Share

PART 2

Author: Ameera
last update Last Updated: 2024-09-21 13:31:54

Sherina yang penasaran pun langsung menuju ruang donor untuk mencari keberadaan Gerald.

Setibanya di sana, di ruangan itu hanya terdapat dua orang perawat yang sedang bertugas dan tidak ada bayangan Gerald sama sekali.

“Sus maaf saya mau nanya. Apakah tadi ada seorang pria atas nama Gerald Aditama datang mendonorkan darah?”.

Perawat yang ada di ruangan itu lantas menjawab pertanyaan Sherina bahwa memang benar ada pendonor bernama Gerald Aditama yang sekitar satu jam yang lalu telah meninggalkan ruang donor.

“Benar bu tadi ada pendonor yang bernama Gerald Aditama"

Sherina memang tidak salah lihat, Gerald lah yang memasuki ruang donor sejam lalu.

"Lalu, apakah darah untuk pasien atas nama Shaquel sudah ada? ".

“Saat ini anak kami sedang membutuhkan transfusi darah dari Pak Gerald karena kebetulan tipe darah mereka sama”.

Raut wajah kedua perawat itu menjadi kebingungan karena data yang mereka terimah adalah transfusi darah untuk pasien kecelakan bernama Sean Aditama bukan anak perempuan seperti yang dijelaskan Sherina tadi.

“Mohon maaf ibu, Pak Gerald mendonorkan darahnya untuk pasien kecelakaan atas nama Sean Aditama, umurnya sekitar 5 tahun”.

Sherina masih sulit mencernah apa yang terjadi barusan. Dia melihat data pasien bernama Sean Aditama yang secara kebetulan memakai nama belakang suaminya.

“Ya Tuhan, siapa Sean Aditama ini? kenapa Gerald malah memberikan darahnya kepada dia?”

Sean yang memakai nama belakang Gerald yakni Aditama membuat Sherina semakin penasaran siapa sebenarnya anak ini.

Diselimuti rasa penasaran, dia sontak mencari informasi terkait Sean. Dia harus memastikan apa hubungan anak laki-laki ini dengan Gerald.

“Sean Aditama, siapa kamu sebenarnya?” Sherina membatin.

Belum sempat mendapat informasi terkait Sean, tiba-tiba dokter menghampirinya untuk memberitahukan kondisi terkini Shaquel.

“Saat ini kondisi pasien benar-benar kritis karena belum ada darah untuk transfusi”.

Sherina benar-benar hancur saat melihat keadaan putrinya. Dia sangat takut jika terjadi apa-apa dengan Shaquel. Jujur, dia sangat membutuhkan kehadiran Gerald disisinya untuk sekedar berbagi cerita.

Dokter yang melihat keadaan Shaquel semakin memburuk, menyarankan Sherina untuk kembali menghubungi Gerald agar segera memberikan darahnya.

“Sebaiknya ibu segera menghubungi ayah Shaquel. Ini tidak bisa ditunda lagi” dokter memperingatkannya.

***

Di ruang perawatan berbeda, Gerald sedang bercanda riah dengan Sean karena baru saja melewati masa kritisnya.

Ditemani Zumi, canda tawanya memenuhi seluruh ruang perawatan. Sean yang awalnya tidak bersemangat menjadi sangat bahagia karena adanya Gerald disisinya sementara Zumi dalam candanya terus memikirkan cara untuk memisahkan laki-laki yang dicintainya dengan Sherina.

Riuh candaan sekejap terjeda dengan adanya bunyi telepon Gerald. Nama pemanggil dilayar tak sengaja dilihat Zumi yakni, Sherina. Dengan berbagai cara, dia menghalangi Gerald agar tidak mengangkat telepon dari perempuan itu.

“Aduh, Gerald kepalaku sangat pusing. Mungkin karena aku terlalu capek semenjak Sean mengalami kecelakaan”.

Gerald yang tidak mengetahui jika Zumi hanyalah berpura-pura, tidak jadi menerima telepon dari Sherina.

“Sebaiknya kamu istrahat saja, Zumi kalau masalah Sean biar aku yang mengurus semuanya”.

Sementara itu Sherina yang dilanda keputus asaan karena Gerald tak kunjung menjenguk Shaquel terus menerus meneleponnya. Gerald yang rishi dengan deringan telponnya diam-diam keluar ruangan untuk menjawab telepon.

Akhirnya telepon dijawab! Sherina yang sedari tadi dilanda kecemasan langsung menanyakan posisi Gerald. Dia yakin tidak salah lihat bahwa Gerald lah yang 2 jam lalu masuk ke ruang donor.

“Kamu dimana sih, Gerald? Anak kita saat ini membutuhkan kamu dan dokter bilang harus segera dilakukan transfusi untuk menyelamatkannya”.

Sherina terisak tatkala menceritakan keadaan Shaquel, dia benar-benar tidak tahu kemana dia akan mengadu selain kepada suaminya.

Gerald yang merasa Sherina terlalu berlebihan hanya menjawab acuh.

“Anak kita butuh darah kamu, Gerald. Kamu juga sudah berjanji kepada ku untuk……”

Kalimat Sherina masih menggantung ketika Gerald tiba-tiba mematikan teleponnya karena Zumi memanggilnya.

“Gerald, kamu dimana?” teriak Zumi.

Buru-buru Gerald menuju ruang rawat Sean untuk menemui Zumi karena mengira terjadi sesuatu.

“Ada apa Zumi?”

“Ahhh itu…. Aku pikir kamu meninggalkan ku dan Sean makanya aku panik ketika tidak melihatmu disini”.

Mana mungkin Gerald akan meninggalkan ruangan Sean, sementara dia sudah berjanji kepada Zumi untuk menjaga anak itu.

***

Tidak tau harus berbuat apa lagi, Sherina benar-benar tidak habis pikir dengan tindakan Gerald yang akhir-akhir ini terus mengabaikannya dan Shaquel apa lagi saat ini Shaquel sangat membutuhkan kehadiran ayahnya untuk sekedar menyemangatinya.

Perubahan Gerald bisa dikatakan sangat drastis. Dulunya dia adalah laki-laki yang penyayang dan cinta keluarga, saat ini telah menajdi laki-laki tak berperasaan.

Belum lagi ada seorang anak laki-laki yang dirawat di rumah sakit ini yang memakai nama belakang Gerald yang semakin membuat Sherina bingung.

“Sebenarnya apa yang terjadi, Gerald? mengapa kamu ingkar janji?". Sherina mengirim pesan teks kepada Gererald.

Dalam tangisnya, Sherina melihat dokter dan perawat berlarian ke arah ruang dimana Shaquel dirawat, ternyata saat ini Shaquel sedang kritis karena terlambat mendapat transfusi darah.

Menyadari ada hal tidak beres, Sherina lantas mengikuti dokter dan menanyakan apa yang terjadi pada putrinya.

“Permisi dok, ada apa dengan putri saya?”

Dokter yang saat itu hendak menuju ruangan menginformasikan bahwa Shaquel semakin memburuk.

“Anak ibu saat ini sedang dalam kondisi kritis karena tidak mendapat darah sesuai waktu yang telah ditentukan”.

“Jikalau saja anak ibu lebih awal mendapat pendonor, maka kondisinya tidak akan seperti sekarang ini, bu”.

Sherina semakin terisak saat mendengar perkataan dokter. Dia merutuki dirinya yang tidak bisa menjadi ibu yang baik dan mengutuk tindakan acuh Gerad kepada Shaquel.

“Tolong dokter selamatkan anak saya. Saya tidak bisa hidup tanpa anak saya dokter, tolong dokter… tolong”.

Dokter bergegas masuk keruang perawatan untuk memastikan kondisi Shaquel. Panasnya semakin tinggi dan bahkan berkali-kali mengalami kejang.

Sementara Shaquel berjuang melewati masa kritisnya, Gerald dengan penuh kebahagiaan menemani Sean full selama di rumah sakit tanpa sedikit pun berbalik menengok putrinya.

Bahkan darah yang seharusnya Gerald berikan kepada Shaquel mendadak diberikan kepada Sean.

Sean yang berhasil diselamatkan dengan darah Gerald, sementara Shaquel yang merupakan putri kandungnya dia abaikan karena beranggapan bahwa penyakit Shaquel tidak terlalu parah sementara Sean mengalami pendarahan yang hebat usai kecelakaan.

“Gerald, kamu jahat….. aku tidak akan pernah memaafkan mu”.

***

Shaquel yang masih kritis, para perawat yang baru saja selesai memeriksanya bercerita terkait keadaan pasien yang tidak sengaja didengar oleh Gerald yang saat itu sedang mengantri obat untuk Sean.

Samar-samar dia mendengar perawat mengutuk seorang ayah yang tega membiarkan putrinya masuk dalam kondisi kritis karena tidak kunjung memberikan darahnya.

Bagi perawat-perawat itu, ayah seperti ini tidak pantas ada di dunia ini dan pantasnya berada di dalam neraka karena berani mencelakai putrinya sendiri.

Gerald yang mendengar hal itu tiba-tiba berkeinginan untuk melihat Shaquel karena dia tidak ingin seperti ayah yang diceritakan para suster.

Karena ingin menemui Shaquel, Gerald menghubungi Sherina dan mendapati ponselnya banyak panggilan tidak terjawab dari istrinya.

“tuuuutt… tuuut… tuuut” belum ada jawaban dari Sherina. Gerald mau tidak mau harus mencari tahu ruang perawatan Shaquel.

“Sus, saya mau mencari ruang perawatan pasien atas nama Shaquel Aditama yang…..!”

Belum sempat Gerald menyelesaikan kalimatnya, Zumi tiba-tiba menghampirinya dan spontan merangkul lengan Gerald.

“Ruang perawatan nona Shaquel Aditama ada di……..”

Suster yang hendak memberikan informasi ruang perawatan Shaquel mendadak bingung karena orang yang bertanya tadi telah menghilang dari hadapannya.

Gerald ternyata dibawa Zumi menjauh dari tempat itu karena tidak ingin Gerald menemui Shaquel dan Sherina.

“Ada apa Zumi? Kenapa kamu mencariku? Aku kan sudah bilang kepadamu untuk menemani Sean sementara aku yang mengambil obat”.

Bukan Zumi namanya kalau dia tidak pandai beralasan. Sebenarnya dia menyusul Gerald karena tidak ingin dia bertemu dengan Sherina.

“Aku mencarimu karena tadi Sean bilang ingin kamu yang menemaninya, aku tidak tega melihatnya terus memanggil namamu apalagi kondisinya masih belum stabil”.

Zumi wanita licik ini hanya menginginkan perhatian Gerald sepenuhnya untuk dirinya dan Sean makanya dia melakukan cara apapun untuk memisahkan mereka.

Zumi yang masih asyik menggandeng tangan Gerald ternyata dilihat oleh sepasang mata yang berada dibalik tembok ruang perawatan.

“Dasar laki-laki busuk”.

Related chapters

  • Balas Dendam Istri Sah Atas Kematian Putrinya   PART 3

    Sepasang mata yang menyaksikan kemesraan Gerald dengan Zumi adalah Sherina. Dia tidak sengaja melihat kedekatan Gerald dan perempuan itu. Dia sama sekali tidak mengetahui diapa perempuan yang bersama suaminya. “Dasar laki-laki busuk tidak tahu malu. Anaknya sedang berjuang melewati masa kritis tapi dia malah asyik bersama perempuan lain”. Umpat Sherina. Sementara Zumi yang menggandeng tangan Gerald dengan mesra, sama sekali tidak mengetahui bahwa tindakan kotornya ini dilihat oleh istri sah Gerald malahan semakin mengeratkan gandengannya. Mereka berjalan di lorong rumah sakit bak suami istri, sementara ada hati yang terluka setelah menyaksikan secara langsung Gerald menggandeng perempuan lain. Ingin rasanya Sherina melabrak Gerald dan Zumi untuk mempertabyakan hubungan mereka tapi ditahannya karena mengingat saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk membongkar kebusukan mereka, masih ada Shaquel yang harus diutamakan dibanding membuat keributan di rumah sakit. “Jika saja a

    Last Updated : 2024-09-21
  • Balas Dendam Istri Sah Atas Kematian Putrinya   PART 4

    Amarah Sherina semakin tak terkendali ketika membayangkan betapa menderitanya anaknya semasa hidupnya. Laki-laki yang mengaku ayahnya tega membiarkannya meregang nyawa dan sekarang membiarkan putrinya berada di meja operasi demi memberikan jantungnya kepada anak laki-laki yang tidak dia ketahui identitasnya. Sherina segera mencari keberadaan Gerald dan mempertanyakan terkait hal ini, dia pasti masih berada di rumah sakit ini karena rumah sakit ini juga adalah tempat Gerald bekerja. “Tunggu saja pembalasanku untuk kalian, tidak akan kubiarkan kalian hidup tenang sementara anakku yang menjadi korban". Yang tidak diketahui Sherina adalah surat persetujuan donor jantung Shaquel ini ternyata asal ditandatangani Gerald tanpa melihat isi suratnya. Meskipun begitu, nyawa Shaquel telah melayang dan jantungnya pun sebentar lagi akan berpindah ke Sean Aditama. Sherina benar-benar mengutuk tindakan ceroboh ini. Secara kebetulan, Sherina bertemu dengan Gerald sesaat setelah dia menguru

    Last Updated : 2024-09-21
  • Balas Dendam Istri Sah Atas Kematian Putrinya   PART 5

    Sean pun sudah memanggil Gerald dengan sebutan ayah. Berarti hubungan mereka memang ada sesuatu yang tidak diketahui oleh Sherina. "Sean sayang, ayah pergi hanya sebentar saja dan setelah itu akan kembali menemui kalian lagi". Sean yang sama liciknya dengan Zumi kembali merengek agar Gerald tidak menemui Shaquel. Memang buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, tak heran jika Sean akan mengikuti sikap ibunya. " Kalau ayah pergi, aku tidak mau lagi bicara dengan ayah dan akan mogok minum obat". Duuh masih kecil tapi sudah bisa mengancam. Gerald yang mendengar ancaman Sean pun urung untuk pergi menemui Shaquel. Dia tidak ingin ancaman itu benar-benar dilakukan Sean karena bisa berbahaya untuk kesehatannya. Dia berusaha membujuk Sean agar tidak ngambek lagi kepadanya. "Baiklah ayah tidak jadi pergi, tapi kamu harus janji untuk rajin minum obat supaya cepat sembuh". " Sean janji asalkan ayah tidak pergi, aku akan nurut apa kata ayah". Zumi yang menyaksikan interaksi Gerald

    Last Updated : 2024-10-01
  • Balas Dendam Istri Sah Atas Kematian Putrinya   PART 6

    Sherina tidak lagi menahan amarahnya di depan Gerald. Kekecewaan yang selama ini dipendamnya berusaha dia keluarkan. Dia terlalu muak menghadapi sikap egois suaminya itu. Gerald selalu bersikap semaunya tanpa memikirkan perasaan Sherina. "Seharusnya kamu yang bertanya pada dirimu sendiri, kemana saja kamu saat anakmu membutuhkan supportmu?,Gerald". " Apakah kamu pernah hadir sedetik saja saat dia terbaring di rumah sakit? JAWAB, GERALD". Teriakan Sherina membuat Gerald sangat marah. Dia belum mendapatkan jawaban terkait karangan bunga di halaman rumahnya, sekarang Sherina mengungkit masalah di rumah sakit. Dia merasa Sherina mempermainkannya, padahal Gerald tidak pernah berkaca bahwa masalah ini awalnya ditimbulkan olehnya. "Tidak usah kamu ungkit-ungkit persoalan di rumah sakit. Bukankah Shaquel baik-baik saja? Lagian sekarang saya sudah datang untuk menemui Shaquel dan akan menemaninya merayakan ulang tahunnya". Laki-laki ini memang kurang peka atau mungkin bodoh.

    Last Updated : 2024-10-05
  • Balas Dendam Istri Sah Atas Kematian Putrinya   PART 7

    “Aku merindukan ayah ! bisakah ayah untuk tinggal dan menemaniku sepanjang waktu?”Perkataan Sean ini membuat Gerald berusaha menampakkan senyuman manisnya. Dia berjanji untuk selalu ada saat Sean membutuhkannya.Sean yang manja tiba-tiba memnghambur ke pelukan Gerald. Dia duduk di pangkuan Gerald dengan waktu yang cukup lama hingga pada akhirnya dia tertidur.Saat ini tinggal Gerald dan Zumi yang masih terjaga. Zumi mencoba membuka pembicaraan dengan Gerald terkait permasalah hari ini. Zumi memang sangat pandai memanfaatkan keadaan, apalagi jika itu tentang Gerald dan Sherina, dia semakin suka karena memiliki kesempatan untuk memprovokasi mereka berdua.“Soal permasalahan di rumahmu, kamu belum menceritakan dengan jelas kepadaku, Gerald. Aku masih menunggu kamu untuk bercerita”.“Aku tidak ingin kamu memendamnya sendirian karena bisa menjadi penyakit untuk kamu suatu saat nanti, maka dari itu ceritakanlah kepadaku, Gerald”.Gerald yang mulai terpancing pun tanpa berpikir panjang men

    Last Updated : 2024-10-14
  • Balas Dendam Istri Sah Atas Kematian Putrinya   PART 8

    Betapa terkejutnya Gerald saat melihat Sherina berada di kamar Shaquel.Keterkejutannya ini bukan karena istrinya yang tiba-tiba ada disana tetapi terkait hal yang tidak biasa terjadi di depan matanya.Dia menganggap Sherina gila bahkan mencacinya karena hal bodoh yang menurut Gerald tidak sepantasnya dilakukan.Bahkan Gerald hampir saja merusak semua yang ada di kamar Shaquel. Dia tidak ingin ada hal semacam ini di rumahnya karena hanya orang yang telah meninggal lah yang diperlakukan demikian.“Maksud kamu apa dengan melakukan ritual seperti ini Sherina? Kamu ini bodoh atau bagaimana? Ini jelas-jelas ritual pasca kematian tapi kenapa kamu lakukan di rumah ini?”.Gerald yang marah lantas menarik Sherina dari kursi tempatnya duduk dan langsung menghadapkan wajah mereka sehingga saling bertatapan.Sherina yang terkejut dengan tindakan Gerald, pun berusaha melepaskan cengkraman suaminya dari lengannya. Sekuat tenaga dia mencoba tetapi tidak berhasil.Selama beberapa menit mereka saling

    Last Updated : 2024-10-19
  • Balas Dendam Istri Sah Atas Kematian Putrinya   PART 9

    Surat elektronik yang diterima Gerald dibuka di hadapan Sherina. Dia benar-benar terkejut saat sampai di lembar kedua dimana disitu tertulis jelas mengenai keadaan Shaquel.Pernyataan di surat itu membuatnya tidak bisa berkata-kata lagi akan tetapi dia merasa ini hanyalah sebuah mimpi buruk dan buru-buru mencubit pipinya untuk memastikan semua ini tidak benar.Namun kenyataannya dia sedang tidak bermimpi melainkan dihadapkan pada sebuah kenyataan yang sangat menyakitkan.“Sherina tolong pukul aku lebih keras Sherina, ini hanya mimpi, kan? Ayo Sherina”. Dia memerintahkan Sherina untuk membangunkannya dari mimpi.Sherina yang mendengar perintah Gerald tidak menurutinya melainkan membiarkan laki-laki itu membaca surat sampai selesai.Gerald benar-benar Shock mendapati sebuah fakta terkait putrinya. Dalam surat itu tertulis jelas bahwa lima hari yang lalu Shaquel telah dipanggil menghadap ke yang maha kuasa.Tertulis sangat jelas tanggal, jam, dan penyebab kematian Shaquel. Gerald benar-

    Last Updated : 2024-10-20
  • Balas Dendam Istri Sah Atas Kematian Putrinya   PART 1

    “Shaquel sayang, demam mu sangat tinggi, nak. Jangan buat ibu takut, nak”. Seorang perempuan bernama Sherina panik saat mengetahui kondisi anaknya yang sedang sakit dan tiba-tiba demamnya sangat tinggi. Kepanikannya semakin bertambah karena saat ini suaminya sedang tidak berada di rumah sehingga dia hanya tinggal berdua dengan putrinya, Shaquel, yang baru berusia 5 tahun.Suaminya, Gerald yang juga merupakan seorang dokter telah meresepkan obat untuk Shaquel, tapi obat yang diresepkan Gerald untuk Saquel tidak mempan dan malah membuat demam Shaquel semakin tinggi. Dalam kepanikannya, Sherina lantas menghubungi Gerald untuk memberi tahunya keadaan Shaquel yang memprihatinkan dan butuh penanganan segera. Dia benar-benar takut jika sampai terjadi apa-apa kepada putri semata wayangnya itu. Ketika telepon berdering, Gerald sedang berada di sebuah tempat hiburan malam dan tidak memperdulikan panggilan Sherina karena merasa dia adalah gangguan untuknya ketika sedang berkumpul bersam

    Last Updated : 2024-09-21

Latest chapter

  • Balas Dendam Istri Sah Atas Kematian Putrinya   PART 9

    Surat elektronik yang diterima Gerald dibuka di hadapan Sherina. Dia benar-benar terkejut saat sampai di lembar kedua dimana disitu tertulis jelas mengenai keadaan Shaquel.Pernyataan di surat itu membuatnya tidak bisa berkata-kata lagi akan tetapi dia merasa ini hanyalah sebuah mimpi buruk dan buru-buru mencubit pipinya untuk memastikan semua ini tidak benar.Namun kenyataannya dia sedang tidak bermimpi melainkan dihadapkan pada sebuah kenyataan yang sangat menyakitkan.“Sherina tolong pukul aku lebih keras Sherina, ini hanya mimpi, kan? Ayo Sherina”. Dia memerintahkan Sherina untuk membangunkannya dari mimpi.Sherina yang mendengar perintah Gerald tidak menurutinya melainkan membiarkan laki-laki itu membaca surat sampai selesai.Gerald benar-benar Shock mendapati sebuah fakta terkait putrinya. Dalam surat itu tertulis jelas bahwa lima hari yang lalu Shaquel telah dipanggil menghadap ke yang maha kuasa.Tertulis sangat jelas tanggal, jam, dan penyebab kematian Shaquel. Gerald benar-

  • Balas Dendam Istri Sah Atas Kematian Putrinya   PART 8

    Betapa terkejutnya Gerald saat melihat Sherina berada di kamar Shaquel.Keterkejutannya ini bukan karena istrinya yang tiba-tiba ada disana tetapi terkait hal yang tidak biasa terjadi di depan matanya.Dia menganggap Sherina gila bahkan mencacinya karena hal bodoh yang menurut Gerald tidak sepantasnya dilakukan.Bahkan Gerald hampir saja merusak semua yang ada di kamar Shaquel. Dia tidak ingin ada hal semacam ini di rumahnya karena hanya orang yang telah meninggal lah yang diperlakukan demikian.“Maksud kamu apa dengan melakukan ritual seperti ini Sherina? Kamu ini bodoh atau bagaimana? Ini jelas-jelas ritual pasca kematian tapi kenapa kamu lakukan di rumah ini?”.Gerald yang marah lantas menarik Sherina dari kursi tempatnya duduk dan langsung menghadapkan wajah mereka sehingga saling bertatapan.Sherina yang terkejut dengan tindakan Gerald, pun berusaha melepaskan cengkraman suaminya dari lengannya. Sekuat tenaga dia mencoba tetapi tidak berhasil.Selama beberapa menit mereka saling

  • Balas Dendam Istri Sah Atas Kematian Putrinya   PART 7

    “Aku merindukan ayah ! bisakah ayah untuk tinggal dan menemaniku sepanjang waktu?”Perkataan Sean ini membuat Gerald berusaha menampakkan senyuman manisnya. Dia berjanji untuk selalu ada saat Sean membutuhkannya.Sean yang manja tiba-tiba memnghambur ke pelukan Gerald. Dia duduk di pangkuan Gerald dengan waktu yang cukup lama hingga pada akhirnya dia tertidur.Saat ini tinggal Gerald dan Zumi yang masih terjaga. Zumi mencoba membuka pembicaraan dengan Gerald terkait permasalah hari ini. Zumi memang sangat pandai memanfaatkan keadaan, apalagi jika itu tentang Gerald dan Sherina, dia semakin suka karena memiliki kesempatan untuk memprovokasi mereka berdua.“Soal permasalahan di rumahmu, kamu belum menceritakan dengan jelas kepadaku, Gerald. Aku masih menunggu kamu untuk bercerita”.“Aku tidak ingin kamu memendamnya sendirian karena bisa menjadi penyakit untuk kamu suatu saat nanti, maka dari itu ceritakanlah kepadaku, Gerald”.Gerald yang mulai terpancing pun tanpa berpikir panjang men

  • Balas Dendam Istri Sah Atas Kematian Putrinya   PART 6

    Sherina tidak lagi menahan amarahnya di depan Gerald. Kekecewaan yang selama ini dipendamnya berusaha dia keluarkan. Dia terlalu muak menghadapi sikap egois suaminya itu. Gerald selalu bersikap semaunya tanpa memikirkan perasaan Sherina. "Seharusnya kamu yang bertanya pada dirimu sendiri, kemana saja kamu saat anakmu membutuhkan supportmu?,Gerald". " Apakah kamu pernah hadir sedetik saja saat dia terbaring di rumah sakit? JAWAB, GERALD". Teriakan Sherina membuat Gerald sangat marah. Dia belum mendapatkan jawaban terkait karangan bunga di halaman rumahnya, sekarang Sherina mengungkit masalah di rumah sakit. Dia merasa Sherina mempermainkannya, padahal Gerald tidak pernah berkaca bahwa masalah ini awalnya ditimbulkan olehnya. "Tidak usah kamu ungkit-ungkit persoalan di rumah sakit. Bukankah Shaquel baik-baik saja? Lagian sekarang saya sudah datang untuk menemui Shaquel dan akan menemaninya merayakan ulang tahunnya". Laki-laki ini memang kurang peka atau mungkin bodoh.

  • Balas Dendam Istri Sah Atas Kematian Putrinya   PART 5

    Sean pun sudah memanggil Gerald dengan sebutan ayah. Berarti hubungan mereka memang ada sesuatu yang tidak diketahui oleh Sherina. "Sean sayang, ayah pergi hanya sebentar saja dan setelah itu akan kembali menemui kalian lagi". Sean yang sama liciknya dengan Zumi kembali merengek agar Gerald tidak menemui Shaquel. Memang buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, tak heran jika Sean akan mengikuti sikap ibunya. " Kalau ayah pergi, aku tidak mau lagi bicara dengan ayah dan akan mogok minum obat". Duuh masih kecil tapi sudah bisa mengancam. Gerald yang mendengar ancaman Sean pun urung untuk pergi menemui Shaquel. Dia tidak ingin ancaman itu benar-benar dilakukan Sean karena bisa berbahaya untuk kesehatannya. Dia berusaha membujuk Sean agar tidak ngambek lagi kepadanya. "Baiklah ayah tidak jadi pergi, tapi kamu harus janji untuk rajin minum obat supaya cepat sembuh". " Sean janji asalkan ayah tidak pergi, aku akan nurut apa kata ayah". Zumi yang menyaksikan interaksi Gerald

  • Balas Dendam Istri Sah Atas Kematian Putrinya   PART 4

    Amarah Sherina semakin tak terkendali ketika membayangkan betapa menderitanya anaknya semasa hidupnya. Laki-laki yang mengaku ayahnya tega membiarkannya meregang nyawa dan sekarang membiarkan putrinya berada di meja operasi demi memberikan jantungnya kepada anak laki-laki yang tidak dia ketahui identitasnya. Sherina segera mencari keberadaan Gerald dan mempertanyakan terkait hal ini, dia pasti masih berada di rumah sakit ini karena rumah sakit ini juga adalah tempat Gerald bekerja. “Tunggu saja pembalasanku untuk kalian, tidak akan kubiarkan kalian hidup tenang sementara anakku yang menjadi korban". Yang tidak diketahui Sherina adalah surat persetujuan donor jantung Shaquel ini ternyata asal ditandatangani Gerald tanpa melihat isi suratnya. Meskipun begitu, nyawa Shaquel telah melayang dan jantungnya pun sebentar lagi akan berpindah ke Sean Aditama. Sherina benar-benar mengutuk tindakan ceroboh ini. Secara kebetulan, Sherina bertemu dengan Gerald sesaat setelah dia menguru

  • Balas Dendam Istri Sah Atas Kematian Putrinya   PART 3

    Sepasang mata yang menyaksikan kemesraan Gerald dengan Zumi adalah Sherina. Dia tidak sengaja melihat kedekatan Gerald dan perempuan itu. Dia sama sekali tidak mengetahui diapa perempuan yang bersama suaminya. “Dasar laki-laki busuk tidak tahu malu. Anaknya sedang berjuang melewati masa kritis tapi dia malah asyik bersama perempuan lain”. Umpat Sherina. Sementara Zumi yang menggandeng tangan Gerald dengan mesra, sama sekali tidak mengetahui bahwa tindakan kotornya ini dilihat oleh istri sah Gerald malahan semakin mengeratkan gandengannya. Mereka berjalan di lorong rumah sakit bak suami istri, sementara ada hati yang terluka setelah menyaksikan secara langsung Gerald menggandeng perempuan lain. Ingin rasanya Sherina melabrak Gerald dan Zumi untuk mempertabyakan hubungan mereka tapi ditahannya karena mengingat saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk membongkar kebusukan mereka, masih ada Shaquel yang harus diutamakan dibanding membuat keributan di rumah sakit. “Jika saja a

  • Balas Dendam Istri Sah Atas Kematian Putrinya   PART 2

    Sherina yang penasaran pun langsung menuju ruang donor untuk mencari keberadaan Gerald. Setibanya di sana, di ruangan itu hanya terdapat dua orang perawat yang sedang bertugas dan tidak ada bayangan Gerald sama sekali. “Sus maaf saya mau nanya. Apakah tadi ada seorang pria atas nama Gerald Aditama datang mendonorkan darah?”. Perawat yang ada di ruangan itu lantas menjawab pertanyaan Sherina bahwa memang benar ada pendonor bernama Gerald Aditama yang sekitar satu jam yang lalu telah meninggalkan ruang donor. “Benar bu tadi ada pendonor yang bernama Gerald Aditama" Sherina memang tidak salah lihat, Gerald lah yang memasuki ruang donor sejam lalu. "Lalu, apakah darah untuk pasien atas nama Shaquel sudah ada? ". “Saat ini anak kami sedang membutuhkan transfusi darah dari Pak Gerald karena kebetulan tipe darah mereka sama”. Raut wajah kedua perawat itu menjadi kebingungan karena data yang mereka terimah adalah transfusi darah untuk pasien kecelakan bernama Sean Aditama

  • Balas Dendam Istri Sah Atas Kematian Putrinya   PART 1

    “Shaquel sayang, demam mu sangat tinggi, nak. Jangan buat ibu takut, nak”. Seorang perempuan bernama Sherina panik saat mengetahui kondisi anaknya yang sedang sakit dan tiba-tiba demamnya sangat tinggi. Kepanikannya semakin bertambah karena saat ini suaminya sedang tidak berada di rumah sehingga dia hanya tinggal berdua dengan putrinya, Shaquel, yang baru berusia 5 tahun.Suaminya, Gerald yang juga merupakan seorang dokter telah meresepkan obat untuk Shaquel, tapi obat yang diresepkan Gerald untuk Saquel tidak mempan dan malah membuat demam Shaquel semakin tinggi. Dalam kepanikannya, Sherina lantas menghubungi Gerald untuk memberi tahunya keadaan Shaquel yang memprihatinkan dan butuh penanganan segera. Dia benar-benar takut jika sampai terjadi apa-apa kepada putri semata wayangnya itu. Ketika telepon berdering, Gerald sedang berada di sebuah tempat hiburan malam dan tidak memperdulikan panggilan Sherina karena merasa dia adalah gangguan untuknya ketika sedang berkumpul bersam

DMCA.com Protection Status