Share

Balasan Istri Buta
Balasan Istri Buta
Penulis: Cucu Suliani

Gelap

Penulis: Cucu Suliani
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Mas! Mas Bara! Kamu di mana, Mas?!"

Hana berteriak dengan begitu kencang memanggil nama suaminya, dia baru saja sadar dan membuka matanya. Namun, dia tidak bisa melihat apa-apa.

Semuanya nampak gelap, dia yang seperti berada di dalam gua yang begitu dalam. Tidak ada cahaya sedikit pun, sehingga dia tidak bisa melihat apa pun.

"Kenapa, Sayang? Kenapa kamu berteriak-teriak?"

"Mas Bara, kamu ke sini, Mas. Sini, jangan jauh-jauh dari aku."

Hana meraba-raba ke arah mana pun, dia berusaha untuk mencari suaminya. Pria yang sudah tiga tahun menikah dengan dirinya.

"Ya, Sayang. Ini, Mas."

Bara nampak menghampiri istrinya yang terbaring di atas ranjang pasien, lalu dia memeluk istrinya dengan begitu erat sekali.

"Kenapa gelap, Mas? Kenapa gelap?"

Bara mengernyitkan dahinya, ini adalah siang hari. Cahaya begitu terang, dia merasa bingung karena istrinya terus saja mengeluh gelap.

"Gelap? Terang kok, Yang. Ini siang loh," ujar Bara.

"Tapi, Mas. Aku nggak bisa lihat apa-apa, kaki Aku juga merasa sakit dan kaku untuk digerakkan. Sebenarnya ada apa ini?"

"Sabar, Sayang. Mungkin karena kamu baru sadar dari koma, makanya penglihatan kamu belum normal. Jadinya semua terasa gelap, kakinya juga akan susah digerakkan. Karena sudah sangat lama kamu tidur di ranjang pasien," jawab Bara.

"Koma? Baru sadar? Maksudnya?" tanya Hana dengan tubuh yang bergetar hebat.

"Ya, Sayang. Kamu koma selama enam bulan, koma setelah kamu melahirkan putri cantik kita."

"Putri? Putri cantik?" tanya Hana.

"Ya, Sayang."

Setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Bara, Hana terdiam. Dia seolah sedang mengingat-ingat apa yang sebenarnya terjadi, hingga tidak lama kemudian bayangan-bayangan apa yang sudah terjadi terlintas di kepalanya.

Enam bulan yang lalu Hana seperti biasanya bekerja di ruangannya, Bara yang merupakan asisten pribadi sekaligus suami dari Hana tentunya ikut membantu pekerjaan wanita itu.

Saat waktu istirahat tiba, Bara pergi keluar untuk memesankan makanan. Tidak lama kemudian pria itu datang kembali dengan membawa makanan kesukaan istrinya.

"Kita makan dulu, Sayang. Ini sudah sangat siang, kamu itu kalau udah kerja lupa segala-galanya, ingat, di dalam perut kamu ada baby kita yang membutuhkan nutrisi."

Hana menghentikan pekerjaannya, lalu dia mengelus lembut perut buncitnya. Wanita itu kini sedang mengandung, usia kandungannya 7 bulan. Dia merasa begitu bahagia sekali.

Kehidupannya dirasa sempurna walaupun dia tidak mempunyai kedua orang tua, dia begitu bahagia karena bisa menikah dengan pria yang begitu dia cintai, Bara.

Dia juga merasa bahagia karena kini dia tengah mengandung buah hatinya dengan Bara, dokter berkata kandungannya sangat sehat dan sekitar 2 bulan lagi dia akan memiliki bayi. Tentunya itu sangat menyenangkan bagi Hana.

"Tapi, Sayang. Kayaknya aku mau shalat dulu deh, boleh, kan?" ujar Hana.

Rasanya belum tenang kalau dia belum melaksanakan kewajibannya terhadap Sang Khalik, untuk urusan makan bisa belakangan.

"Tentu saja boleh, kamu shalat duluan aja. Nanti aku nyusul," ujar Bara.

"Iya," jawab Hana.

Setelah berpamitan kepada suaminya, Hana pergi dari ruangannya. Dia melangkahkan kakinya menuju mushola kantor yang berada di lantai dasar.

Namun, malang tidak bisa dihindari. Saat dia hendak mengambil air wudhu, dia terpeleset dan jatuh. Wanita itu nampak meringis kesakitan, tidak lama kemudian dia menjerit karena ada darah yang keluar dari inti tubuhnya.

"Tolong! Siapa pun tolong aku, tolong!" jerit Hana.

Tidak lama kemudian banyak orang yang menghampiri, Hana dengan cepat dibawa ke rumah sakit setelah ada karyawan yang dengan cepat menelpon Bara.

"Bagaimana keadaan istri dan calon buah hati kami, Dok?" tanya Bara.

"Kondisi istri anda tidak baik, kondisi calon buah hati kalian juga sangat lemah. Nyonya Hana harus dengan cepat melakukan operasi," jelas Dokter.

"Lakukan saja apa pun yang terbaik untuk mereka, Dok." Bara berkata dengan lesu.

Setelah menandatangani surat persetujuan operasi, akhirnya Hana dibawa ke ruang operasi. Bara tidak ikut masuk, dia beralasan jika Bara panik dan tidak mampu menemani istrinya.

Hana hanya sendirian di dalam sana, tidak ada yang memberikan kata-kata penyemangat untuk wanita itu. Karena memang Hana merupakan anak yatim piatu, tapi dia memang memiliki harta warisan yang banyak.

"Mas, di mana baby cantik kita?" tanya Hana setelah dia dipindahkan ke ruang perawatan.

"Baby kita sangat lemah, Yang. Dia ada di ruang NICU, di dalam incubator."

Hana menangis, Bara dengan cepat memeluk istrinya dan berusaha untuk menenangkan hati istrinya tersebut.

"Sabar ya, Sayang. Anak kita lahir prematur, kata dokter dia butuh perawatan selama satu bulan di rumah sakit. Karena anggota tubuhnya belum sempurna," ujar Bara.

"Aku sedih, Yang. Kasihan sekali baby kecil kita," ujar Hana.

"Ya, aku juga sedih. Sebaiknya sekarang kamu istirahat saja, agar kamu bisa cepat pulih. Jangan sedih lagi, aku yakin baby kita pasti akan cepat pulih."

"Hem!" ujar Hana.

Selama 3 hari dia mendapatkan perawatan di rumah sakit, setelah itu dokter mengatakan jika Hana boleh pulang. Namun, baby cantik yang dia beri nama Hani belum bisa dia bawa pulang.

"Yang, rasanya aku tidak ingin pergi ke manapun. Aku ingin selalu dekat dengan putriku," ujar Hana ketika dia hendak pulang ke kediaman Aditama.

"Tidak bisa seperti itu, Sayang. Kamu harus pulang dan beristirahat, agar kamu sehat dan asinya tetap mengalir dengan deras. Kamu bisa datang setiap hari untuk menjenguk putri kita," ujar Bara.

"Baiklah, ayo kita pulang." Hana sudah masuk ke dalam mobil, dia duduk di bangku penumpang.

"Kamu pulang saja terlebih dahulu dengan sopir, aku lupa belum memberikan asi yang sudah kamu pompa kepada suster."

"Aku tunggu kamu, palingan ngasih asinya juga cuma sebentar doang."

"Pulang dulu saja, Yang. Ada hal yang harus aku kerjakan terlebih dahulu, aku ingin memastikan apakah putri kita nyaman berada di sini atau tidak."

"Baiklah, aku pulang. Kamu cepatlah menyusul," ujar Hana.

"Ya, Sayang." Bara mengecup kening istrinya, lalu dia masuk ke dalam rumah sakit.

Selepas kepergian Bara, pak sopir langsung melajukan mobilnya menuju kediaman Aditama. Namum, saat di pertengahan jalan tiba-tiba saja pak sopir terlihat begitu panik.

"Kenapa, Pak?" tanya Hana.

"Anu, Nyonya. Remnya blong," jawab Pak sopir.

"Loh! Kok bisa?" tanya Hana yang mulai panik.

"Entahlah, Nyonya. Saya juga bingung," ujar Pak sopir yang berusaha untuk mengendarai mobilnya sebaik mungkin.

Sayangnya, mobil itu oleng dan melaju tanpa kendali. Hingga tidak lama kemudian mobil itu menabrak pembatas jalan dengan begitu kencang.

"Aaargh!" jerit Hana.

Padahal dia sudah memakai sabuk pengaman, tetapi tubuhnya seakan melayang dan kepalanya terbentur dengan begitu kencang. Kapalnya berdarah dan pandangan matanya mengabur.

"Mas Bara, tolong aku." Kata itulah yang keluar dari bibirnya sebelum dia hilang kesadaran.

Bab terkait

  • Balasan Istri Buta    Terpuruk

    "Bagaimana, Sayang? Apa kamu sudah ingat semuanya?" tanya Bara ketika melihat istrinya yang malah asik melamun.Pria itu mengusap puncak kepala istrinya dengan begitu lembut, lalu Bara mengecup kening istrinya. Dia terlihat begitu perhatian dan juga pengertian terhadap istrinya tersebut.Mendengar pertanyaan dari Bara, Hana seakan tertarik ke alam nyata. Dia tersadar dari lamunannya dan menganggukkan kepalanya dengan cepat."Iya, Mas. Aku ingat, aku melahirkan Hani secara prematur karena jatuh saat hendak mengambil air wudhu. Aku juga ingat kalau aku kecelakaan saat hendak pulang ke rumah kita, lalu di mana putri kita Mas? Bagaimana keadaannya sekarang?"Hana begitu rindu kepada putri kecilnya, dia berharap jika putri kecilnya baik-baik saja. Dia berharap jika putri kecilnya kini tumbuh dengan baik, walaupun selama enam bulan ini dia koma dan tidak bisa merawat putri kecilnya."Nanti saja kita bicarakan untuk masalah Hani, Sayang. Sekarang lebih baik aku panggil dokter dulu untuk meme

  • Balasan Istri Buta    Mulai Ketahuan

    Hari ini dokter mengatakan kalau Hana sudah boleh pulang, dia merasa lebih baik kalau tinggal di rumah sendiri, karena pasti akan lebih nyaman daripada tinggal di rumah sakit. Walaupun memang kakinya belum bisa lancar dalam berjalan, dia bertekad akan berusaha untuk belajar berjalan kembali. Dia juga akan berusaha sabar dalam menghadapi kenyataan hidup, dia akan berusaha untuk bisa melihat walaupun tanpa mata. "Yang sabar ya, Nyonya. Kami akan segera menghubungi kalau ada pendonor mata untuk Nyonya," ujar Dokter sebelum Hana pulang. "Ya," ujar Hana. Setelah itu, Hana dibawa pulang oleh Bara menuju rumah mewahnya, kediaman Aditama. Hana langsung diantarkan ke kamar utama, Bara bahkan membantu wanita itu untuk merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. "Mas, katanya kita mau ke kuburan? Mau nyekar ke makam putri kita, kok aku malah diajak pulang?' "Aku tahu kalau kamu pasti merindukan putri kita, tapi saat ini keadaan kamu sedang tidak baik-baik saja. Nanti kalau sudah benar-benar

  • Balasan Istri Buta    Harus Berhati-hati

    Beberapa saat sebelumnya.Bara baru saja pulang, bi Heni, pelayan yang sudah bekerja selama tiga puluh tahun lamanya di sana nampak membukakan pintu untuk Bara. Lalu, wanita itu menurunkan barang-barang yang dibawa oleh Bara menuju kamar Hesti.Semenjak Hana mengalami kecelakaan, Bara membawa Hesti dan mereka selalu tidur di dalam kamar utama. Bi Heni sempat melayangkan protesnya, tetapi Bara langsung mengancam bi Heni.Bara berkata jika dia memiliki kuasa yang besar, jika bi Heni melawan Bara, maka pria itu akan membunuh bi Heni. Pria itu bahkan semenjak saat itu tidak pernah memperbolehkan bi Heni untuk keluar dari rumah.Bahkan, bi Heni tidak diperbolehkan untuk memegang ponsel. Bara juga memutuskan semua sambungan telepon yang ada di kediaman Aditama, dia memutuskan semua akses yang bisa digunakan untuk berkomunikasi.Rumah mewah itu bahkan dijaga oleh beberapa pengawal, baik di depan ataupun di belakang rumah tersebut. Pria itu sangat licik.Wanita itu menurut, dia tak lagi melay

  • Balasan Istri Buta    Penglihatan yang Sudah Kembali

    Mendengar suara adzan yang berkumandang membuat Hana terbangun dari tidurnya, dengan begitu perlahan dia duduk dan menyandarkan punggungnya pada sandaran tempat tidur.Lalu, wanita itu nampak meraba-raba ke arah samping. Dia berusaha untuk mencari suaminya, tetapi dia merasa kalau kasur itu kosong."Mas Bara, kamu di mana?" tanya Hana.Terdengar seperti ada orang yang sedang bergerak di atas sofa, tetapi tidak ada ucapan yang terdengar. Hana merasa heran, jika saja bisa melihat, Hana pasti tahu sebenarnya ada apa di sofa dan ada siapa."Mas! Apa kamu sedang tidur di atas sofa? Atau kamu sedang di kamar mandi?" tanya Hana.Tidak ada sahutan sama sekali, Hana yang merasa penasaran berusaha untuk turun dari tempat tidur. Dia memakai sandal yang selalu dia simpan di dalam laci nakas, lalu dia melangkahkan kakinya menuju kamar mandi dengan begitu perlahan dan juga hati-hati.Tanpa Hana tahu, Bara dan juga Hesti sedang berada di atas sofa. Keduanya baru saja selesai berolah raga yang mengha

  • Balasan Istri Buta    Senjata Makan Tuan

    "Mas, kamu sedang apa?" tanya Hana pura-pura tidak tahu.Bara yang sudah selesai bersiap langsung menghampiri istrinya yang sedang duduk di atas sofa, lalu dia ikut duduk di atas sofa dan memeluk istrinya tersebut.Jijik sekali rasanya Hana mendapatkan pelukan dari Bara, tetapi dia pura-pura menikmati pelukan dari suaminya. Dia bahkan terlihat tersenyum dengan sangat manis di mata Bara."Aku baru selesai bersiap mau kerja, kamu butuh apa?"Mual sekali Hana mendengar apa yang dipertanyakan oleh Bara, karena kata-kata yang keluar dari bibir pria itu terdengar begitu manis sekali."Aku ingin menghubungi temanku, Mas. Apakah kamu melihat ponselku?""Kamu lupa ya, Sayang. Kamu kan' dulu mengalami kecelakaan, jadi ponselnya juga hilang saat kamu kecelakaan waktu itu.""Benarkah?" tanya Hana merasa tidak percaya."Iya, Sayang. Itu benar, memangnya kamu mau menghubungi siapa? Biar aku yang telepon, biar kamu bisa langsung ngobrol sama orang itu.""Sama teman-teman aku, Mas. Masa pakai ponsel

  • Balasan Istri Buta    Mulai Bertindak

    Saat tiba di dalam kamar mandi, Hesti terus saja menjerit kesakitan sambil mengguyur pahanya dan juga area intinya yang tersiram jus buah yang dia buat.Kulit wanita itu nampak melepuh, bahkan area intinya juga mengalami hal yang sama. Hesti semakin berteriak dengan begitu kencang, karena walaupun dia sudah mengguyurnya dengan air dingin, tetap saja terasa perih dan malah semakin memerah.Hana yang mendengar teriakan Hesti dengan langkah perlahan menghampiri wanita itu, lalu dia berdiri di ambang pintu kamar mandi dan berkata."Hesti, sebenarnya ada apa? Kenapa kamu berteriak kepanasan? Bukankah yang tak sengaja aku tumpahkan adalah jus buah tapi kenapa kamu malah berteriak kepanasan?"Hesti terdiam sesaat, dia merasa geram sekali mendengar pertanyaan dari Hana. Sungguh dia merasa kesal karena apa yang dia rencanakan sudah gagal.Bukannya Hana yang terluka, tetapi kini malah dirinya yang terluka. Benar-benar sial nasib dia pagi ini. Padahal, dia sudah berpikir jika Hana yang akan terl

  • Balasan Istri Buta    Bantuan

    Setengah jam kemudian Bara memang datang ke rumah sakit, pria itu langsung duduk tepat di samping Hana yang sedang duduk di bangku tunggu.Namun, wajahnya terlihat acuh tak acuh. Dia seolah tidak peduli apa pun yang akan terjadi kepada istrinya, karena menurutnya Hana sangatlah merepotkan.Kalau saja membunuh tanpa menghilangkan jejak itu gampang, Bara pasti sudah melakukan pembunuhan itu dengan gampang."Sayang, aku sudah datang. Sebenarnya ada apa? Kenapa kamu meminta aku untuk datang ke rumah sakit? Bukankah sudah ada Hesti yang mengantar kamu?""Kamu sudah datang, Mas?" tanya Hana yang padahal dia sendiri tahu kalau Bara memang sudah datang sejak tadi."Iya, aku sudah datang. Terus kenapa kamu nyuruh aku datang ke sini?""Itu, Mas. Sebenarnya aku sih nggak apa-apa, cuma butuh dijahit aja robekan di kepalanya. Tapi kata dokter harus ada tanda tangan dari suami, soalnya aku itu kan' buta. Takutnya nanti kalau dijahit malah merusak saraf mata," ujar Hana.Sebenarnya apa yang dikataka

  • Balasan Istri Buta    Mengerjai Bara

    Setelah berbicara dengan pengacara keluarga Aditama, Hana memutuskan untuk pergi membeli buah. Dia sengaja membeli buah yang cukup banyak, lalu dia membeli keranjang dan memasukkan buah itu ke dalam keranjang.Dia juga mengambil uang tunai untuk keperluannya, setelah itu dia segera pergi ke ruang perawatan Hesti.Saat Hana masuk ke dalam ruangan Hesti, ternyata di sana masih ada Bara. Bara nampak perhatian sekali, pria itu begitu telaten mengurusi Hesti.Melihat kedatangan Hana, Bara dengan cepat bangun dan menghampiri istrinya. "Kamu sudah selesai dijahitnya, Sayang?""Sudah, Mas. Makanya aku datang ke sini, aku sengaja membelikan buah untuk Hesti. Aku juga tadi mengambil uang untuk keperluan aku, takutnya pengen jajan gitu kalau lagi di rumah. Nggak apa-apa, kan?""Nggak apa-apa, sini aku bawain buahnya.""Tidak perlu, biar aku saja yang bawa. Aku ingin memberikannya secara langsung kepada Hesti.""Iya, Sayang. Terserah kamu saja," ujar Bara.Tentunya Hana yang pura-pura buta dengan

Bab terbaru

  • Balasan Istri Buta    Aku pacarnya, cepat buka pintu.

    Selama satu minggu di Villa, Hana benar-benar menikmati harinya bersama dengan Bertrand dan juga Hani. Dia selalu bisa menyenangkan hati suaminya, dia juga selalu bisa menyenangkan hati Hani. Awalnya dia mengira jika Bertrand akan egois, suaminya akan meminta banyak waktu darinya hanya untuk berduaan saja dengan Bertrand. Karena pada kenyataannya mereka memang pasangan pengantin baru. Namun, justru Bertrand selalu ingin pergi ke manapun untuk menikmati hari bersama dengan Hani. Pria itu seolah mengerti keinginan dari Hana yang memang sudah sangat lama tidak bertemu dengan putri cantiknya. Bertrand selalu mendahulukan keinginan putri cantiknya, dia selalu memanjakan putri cantiknya karena pria itu berpikir jika dia memanjakan putrinya, maka Hana akan semakin mencintai dirinya. "Sudah satu minggu loh, mau nambah waktu atau mau pulang ke Jakarta aja?" Bertrand memeluk Hana yang kini sedang berada di depan jendela kamar yang terbuka, wanita itu sedang menikmati udara segar di sana.

  • Balasan Istri Buta    Penyatuan

    Saat mendapatkan pemeriksaan ternyata Hana dinyatakan baik-baik saja, hanya saja dia perlu beristirahat dan diberikan vitamin oleh dokter.Bertrand juga mendapatkan tindakan, wajah tampannya langsung diobati dan diolesi salep luka. Kini keduanya sudah terlihat baik-baik saja, keduanya sudah pulang ke Villa."Bagaimana keadaan kalian?" tanya Helma dengan cemas.Semalaman dia tidak bisa tidur pulas, karena terus saja memikirkan bagaimana nasib menantunya itu. Dia sangat tahu kalau Hana adalah wanita baik, dia begitu gelisah saat mengetahui Bara menculik menantunya itu."Kami baik, Mom. Mana Hani?" tanya Hana.Padahal dia yang sudah diculik, tetapi tetap saja dia mengkhawatirkan kondisi putri cantiknya. Helma menghela napas panjang lalu memeluk Hana."Hani baik, dia sama Bobby. Kita langsung pulang ke ibu kota saja, Mom khawatir akan terjadi hal yang tidak diinginkan lagi." Helma mengurai pelukannya, lalu dia mengusap puncak kepala Hana."Jangan khawatir, Mom. Bara sudah ditangkap polisi

  • Balasan Istri Buta    Pertolongan

    Hana menjerit-jerit karena ketakutan, dia takut akan dinodai oleh mantan suaminya. Karena wajah Bara terlihat diselimuti kabut hasrat, dia takut pria itu akan nekat dan melakukan hal yang di luar dugaannya.Pria itu pernah mencoba membunuh dirinya beberapa kali, sungguh Hana takut jika Bara akan memperkosa dirinya, setelah itu dia akan dibunuh dan dilempar ke jurang. Hani pasti tidak akan pernah lagi mendapatkan kasih sayang dari dirinya, walaupun pada kenyataannya Bertrand pasti memanjakan putri kecilnya itu. Namun, dia tidak mau mati konyol."Tolong jangan melakukan hal yang aneh, Mas!"Hana kembali berteriak ketika dia melihat Bara yang kini sudah berada di atas tubuhnya, pria itu menatap dirinya dengan tatapan lapar dengan tangannya yang terus saja mengurut miliknya. "Mana mungkin aku menyia-nyiakan kesempatan emas ini," ujar Bara yang nampak memosisikan miliknya agar sejajar dengan milik Hana.Jika saja dia memiliki kekuatan, Hana rasanya ingin menendang pria itu. Sayangnya, di

  • Balasan Istri Buta    Aku akan memberikan kenikmatan, Hana.

    Hana menggeliatkan tubuhnya, dia lalu berusaha untuk menggerakkan kedua tangannya tetapi tidak bisa. Dia juga berusaha untuk menggerakkan kedua kakinya tetapi tidak bisa. Hana merasakan kepalanya begitu berat, dia juga merasakan kalau matanya begitu sulit untuk terbuka. Namun, wanita itu berusaha untuk membuka matanya.Sinar matahari yang menerobos masuk lewat celah membuat dia silau. Namun, Hana berusaha untuk melawan silaunya cahaya dengan matanya yang memicing. "Ini di mana? Kenapa badan aku sakit semua? Kenapa juga kedua tangan dan kedua kakiku begitu sulit untuk digerakkan?"Hana merasakan tubuhnya begitu sakit, dia jadi berpikir apakah tadi malam dia sudah melakukannya atau belum bersama dengan Bertrand.Namun, jika dia sudah melakukannya dengan Bertrand, Kenapa dia tidak mengingatnya sama sekali. Wanita itu mencoba untuk mengedarkan pandangannya, tiba-tiba saja matanya melotot karena dia berada di tempat yang asing. "Di aman ini?" tanya Hana yang tiba-tiba saja merasa panik.

  • Balasan Istri Buta    Kamu harus merasakan apa yang aku rasakan di penjara, Hana.

    Beberapa hari yang lalu. Bara baru saja melakukan makan siangnya, pria itu berjalan sambil menunduk dan tak berani menatap orang-orang yang ada di sana. Setiap kali dia menatap mata orang yang ada di sana, dia pasti akan menjadi sasaran empuk untuk dipukuli. Wajah Bara yang tampan sudah berubah, banyak luka bekas pukulan. Bukan hanya di wajahnya, tapi juga di beberapa bagian tubuhnya. Ada juga luka sayatan di pipinya. Tubuhnya yang dulu begitu gagah, kini nampak kurus kering. Kalau Hana bertemu dengan pria itu, pasti Hana tidak akan mengenalinya. Bara benar-benar tersiksa berada di penjara, sayangnya dia tidak bisa berbuat apa-apa. Dia juga merasa tersiksa karena mengetahui Hesti yang sedang hamil, usia kandungan wanita itu sudah memasuki usia dua puluh empat minggu. Perut Hesti sudah menonjol, tetapi sayangnya wanita itu tak kunjung bisa keluar dari dalam penjara. Padahal, Hesti sudah melakukan berbagai cara. Dia sudah berpura-pura sakit, dia sudah melakukan hal agar bisa kelu

  • Balasan Istri Buta    Sekarang aja ya, Sayang?

    Bertrand terus aja berusaha untuk menggoda Hana, tentu saja rayuannya begitu manjur karena wajah Hana kini sudah memerah. Tubuh wanita itu bahkan sudah menegang, meremang dan merasakan panas dingin akibat sentuhan yang dilakukan oleh Bertrand terhadap dirinya.Berkali-kali Hana mencoba melepaskan diri dari pria itu, tetapi sayangnya jerat cinta pria itu benar-benar di luar dugaannya."Bear, tunggu sebentar. Jangan sekarang, aku mau mandi dulu. Aku bau banget loh, nanti kamu boleh melakukan apa pun setelah aku mandi."Hana merasa tidak pede jika harus melakukan malam pertamanya tanpa mandi terlebih dahulu. Karena takut kalau Bertrand tidak merasa nyaman."Sekarang aja, gak usah nanti." Bertrand malah mengecupi leher jenjang Hana."Bear! Please," ujar Hana memelas.Akhirnya Bertrand melepaskan kungkungannya, dia langsung bangun dan duduk di tepian tempat tidur."Untuk apa sih kamu mandi? Padahal kamu itu udah wangi banget," ujar Bertrand sambil menatap miliknya yang kini sudah berdiri d

  • Balasan Istri Buta    Kamu mau apa?

    Selama Helma sakit, Hana selalu menginap di kediaman Alexander. Dia mengurusi Helma dan juga Hani dengan baik, tentu saja hal itu berdampak baik untuk Hana karena Helma nampak menyayangi wanita itu.Bertrand juga merasa senang, selama Hana di kediamannya, pria itu selalu berusaha untuk mencari cara agar wanita itu bersimpati kepada dirinya.Setelah satu minggu dirawat oleh Hana, Helma telah pulih. Pagi ini Helma, Hana dan juga Bertrand nampak menikmati sarapan paginya dengan tentang. Sedangkan Hani, tentunya sudah sarapan terlebih dahulu dan kini sedang jalan-jalan di taman kompleks dengan pelayan."Kapan kalian menikah?" tanya Helma setelah dia menyelesaikan sarapannya.Uhuk! Uhuk!Hana sampai tersedak karena kaget, biasanya Helma menatap dirinya dengan tatapan tidak suka. Namun, kali ini Helma mengagetkan dirinya karena menanyakan masalah pernikahan."Pelan-pelan makannya, minumlah dulu," ujar Bertrand yang langsung memberikan segelas air putih kepada Hana."Makasih," ujar Hana sete

  • Balasan Istri Buta    Intip dikit boleh dong?

    Hani benar-benar merasa kesal kepada Bertrand, dia memang bisa tidur bersama dengan Hani, tetapi pria itu juga memaksa ingin tidur di kamar putri mereka. Walaupun Bertrand adalah ayah biologis dari Hani, tetapi tidak pantas rasanya untuk mereka tidur di dalam kamar yang sama bersama dengan putri mereka. "Kamu tuh gak boleh tidur satu kamar dengan aku, karena kita belum menikah." Bertrand yang melihat Hana melarang dirinya untuk tidur di sana malah tersenyum, lalu dia menjawil dagu Hana. Hana merasa tidak suka dengan apa yang dia lakukan oleh Bertrand, lalu dia menepis kasar tangan pria itu. "Gak usah macam-macam!" ujar Hana. "Aih! Kamu tuh marah-marah terus, hilang nanti cantiknya. Lagian aku tuh bukan mau tidur satu kamar dengan kamu, tapi mau tidur satu kamar dengan Hani. Geer," ujar Bertrand. Padahal, tentu saja dia ingin tidur satu kamar dengan Hana. Ini adalah kesempatan emas bagi dirinya, rasanya tidak perlu disia-siakan. Hani hanyalah dia jadikan sebagai alasan.

  • Balasan Istri Buta    Kamu gak boleh bawa Hani pulang.

    Hana merasa begitu kesal sekali karena Bertrand dengan berani mencium bibirnya, padahal walaupun dia setuju untuk menikah dengan pria itu, tetap saja hal itu tidak boleh dilakukan. Hana juga merasa kesal kepada dirinya sendiri, karena begitu syok wanita itu tidak melakukan apa pun. Dia malah hanya terdiam sambil memperhatikan apa yang dilakukan oleh Bertrand."Aku tidak messum, aku berkata yang sesungguhnya. Aku masih sangat ingat kalau dulu aku menyentuh kamu, aku masih sangat ingat kalau aku dulu mencium bibir ini. Rasanya--""Stop! Jangan bicara lagi, gak guna juga ngurusin gituan. Mending aku pulang aja, kamu tuh nyebelin banget!" Hana yang kesal langsung mendorong dada Bertrand, setelah itu dia melangkahkan kakinya untuk keluar dari kediaman Alexander. Rasanya berlama-lama berada di sana juga dirasa percuma, karena Hani kini sedang bersama dengan Helma. Keduanya pasti akan pergi dalam waktu yang lama, karena mereka pergi untuk keliling komplek.Namun, saat dia keluar dari pint

DMCA.com Protection Status