kemarin?"

Related chapters

  • Belang si Janda Kembang   Bab 5

    "Tuhan … apa jadinya kalau Tesla tau hal yang sebenarnya?" gumam Amy dalam hati."Dokter Dira menyuruh kita makan-makanan bergizi dan vitamin, mudah-mudahan secepatnya aku hamil," jawab Amy, "Sayang, aku mandi ya," pamitnya tanpa menunggu tanggapan dari Tesla. Amy terpaksa berdusta dan buru-buru menghindar, sungguh dirinya tidak sanggup mengatakan hal yang sebenarnya. Biarlah dia saja yang merasakan perih ini, jangan Tesla. Andai Tesla tahu hal yang sebenarnya, Amy tidak sanggup bila harus melihat sinar kekecewaan dari sorot mata suaminya. Untuk sementara biarlah dia simpan saja cerita yang sesungguhnya, sementara itu dia akan terus berusaha dan berharap. Dia yakin suatu hari nanti Tuhan akan menjawab doa-doanya.Bukan tidak mungkin, sekarang Tuhan sedang mengujinya, agar semakin dekat dengan sang pencipta. Lebih taat lagi dalam menjalankan perintah-Nya, dan pelan-pelan meninggalkan segala larangan-Nya.***Pukul enam pagi.Amy melangkahkan kaki menuju warung Morina—wanita berdar

  • Belang si Janda Kembang   Bab 6

    "Kenapa, kamu tersinggung?" tanya Dialin, sambil menatap tajam ke arah Amy yang masih belum dapat menguasai diri atas perkataan Dialin sebelumnya.Perlahan sinar mata Amy meredup, ditariknya napas panjang untuk meredakan gejolak amarah yang membara di dalam dada."Kata Tesla, kemarin kalian periksa ke dokter kandungan, lalu apa hasilnya?" tanya Dialin masih dengan tatapan penuh intimidasi."Ba ... baik, baik-baik aja kok Ma," jawab Amy tergagap.Dialin melirik menantunya itu, "Jadi kapan kamu akan hamil?" tanyanya. Amy kembali menelan ludah dibuatnya, sungguh pertanyaan yang sulit untuk dijawab. Bagaimana dia mengetahui kapan dirinya akan hamil?"Eng ... gak tau Ma, mudah-mudahan secepatnya," jawab Amy."Ah bosan mendengar kata secepatnya-secepatnya, dari dulu selalu bilang begitu, nyatanya sampai kini belum hamil juga," keluhan Dialin kembali menusuk perasaan Amy."Astaghfirullah, mohon beri hamba kesabaran ya Allah ... beri hamba kekuatan, untuk tidak menangis dan meluapkan kemara

  • Belang si Janda Kembang   Bab 7

    Panggilan Amy sontak membuat sepasang anak manusia itu terperanjat, Tesla langsung menggeser posisi duduknya sementara Arem langsung berdiri."A … Aku pul ...pulang ya," ucap wanita muda itu tergagap.Tanpa menunggu jawaban dari Amy ataupun Tesla, Arem langsung pergi saja. Kini Amy menatap Tesla dengan tatapan tajam dan penuh selidik, menyadari sang istri didera api cemburu Tesla langsung mendekat dan merangkul perempuan itu. Amy memberontak, dia dorong Tesla dengan kasar agar menjauh darinya. Hari sudah larut dan ada mama mertua yang menginap, karena itu Amy memilih untuk tidak meneruskan keributan. Dia berbalik dan melangkah cepat menuju kamar, meninggalkan Tesla yang tengah menutup pintu utama.Amy berbaring membelakangi tempat biasa Tesla merebahkan badan, sejenak kemudian dia mendengar lelaki itu masuk ke peraduan. Tesla menyentuh pundaknya, meremas pelan dan mendekatkan bibirnya ke telinga Amy."Kamu jangan salah paham, Sayang," ujar lelaki itu pelan.Mendengar itu air mata A

  • Belang si Janda Kembang   Bab 8

    Pukul lima sore, mobil Tesla memasuki halaman rumah. Amy menghampiri sang suami, yang turun dari sisi kemudi. Tesla tersenyum dan langsung memeluk wanita itu sambil berbisik, "Bersiaplah, aku mau ajak kamu makan malam di luar."Amy menurut, sambil suaminya mandi Amy berhias diri di depan cermin meja riasnya. Pukul tujuh malam dia duduk dengan tenang, di sebelahnya Tesla mengemudikan mobil membelah jalanan ibu kota."Kita mau ke mana?" tanya Amy sambil menoleh kepada sang suami.Tesla tersenyum mesra, "Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat," jawab Tesla, sambil mengarahkan mobil menuju arah Lodan Jakarta Timur. Tebakan Amy, Tesla akan membawanya ke restoran pinggir pantai lagi.Restoran Sagara menjadi pilihan Tesla. Tempat yang khusus menyajikan menu ala barat itu, terlihat tidak terlalu banyak pengunjung.Pelayan membawa mereka ke meja yang telah dipesan oleh Tesla, hamparan pemandangan lautan menyegarkan mata.Amy menatap semburat warna jingga dari mentari, yang hampir tenggelam. Terl

  • Belang si Janda Kembang   Bab 9

    "Woi, bengong aja!" Amy terperanjat saat si tomboy menepuk pelan pipinya, telapak tangan Ade terasa dingin dan rupanya si tomboy baru saja selesai mandi. Wangi aroma sabun mandi, yang dipakainya menguar memenuhi ruangan kamar. Semakin pekat saat aroma deodoran dan lotion badan, yang kini dioleskan ke ketiak dan seluruh tubuh. Sepuluh menit kemudian, Ade selesai berpakaian. Amy memperhatikan penampilan si tomboy, gadis itu masih nyaman dengan jeans dan kemeja longgar. Meski rambutnya sekarang sudah agak lebih panjang, kesan maskulin tetap terlihat pada tampilannya."Yuk buruan, aku udah lapar nih!" rengek Ade.Tas punggung kecil disandang sebagai pelengkap penampilan, sekaligus juga tempat menyimpan dompet dan segala peralatan.Dengan mobil milik kantornya, Ade mengajak Amy ke salah satu restoran yang ada di daerah Kemayoran. Suasana jalan tidak terlalu ramai, karena sudah lewat jam makan siang."Aku masih penasaran,

  • Belang si Janda Kembang   Bab 10

    Pagi hari seperti biasa, Amy sibuk menyiapkan sarapan untuk dirinya dan suami tersayang. Mencoba melupakan kejadian tadi malam, dan melupakan usul Dialin kepada Tesla. Mencoba percaya pada janji Tesla, yang tidak akan menggantikannya dengan siapapun juga. "Assalamualaikum …." Sapaan itu memaksa Amy untuk menoleh. Tidak diduga Arem sudah berdiri di ambang pintu pembatas antara ruang keluarga dengan dapur."Eh, ada apa pagi-pagi?" tanya Amy heran.Perasaan dongkol kembali menguasai, tetapi dicobanya bersikap biasa."Bang Tesla mana ya?" tanya Arem santai."'Bang Tesla' sejak kapan dia punya sapaan itu kepada suamiku?" Amy membatin sendiri. "Ada perlu apa ya?" selidiknya."Itu ruang makanku semalam kemasukan air hujan, mau minta tolong Abang betulkan. Mungkin ada yang bocor," papar Arem santai."Apa?! dia menyuruh suamiku membetulkan atap rumah yang bocor? Lima tahun menikah, belum sekalipun aku menyuruh Tesla m

  • Belang si Janda Kembang   Bab 11

    "Kamu kalau di depan Amy jangan terlalu lincah kayak semalam dong," tegur Tesla."Loh kenapa, perasaan semalam aku gak ngapa-ngapain deh," protes Arem, keduanya berjalan beriringan meninggalkan ruang kelas."Itu semalam, kamu menuangkan air ke gelasku, apa kamu tidak lihat perubahan wajah Amy.""Kenapa sih Abang takut banget sama Mbak Amy, Tante Dialin bilang sama aku biasa aja gak usah takut sama Mbak Amy.""Bukannya takut, bagaimanapun dia itu istriku, aku berkewajiban menjaga perasaannya.""Jadi menurut Abang, perasaan aku tidak perlu dijaga?""Bukan begitu ... kok jadi ribet begini sih Rem?""Abang yang bikin semuanya jadi ribet!" Arem melangkah lebih cepat meninggalkan Tesla."Rem, Arem, tunggu dulu!" Tesla berseru, tetapi perempuan itu sudah menghilang di tikungan.Tesla memilih untuk tidak mengejar, karena di saat yang sama ponselnya berdering. Dari ringtone yang terdengar, sangat jelas panggilan itu berasal dari nomor Amy."Ya Sayang," sapa Tesla."Kamu di mana?" tanya Amy d

  • Belang si Janda Kembang   Bab 12

    Amy sesenggukan menahan tangis, sesuatu yang sejak pagi mengganjal di hati kini terungkap sudah. Apa yang terlihat seakan menjawab segala tanya.Tesla telah berbohong kepadanya, lelaki itu tidak ke Jogja melainkan sedang berdua-duaan dengan janda kembang tetangga rumah. Sungguh komposisi yang serasi, lelaki penulis roman bertemu wanita pelakon sandiwara. Dicomblangi ibunda tercinta untuk berpaling dari pernikahan yang telah terbina, sungguh naif si istri yang selalu berpikir suaminya lelaki setia.Amy menggeleng lemah mencoba menolak kenyataan, yang tadi terlihat di depan mata. Namun semakin dia menolak, semakin pula hatinya terluka. Seperti terkurung di rumpun duri, sekuat apa usaha untuk membebaskan diri, sebanyak itu pula luka yang menggores kulit."Tuhan ... mengapa aku seperti manusia bodoh? Begitu mudah tertipu dengan janji manis lelaki itu, berpikir dia setia ternyata Tesla seorang pembohong? Apa kekuranganku sehingga pantas diperlakukan seperti ini? Tidak bisakah dia

Latest chapter

  • Belang si Janda Kembang   Bab 42

    Sabtu sore sepulang dari AmyDecafe, Amy segera bersiap pergi ke rumah ibunya, Tesla juga bersiap mengikuti sang istri berkumpul di rumah mertua. Malam ini keluarga Amy, akan memberikan kejutan untuk Ade, mereka akan merayakan ulang tahun si tomboy yang ke tiga puluh.Para karyawan AmyDecafe juga diberitahu, mereka yang menyiapkan kue untuk si tomboy. Ibunda Amy dan Mien Hassel sudah sibuk sejak siang menyiapkan menu untuk dimakan bersama, semua itu mereka lakukan tanpa sepengetahuan si tomboy.Ade sendiri diberitahu untuk datang ke rumah orang tua Amy, karena malam ini adalah perayaan ulang tahun pernikahan ayah dan ibu.Ade sengaja mengajak Yuda untuk datang bersama ke acara tersebut, ada sebuah rencana yang tersusun di benak si tomboy.Pukul delapan malam, rumah orang tua Amy telah ramai oleh keluarga dan anak-anak cafe. Selain mereka juga ada keluarga inti dan kerabat terdekat orang tua Amy, seperti para besan. Kebetulan ulang tahun Ade bertepatan juga dengan tanggal dan bulan per

  • Belang si Janda Kembang   Bab 41

    Lelah menghadapi segala permasalahan di kafe hari ini, membuat Amy berkhayal sampai di rumah nanti dia akan langsung mandi dan tidur. Namun khayalannya punah kala sampai di rumah didapatinya Tesla telah kembali dari luar kota, lebih menyebalkan lagi bagi Amy ketika pria itu memintanya untuk memasak."Kenapa gak telpon sih tadi, kan bisa aku bawakan makanan dari kafe," protes Amy."Ya sudah kalau kamu gak mau masakin aku, gak apa-apa." Jawab Tesla sedikit ketus.Amy menghela napas, mau tidak mau dia harus berurusan dulu dengan wajan dan kompor, demi untuk memuaskan "kampung tengah" suaminya.Sebelum adzan maghrib berkumandang, Amy telah selesai dengan urusan dapurnya. Kini hanya menunggu nasi yang di rice cooker matang sempurna. Sembari menunggu nasinya matang, Amy masuk ke kamar mandi untuk menyegarkan lagi badannya, dengan cara menyiramkan air dingin ke seluruh tubuh, memijatnya dengan kelembutan busa sabun, lalu menyiramkan air ke wudhu. Perempuan itu menunaikan tiga rakaatnya, set

  • Belang si Janda Kembang   Bab 40

    Setelah Ade menutup panggilan telepon untuk kedua kalinya, Amy hanya bisa tercengang sendiri sambil berpikir apa yang sebenarnya telah terjadi di cafe. Karyawan manakah yang dimaksud oleh si tomboy. Semalaman Amy jadi sulit tidur memikirkan hal itu, saat pagi menyapa wanita itu bergegas mendatangi AmyDecafe.Dia sangat penasaran, apa yang telah terjadi tadi malam di kafe? Mengapa Ade sampai murka, dan kepada siapa si tomboy itu melampiaskan kemarahannya? Beragam pertanyaan itu memenuhi pikiran Amy, selama dirinya berada dalam perjalanan menuju AmuDecafe."Dita tolong kamu datang lebih cepat ya, ada yang mau kakak lihat di rekaman Cctv." Tulis Amy pada pesan singkat yang dikirimkan kepada Dita.Tak lama Amy sampai Dita pun tiba, gadis itu segera membuka rekaman Cctv seperti yang diminta atasannya"Buka bagian kitchen antara pukul 9.00 sampai 10.00 malam" Perintah Amy, Dita menurut berdua mereka melihat kejadian yang terekam cctv semalam. Dari pukul 21.00 WIB sampai 21. 30 WIB, takada

  • Belang si Janda Kembang   Bab 39

    *Seminggu Kemudian*Semenjak pertemuan di warung Soto Betawi hari itu, Tesla menjadi lebih sering mengirimi Ade pesan singkat. Awalnya lelaki itu meminta maaf berulang-ulang soal tuduhannya kepada si tomboy, setelah itu Tesla lebih banyak menceritakan keluhannya tentang keinginan mamanya untuk segera menimang cucu."Sejujurnya, De. Aku sama sekali tidak berniat menikah lagi, aku ingin sehidup semati dengan Amy, ada atau tanpa anak di antara kami. Tapi mamaku, De. Aku kasihan dengan mamaku." Begitulah Tesla kerap mengeluh, dan entah bagaimana alam bawah sadar Ade bisa memaklumi kegalauan hati lelaki itu. "Kenapa kalian tidak mencoba program bayi tabung saja?" tanya Ade suatu hari menanggapi keluhan Tesla yang dikirim lewat pesan singkat."Percuma saja, De. Dokter sudah memvonis Amy mandul," balas Tesla.Ade pun terdiam dibuatnya, selama ini dia tidak pernah menanyakan perihal kesuburan Amy, selain merasa itu bukan wewenangnya, dia juga tidak mau menyinggung perasaan sahabatnya itu.Se

  • Belang si Janda Kembang   Bab 38

    Pagi hari selepas sarapan, Ade dan Amy pergi meninggalkan rumah. Ade mengantarkan Amy ke cafe, setelah itu dia pergi tapi bukan ke hotel karena hari ini jadwalnya dia libur. Si tomboy mendatangi kantor provider telepon seluler, untuk menonaktifkan nomor ponselnya yang dicuri oleh Wulan. "Mbak saya mau minta tolong nonaktifkan nomor ini," Ade menyodorkan selembar kertas, yang bertuliskan beberapa digit angka kepada petugas di ruang pelayanan pelanggan."Maaf Kak, ada KTP dan SIM-card dari nomor yang akan dinonaktifkan?" Tanya petugas cantik tersebut.Ade menyodorkan kartu identitas miliknya, "Sim-card nomornya hilang, Mbak, maka itu saya minta segera dinonaktifkan agar tidak disalah gunakan," Jelasnya."Baiklah, tunggu sebentar ya, Kak." Pinta si petugas, lalu ia pun sibuk dengan layar komputernya."Nomor sudah kami nonaktifkan, Kak. Kami pastikan nomor ini tidak akan digunakan sampai dengan 24 bulan kedepan, selanjutnya kemungkinan nomor ini akan kembali dijual sesuai aturan perusah

  • Belang si Janda Kembang   Bab 37

    Setelah mengakhiri panggilannya, Ade buru-buru meletakkan kembali ponsel Wulan pada tempatnya. Tampak gadis bertubuh tinggi semampai itu melangkah ringan menghampirinya."Kak, Teriyaki sauce chicken satu porsi." Wulan berkata sambil menyerahkan nota pemesanan kepada Ade "Oke," Jawab Ade santai, si tomboy segera berdiri dan melangkah ke arah dapur menuju meja kerjanya.Wulan mengikuti di belakang, saat Ade sibuk meracik bumbu di atas perapian, Wulan terus memandangi si tomboy dengan tatapan mesra. Ade tidak memperdulikan dia tetap fokus dengan pekerjaannya, selain itu benaknya juga dibebani sebuah pertanyaan, mengapa nomor teleponnya bisa berpindah ke ponsel Wulan?"Woi biasa aja ngeliatnya!" Sorak Dona—asisten Ade, sambil mengibaskan tangannya yang basah ke muka Wulan. Dona baru saja mencuci tangannya, setelah selesai menyiapkan semua bahan yang dibutuhkan Ade."Apaan sih rese Lo!" Wulan menggerutu, sambil menyeka wajahnya yang terkena percikan air dari tangan Dona.Ade mengabaikan k

  • Belang si Janda Kembang   Bab 36

    Yuda meneliti daftar menu yang tertulis, tidak ada makanan berat hanya cemilan dan minuman saja. "Air kelapa dua, satunya tidak usah pakai es dan beri perisa leci, yang satunya pakai es dan susu." Ujar Yuda menyebutkan pesanannya.Ade tersipuendemgar Yuda masih hapal dengan minuman kesukaannya, air kelapa muda tanpa es dan diberi perisa leci."Abang pikir kamu sudah lupa sama Abang, pas kemarin kita ketemu, ucap Yuda sambil tersenyum menatap Ade.Si tomboy menggeleng, "Kemarin aku cuma kaget saja, tidak menyangka akan bertemu Abang," jawabnya."Bumi ini memang kecil ya, De?" Gumam Yuda."Nggak blBang, bagiku bumi ini begitu besar hingga untuk bertemu Abang kembali aku harus menunggu belasan tahun," bantah Ade."Hahahaha bisa saja kamu, De," Yuda tergelak, ada perasaan tak enak di hatinya, "Aku egois ya?" tanya.Ade kembali menggeleng, "Tidak, Abang mungkin mempertahankan harga diri Abang sebagai lelaki dewasa, di hadapan gadis kecil yang tidak tau menghargai perasaan orang." Yuda m

  • Belang si Janda Kembang   Bab 35

    "Haaaa!" Ade menghela napas panjang, bayangan kenangan silam kembali menggores perasaan. Dia teringat beberapa hari setelah malam itu, Een kembali menemuinya di halte sekolah saat jam pulang sekolah."Mbak sudah bicara dengan Yuda, sepertinya dia benar-benar kecewa dengan kamu. Dia berkata, kamu sekarang sudah besar dan tidak butuh dia lagi, karena itu lebih baik kalau dia menghindar. Lagi pula usia kalian terpaut jauh sekali, kamu bisa mencari cowok lain yang seumuran dengan kamu."Mendengar itu Ade tergugu menangis, dia tidak berpikir tentang cowok lain yang dia mau hanya Yuda seorang."Tolong bilang sama Abang, Mbak. Kapan pun waktunya, beri aku kesempatan untuk bertemu. Aku tidak akan memaksa Abang untuk bersamaku, kalau Abang tidak mau. Aku hanya ingin meminta maaf secara langsung kepadanya, itu saja." ujar Ade.Een mengangguk dan berjanji akan menyampaikan hal itu kepada Yuda. Semenjak hari itu, harapan Ade benar-benar hancur. Gadis cantik berambut panjang itu akhirnya memilih m

  • Belang si Janda Kembang   Bab 34

    Setelah berdebat dengan Amy perkara dia ingin menikah lagi, Tesla menenangkan diri dengan pergi ke kampus tempatnya mengajar. Di sana dia bertemu Handoko—rekan sejawat, yang juga dianggapnya sebagai guru spiritual.Handoko pria muda berusia empat puluh tahunan, paham tentang agama dan praktisi poligami. Dia memiliki dua istri, dari keduanya Handoko mendapatkan empat orang anak. Istri keduanya seorang janda dengan satu anak, anak inilah yang kemarin menikah dan Tesla hadir di sana. Istri kedua Handoko adalah kerabat dekat orang tua Yuni, dari Handoko jugalah, Tesla mengenal Yuni."Aku bertengkar dengan Amy," Tesla mengadukan perdebatannya tadi kepada Handoko."Soal apa?" tanya Handoko tanpa maksud menyelidik."Soal menikah lagi, susah sekali ternyata untuk mendapatkan izin," keluhnya.Handoko tertawa, "Kamu tau hal apa yang ditakuti wanita ketika kita memutuskan untuk poligami?" Tesla menggeleng, "Yang pasti mereka tidak mau berbagi," jawabnya.Handoko ikut menggeleng, "Kamu salah, wa

DMCA.com Protection Status