Beranda / Romansa / Beautiful In White / Pikirkan Apa Saja

Share

Pikirkan Apa Saja

Penulis: ayspcy
last update Terakhir Diperbarui: 2021-04-03 00:06:38

Melihatnya tersenyum, itu cukup bagiku —untuk perasaan yang kupendam selama ini.

***

Waktu menunjukkan pukul empat sore. Di sebuah bangunan bergaya klasik modern, yang terletak di UN Village, Hannam-dong, Mark memanuverkan mobilnya di pekarangan rumah tersebut.

"Gomawo Mark. Mau mampir? Kak Dejun sudah di rumah sepertinya," ucap Karina sambil menunjuk dengan dagunya ke arah garasi, mobil Dejun sudah ada di sana.

Tersenyum manis. "Lain kali ya. Aku harus menjemput Ibuku. Bibi Irene juga masih di butik 'kan?" sahutnya sekaligus bertanya.

Ya, Irene dan Seulgi bersahabat. Mereka punya usaha di bidang fashion, terkadang Karina dan Mark yang dijadikan model brand mereka. Hitung-hitung hemat biaya produksi, kata ibu-ibu mandiri tersebut.

"Heum, mungkin nanti pulang bersama Jisung. Ya sudah hati-hati Mark. Salam untuk Bibi Seulgi," jawab Karina.

Lelaki dengan senyum jenaka itu mengangguk sekali. "Ya sudah sana masuk ke rumah. Jangan lupa mandi, karena aku mencium bau tidak sedap," ucapnya dan tertawa sampai matanya menjadi sangat sipit.

"Ya! Mark Lee! Kau mengajakku berkelahi eoh? Ayo!" pekik gadis itu tersulut emosi, namun hanya bercanda.

Mark tertawa terbahak-bahak menanggapi ucapan sahabatnya itu. "Aku hanya bercanda," ucapnya.

"Sudah sana pulang, sampai jumpa Mark." Karina melambaikan tangan.

Mark masuk ke dalam mobil dan menurunkan sedikit jendelanya. "Annyeong Na," ucapnya sambil mengedipkan satu matanya —menggoda Karina.

Mobil Mark pun melaju keluar dari pekarangan rumah Karina. "Ck, dasar Magu!

Gadis itu masuk ke dalam rumah dan berteriak menyerukan nama kakak tertuanya. "Kak Dejuuun!"

Dejun yang sedang menonton televisi tersentak kaget. "Ada apa hm?" sahutnya.

"Kakak sendiri? Yang lain pada belum pulang?" tanya Karina sambil menghampiri kakaknya.

Dejun hanya mengangguk mengiyakan semua pertanyaan adiknya.

Karina duduk di sofa tepat di samping Dejun. "Kakak kenapa sudah ada di rumah? Jangan bilang, Kakak bolos kerja ya? Aku akan mengadu pada Paman Winwin," ucapnya.

"Enak saja, omonganmu itu —" ucapan Dejun dipotong oleh Karina.

"—benar, iya 'kan?"

Dejun mencebik. "Tidak Na. Kau sendiri kenapa sudah pulang?"

"Hanya ada satu matakuliah, jadi kuputuskan untuk pulang. Aku ingin istirahat," jawab Karina.

Dejun mengangguk. "Padahal aku ingin mengajakmu pergi..." ucapnya sambil menghela napas panjang.

Karina langsung menoleh ke arah Dejun dan berkata, "tidak! Aku tidak lelah. Tapi, nanti temani aku ke toko buku ya, ada yang ingin kubeli."

"Oke, aku ingin mengajakmu makan malam di La Bosseade," sahut Dejun. Sebenarnya hanya akal-akalan Dejun saja, ia ingin ditemani ke kediaman temannya untuk mengambil sesuatu.

Gadis itu berdiri dari duduknya. "Ayo Kak sekarang. Lagi pula Ibu dan Jisung pasti pulang malam. Ayah? Aku tidak tahu," ucapnya.

"Sekarang? Mandi dulu, kau tidak mencium bau badanmu sendiri eoh?" goda kakaknya itu.

Mendengus sebal, Karina berkata, "ya sudah iya, aku mandi dulu." Lalu mengerucutkan bibir.

"Jangan mengerucutkan bibir seperti itu, kau ingin dicium Mark?" celetuk Dejun menggoda adiknya.

Tentu saja Karina langsung menatap Dejun horor. "Kakaaak!! Kenapa jadi Mark?!" sahutnya dan langsung menuju kamar sambil menghentak-hentakan kakinya.

Satu jam kemudian.

"Karina! Kau bisa lebih cepat? Tidak perlu berdandan, kau sudah cantik seperti Ibu," teriak Dejun dari lantai bawah.

Karina pun keluar kamar dan bergerak menuruni tangga. "Siapa juga yang berdandan. Aku sedang mencari lipbalm yang baru kubeli dengan Ningning kemarin. Tapi di mana ya?" tanyanya.

Dejun seperti mengingat sesuatu. "Ah, yang warna merah muda bukan? Ada di kamar Jisung sepertinya. Tadi aku tidak sengaja melihatnya saat akan mengambil sepatu," sahutnya.

"Astaga Jisuuung! Itu kan limited edition!" seru Karina sambil menghentakkan kakinya.

Dejun mengusap pelan surai dark blue milik Karina. "Ya sudah berikan saja untuk Jisung, nanti kita beli lagi. Akhir-akhir ini bibirku juga sedikit pecah-pecah, jadi aku akan membelinya juga."

"Heum, baiklah," jawabnya masih sedikit kesal dengan Jisung.

"Ayo kita berangkat," ajak Dejun dan menggandeng tangan Karina.

Tiba-tiba langkah mereka terhenti karena pintu rumah terbuka dan menampilkan sosok Jaehyun. Ia baru saja pulang kerja.

"Kalian mau ke mana?" tanya Jaehyun.

Laki-laku dewasa itu menghampiri putrinya. "Kenapa dengan ekspresi wajahmu?" tanyanya lagi sambil mencubit pipi Karina.

"Biasa, ulah Jisung. Aku ingin mengajak Karina makan malam di luar dan mampir ke toko buku. Ada yang ingin dia beli," sahut Dejun.

Jaehyun mengangguk. "Jangan memasang wajah kesal seperti itu hm, ya sudah hati-hati. Kau bisa membawa black card milik Ayah, beli apapun yang kau mau sayang."

Namun, Karina menolaknya. Ia menggelengkan kepala dua kali. "Tidak perlu Yah, terima kasih. Aku masih memiliki sejumlah uang. Lagi pula ada Kak Dejun, ATM berjalanku," sahutnya sambil terkekeh.

Jaehyun mengacak pelan rambut putrinya itu. "Hm ya sudah, hati-hati ya Jun mengendarai mobilnya. Jangan sampai terjadi sesuatu dengan anak gadis Ayah satu-satunya," ucapnya.

"Siap Ayah! Ah, apa Ayah sudah makan malam? Atau ingin ikut bersama kami?" tanya Dejun.

Ayah tiga anak itu tersenyum. "Ayah sudah makan tadi bersama klien. Ibu dan Jisung juga sudah katanya saat Ayah menelepon Ibu tadi," sahutnya.

"Ya sudah kalau begitu, kami pamit pergi ya."

Jaehyun mengiyakan dengan anggukan, disertai dengan usapan halus dirambut Karina.

"Aku pergi," pamit Karina dan mencium pipi Jaehyun.

Mengangguk, Jaehyun berkata, "hati-hati ya sayang. Kau juga, Jun."

Di dalam mobil Lamborghini putih milik Dejun, adik perempuannya itu hanya diam tanpa ada niatan untuk bicara padanya. Fokus pikirannya entah ada di mana.

"Na, kita makan dulu ya. Setelah itu lanjut ke toko buku," ujar Dejun memutuskan untuk memulai pembicaraan.

"Ya sudah, aku ikut saja. Aku juga lapar, perutku sudah konser," ucap Karina sambil memegang perutnya dan menyengir.

Dejun tertawa dan berkata, "oke princess."

Karina merasakan keheningan dan ia memutuskan untuk menyetel musik di mobil kakaknya itu dengan lagu favoritnya saat ini Make A Wish - NCT U. Ia mulai menikmati alunan musik tersebut hingga kakaknya itu angkat bicara.

"Ah iya Na, setelah dari toko buku temani aku ke rumah teman ya. Ponselku tertinggal di sana," ucap Dejun.

Gadis itu mengangguk. "Hmm," jawabnya singkat, karena sedang menikmati lagu.

Dejun hanya melirik dan tersenyum melihat sifat adiknya yang seperti itu, sambil fokus menyetir.

***

Mereka sampai di sebuah restoran tempat biasa keluarga Jung berkumpul saat makan di luar —La Bosseade. Kebetulan pemilik restoran tersebut masih memiliki ikatan keluarga dengan Jung Jaehyun.

"Na, kau pesan apa?" tanya Dejun.

Gadis itu menjetikkan jari di dagunya. "Heum, seperti biasa," jawabnya sambil menyengir menunjukan deretan giginya yang rapi dan putih.

Dejun ikut terseyum. Lalu ia menoleh ke arah pelayan. "Baiklah, Jjajangmyeon dan Jus Strawberry. Pesananku samakan saja dengannya," ucapnya. Pelayan itu pun mencatat pesanannya dan menunduk untuk pamit.

Karina membuka grup Line sambil menunggu makanan datang.

LINE

'DRIMIS SQUAD'

Ningning

| Hallo guys

| Aku punya berita paling akurat dan terpercaya

Chenle

| Berita apa, hanya gosip receh pasti

Ningning

| Tidak usah balas chatku kalau hanya ingin meledekku

Giselle

| Bertengkar terus kalian berdua

| Mau aku siram?

Ningning

| Memangnya aku kucing

| Kau jahat 😭

Chenle

| Ha ha ha 😄

Giselle

| Berlaku untukmu juga Le

Ningning

| HA HA HA.

| Karina dan Mark mana?

Chenle

|Mereka sedang berduaan mungkin?

Karina

Ada berita apa? |

Mark

| Ada apa ini?

Giselle

| Dasar ya kalian

| Munculnya bersamaan

Chenle

| Benar 'kan mereka sedang berduaan

Karina

Apa katamu? |

Aku sedang di luar bersama Kak Dejun |

Mark

| Ah, mau ke mana?

Karina

Makan malam di tempat biasa |

Lalu ke toko buku nanti |

Sini menyusul |

Chenle

| Ya!

| Kalian kenapa asik berduaan

| Ningning ke mana, menghilang begitu saja

Mark

| Tunggu aku

Ningning

| Besok saja

| Putri tidur mengantuk

| Ingin sleeping beauty

| Bye

Read (3)

Ningning

| Oke fix di-read

Read (4)

Karina senyum-senyum sendiri melihat kelakuan teman-temannya, Chenle dan Ningning selalu saja bertengkar. Tapi percayalah, mereka sebenarnya saling memahami dan menyayangi.

"Ada apa? Kenapa kau senyam-senyum sendiri," tanyanya.

Karina mengalihkan tatapannya dari ponsel ke arah Dejun. "Ini lho Kak, Ningning dan Chenle bertengkar terus di obrolan grup," sahutnya sambil terkekeh.

Dejun mengangguk. "Ah, ya sudah dimakan makanannya sebelum menjadi dingin."

Ya, Karina tidak sadar kalau makanannya sudah dihidangkan di hadapannya.

"Heum, selamat makan Kak," ucap Karina sambil mengambil sumpit.

Mereka berdua menikmati makanannya, diselingi dengan obrolan yang bisa membuat keduanya tertawa.

Setelah cukup lama, Karina dan Dejun selesai dengan acara mengisi perut. Mereka ingin melanjutkan ke toko buku. Tapi gadis itu harus menunggu seseorang.

"Kak, tunggu sebentar ya. Mark sedang menyusul ke sini," ucap Karina.

Mengangguk. "Oh, ya sudah kita tunggu saja," sahut Dejun.

Sepuluh menit kemudian. Mark tiba di restoran tersebut. Ia menghampiri Dejun dan Karina. Mark terlihat sangat tampan dengan pakaian casualnya —kemeja lengan panjang warna cokelat, dipadukan dengan celana jeans hitam dan sepatu sneakers. Jangan lupakan jaket kulit hitam yang menambah kesan anak motor. Ya, Mark mengendarai motor malam ini.

"Kak Dejun, apa kabar?" tanya Mark sedikit basa-basi. Padahal baru kemarin mereka bertemu.

Dejun menoleh ke arah pemuda itu. "Ah, kau Mark. Aku baik, kau bagaimana? Sudah ada kemajuan belum soal —"

Mark mengisyaratkan dengan gerakan kedua matanya kepada Dejun untuk tidak melanjutkan kalimatnya. Beruntung Dejun langsung paham.

"Soal apa Kak? Mark?" tanya Karina penasaran sambil menatap Mark dan Dejun bergantian.

Mark terkesiap. "Ah, itu soal games yang kami mainkan beberapa waktu lalu, iya 'kan hyung?" jawabnya sambil meminta persetujuan dari Dejun.

"Ah iya games. Mark tidak bisa menaikkan levelnya, jadi aku bertanya sudah ada kemajuan atau belum," jawab Dejun berbohong.

"Oh seperti itu," ucap Karina sambil menganggukkan kepala. "Ya sudah Mark. Kau ingin pesan makan? Atau kita langsung ke toko buku?" tanyanya.

"Langsung saja, aku sudah makan tadi dengan Ibuku di rumah," sahut Mark.

Dejun dan Karina mengangguk sekali. "Na, kau ingin ikut Mark atau aku?"

"Kau bersama Kak Dejun saja. Aku tidak mengendarai mobil, angin malam tidak baik untukmu," cegah Mark sebelum Karina menjawabnya.

Karina pun hanya menggedikkan bahu. Sedangkan Dejun mengangguk setuju. "Mark benar. Ya sudah ayo."

"Ayo ke mana?" jawab Karina menggoda kakaknya. Tapi, ia menyesal karena Mark tiba-tiba menyahutinya.

"Ke pelaminan bersamaku."

Astaga Mark. Karina maupun Dejun hanya merotasikan bola mata mereka. Sedangkan Mark malah tak sadar diri dan menggandeng tangan Karina menuju parkiran mobil.

Na, maaf aku sudah berbohong padamu. Aku melakukan itu karena aku menyayangimu. Batin Mark.


Bab terkait

  • Beautiful In White   Pilihan Sulit

    Sesulit apapun pilihan yang ada di hadapanmu, kau hanya perlu ingat satu hal. Pilihlah yang membuatmu merasa nyaman.***"Kak, kau duluan saja. Aku ingin menunggu Mark sebentar," ucap Karina masih berada di basement toko buku.Dejun mengangguk. "Baiklah, jangan lama-lama," sahutnya dan berjalan masuk ke dalam toko buku."Mark mana ya? Tadi 'kan ada di belakang mobil Kak Dejun," gumam gadis itu sambil mengedarkan pandangannya.Karina sibuk mencari Mark, hingga tidak sadar bahwa lelaki itu ada di belakangnya. Ekspresi Mark mengatakan bahwa ia akan mengerjai Karina."Hai gadis cantik," goda Mark sambil mencolek pundak gadis di

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-03
  • Beautiful In White   Rumah Teman

    Berdamailah dengan keadaan. Karena keadaan akan memberikanmu waktu atau peluang untuk kau mengetahui apa yang belum kau ketahui. Atau keadaan itu sendiri bisa membuatmu menjadi dewasa, dengan bagaimana kau menyikapi keadaan tersebut.***Dejun melajukan mobilnya menuju rumah teman yang ia maksud tadi. "Na, mampir sebentar ya...""Iya," sahut Karina.Sahutannya itu membuat Dejun menoleh ke arah Karina. Seketika ia teringat sesuatu. "Na, boleh aku bertanya? Kau masih berhubungan dengan keluarga Hwang?"Karina agak terkejut dengan pertanyaan kakaknya. Ia pun menoleh. "Masih, tapi tidak sering. Itu juga hanya dengan Yeji. Karena dia ingin kuliah di universitas yang sama denganku

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-03
  • Beautiful In White   Tidak Bertemu

    Keesokan hari.Karina benar-benar kembali ke tempat kemarin ia melihat Jeno —hanya asumsi Karina semata. Ia memberanikan diri mendekatispotyang selama ini ia hindari. Demi memenuhi rasa penasarannya yang teramat tinggi itu.Namun sepertinya, usaha Karina tidak membuahkan hasil. Ia sudah berdiri tepat di bangku antara dua pohon itu, dan tidak menemukan seseorang yang menurutnya adalah Lee Jeno —mahasiswa baru di kelas Mark."Ke mana ya? Apa mungkin dia tidak datang hari ini?" gumam Karina. "Ya sudah lah, mungkin aku salah lihat kemarin," lanjutnya lagi.Gadis itu akhirnya melanjutkan lari paginya dan kembali ke rumah.Sedang di sisi lain, di kediaman L

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-03
  • Beautiful In White   Berkenalan

    Karina dan ketiga sahabatnya jalan bersama menujuLemonade Cafe. Mereka hendak mengerjakan tugas sambil makan siang. Sebelumnya Karina mengirim pesan pada Mark, sebab bisa heboh kalau Mark khawatir. Bahkan Chenle sangat hapal bagaimana posesifnya Mark sebagai sahabat Karina."Sudah mengabari Mark?" tanya Chenle sambil membenarkan posisi duduknya. Mereka sudah tiba diCafe.Gadis itu mengangguk. "Sudah."Isi pesannya;Mark, aku ke Lemonade Cafe dengan yang lain.11.15 KST"Na, kau kenal dengan Jeno?" Ninging tiba-tiba memulai pembicaraan setelah mereka duduk.Mengernyitkan dahi. "Ye? Ah, tidak kenal. Hanya tahu dari Mark. Kenapa?

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-03
  • Beautiful In White   Berkumpul

    "Aish! Aku tidak bisa diam saja di sini," gumam Mark.Laki-laki itu mondar-mandir dengan tangan kiri di pinggang dan tangan kanan memijat keningnya pelan. Rasanya gemas ingin menyusul Karina ke Klinik, tapi kalau ia tetap nekat ke sana, yang ada Karina akan marah.Namun Mark sungguh khawatir. "Aku akan menyusulnya!" Baru saja laki-laki itu ingin melangkahkan kakinya, tiba-tiba ada suara seseorang menyerukan namanya."Mark!" seru Karina sambil menghampiri sahabatnya itu dan memeluknya erat.Sungguh gadis itu sangat ketakutan ketika dikejar-kejar oleh orang jahat tadi. Tapi, ia tidak bisa menunjukan kelemahannya di depan orang yang baru ia kenal seperti Jeno."Ada apa denganmu

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-03
  • Beautiful In White   Kedatangan Jeno

    Kalau kau memulainya dengan tidak baik, jangan berharap mendapatkan hasil yang baik.***Saat ini Jeno sedang duduk di ruang tamu rumah Karina. Lelaki itu ditatap oleh kelima pasang mata, Mark, Ningning, Chenle dan pemilik rumah yaitu Karina serta Jisung."Ada urusan apa kau datang ke sini?" tanya Mark sambil menatap sinis ke arah Jeno.Sedikit tak nyaman, Jeno berusaha biasa saja. "Aku ingin memberikanfilepenting dari Kakakku untuk Kak Dejun."Chenle mengernyit. "Memangnya siapa kakakmu?" tanyanya."Hendery," jawabnya singkat.Karina sedikit terkejut,

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-03
  • Beautiful In White   Semua Terasa Berbeda

    Bolehkah aku memiliki perasaan ini untukmu? Tidak, kau tidak perlu membalasnya. Cukup tidak melarangku untuk mencintaimu dalam diam.***Dua bulan lebih telah berlalu, setelah kejadian di mana Jeno meminta izin untuk menjadi lebih dekat dengan Karina. Hubungan mereka pun semakin dekat, bahkan dengan sahabat-sahabat dari mereka masing-masing.Juga, Mark lebih banyak mengalah untuk membiarkan Karina lebih banyak menghabiskan waktu dengan Jeno. Ia cukup menjaganya dari jauh dan... mencintai dalam diam --menurutnya.---"Na, boleh tidak kalau aku lebih dekat selangkah denganmu?" tanya Jeno kala itu."Hah? Maksudmu

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-03
  • Beautiful In White   Curahan Hati

    Satu hal yang pasti, cinta tak akan tumbuh jika wadahnya tak dibiarkan terbuka. Makanya kenapa setiap orang yang patah hati sukar untuk memupuk cinta, karena wadahnya sudah tak utuh lagi.***"Aku pulang!" teriak Karina yang baru saja tiba di rumah.Jisung datang menghampiri, dengan berbagaisnackdi kedua tangannya. Ia baru saja dari dapur. "Pulang dengan siapa? Diantar Kak Mark?" sahutnya. Kemudian ia kembali duduk di sofa.Karina menggeleng sekali, lalu ikut duduk di samping Jisung dan menyomotsnackmilik pemuda itu. "Bukan, aku diantar Jeno.""Aku lihat akhir-akhir ini, sepertinya Kakak lebih sering pulang bersama Kak Jeno ya? Meman

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-03

Bab terbaru

  • Beautiful In White   Bonus Chapter

    Kau di sini, tempat di mana aku menyimpan semua tentangmu, semua rasa cinta dan sayang yang kau sampaikan padaku. Kau di sini dan akan selalu di sini, di hatiku.***Seminggu setelah pernikahan Jeno dan Karina.Di pagi hari, saat matahari sudah tidak malu lagi untuk menampakkan sinarnya. Dengan suasana yang sangat hening hingga suara burung pun sangat terdengar oleh telinga. Ditemani dengan semilir angin yang berhembus, mengiringi langkah seorang pria dengan pakaian tidak terlalu formal dan seorang wanita mengenakan dress berwarna putih, dengan se-bouquet bunga di tangannya.Sang pria merangkul sang wanita dan mendekati batu nisan yang bertuliskan nama Hwang Hyunjin. Mereka sedang berada di Pemakaman daerah Gwanak, S

  • Beautiful In White   Epilog

    Kebahagiaan yang hakiki adalah kau mencintai orang lain, tapi orang itu mencintai yang lainnya dan kau ikhlas melepaskannya asalkan orang itu bahagia dan kau menemukan cinta sejati sebagai gantinya.***Suara kendaraan yang bising dan saling bersahutan dengan semilir angin. Matahari pun tampak tidak malu-malu untuk menunjukan sinarnya.Di kota Seoul, distrik Gangnam, seorang laki-laki sedang merasakan hangatnya sinar mentari pagi dengan pemandangan kota yang hiruk pikuk orang berlalu-lalang dan sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Laki-laki itu menunjukan senyum cerahnya, menandakan bahwa ia sedang bersemangat untuk memulai harinya.Akhirnya aku kembali ke negara ini. Aku sangat merindukannya. Tempat ini mengingatkanku

  • Beautiful In White   Kehilangan

    ...Aku ingin kau tahu, diam-diam, aku selalu menitipkan harapan yang sama dikala senja datang: aku ingin hari depanku ada kau di dalamnya.***Di kediaman keluarga Jung.Beberapa orang di rumah tersebut sedang sibuk dengan tugas mereka masing-masing. Jisung, Giselle, Chenle dan Ningning sibuk memeriksaCCTVyang terhubung di pekarangan rumah Karina.Renjun, Haechan dan Hendery sibuk dengan membantu Jaemin melacak keberadaan Winter melalui nomer ponsel yang Jeno berikan.Sedang Jaehyun sibuk dengan ponselnya menghubungi Johnny, Irene dan Dejun. Lalu Jeno dan Mark sibuk dengan menyusun strategi yang akan mereka jalankan untuk menyelamatkan Karina.

  • Beautiful In White   Unexpected

    Dia tahu segalanya tentangmu. Tapi kau terlalu sibuk dengan apa yang kau sukai. Dia telah memberikanmu waktu tapi kau tetap tidak menyadarinya.***Seorang wanita dengan pakaian minimnya menghampiri Karina yang sedang duduk meringkuk dengan tangan diikat dan mata ditutup menggunakan penutup mata. Jangan lupakan mulutnya yang dibungkam dengan kain sehingga ia susah untuk berbicara.Wanita dengan pakaian minim itu adalah Winter Kim.Winter memberikan perintah melalui gerakan matanya pada orang suruhannya. Orang-orang itu membuat Karina berdiri dan duduk di kursi yang ada di dekatnya.Wanita licik itu menghampiri Karina dan membuka ikatan di mata gadis itu. Sehingga Karina pun

  • Beautiful In White   Kidnapping

    Penyesalan yang akan kau sesali selama hidupmu adalah, kau tidak pernah mengatakan bahwa kau mencintai dirinya ketika dia masih bersamamu, jika ia sudah tak bersamamu yang tersisa hanyalah sebuah kenangan.***"Kak, kau sudah se—" ucapan Jisung terhenti karena Karina tidak ada di depan rumah.Jisung bingung ke mana Karina pergi dan siapa yang kakaknya temui tadi. Saat Jisung hendak berbalik menuju ruang keluarga, langkahnya terhenti karena suara ponsel yang sangat ia kenal.Iya, itu bunyi suara dari ponselnya. Ia pun mengambil ponsel tersebut. Kenapa ponselku di tinggal di depan pintu? Ke mana Kak Karina? batin Jisung.Dan tertera di ponsel nama seseorang yang Jisung k

  • Beautiful In White   Suspicion

    ... adalah hati, sesuatu yang tak bisa aku kendalikan. Ia yang tidak bisa aku perintah seperti tubuh yang lainnya, ia yang tidak bisa aku atur untuk jatuh cinta kepada siapa.***Di kediaman keluarga Lee.Dua hari setelah Jeno menyatakan perasaannya pada Karina.Di kamar Hendery, ia sedang mengernyitkan dahinya karena bingung sekaligus aneh melihat adik satu-satunya itu tersenyum sendirian. Padahal ia sedang menonton film dengan adegan sedih. Aneh bukan?"Ada apa dengannya?" gumam Hendery.Hendery mencoba untuk mengagetkan Jeno dengan melemparkan bantal sofa ke wajah adiknya itu. --bantal terlempar-- "Ya!" sentak J

  • Beautiful In White   Revealed

    Tuhan mengirim aku bukan untuk menyakitimu. Meskipun pada akhirnya bukan aku yang mampu membahagiakanmu.***Giselle dan Chenle sedang berada di sebuah Kafe. Mereka akan membahas apa yang Chenle dapatkan dari hasil intaiannya terhadap Mark."Jadi bagaimana? Apa yang kau dapat dari mengikuti Mark tempo hari?" tanya Giselle.Chenle menyeruputcoffee-nya, lalu menjawab pertanyaan Giselle. "Aku sudah mendengarkan semua penjelasan dari Mark..." Ia manaruh gelasnya, "bahwa semua kecurigaan kita selama ini benar. Mark sangat mengenal Winter, karena mereka —berstatus saudara sepupu."Giselle tersentak kaget, ternyata yang ia duga selama ini benar, Mark ada kaitan

  • Beautiful In White   Acquiesce

    "Hai Na. Sudah pulang? Ayo berangkat. Kita harusfittingbaju pertunangan untuk lusa," ajak seseorang.Karina mengangguk. "Heum, ayo."Seorang pria mengenakan kaos putih ditutupi dengancoatberwarna hitam, tidak lupa dengan kacamata, bernama lengkap Hwang Hyunjin. Ia sedang menjemput kekasihnya yang sebentar lagi akan berubah status menjadi tunangan.Hyunjin sudah berkuliah, sedangkan Karina masih duduk di bangku sekolah tingkat senior. Usia mereka hanya terpaut 2 tahun. Mereka pun menuju salah satu mobil yang terparkir di parkiran sekolah."Kau ingin makan atau langsung ke butik?" tanya Hyunjin sambil menyetir."Langsung saja. Kita bisa makan b

  • Beautiful In White   Flashback 2

    Kaubilangmencintaikutapihanya karenajarakdenganmudahnyakaumencampakanku.***Lee Jeno terlihat melakukan rutinitasnya setiap pagi, yaitu mengunjungi taman dekat komplek rumahnya. Ada alasan kenapa Jeno selalu mengunjungi taman tersebut, lebih tepatnya hanya diam berdiri dan menatap bangku di antara dua pohon yang berada di taman.Tempat itu adalah tempat terakhir di mana kisah masa lalu Jeno berjalan. Tapi, ada yang berbeda saat itu. Jeno tidak sengaja melihat seseorang yang sedang menatapnya seperti orang ketakutan dan berlari begitu saja.---

DMCA.com Protection Status