Share

Part 105. Aku Cinta Kamu

Author: Loyce
last update Last Updated: 2023-10-07 14:34:21
“Aku nggak mau, Bu,” tolak Binar dengan cepat. “Kalau Arga tertarik dengan Melina saat pertemuan saat itu, seharusnya dia yang maju untuk mendekati. Lagian, kenapa Ibu jadi minta aku nyomblangin Melina ke adiknya lelaki yang Ibu benci setengah mati?”

“Karena beda orang beda sifat dan sikap. Ibu lihat Arga itu lebih dewasa dari kakaknya. Nggak ada salahnya dong kalau Melina sama Arga.”

Jawaban itu terdengar tak punya malu di telinga Binar. Namun sekali lagi, Binar tidak ingin menanggapi terlalu serius. Dia tidak ingin membuat dirinya terbebani dengan keinginan adiknya.

“Kalau kamu bisa bahagia dengan seorang suami pengusaha, seharusnya kamu juga bisa membantu adikmu untuk bisa sampai di titik itu dong.”

“Kalau aku bisa sampai di titik sekarang dengan usahaku sendiri, seharusnya Melina juga bisa dong. Kenapa harus menyulitkan orang lain untuk sampai ke atas?” Ringannya ucapan Binar membuat ekspresi Melina berubah seketika.

Sejak dulu tidak pernah dekat, tapi saat sekarang Binar
Loyce

Yash ....!!!!

| 14
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Novi
ini udah tamat thorr,,bangkitnya istri yg d khianati?
goodnovel comment avatar
Ketty Triyono
Extra Part dong kak Kita baca , baru Part terakhir yg bahagia
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Bangkitnya Istri yang Dikhianati   S2 - Part 1. Kasus Hak Asuh Anak

    “Saya ingin hak asuh Ancala jatuh pada kami.” Salah satu dari tiga orang yang tengah duduk berhadapan itu terdengar. Lebih tepatnya, seorang perempuan paruh baya yang berbicara. Perempuan dengan wajah jutek itu menatap Anyelir seperti seorang musuh yang ingin dilenyapkan dari muka bumi. “Seharusnya kamu memberikan Ancala pada kami sejak awal agar kita tidak lagi berurusan. Ancala adalah cucu kami, jadi kami berhak atas anak itu.” Dan kali ini suara lelaki paruh baya itu yang bersuara. Anyelir sejak tadi tidak mengatakan sepatah katapun dan hanya memerhatikan pasangan tersebut dengan serius. Ada sebuah emosi yang menelisik masuk ke dalam hatinya yang mati-matian Anyelir tahan agar dia tak berteriak di depan wajah-wajah menyebalkan itu. “Kenapa kamu hanya diam saja?” Lagi, perempuan paruh baya itu bersuara. “Kamu masih tidak ingin menyerahkan Ancala kepada kami!” Matanya melotot dan nada suaranya meninggi di akhir kalimat membuat beberapa orang yang berada di sekitar meja mereka

    Last Updated : 2023-10-08
  • Bangkitnya Istri yang Dikhianati   S2 – Part 2. Pertemuan Untuk Sebuah Cerita

    “Salam dulu sama Om.” Anyelir mendekatkan Ancala di depan Ramon agar bocah laki-laki berusia tiga tahun itu menjabat tangan Ramon. Ramon yang melihat Ancala pun tersenyum kecil. Bocah kecil itu tampan sekali, juga ramah, dan juga penurut. Terlihat ketika Anyelir memerintahkan, dia segera melakukannya. “Hai, Boy. Siapa namanya?” Ramon mencoba beramah tamah dengan bocah tersebut.“Ancala, Om.” “Ancala. Baru pulang sekolah?” Ancala mengangguk. “Iya.” Sambil naik ke atas kursi dengan dibantu oleh Anyelir. Mereka berada di restoran privat untuk membicarakan lebih jauh tentang kondisi Anyelir sekarang untuk mendapatkan hak asuh Ancala. Perhatian Ramon sejak tadi tidak beralih dari Ancala yang berada tepat di depannya. Dia belum tahu berapa usia Ancala tapi bocah itu pasti mendapatkan didikan yang baik sehingga membuat bocah itu menjadi mandiri. Bahkan dia sama sekali tidak rewel dan makan sendiri tanpa ada drama yang berarti. “Berapa usianya?” tanya Ramon pada akhirnya. “Dia terlihat

    Last Updated : 2023-10-09
  • Bangkitnya Istri yang Dikhianati   S2 – Part 3. Ayah

    “Bunda!” “Anyelir.” Di waktu bersamaan, panggilan itu masuk ke dalam telinga Anyelir membuat perempuan itu memelankan langkahnya. Ada sebuah kekhawatiran yang muncul di dalam hatinya. Hal pertama yang dia pastikan adalah keberadaan Ancala. Kemudian dia bisa bernapas lega ketika bocah itu masih ada di dalam sebuah ruangan bersama dengan pengawasnya. Tangan kecilnya melambai menunjukkan keberadaan dirinya. Anyelir bernapas lega dan barulah dia mencari sumber suara lain yang tadi memanggilnya. Tapi belum juga dia sempat mengalihkan tatapannya, sosok tinggi itu mendekat. “Hai!” Begitu sapa orang itu lagi. Anyelir segera mendongak mengeluarkan senyum kecil. “Hai.” Tampak tidak nyaman ketika berdekatan dengan lelaki itu. “Udah lama?” “Baru aja. Pengen ketemu sama Ancala.” Anyelir mengangguk. “Kalau begitu ayo.” Anyelir berjalan lebih dulu diikuti oleh lelaki itu. Tidak ada yang mereka bicarakan sampai mereka masuk ke dalam taman bermain dan bertemu dengan Ancala. Bocah kecil it

    Last Updated : 2023-10-12
  • Bangkitnya Istri yang Dikhianati   S2 – Part 4. Perubahan Ancala

    Dalam sejarah hidupnya, Anyelir tidak pernah merasakan jantungnya hampir melompat keluar seperti sekarang. Apa yang dikatakan oleh Ancala tadi, ayah? Bagaimana bisa bocah kecil itu memanggil orang yang baru dilihatnya sekali dengan sebutan ayah? Lalu siapa yang mengajarinya memanggil orang lain dengan sembrono seperti itu? Tapi, “Ayah?” Suara itu menyadarkan Anyelir dari keterkejutan. Kalau Erik tidak bersuara, dia pasti akan terus melamun. Erik menatap Anyelir. “An, bisa kamu jelaskan?” Anyelir ingin meluruskan kesalahan yang dilakukan oleh Ancala, tapi lidahnya seolah kelu ketika menatap sosok Ramon di depannya. Wajah Ramon pun tampak cengo, namun tak lama setelah itu, dia tersenyum kepada Ancala. Tanpa memedulikan keadaan di sekitarnya, Ramon bersuara dengan cepat. “Ancala baru makan?” tanyanya sambil berjongkok mensejajarkan tingginya dengan bocah tiga tahun tersebut. “Iya. Ayah, Anca capek.” Bocah itu terlalu polos ketika mengangkat kedua tangannya tanda ingin digendong. Ram

    Last Updated : 2023-10-12
  • Bangkitnya Istri yang Dikhianati   S2 – Part 5. Mbak Bi

    “Sekali lagi, saya benar-benar minta maaf, Pak. Tidak biasanya Anca seperti ini.” Entah sudah berapa kali dalam beberapa menit ini, Anyelir mengeluarkan kata maaf kepada Ramon. Setelah menunggu hampir dua jam, akhirnya Ancala bisa benar-benar melepaskan genggaman tangan Ramon. Bocah itu tidak lagi bangun seperti yang terjadi sebelumnya. “Tidak masalah, Bu. Mungkin dia sedang kangen dengan ayahnya.” Ramon tidak pernah mempermasalahkan hal sepele itu. “Kalau begitu, saya pamit dulu. Sudah malam.” “Silakan. Sekali saya, terima kasih atas bantuan Bapak.” “Sama-sama.”Ramon tidak lagi menunda pergi dari tempat itu. Waktu sudah hampir larut malam dan dia harus kembali ke restoran cepat saji yang tadi didatangi untuk mengambil mobilnya. Barulah dia bisa kembali pulang. Namun yang tidak pernah Ramon duga adalah keberadaan Erik yang masih berada di sana. Lelaki itu mendekati Ramon ketika Ramon hampir masuk ke dalam mobilnya. “Sorry. Boleh kita bicara?” Begitu kata Erik menahan kepergian R

    Last Updated : 2023-10-13
  • Bangkitnya Istri yang Dikhianati   S2 – Part 6. Sahabat Rasa Musuh

    “Bagaimana, kamu betah tinggal di apartemennya?” Setelah pertemuan terakhir dengan Binar beberapa bulan yang lalu, Anyelir tidak pernah lagi bertemu dengan istri bosnya tersebut. Anyelir tahu kalau Binar sekarang sudah sepenuhnya menjadi ibu rumah tangga. Fokus membesarkan putrinya di rumah. Meskipun selama mereka bekerja di satu perusahaan yang sama, hubungan Anyelir dengan Binar tidak begitu dekat. Karena mereka toh berada di divisi yang berbeda. Anyelir ada di keuangan, sedangkan Anyelir di sales. “Betah, Mbak. Terima kasih karena sudah membantu aku.” Anyelir menjawab setelah beberapa saat. “Syukur kalau gitu. Biar kamu dan si kecil juga nyaman.” Binar mengelus pundak Anyelir dengan lembut. “Aku tahu kamu kuat kok.” Entah kenapa, ketika Binar mengatakan itu, ada sebuah perasaan sedih yang ada di dalam hati Anyelir menyeruak keluar. Membuatnya merasakan sesak yang luar biasa. Mata perempuan itu bahkan bahkan sudah berkaca-kaca. Namun Anyelir mati-matian menahannya. “Anye, k

    Last Updated : 2023-10-13
  • Bangkitnya Istri yang Dikhianati   S2 – Part 7. Merepotkan

    “Ini berkas yang diperlukan, Pak.” Anyelir menyerahkan beberapa lembar kertas penting yang dibutuhkan untuk mengurus pengajuan penetapan hak asuh Ancala. Salah satunya adalah akta kelahiran Ancala dan slip gaji. Seseorang yang ingin mendapatkan hak asuh anak harus mampu menjamin hak keselamatan jasmani dan rohani atas anak tersebut. Ramon menerima dan membacanya sebentar. Memastikan jika dia bisa segera menyerahkannya ke pengadilan agama agar bisa segera diproses. “Ibu membutuhkan dua keterangan saksi yang bisa menguatkan jika Ibu layak diberikan hak asuh atas Ancala.” Anyelir tidak pernah terlibat dalam hukum. Dia tak menyangka perjalanannya akan sejauh itu. Dan mereka bahkan akan melakukan sidang untuk benar-benar bisa memastikan jika dia pantas menjadi wali dari Ancala. “Saya mengerti, Pak.” Anyelir harus mempersiapkan secepatnya. “Kalau boleh saya tahu, tentang kecelakaan yang terjadi dengan kakaknya Bu Anyelir, apa itu kecelakaan tunggal atau ada orang yang terlibat?” Anyel

    Last Updated : 2023-10-15
  • Bangkitnya Istri yang Dikhianati   S2 – Part 8. Ingin Lebih Dekat

    Ramon dan Anyelir tidak ada yang bersuara. Mereka berjalan di koridor unit apartemen dengan keheningan menyergap. Ancala ada di dalam gendongan Ramon dan tengah tertidur lelap. Ini kali kedua Ancala tidur dalam dekapan Ramon. Setelah sampai di dalam unit, Ramon membaringkan Ancala ke kasurnya dan menyelimutinya. Lantas dia keluar kamar untuk menemui Anyelir. “Saya buatkan Bapak minuman hangat.” Anyelir meletakkan secangkir minuman di atas meja dapur. Ramon mendekat, lalu menarik kursi sebelum didudukinya. “Aromanya enak.” “Itu wedang serai.” Anyelir juga menarik kursi di depan Ramon kemudian mendudukinya. “Biasanya saya minum kalau malam hari.” Ramon mengangguk kecil. Mengangkat cangkirnya, lalu menyesapnya sedikit demi sedikit. Rasa serai diikuti rasa manis meledak di mulut Ramon. “Waw. Ini beneran enak.” Ekspresi yang ditunjukkan oleh Ramon terlihat puas. Tidak ada percakapan lainnya setelah itu. Mereka seolah menikmati kebersamaan yang tercipta. Keberadaan Ramon di sana sa

    Last Updated : 2023-10-17

Latest chapter

  • Bangkitnya Istri yang Dikhianati   Part 45. Hidup Bahagia (Tamat)

    “Istriku.” Ancala baru saja sampai rumah ketika melihat penampilan Gemi yang sudah cantik. Meskipun hanya mengenakan daster rumahan kebanggaannya, kecantikan perempuan itu selalu terpancar. Dan inilah yang selalu disukai oleh Ancala, Gemi akan selalu menunggu kepulangannya di teras rumah sambil membaca buku. Tidak di rumah Kala, atau bahkan di rumah mereka sendiri, Gemi memiliki perpustakaan sendiri dengan koleksi buku-bukunya. Gemi tersenyum melihat Ancala yang berjalan ke arahnya. Perempuan itu beranjak untuk menerima tas kerja lelaki itu. “Suamiku capek banget kayaknya.” Ancala memeluk Gemi sambil mencium pipi perempuan itu. Bagi Ancala, energinya akan kembali ketika sudah bertemu dengan sang istri setelah seharian bekerja. Rasa lelah itu seolah menguap begitu saja. Pelukan mereka terurai. Masih dengan memeluk pinggang sang istri, Ancala sedikit menjauhkan tubuhnya untuk menatap wajah Gemi yang halus. “Makan apa malam ini?” tanyanya, “lama nggak ke angkringan. Kangen nasi

  • Bangkitnya Istri yang Dikhianati   Part 44. Cinta Sejati

    “Kalian udah datang?” Ancala mendekati istri dan kedua adiknya dengan senyum kecil. Meskipun pagi tadi dia sempat kesal, tetapi setelah Gemi sekarang datang ke kantor, perasaannya menjadi sedikit membaik. Tatapannya mengarah pada ‘tiga tamunya’ yang tidak membawa apa pun. “Jadi belanjanya?” tanyanya. Perempuan yang dimaksud oleh Laksa tadi tidak mengikuti Ancala dan kembali lebih dulu. Gemi tidak bertanya siapa perempuan tersebut karena dia tahu kalau itu adalah sekretaris Ancala. Laksa pun sebenarnya juga tahu, tetapi dia hanya pura-pura untuk mengerjai Gemi. “Bang, aku laper banget, lho.” Laksa mengadu. “Aku laper, Bang.” Ulangnya lagi. “Kalian nggak makan dulu tadi?” Ancala mengernyit aneh menatap satu per satu saudaranya. “Istri Abang ngambek karena diajak desak-desakan. Jadi, nggak memedulikan aku yang kelaparan. Tapi, aku nggak mau makan di kantin ini. Abang tolong pesankan aku makanan yang enak, ya.” Laksa memang benar-benar membuat kakak-kakaknya kesal kalau sudah me

  • Bangkitnya Istri yang Dikhianati   Part 43. Perkara Sepatu

    “Gem, bangun!” Ancala menepuk paha sang istri pelan ketika sudah sampai di rumah. Mereka baru saja sampai rumah ketika Gemi tidak sadarkan diri, tidur. Sepanjang jalan, Ancala memegangi tangan Gemi takut-takut kalau istrinya itu terjatuh. Bukannya apa-apa, Gemi tidur sepanjang jalan sedangkan mereka menggunakan motor. Kebanyakan makan kepala ayam membuat Gemi lemas sepertinya. “Bang, aku nggak sanggup jalan. Gendong.” Dengan suara lemas, perempuan itu masih memeluk pinggang Ancala dengan erat takut jatuh. Matanya masih tertutup erat enggan untuk terjaga. Napas panjang Ancala terbuang kasar. Menikahi Gemi adalah impiannya, tetapi kalau sifat manja perempuan keluar, maka habislah dia. “Iya, tapi tunggu dulu deh. Aku turun dulu.” Ancala melepaskan tangan Gemi dari pinggangnya sebelum dia turun dengan pelan dari motor. Baru setelahnya menarik tangan Gemi agar istrinya itu naik ke gendongannya. Diam-diam Ancala tersenyum kecil. Terkadang istrinya itu memang menyebalkan, tetapi juga me

  • Bangkitnya Istri yang Dikhianati   Part 42. Pernikahan

    Perdebatan yang terjadi malam itu dianggap bukan apa-apa. Pernikahan antara Gemi dan Ancala bahkan akan segera dilakukan dalam waktu dua hari lagi. Pernikahan mewah itu akan dilakukan di outdoor di pinggir pantai. Tidak banyak yang diundang karena Gemi dan Ancala benar-benar memilih orang-orang terdekat mereka saja yang datang. Kabar pernikahan yang sudah merebak itu membuat banyak orang terkejut. Tidak pernah menyangka kalau Gemi dan Ancala akan menikah. Semua orang tahu jika Abimanyu dan Sambara group adalah saudara. Tentu saja hal itu menjadi perbincangan banyak orang. “Gimana rasanya mau menikah?” Denta datang ke rumah Ancala untuk sekedar menemani sahabatnya itu mengobrol. “Dan menikah dengan perempuan yang lo cintai?” “Setelah semua yang terjadi, tentu saja gue bahagia, Den.” Ancala memainkan kakinya yang ada di kolam renang, menimbulkan bunyi kecipak air. “Gue kira akan sulit mendapatkan restu dari para tetua.” Denial mengatakan itu merujuk pada nenek dan kakek Ancala, lela

  • Bangkitnya Istri yang Dikhianati   Part 41. Berbeda Pandangan

    “Kamu sudah benar-benar yakin akan menikah dengan Gemi, Bang?” Ramon meyakinkan sekali lagi kepada sang putra atas keputusan untuk meminang sang pencuri hati. Para tetua, nenek kakeknya sudah memberikan izin untuk mempersatukan dua keluarga yang seharusnya tetap menjadi keluarga yang sesungguhnya. Namun, mereka memilih untuk memberikan restu dan menyingkirkan segala ego yang ada. Dua anak manusia itu sudah tidak bisa dipisahkan, untuk apa lagi mereka menahannya dan akan berakhir buruk. “Aku udah yakin, Yah. Aku sudah berbicara dengan Gemi dan dia menerima lamaranku.” Senyum lebar tersemat di bibir Ancala dan wajah sumringah itu tidak bisa berbohong jika dia sangat bahagia. “Kalau begitu, Ayah dan Bunda akan berbicara kepada Papa Kala kalau kami akan segera melamar Gemi. Pikirkan juga kamu ingin menikah di mana? Outdoor atau indoor, masalah biaya jangan khawatir, semua biaya Ayah yang urus.” Rasa sayang Ramon yang diberikan kepada Ancala tidak surut sedikitpun sejak dulu. Lelaki it

  • Bangkitnya Istri yang Dikhianati   Part 40. Tidak Menepati Janji

    Setelah obrolan semalam, Gemi bangun tidur dengan perasaan yang terasa ringan. Hubungannya dengan sang ayah sudah membaik dan dia sudah memaafkan apa pun yang pernah sang ayah lakukan. Semua yang dilakukan oleh sang ayah semata untuk melindungi keluarganya. Suasana hati Gemi pun terlihat sangat baik seharian ini. Meskipun Ancala sejak tadi tak kunjung menghubunginya seperti yang sudah dijanjikan semalam, dia masih baik-baik saja. Seperti yang sudah Ancala bilang semalam, lelaki itu akan membicarakan masalah kerjaan dengan sang ayah. “Jadi, kamu mau balik kerja lagi?” Gemi yang baru saja duduk di sofa di samping sang bunda, segera mendapatkan pertanyaan tersebut. “Aku akan pikirkan lagi, Ma.” Sudah kebiasaan berada di rumah selama beberapa bulan, menjadikan Gemi enggan untuk kembali beraktivitas. “Tapi, Ma, Papa ngeluarin aku dari kantor dengan alasan apa, ya?” Benar, Binar pun tampaknya belum tahu tentang masalah tersebut karena dia tak pernah bertanya dengan Kala. “Mama juga

  • Bangkitnya Istri yang Dikhianati   Part 39. Restu

    Binar dan Kala mendengar dengan jelas ucapan putri mereka meskipun kata-kata yang diucapkan terbata-bata. Mereka mendengarkan di balik dinding hanya untuk mengetahui reaksi Gemi ketika bertemu dengan Ancala. Nyatanya, Gemi mengatakan sesuatu yang membuat orang tuanya menahan kesedihannya. “Jangan bicara yang tidak-tidak. Sekarang fokuslah pada kesembuhanmu dulu. Papa bilang, kamu masih perlu bertemu dengan psikiater. Kapan jadwalnya? Aku temani ya?” “Aku nggak butuh psikiater lagi, Bang. Obatku udah ada di sini.” Kala mendesah pasrah mendengar jawaban Ancala atas ucapan sang putri. Sudah pasti perasaan Kala sekarang dipenuhi oleh rasa penyesalan yang amat besar. Di ruang tamu, Gemi dan Ancala melepaskan pelukan mereka. Ancala mengusap air mata Gemi yang mengalir menganak sungai di wajahnya. “Aku nggak akan ke mana-mana lagi, Gemi. Aku udah pulang sekarang. Jadi, kamu nggak perlu takut aku pergi lagi.” “Memangnya, Abang dari mana kemarin?” Ancala menyodorkan minuman yang disiapka

  • Bangkitnya Istri yang Dikhianati   Part 38. Pertemuan 

    Kala pasti tidak pernah menyangka jika Ramon akan menurunkan egonya untuk meminta putranya pulang. Dia tahu betul bagaimana Ramon menolak permintaannya saat itu. Namun, sekarang tiba-tiba Ancala sudah ada di rumahnya dan menanyakan kabar Gemi. Hal itu tentu saja membuat Kala sedikit bingung. Apa pun itu, Kala tentulah merasa senang dengan kedatangan Ancala ke rumahnya. “Keadaan Gemi sudah lebih baik. Dia sekarang sedang istirahat.” Tepat setelah itu, Binar datang dan segera duduk di samping Ancala. Perempuan paruh baya itu mengelus punggung Ancala tanpa berbicara. Kelegaan terpancar dari matanya. “Kamu dari mana saja, Bang?” tanyanya setelah itu, “Mama cariin kamu.” “Aku jalan-jalan, Ma,” jawab Ancala dengan lembut, “Mama baik-baik aja ‘kan?” “Mama baik. Anca, kamu masih mau nemuin Gemi ‘kan? Setelah waktu itu, dia murung dan tidak ingin berurusan dengan siapa pun.” “Tentu saja aku mau, Ma. Gemi adalah adikku. Kalau memang perlu, aku akan menemaninya sampai dia sembuh.” “Apa mak

  • Bangkitnya Istri yang Dikhianati   Part 37. Kedatangan Ancala

    “Aku harus pulang, Den. Sorry, ya.” Gemi memilih menghindar daripada harus menjawab ucapan Denta. Gadis itu berdiri, lalu buru-buru pergi meninggalkan Denta yang tampak kebingungan. “Gem!” Denta berteriak memanggil gadis itu, tetapi seolah tuli, Gemi tetap berjalan dan sesekali berlari untuk menghindari sahabat Ancala tersebut. Setelah memasuki komplek perumahannya, barulah dia berjalan dengan tenang. Gemi berpikir, kalau Denta saja tidak tahu keberadaan Ancala, itu artinya, kepergian lelaki itu dirahasiakan. Sepertinya, masalah ini benar-benar serius. Gemi berhenti di pinggir jalan, terpaku di tempatnya, lalu berpikir sejenak. Apa dia harus menghubungi Ancala? Apa lelaki itu akan menerima panggilannya kalau dia melakukannya? Kebingungan itu melanda dirinya. Gara-gara kedatangan Denta, menjadikannya berpikir lebih keras tentang Ancala. Gadis berdaster coklat itu kembali melangkah untuk kembali ke rumah. Meskipun dia banyak memikirkan banyak hal, tapi beruntung kini halusinasinya ti

DMCA.com Protection Status