Share

Part 21. Pancingan

“Ayo!” Gemi menyetujui.

Arca segera beranjak dengan menarik tangan Gemi, lalu menggenggamnya. Izin kedua orang tuanya, “Bunda, Ayah, kalau nanti aku nggak pulang, artinya aku nginap.”

“Nginap di mana?” Ancala sudah seperti orang kebakaran jenggot. Tatapannya melotot marah.

“Nginap di rumah Papa Kala kalau nggak di rumah Papa Arga. Ayo, Mbak!”

“Aku ikut!” Ancala berdiri langsung. Bukan tidak memercayai adik dan Gemi, hanya saja dia tidak ingin terjebak dengan Gita di rumahnya. Dia juga merasa tidak senang dengan kepergian Ancala dengan Gemi. Entahlah, dia hanya tak senang saja.

“Bang, di sini ada Gita.” Anyelir akhirnya membuka suara. Menatap dengan penuh perhitungan kepada Ancala meskipun suaranya masih terdengar lembut. “Abang di sini aja dulu. Nanti kalau mau nyusul mereka, Abang bisa lakukan.”

Gita berdiri, lalu tersenyum ramah kepada semua orang. “Tante, nggak masalah. Aku bisa ikut mereka.” Mengambil kesempatan yang belum pasti akan didapatkan lagi nanti.

“Sepertinya itu b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status