Be With You

Be With You

last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-31
Oleh:  itsmeiseuOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
Belum ada penilaian
22Bab
2.2KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sinopsis

Puluhan headlines yang memberitakan tentang acara reality show pencarian jodoh untuk seorang actor pendatang baru yang tengah naik daun. Giornino Adams lebih memilih menjalani proses syuting reality show itu daripada membayar pinalti sebanya 1 miliar. Ia tak bisa menyalahkan siapapun karena memang salahnya sendiri yang asal tanda tangan kontrak tanpa membaca isinya terlebih dahulu. So, it is what it is. Sejauh ini ia hanya berharap semoga tak ada cewek freak yang ikut dalam acaranya tersebut. Tapi siapa sangka jika ia malah bertemu dengan crushnya semasa SMA dalam acara tersebut. Apakah dia bisa bersama dengan crushnya itu untuk menjadi pasangannya?

Lihat lebih banyak

Bab 1

Prolog

“Gio, jangan lupa besok jam sepuluh kita ada meeting di Melon TV.”

Meeting buat apa, Mbak? Perasaan kita nggak ada project bareng Melon TV.” Gio mengernyitkan dahinya, mengingat-ingat apakah ia pernah membaca dan menandatangani kontrak dengan Melon TV.

“Gausah pura-pura lupa lo! Pulang dari Malang, kontraknya udah lo tanda tanganin ya.”

Gio memutar matanya sebal, Mbak Namira, manager-nya itu mulutnya memang perlu dicabein biar nggak kurang ajar padanya. “Emang acara apa sih, Mbak?”

“Jangan bilang lo nggak baca kontraknya,” Gio mengedikkan bahunya. Mbak Namira mendengus kasar, melihat dari respon artisnya, ia tahu bahwa Gio sama sekali tak membaca isi kontraknya, “kebiasaan lo!”

“Kan biasanya juga gitu, Mbak. Kontrak-kontrak yang sampek ke gue udah lo pilah-pilah dulu tinggal gue tanda tanganin.” Gio mengubah posisi duduknya menjadi selonjoran di sofa ruang tamu apartement-nya.

“Kali ini belom gue sortir, gue kan baru cuti, Yo!”

“Oh iya. Besok meeting buat variety show doang kan, Mbak? Briefing buat gue jadi bintang tamu aja, kan?”

Nope. Besok meeting buat variety show punya lo sendiri.”

“Hmmm…” Gio tetap memejamkan matanya, mengistirahatkan tubuhnya yang sangat pegal gara-gara syuting adegan baku hantam untuk music video salah satu grup band paling laku saat itu, “bukan konten prank kan, Mbak?”

“Bukan sih, cuma variety show buat cari jodoh aja.”

Hah. Gio membuka matanya, mengubah posisinya menjadi duduk dan menatap Mbak Namira dengan mata yang menyipit. Dia tadi nggak salah dengar, kan? Mbak Namira tadi beneran ngomong acara cari jodoh? Gila! Nggak mungkin banget. Seorang Giornino Morgan, aktor tampan nan berbakat, pemenang aktor pendamping pria terbaik versi FFI dan pernah masuk Under Thirty majalah Forbes Indonesia harus dibuatkan acara hanya untuk ajang cari jodoh? Ini benar-benar gila sih. Harga dirinya mau ditaruh dimana?

“Lo bercanda ya, Mbak?”

“Pernah lo liat gue bercanda masalah kerjaan?”

Gio meringis, manager-nya itu memang tak pernah bercanda untuk hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan. Menurut wanita dengan potongan rambut bob itu, pekerjaan adalah sesuatu yang serius dan tidak untuk dibercandain. Sedikit strict memang tapi berbanding lurus dengan kinerjanya yang tak pernah tidak beres.

“Udah ya, Yo. Gue balik dulu,” Mbak Namira beranjak dari duduknya, mengambil tas jinjing merek Zara yang sudah menemai aktifitasnya setahun belakangan ini. “Jangan sampek telat bangun, besok lo berangkat bareng Nath.” Ucap Mbak Namira sebelum benar-benar keluar dari apartement Gio.

Beberapa saat setelah manager-nya pergi pun, Gio masih berada dalam posisinya. Terduduk lemas di sofa ruang tamu dengan pikiran yang melayang. Pria itu kembali memikirkan nasibnya.

Bodoh! Ia kembali merutuki dirinya sendiri. Jika saja ia tidak ceroboh. Jika saja ia menanyakan pada Mbak Namira apakah kontraknya udah dipilih atau belum. Jika saja ia baca dulu kontraknya. Gio yakin ia tak akan terjebak dalam kontrak reality show yang mengumbar kisah cintanya.

Pria itu mengacak rambutnya kasar. Gio terbayang dengan gadis cantik nan anggun yang telah mencuri perhatiannya akhir-akhir ini. Rencananya untuk melancarkan aksi PDKT sepertinya harus ditunda karena acara itu. Duh.. merana sekali kisah percintaannya. Hampir empat tahun ia menjomblo, tapi saat ia menemukan seseorang yang menarik perhatiannya, semesta seolah tak merestuinya.

Belum lagi bayangan-bayangan tentang respon netizen. Ia mungkin tak akan dihujat tapi image seorang actor tampan nyaris sempurna yang dengan susah payah ia bangun selama ini pasti akan hancur. Ya coba saja dipikir, mana ada orang nyaris sempurna yang cari pacar saja harus dibantuin. Mana ditayangin di TV lagi. Hancur sudah pasarannya.

Gio mendengus sebal. Tak ada gunanya ia pusing memikirkan itu sekarang. Pria itu beranjak dari sofa ruang tamunya. Gio memutuskan untuk segera tidur, bukan hanya untuk beristirahat tapi juga untuk sebentar lari sadi kenyataan.

♦♦ Be With You ♦♦

"Dimana sih? Please lah… masa ilang sih."

Angeline membuka semua laci yang ada dikamarnya, mengeluarkan isinya satu per satu semi mencari barang kesayangannya. Bukan barang mewah sebenarnya, tapi barang itu sangat berarti untuknya. Sebuah gantungan kunci berbentuk patahan hati pemberian seseorang dari masa lalunya. Seseorang yang tak pernah ia ketahui namanya tapi mampu membuat semangat hidupnya kembali lagi.

Gadis itu segera berpindah ke lemari pakaiannya dan mengeluarkan semua isinya. Namun hasilnya tetap nihil. Angeline mengacak rambutnya frustasi. Gadis itu mendudukkan bokongnya di tepi ranjang queen size-nya yang sudah penuh dengan pakaian dan bukunya. Namun bahkan saat kamarnya sudah luluh lantak, ia tetep tak menemukan barang yang dicarinya.

Ceklek.

"Astaga, Angeline!!!! Siapa yang mengajarimu menjadi gadis yang jorok begini hah?"

Angel menoleh, gadis itu menatap nanar kakak angkatnya yang kini tengah berdiri diambang pintu. Pria itu berangsek maju, memungut buku, pakaian juga sepatu yang berserakan di lantai. Deva mengerutkan dahinya heran, Angel tak biasanya seperti ini. Kamar adiknya selalu rapi tapi kenapa sekarang terlihat seperti baru terjadi tsunami di kamar itu?

"Kalo kamu jorok begini mana ada cowok yang mau sama kamu. Jadi cewek tuh harus bisa masak, bersih-bersih. Biar disayang mertua." Angel memutar matanya jengah. Ia sudah muak dengan ucapan Deva yang itu-itu saja.

"Berisik Kak. Aku lagi pusing nih!"

Deva mendekati Angel, menyentuh kening gadis itu dengan punggung tangannya. Pria itu mengerutkan dahinya saat mendapati suhu tubuh Angel normal-normal saja.

 "Kamu kenapa?"

 "Gantungan kunciku ilang"

Deva tersenyum geli. Jadi hanya karena gantungan kunci itu adiknya jadi uring-uringan tak jelas begini. Memang apa sih istimewanya gantungan kunci itu. Kan bisa membeli lagi jika memang sudah hilang, kalaupun tak ada dia bisa memesan pada seorang pengrajin untuk membuatkan yang sama persis.

"Kak Dev tau gantungan kunciku dimana?" Angel langsung mendongak. Gadis itu menatap Deva dengan tatapan penuh harap. Pria itu mengulurkan tangnnya untuk mengacak rambut Angel.

"Kakak bakal bantu cari gantungan kuncimu kalo kamu mau nurut sama kakak." Angel menatap Dave curiga. Kalo udah mau bantuin gini pasti ada maunya. Deva tersenyum mengetahui pemikiran adiknya itu.

 "Don’t do it." Angel meraih buku untuk menutupi wajahnya. Kakaknya yang satu itu memang selalu dapat membaca pikiran Angel. Entah karena pria itu memang memiliki kemampuan istimewa atau Angel yang memang seperti buku yang terbuka.

 "Okay. Tapi kamu harus nurut sama kakak! Promise?"

 Angel menggerutu sebal. Duh pasti dia mau ngerjain aku, dasar kakak durhaka, kurang ajar!! Awas aja aku kerjain balik nanti, begitu pikirnya.

 "Aku mendengarmu dek"

 "Kak Dev! Udah berapa kali aku bilang jangan baca pikiranku lagi!" Angel berteriak didepan wajah kakaknya itu. Deva terkekeh geli, “Gimana? Deal?”

Angel menghela nafas berat, ini pasti tak akan mudah tapi ia tak mau barang itu hilang. Dengan berat hati gadis itu mengangguk, “Okay. Deal.”

Deva tersenyum senang. Pria itu merogoh saku celana jeans-nya dan memberikan gantungan kunci berbentuk patahan hati pada Angel. Angel tercengang, jadi ini semua hanya akal bulus Deva agar ia mau menuruti semua kemauannya.

 "Nanti sore jam tiga, Adek Kecil. Jangan kabur!" Ucap Deva sebelum berlalu meninggalkan Angel dan semua barang-barangnya yang bertebaran dimana-mana dengan senyum lebar yang menghiasi wajahnya.

 "Kak Deva!!!"

Angel menjerit gila-gilaan. Gadis itu kesal bukan main. Deva Mahenra, yang biasa ia panggil Kak Dev sebagai panggilan sayangnya, telah membodohinya habis-habisan. Deva adalah personil band dengan genre pop rock. Ia tergabung dalam band X-BOYS bersama teman-temannya. Deva pada vokal, Ryan pada Bass, Dion pada Drum dan Rico pada Gitar. Mereka sudah bersahabat sejak kecil, bandnya pun terbentuk karena kesamaan hobi mereka dibidang musik juga aliran musik yang mereka sukai.

Angeline menghembuskan nafasnya berat, angannya melayang kembali pada saat ia masih kecil, saat hidupnya terlunta-lunta sampai Deva datang menghampiri dan memungutnya dari tempat lusuh itu.

Angeline menggelengkan kepalanya, mengenyahkan pikiran-pikiran yang mengganggunya. Gadis itu menatap sekelilingnya. Astaga, ternyata kegiatannya mencari gantungan kunci bisa membuat kamarnya berantakan melebihi berantakannya kapal yang abis nabrak karang. Oh okay, sekarang dia punya PR untuk membereskan kamarnya dan nanti ia akan masuk kedalam perangkap Dave.

 Angeline, welcome to your nightmare.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
22 Bab
Prolog
“Gio, jangan lupa besok jam sepuluh kita ada meeting di Melon TV.”“Meeting buat apa, Mbak? Perasaan kita nggak ada project bareng Melon TV.” Gio mengernyitkan dahinya, mengingat-ingat apakah ia pernah membaca dan menandatangani kontrak dengan Melon TV.“Gausah pura-pura lupa lo! Pulang dari Malang, kontraknya udah lo tanda tanganin ya.”Gio memutar matanya sebal, Mbak Namira, manager-nya itu mulutnya memang perlu dicabein biar nggak kurang ajar padanya. “Emang acara apa sih, Mbak?”“Jangan bilang lo nggak baca kontraknya,” Gio mengedikkan bahunya. Mbak Namira mendengus kasar, melihat dari respon artisnya, ia tahu bahwa Gio sama sekali tak membaca isi kontraknya, “kebiasaan lo!”“Kan biasanya juga gitu, Mbak. Kontrak-kontrak yang sampek ke gue udah lo pilah-pilah dulu tinggal gue tanda tanganin.” Gio mengubah posisi duduknya menjadi selonjoran di sofa ruang tamu apartement-nya.“Kali ini belom gue sortir, gue kan baru cuti, Yo!”“Oh iya. Besok meeting buat variety show doang kan, Mbak
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-08
Baca selengkapnya
Bab 1. Tertekan
Angeline berjalan lunglai kearah ruang tamu tempat personil X-BOYS berkumpul. Gadis itu dapat melihat semua personil X-BOYS tengah berkumpul dan berbicara serius tentang sesuatu. Angel semakin mendekati mereka. Ia mengerutkan keningnya saat mendapati mereka langsung menghentikan obrolan mereka saat Angel mendekat. Angel tahu ada yang mereka sembunyikan darinya. "Hey Baby girl... Silahkan duduk adek manis.”Deva menyapa Angel dengan riang. Pria itu mengembangkan senyumnya sangat-sangat lebar. Angel memutar matanya menanggapi sapaan Deva. Berjalan lunglai ke single sofa yang tersisa dan menghempaskan tubuhnya disana. Angeline menatap personil X-BOYS satu per satu, Deva, Mbak Namiran, Ryan dan ....Lho dimana Rico? Perasaan beberapa saat yang lalu pria berambut jabrik itu masih duduk manis di sebelah Mbak Namiran, tapi dimana pria itu sekarang? Angel menghela nafas, terserah Rico mau kemana ia tak peduli. Yang Angel khawatirkan sekarang adalah nasibnya sendiri, pasti ini ak
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-08
Baca selengkapnya
Bab 2. Here We Go
Angel berjalan males-malesan memasuki terminal pemberangkatan, kedua tangannya digenggam oleh Dion dan Deva. Kedua pria itu memegangi Angel, takut gadis itu melarikan diri. Angel menggerutu pelan, menyumpahi kakak-kakak angkat tak berperikemanusiaan yeng telah memaksanya untuk ikut acara paling tidak berguna yang pernah ia dengar.Deva menghentikan langkahnya di ruang tunggu. Pria itu menghempaskan bokongnya pada kursi yang ada di sana, diikuti oleh Ryan dan Dion yang juga ikut duduk di kursi tunggu. Sedangkan Rico, ia lebih memilih untuk duduk di atas koper besar Angel yang tadi dibawanya. Mereka berempat memang sengaja membeli tiket yang sama dengan Angel agar dapat menemani gadis itu di ruang tunggu, sekaligus memastikan ia tak kabur.Angel berdiri di samping Rico. Gadis itu enggan untuk duduk dan memilih mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Angel memutar bola matanya saat mengetahui sebagian besar orang yang ada disitu melihat kearah mereka. Selalu saja seperti ini, pasti ada s
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-09
Baca selengkapnya
Bab 3. First Impression
Angel menyeret kopernya menuju toilet. Gadis itu langsung masuk kesalah-satu bilik di dalam toilet, menaruh kopernya di atas lantai dan membukanya. Angel mengerutkan dahinya mendapati tumpukan gaun beraneka warna yang berada di dalamnya. Seingatnya ia tak pernah memiliki gaun dengan warna yang sangat mencolok seperti yang tengah ia pegang saat ini. Gadis itu mengangkat salah satu gaun berwarna merah bata yang ada dalam genggamannya, membentangkannya hingga terlihat jelas bagaimana model gaun itu. Tipikal seorang Rico. Angel sudah menduga bila Rico akan memenuhi kopernya dengan baju-baju yang sangat terbuka dan kekurangan bahan. Gadis itu mengeluarkan beberapa gaun, memilah mana yang mungkin cocok untuk ia kenakan. Selesai memilah-milah, Angel membuang beberapa crop top dan mini dress yang ada, hingga menyisakan setengah koper yang menurutnya masih masuk untuk karakternya. Angel kemudian mengambil kemeja flannel dari kopernya, mengganti blouse biru mudanya denga
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-17
Baca selengkapnya
Bab 4. Misi Pertama
Angel melangkah malas-malasan menuju ruang tengah. Dengan T-shirt kebesaran dan muka bantalnya ia bergabung dengan gadis-gadis lain yang sudah terlihat rapi dan sudah duduk dengan anggun di sofa. Angel memasang wajah sebal, bagaimana tidak? Saat enak-enaknya menyelam di alam mimpi, ia malah dibangunkan untuk bergabung dengan yang lain di ruang tengah. Apa mereka tidak tahu kalau ini masih terlalu pagi untuk membangunkan seseorang? Bahkan jarum jam saja masih menunjukkan kalau ini masih jam tiga pagi. Sekali lagi jam TIGA PAGI. Ini benar-benar mimpi buruk yang menjadi kenyataan. Seorang pria berusia awal tiga puluhan memasuki ruang tengah bersama seorang gadis yang terlihat masih sangat muda. Gadis itu membawa seember bunga beraneka warna juga pembungkus dan pita. Gadis itu meletakkan semua barang yang dibawanya diatas meja dan kembali mensejajarkan dirinya dengan si pria yang tak lain adalah host dari Panah Asmara Giornino. Kamera sudah menyala dan sudah merekam semua aktivitas sejak
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-17
Baca selengkapnya
Bab 5. Tujuan Angel
Seorang gadis berambut hitam legam lurus berjalan pelan menghampiri gadis lain yang tengah termenung di balkon kamarnya. Anisa Rahma, gadis cantik asli Bandung yang sangat mengidolakan Giornino seperti kebanyakan gadis seusianya."Hei... lagi ngapain?" Anisa menatap gadis yang ada di depannya itu dengan senyum yang menghiasi bibir. Gadis itu membalas senyum dari Anisa.Angel mengangkat buku yang ada dalam genggamannya, mengisyaratkan pada gadis bersurai hitam itu apa yang tengah ia lakukan. Angel menggeser duduknya, memberi sedikit tempat untuk Anisa duduk disebelahnya."Terima kasih." ucap Anisa setelah duduk di samping Angel. Angel hanya mengangguk, meletakkan bukunya di pangkuan dan mulai menikmati pemandangan indah langit biru dengan semburat jingga yang mengagumkan."Indah ya?"Lagi-lagi Angel hanya mengangguk. Anisa menoleh kearahnya, meneliti penampilan satu-satunya gadis yang ditanyai oleh Giornino saat sedang melakukan penilaian untuk misi pertama tadi pagi. Jujur saja eksis
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-19
Baca selengkapnya
Bab 6. Rico
Angel menghela nafas berat. Mengapa waktu seakan melambat saat ia berada di rumah karantina ini? Gadis itu merasa sudah begitu lama tinggal di rumah itu padahal ia baru seminggu berada di sana. Beruntung ada Anisa yang bisa menjadi teman ngobrolnya. Ternyata Anisa juga menyukai band pop rock yang di gawangi oleh kakak-kakak angkatnya. Bukan hanya X-BOYS tapi juga semua band, penyanyi, ataupun aktor yang memiliki wajah rupawan. Intinya Anisa akan menyukai semua public figure yang memiliki wajah rupawan.Angel memetik setangkai bunga krisan yang ada di taman belakang rumah itu lalu melangkah menuju ayunan yang ada di sana. Namun saat tinggal selangkah lagi ia sampai di ayunan itu, seseorang sudah menyerobotnya terlebih dahulu. Ariska- gumam Angel. Gadis itu tersenyum tipis dan beranjak meninggalkan Ariska yang fokus pada majalah yang dipegangnya. Dasar sombong, baru jadi model gitu aja sombongnya nggak ketulungan.Angel merutuki kesombongan Ariska yang menurutnya sangat berlebihan. Hei,
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-22
Baca selengkapnya
Bab 7. Salah Sangka
"Angelinnneeeee...." Angel menyeringai mendengar teriakan dari guru kepribadian yang melatih semua gadis di tempat karantina itu. Angel buru-buru mengubah ekspresi wajahnya menjadi innocent. Gadis itu kembali berdiri dan menaruh buku tebal hard cover-nya di atas kepala. "Lihat teman-teman kamu! Mereka jatuh gara-gara kamu. Angel! Kenapa sih kamu nggak bisa kayak, Ariska? Look at her. Dia kelihatan anggun nggak kayak kamu yang urakan ini." Angel memutar matanya jengah. "Bentar deh Miss, teman? Duh, Miss Rara yang cantik badai, teman saya di sini tuh cuma Anisa. Lagian ya jangan dibandingin dong saya sama Ariska, dia kan model jadi udah biasa kayak gitu." Rara menggeram, gadis dihadapannya itu benar-benar. Ia belum pernah menemui gadis yang seperti itu, berpenampilan cupu tapi kelakuan urakan. Rara menatap tajam pada Angel yang terlihat tak terpengaruh sama sekali, wajahnya masih terlihat datar-datar saja. "Kamu ini!" "Ngomelnya nanti aja ya, Miss. Saya mau nganterin Anisa ke ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-24
Baca selengkapnya
Bab 8. A Day In House of PAG
Anisa duduk termenung menatap foto yang ada di ponselnya. Itu adalah fotonya bersama sang mama. Anisa hanya tinggal bersama mamanya di Bandung. Sang ayah sudah meninggal sejak usianya masih sembilan tahun, sampai sekarang pun mamanya belum mau mencari pengganti ayahnya karena rasa cinta sang mama sangatlah dalam. Air matanya menetes perlahan, gadis itu sangat merindukan mamanya. Anisa memang tak pernah berpisah lama dengan mamanya, gadis itu selalu tak tega meninggalkan mamanya seorang diri. Tapi kini ia harus meninggalkan mamanya demi mengikuti acara yang bisa dibilang konyol ini. "Hey, kenapa nangis?" Anisa segera mengusap air matanya saat mendengar suara yang dua minggu terakhir ini ikut mewarnai hari-harinya. Anisa menoleh dan tersenyum pada Angel. "Kangen mama." jawabnya dengan suara parau. Angel tersenyum lalu mengangguk ia juga merindukan ibunya, ibu yang tak akan mungkin ia temui lagi. "Setidaknya lo lebih beruntung daripada gue, Anisa." Anisa mendongak, menatap raut sedi
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-26
Baca selengkapnya
Bab 9. Sing Along
Suara petikan gitar mengalun lembut dari arah rooftop. Di sana juga terlihat dua orang gadis yang tengah asyik tenggelam dalam lantunan setiap lirik lagu yang keluar dari bibir mereka.Mereka berdua duduk bersila di lantai, salah seorang diantaranya terlihat tengah memangku sebuah gitar berwarna putih dan memainkan jemarinya di atas senar gitar itu.Kenang diriku selalu di hatimuSelalu di jiwamu, simpan di memorimuKunanti dirimu bila malam pun tibaCukup kita yang tahu, mimpi jadi saksinyaKering air mataku mengingat tentangmuTentang kita yang tak jodoh Anisa terus bernyanyi diiringi petikan gitar Angel. Angel sesekali menimpali suara Anisa dan membuat improvisasi mereka sendiri. Anisa mengangkat tangannya menyuruh Angel berhenti, Angel menurut gadis itu menaikkan sebelah alisnya bertanya."Kenapa?""Haus. Gue ambil minum dulu ya."Angel mengambil botol berisi jus jeruk di sampingnya dan menyerahkannya pada Anisa. Anisa menggeleng, "lagi pengen air putih, tunggu disini ya… Jangan
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-28
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status