Share

Bab 53

Di sisi lain, suasana di pemakaman terasa muram. Angin sepoi-sepoi menggerakkan dedaunan pohon di sekitar makam Nadine, membuat suasana semakin hening. Maya berdiri di samping pusara yang masih basah dengan tanah yang baru saja dipadatkan. Di sebelahnya, keponakan kecilnya, Lily, menggenggam erat tangan bibinya, matanya merah dan bengkak karena menangis.

Lily menatap nisan di depannya, tak bisa menahan tangis yang kembali pecah. “Bibi Maya... kenapa Mama harus pergi? Aku pengen Mama balik...”

Maya memandang ke arah pusara dengan sorot mata dingin, berbeda dengan keponakannya yang penuh kesedihan. Meski tangannya memegang tangan Lily dengan lembut, pikirannya melayang jauh. "Ini bukan tentang Mamamu aja, Lily," gumam Maya pelan. "Ini tentang mereka semua yang bikin hidup Mamamu sengsara."

Lily mengangkat wajahnya, menatap bibinya dengan bingung. “Maksud Bibi siapa?”

Maya menarik napas panjang, berusaha menenangkan keponakannya meskipun di hatinya ada rasa dendam yang tak bisa dipadamka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status