Share

PART 4

Penulis: Ameera
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-21 13:35:00

Amarah Sherina semakin tak terkendali ketika membayangkan betapa menderitanya anaknya semasa hidupnya.

Laki-laki yang mengaku ayahnya tega membiarkannya meregang nyawa dan sekarang membiarkan putrinya berada di meja operasi demi memberikan jantungnya kepada anak laki-laki yang tidak dia ketahui identitasnya.

Sherina segera mencari keberadaan Gerald dan mempertanyakan terkait hal ini, dia pasti masih berada di rumah sakit ini karena rumah sakit ini juga adalah tempat Gerald bekerja.

“Tunggu saja pembalasanku untuk kalian, tidak akan kubiarkan kalian hidup tenang sementara anakku yang menjadi korban".

Yang tidak diketahui Sherina adalah surat persetujuan donor jantung Shaquel ini ternyata asal ditandatangani Gerald tanpa melihat isi suratnya.

Meskipun begitu, nyawa Shaquel telah melayang dan jantungnya pun sebentar lagi akan berpindah ke Sean Aditama. Sherina benar-benar mengutuk tindakan ceroboh ini.

Secara kebetulan, Sherina bertemu dengan Gerald sesaat setelah dia mengurus surat kematian Shaquel. Dengan wajah tak berdosa Gerald mempertanyakan soal Shaquel.

“Shaquel dimana? Aku ingin bertemu dengannya”.

Gerald mencoba membuka komunikasi dengan Sherina. Dia sama sekali tidak mengetahui bahwa Shaquel telah pergi untuk selamanya akibat dari keegoisannya.

Sekuat tenaga Sherina mencoba menahan amarahnya. Tidak ada gunanya untuk berdebat dengan orang seperti Gerald apalagi ini di rumah sakit, dia tidak ingin arwah putrinya melihat pertengkaran mereka di hari kematiannya.

“Untuk apa kamu mencari anakku? Bukannya selama dia dirawat kamu selalu sibuk dengan urusanmu tanpa sedikit pun menoleh kepadanya?”.

“Bahkan kamu mengingkari janjimu untuk memberikan darahmu kepadanya? Lalu untuk apa kau mencarinya sekarang?”.

Tidak bisa dipungkiri bahwa yang dikatakan Sherina semuanya adalah fakta yang sukses membuat Gerald terdiam. dia berusaha untuk menahan kekecewaannya terhadap suaminya, biarlah dia memendamnya sendiri.

Gerald terdiam sejenak sebelum dia berusaha melakukan pembelaan untuk dirinya. Cihh laki-laki macam apa ini yang masih berani-beraninya melakukan pembelaan setelah membunuh anaknya sendiri.

“Saya sama sekali tidak bermaksud untuk mengabaikan anak kita Shaquel, kamu harus memahami posisiku, Sherina”.

Mendengar pembelaan Gerald, Sherina benar-benar muak. Jelas-jelas dia mengabaikan Shaquel dan masih meminta untuk dimengerti, dasar laki-laki sinting.

Bahkan tidak ada kata maaf yang keluar dari mulutnya setelah membuat kekacauan.

***

Dokter yang telah selesai melakukan pemindahan jantung Shaquel menghampiri Sherina untuk menyampaikan bahwa pemindahan organnya telah selesai.

“Sekarang pihak keluarga sudah bisa membawa pulang jenazah Shaquel ”.

Air mata Sherina kembali lolos ketika dokter menyebut kata ‘Jenazah’ untuk putrinya. Dia belum bisa menerima kenyataan ini.

Takdir memang sangat kejam kepadanya, baru saja dia merasakan kebahagiaan menjadi seorang ibu tapi harus berakhir dengan kenyataan pahit ini.

“Shaquel sayang, maafkan ibu yang belum bisa menjagamu dengan maksimal”.

Berada di posisi Sherina memang sangatlah menyakitkan. Kehilangan anak semata wayang dan ditambah lagi suami yang cuek.

Ketika dia masih berlabuh dalam khayalan, perawat menyambanginya untuk meminta tantangan di surat penyerahan Jenazah.

“Mohon maaf ibu, silahkan tandatangani suratnya”.

“Baik sus”.

Rasanya hampa, tidak ada lagi yang menjadi penyemangat hidupnya karena satu-satunya semangatnya untuk hidup kini telah kembali ke pangkuan Tuhan.

Kesedihan Sherina ternyata dilihat oleh sepasang mata dari seberang sana, dia adalah Zumi. Senyum puas terpancar di wajahnya tatkala operasi pemindahan jantung Shaquel ke Sean telah berhasil dilakukan.

Zumi memang licik, dia menghalalkan segala cara untuk mendapatkan pendonor untuk Sean sekalipun harus menghilangkan nyawa anak tak berdosa.

“Akhirnya Sean dapat terselamatkan dengan kematian Shaquel. Hahahaha”. Zumi tersenyum puas.

Sejak pertemuan terakhirnya dengan Gerald beberapa waktu lalu, hingga anaknya akan dibawa pulang tidak ada tanda-tanda suaminya itu akan mencarinya lagi bahkan Gerald belum mengetahui jika Shaquel telah tiada.

Sekali lagi, Sherina mencoba menelpon Gerald dengan maksud akan menceritakan semua apa yang terjadi pada Shaquel. Kali ini dia membuang jauh egonya karena biar bagaimanapun Gerald adalah ayahnya dan Shaquel sebelum dimakamkan berhak untuk bertemu dengan ayahnya.

Takdir memang tidak berpihak kepadanya, bersusah payah dia membuang egonya untuk menghubungi laki-laki biadab itu tetapi hasilnya nihil.

“Akan kubuat kau menyesali perbuatanmu ini, Gerald”.

Disaat bersamaan ketika Sherina hendak meninggkan rumah sakit, dia melihat Gerald untuk yang kedua kalinya berduaan dengan perempuan yang dilihatnya beberapa waktu lalu menggandeng mesra tangan Gerald.

Dengan senyuman sinis, Sherina mengejek perbuatan tercelah Gerald. Bisa-bisanya dia masih bersantai bersama perempuan lain setelah membunuh anaknya.

“Haaaah, jadi ini alasanmu mengabaikan Shaquel sampai dia harus meregang nyawanya”. Batin Sherina.

Kali ini takdir memihaknya, Gerald secara tidak sengaja menoleh dan melihat Sherina. ‘sepertinya bakalan ada perang antara Sherina dan Gerald’.

Gandengan tangan Gerald kepada Zumi yang awalnya sangat erat dan mesra, buru-buru dilepas karena tidak ingin Sherina salah paham terhadap apa yang dilihatnya.

Dia berusaha menjelaskan situasi saat ini, namun Sherina menunjukkan wajah acuh tak acuh yang membuat Gerald bingung dengan sikap Istrinya ini.

“Iiii ini tidak seperti yang kamu lihat, sayang. Aku bisa menjelaskan kepadamu tentang situasi saat ini”.

Karena kebencian mulai tumbuh di hatinya, Sherina tidak peduli dengan penjelasan Gerald namun melayangkan satu pukulan yang tepat mengenai wajah Gerald. Dia memang pantas mendapatkannya tetapi itu belum sebanding dengan yang Shaquel dan Sherina alami.

Plaaakk !! suara tamparan itu terdengar begitu renyah namun menyakitkan. Gerald sama sekali tidak menyangka jika Sherina berani menamparnya apa lagi didepan Zumi.

“Saya tidak butuh penjelasanmu dan berhenti memanggilku sayang. Lanjutkan saja kegiatan kalian semoga tamparan tadi menyadarkanmu dari kesalahanmu”.

Zumi yang menyaksikan hal ini berusaha membelah Gerald. Ahhh percuma saja Zumi berusaha membelah Gerald karena Sherina tidak akan mendengarkan pembelaan apapun dari manusia-manusia kejam dihadapannya.

“Kakak ipar, aku mohon jangan salahkan Gerald atas hal ini. kami berdua tidak ada hubungan apa-apa dan ini hanya sebatas hubungan kakak dan adik saja”.

Ahhhh omong kosong, mana ada hubungan kakak dan adik yang semesra ini apalagi Zumi adalah mantan kekasih Gerald belum lagi kemunculan anak laki-laki yang memakai nama belakang Gerald.

"Jangan memanggilku kakak ipar, saya tidak sudih".

***

Sherina yang telah berada di rumah duka menemani Shaquel dan mencoba untuk tetap tegar dihadapan jenazah anaknya walaupun sebenarnya hatinya sangat sakit setelah beberapa peristiwa mngejutkan terjadi belakangan ini.

Bahkan saat Shaquel sebentar lagi dimakamkan Gerald tak kunjung datang melihatnya dan kebetulan hari ini adalah hari ulang tahunnya yang bertepatan dengan hari pemakamannya. Biasanya kalau Shaquel berulang tahun, Gerald akan menemaninya makan kue coklat kesukaannya.

Dalam suasana duka, ada pesan masuk dari Gerald yang menyatakan kesediaannya untuk merayakan ulang tahun Shaquel seperti biasanya.

Sherina yang melihat pesan teks itu memberitahukan kepada Gerald lokasinya saat ini dan Shaquel, dia memberinya waktu 2 jam untuk bisa bertemu dengan putrinya.

“Jika kamu ingin bertemu Shaquel di hari ulang tahunnya, datanglah ke jalan Melati dalam 2 jam kedepan, kalau kamu tidak bisa hadir dalam waktu yang ditentukan maka jangan harap kamu akan bertemu dengan Shaquel lagi”.

Alasan Sherina memberi Gerald waktu dua jam karena dalam tenggat waktu itu Shaquel akan dimakamkan. Jika dia terlambat maka tidak ada lagi Shaquel yang akan dilihatnya di masa depan.

Gerald yang menerima balasan dari Sherina segera bergegas mencari kue coklat kesukaan Shaquel. Sesaat sebelum beranjak, Zumi menanyakan kemanakah Gerald akan pergi.

Gerald menceritakan kepada Zumi kemana dia akan pergi hari ini.

“Hari ini Shaquel berulang tahun, aku akan pulang dan menemaninya untuk merayakan ulang tahunnya”.

Zumi yang kesal setelah mendengar jawaban Gerald langsung mencari ide agar Gerald tetap bersamanya di rumah sakit menemani Sean karena kebetulan hari ini Sean juga sudah diperbolehkan untuk pulang.

“Bisakah kamu tidak pergi? Hari ini Sean sudah diperbolehkan pulang dan dia pasti sangat membutuhkanmu disampingnya. Kumohon jangan pergi”.

Gerald berusaha untuk menolak keinginan Zumi karena biar bagaimanapun dia sudah berjanji untuk menemani Shaquel di hari ulang tahunnya.

"Aku hanya sebentar menemani Shaquel, setelah itu aku akan kembali menjemput kalian".

Sean yang berada di sebelah Zumi pun ikut berbicara. Dia tidak ingin Gerald memberikan sedikitpun waktunya untuk Shaquel, baginya Gerald adalah miliknya.

" Bisakah ayah Gerald tidak pergi? Aku mohon".

"Taa tapi nak, ayah hanya.... "

Bab terkait

  • Balas Dendam Istri Sah Atas Kematian Putrinya   PART 5

    Sean pun sudah memanggil Gerald dengan sebutan ayah. Berarti hubungan mereka memang ada sesuatu yang tidak diketahui oleh Sherina. "Sean sayang, ayah pergi hanya sebentar saja dan setelah itu akan kembali menemui kalian lagi". Sean yang sama liciknya dengan Zumi kembali merengek agar Gerald tidak menemui Shaquel. Memang buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, tak heran jika Sean akan mengikuti sikap ibunya. " Kalau ayah pergi, aku tidak mau lagi bicara dengan ayah dan akan mogok minum obat". Duuh masih kecil tapi sudah bisa mengancam. Gerald yang mendengar ancaman Sean pun urung untuk pergi menemui Shaquel. Dia tidak ingin ancaman itu benar-benar dilakukan Sean karena bisa berbahaya untuk kesehatannya. Dia berusaha membujuk Sean agar tidak ngambek lagi kepadanya. "Baiklah ayah tidak jadi pergi, tapi kamu harus janji untuk rajin minum obat supaya cepat sembuh". " Sean janji asalkan ayah tidak pergi, aku akan nurut apa kata ayah". Zumi yang menyaksikan interaksi Gerald

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-01
  • Balas Dendam Istri Sah Atas Kematian Putrinya   PART 6

    Sherina tidak lagi menahan amarahnya di depan Gerald. Kekecewaan yang selama ini dipendamnya berusaha dia keluarkan. Dia terlalu muak menghadapi sikap egois suaminya itu. Gerald selalu bersikap semaunya tanpa memikirkan perasaan Sherina. "Seharusnya kamu yang bertanya pada dirimu sendiri, kemana saja kamu saat anakmu membutuhkan supportmu?,Gerald". " Apakah kamu pernah hadir sedetik saja saat dia terbaring di rumah sakit? JAWAB, GERALD". Teriakan Sherina membuat Gerald sangat marah. Dia belum mendapatkan jawaban terkait karangan bunga di halaman rumahnya, sekarang Sherina mengungkit masalah di rumah sakit. Dia merasa Sherina mempermainkannya, padahal Gerald tidak pernah berkaca bahwa masalah ini awalnya ditimbulkan olehnya. "Tidak usah kamu ungkit-ungkit persoalan di rumah sakit. Bukankah Shaquel baik-baik saja? Lagian sekarang saya sudah datang untuk menemui Shaquel dan akan menemaninya merayakan ulang tahunnya". Laki-laki ini memang kurang peka atau mungkin bodoh.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05
  • Balas Dendam Istri Sah Atas Kematian Putrinya   PART 7

    “Aku merindukan ayah ! bisakah ayah untuk tinggal dan menemaniku sepanjang waktu?”Perkataan Sean ini membuat Gerald berusaha menampakkan senyuman manisnya. Dia berjanji untuk selalu ada saat Sean membutuhkannya.Sean yang manja tiba-tiba memnghambur ke pelukan Gerald. Dia duduk di pangkuan Gerald dengan waktu yang cukup lama hingga pada akhirnya dia tertidur.Saat ini tinggal Gerald dan Zumi yang masih terjaga. Zumi mencoba membuka pembicaraan dengan Gerald terkait permasalah hari ini. Zumi memang sangat pandai memanfaatkan keadaan, apalagi jika itu tentang Gerald dan Sherina, dia semakin suka karena memiliki kesempatan untuk memprovokasi mereka berdua.“Soal permasalahan di rumahmu, kamu belum menceritakan dengan jelas kepadaku, Gerald. Aku masih menunggu kamu untuk bercerita”.“Aku tidak ingin kamu memendamnya sendirian karena bisa menjadi penyakit untuk kamu suatu saat nanti, maka dari itu ceritakanlah kepadaku, Gerald”.Gerald yang mulai terpancing pun tanpa berpikir panjang men

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-14
  • Balas Dendam Istri Sah Atas Kematian Putrinya   PART 8

    Betapa terkejutnya Gerald saat melihat Sherina berada di kamar Shaquel.Keterkejutannya ini bukan karena istrinya yang tiba-tiba ada disana tetapi terkait hal yang tidak biasa terjadi di depan matanya.Dia menganggap Sherina gila bahkan mencacinya karena hal bodoh yang menurut Gerald tidak sepantasnya dilakukan.Bahkan Gerald hampir saja merusak semua yang ada di kamar Shaquel. Dia tidak ingin ada hal semacam ini di rumahnya karena hanya orang yang telah meninggal lah yang diperlakukan demikian.“Maksud kamu apa dengan melakukan ritual seperti ini Sherina? Kamu ini bodoh atau bagaimana? Ini jelas-jelas ritual pasca kematian tapi kenapa kamu lakukan di rumah ini?”.Gerald yang marah lantas menarik Sherina dari kursi tempatnya duduk dan langsung menghadapkan wajah mereka sehingga saling bertatapan.Sherina yang terkejut dengan tindakan Gerald, pun berusaha melepaskan cengkraman suaminya dari lengannya. Sekuat tenaga dia mencoba tetapi tidak berhasil.Selama beberapa menit mereka saling

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-19
  • Balas Dendam Istri Sah Atas Kematian Putrinya   PART 9

    Surat elektronik yang diterima Gerald dibuka di hadapan Sherina. Dia benar-benar terkejut saat sampai di lembar kedua dimana disitu tertulis jelas mengenai keadaan Shaquel.Pernyataan di surat itu membuatnya tidak bisa berkata-kata lagi akan tetapi dia merasa ini hanyalah sebuah mimpi buruk dan buru-buru mencubit pipinya untuk memastikan semua ini tidak benar.Namun kenyataannya dia sedang tidak bermimpi melainkan dihadapkan pada sebuah kenyataan yang sangat menyakitkan.“Sherina tolong pukul aku lebih keras Sherina, ini hanya mimpi, kan? Ayo Sherina”. Dia memerintahkan Sherina untuk membangunkannya dari mimpi.Sherina yang mendengar perintah Gerald tidak menurutinya melainkan membiarkan laki-laki itu membaca surat sampai selesai.Gerald benar-benar Shock mendapati sebuah fakta terkait putrinya. Dalam surat itu tertulis jelas bahwa lima hari yang lalu Shaquel telah dipanggil menghadap ke yang maha kuasa.Tertulis sangat jelas tanggal, jam, dan penyebab kematian Shaquel. Gerald benar-

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-20
  • Balas Dendam Istri Sah Atas Kematian Putrinya   PART 1

    “Shaquel sayang, demam mu sangat tinggi, nak. Jangan buat ibu takut, nak”. Seorang perempuan bernama Sherina panik saat mengetahui kondisi anaknya yang sedang sakit dan tiba-tiba demamnya sangat tinggi. Kepanikannya semakin bertambah karena saat ini suaminya sedang tidak berada di rumah sehingga dia hanya tinggal berdua dengan putrinya, Shaquel, yang baru berusia 5 tahun.Suaminya, Gerald yang juga merupakan seorang dokter telah meresepkan obat untuk Shaquel, tapi obat yang diresepkan Gerald untuk Saquel tidak mempan dan malah membuat demam Shaquel semakin tinggi. Dalam kepanikannya, Sherina lantas menghubungi Gerald untuk memberi tahunya keadaan Shaquel yang memprihatinkan dan butuh penanganan segera. Dia benar-benar takut jika sampai terjadi apa-apa kepada putri semata wayangnya itu. Ketika telepon berdering, Gerald sedang berada di sebuah tempat hiburan malam dan tidak memperdulikan panggilan Sherina karena merasa dia adalah gangguan untuknya ketika sedang berkumpul bersam

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-21
  • Balas Dendam Istri Sah Atas Kematian Putrinya   PART 2

    Sherina yang penasaran pun langsung menuju ruang donor untuk mencari keberadaan Gerald. Setibanya di sana, di ruangan itu hanya terdapat dua orang perawat yang sedang bertugas dan tidak ada bayangan Gerald sama sekali. “Sus maaf saya mau nanya. Apakah tadi ada seorang pria atas nama Gerald Aditama datang mendonorkan darah?”. Perawat yang ada di ruangan itu lantas menjawab pertanyaan Sherina bahwa memang benar ada pendonor bernama Gerald Aditama yang sekitar satu jam yang lalu telah meninggalkan ruang donor. “Benar bu tadi ada pendonor yang bernama Gerald Aditama" Sherina memang tidak salah lihat, Gerald lah yang memasuki ruang donor sejam lalu. "Lalu, apakah darah untuk pasien atas nama Shaquel sudah ada? ". “Saat ini anak kami sedang membutuhkan transfusi darah dari Pak Gerald karena kebetulan tipe darah mereka sama”. Raut wajah kedua perawat itu menjadi kebingungan karena data yang mereka terimah adalah transfusi darah untuk pasien kecelakan bernama Sean Aditama

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-21
  • Balas Dendam Istri Sah Atas Kematian Putrinya   PART 3

    Sepasang mata yang menyaksikan kemesraan Gerald dengan Zumi adalah Sherina. Dia tidak sengaja melihat kedekatan Gerald dan perempuan itu. Dia sama sekali tidak mengetahui diapa perempuan yang bersama suaminya. “Dasar laki-laki busuk tidak tahu malu. Anaknya sedang berjuang melewati masa kritis tapi dia malah asyik bersama perempuan lain”. Umpat Sherina. Sementara Zumi yang menggandeng tangan Gerald dengan mesra, sama sekali tidak mengetahui bahwa tindakan kotornya ini dilihat oleh istri sah Gerald malahan semakin mengeratkan gandengannya. Mereka berjalan di lorong rumah sakit bak suami istri, sementara ada hati yang terluka setelah menyaksikan secara langsung Gerald menggandeng perempuan lain. Ingin rasanya Sherina melabrak Gerald dan Zumi untuk mempertabyakan hubungan mereka tapi ditahannya karena mengingat saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk membongkar kebusukan mereka, masih ada Shaquel yang harus diutamakan dibanding membuat keributan di rumah sakit. “Jika saja a

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-21

Bab terbaru

  • Balas Dendam Istri Sah Atas Kematian Putrinya   PART 9

    Surat elektronik yang diterima Gerald dibuka di hadapan Sherina. Dia benar-benar terkejut saat sampai di lembar kedua dimana disitu tertulis jelas mengenai keadaan Shaquel.Pernyataan di surat itu membuatnya tidak bisa berkata-kata lagi akan tetapi dia merasa ini hanyalah sebuah mimpi buruk dan buru-buru mencubit pipinya untuk memastikan semua ini tidak benar.Namun kenyataannya dia sedang tidak bermimpi melainkan dihadapkan pada sebuah kenyataan yang sangat menyakitkan.“Sherina tolong pukul aku lebih keras Sherina, ini hanya mimpi, kan? Ayo Sherina”. Dia memerintahkan Sherina untuk membangunkannya dari mimpi.Sherina yang mendengar perintah Gerald tidak menurutinya melainkan membiarkan laki-laki itu membaca surat sampai selesai.Gerald benar-benar Shock mendapati sebuah fakta terkait putrinya. Dalam surat itu tertulis jelas bahwa lima hari yang lalu Shaquel telah dipanggil menghadap ke yang maha kuasa.Tertulis sangat jelas tanggal, jam, dan penyebab kematian Shaquel. Gerald benar-

  • Balas Dendam Istri Sah Atas Kematian Putrinya   PART 8

    Betapa terkejutnya Gerald saat melihat Sherina berada di kamar Shaquel.Keterkejutannya ini bukan karena istrinya yang tiba-tiba ada disana tetapi terkait hal yang tidak biasa terjadi di depan matanya.Dia menganggap Sherina gila bahkan mencacinya karena hal bodoh yang menurut Gerald tidak sepantasnya dilakukan.Bahkan Gerald hampir saja merusak semua yang ada di kamar Shaquel. Dia tidak ingin ada hal semacam ini di rumahnya karena hanya orang yang telah meninggal lah yang diperlakukan demikian.“Maksud kamu apa dengan melakukan ritual seperti ini Sherina? Kamu ini bodoh atau bagaimana? Ini jelas-jelas ritual pasca kematian tapi kenapa kamu lakukan di rumah ini?”.Gerald yang marah lantas menarik Sherina dari kursi tempatnya duduk dan langsung menghadapkan wajah mereka sehingga saling bertatapan.Sherina yang terkejut dengan tindakan Gerald, pun berusaha melepaskan cengkraman suaminya dari lengannya. Sekuat tenaga dia mencoba tetapi tidak berhasil.Selama beberapa menit mereka saling

  • Balas Dendam Istri Sah Atas Kematian Putrinya   PART 7

    “Aku merindukan ayah ! bisakah ayah untuk tinggal dan menemaniku sepanjang waktu?”Perkataan Sean ini membuat Gerald berusaha menampakkan senyuman manisnya. Dia berjanji untuk selalu ada saat Sean membutuhkannya.Sean yang manja tiba-tiba memnghambur ke pelukan Gerald. Dia duduk di pangkuan Gerald dengan waktu yang cukup lama hingga pada akhirnya dia tertidur.Saat ini tinggal Gerald dan Zumi yang masih terjaga. Zumi mencoba membuka pembicaraan dengan Gerald terkait permasalah hari ini. Zumi memang sangat pandai memanfaatkan keadaan, apalagi jika itu tentang Gerald dan Sherina, dia semakin suka karena memiliki kesempatan untuk memprovokasi mereka berdua.“Soal permasalahan di rumahmu, kamu belum menceritakan dengan jelas kepadaku, Gerald. Aku masih menunggu kamu untuk bercerita”.“Aku tidak ingin kamu memendamnya sendirian karena bisa menjadi penyakit untuk kamu suatu saat nanti, maka dari itu ceritakanlah kepadaku, Gerald”.Gerald yang mulai terpancing pun tanpa berpikir panjang men

  • Balas Dendam Istri Sah Atas Kematian Putrinya   PART 6

    Sherina tidak lagi menahan amarahnya di depan Gerald. Kekecewaan yang selama ini dipendamnya berusaha dia keluarkan. Dia terlalu muak menghadapi sikap egois suaminya itu. Gerald selalu bersikap semaunya tanpa memikirkan perasaan Sherina. "Seharusnya kamu yang bertanya pada dirimu sendiri, kemana saja kamu saat anakmu membutuhkan supportmu?,Gerald". " Apakah kamu pernah hadir sedetik saja saat dia terbaring di rumah sakit? JAWAB, GERALD". Teriakan Sherina membuat Gerald sangat marah. Dia belum mendapatkan jawaban terkait karangan bunga di halaman rumahnya, sekarang Sherina mengungkit masalah di rumah sakit. Dia merasa Sherina mempermainkannya, padahal Gerald tidak pernah berkaca bahwa masalah ini awalnya ditimbulkan olehnya. "Tidak usah kamu ungkit-ungkit persoalan di rumah sakit. Bukankah Shaquel baik-baik saja? Lagian sekarang saya sudah datang untuk menemui Shaquel dan akan menemaninya merayakan ulang tahunnya". Laki-laki ini memang kurang peka atau mungkin bodoh.

  • Balas Dendam Istri Sah Atas Kematian Putrinya   PART 5

    Sean pun sudah memanggil Gerald dengan sebutan ayah. Berarti hubungan mereka memang ada sesuatu yang tidak diketahui oleh Sherina. "Sean sayang, ayah pergi hanya sebentar saja dan setelah itu akan kembali menemui kalian lagi". Sean yang sama liciknya dengan Zumi kembali merengek agar Gerald tidak menemui Shaquel. Memang buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, tak heran jika Sean akan mengikuti sikap ibunya. " Kalau ayah pergi, aku tidak mau lagi bicara dengan ayah dan akan mogok minum obat". Duuh masih kecil tapi sudah bisa mengancam. Gerald yang mendengar ancaman Sean pun urung untuk pergi menemui Shaquel. Dia tidak ingin ancaman itu benar-benar dilakukan Sean karena bisa berbahaya untuk kesehatannya. Dia berusaha membujuk Sean agar tidak ngambek lagi kepadanya. "Baiklah ayah tidak jadi pergi, tapi kamu harus janji untuk rajin minum obat supaya cepat sembuh". " Sean janji asalkan ayah tidak pergi, aku akan nurut apa kata ayah". Zumi yang menyaksikan interaksi Gerald

  • Balas Dendam Istri Sah Atas Kematian Putrinya   PART 4

    Amarah Sherina semakin tak terkendali ketika membayangkan betapa menderitanya anaknya semasa hidupnya. Laki-laki yang mengaku ayahnya tega membiarkannya meregang nyawa dan sekarang membiarkan putrinya berada di meja operasi demi memberikan jantungnya kepada anak laki-laki yang tidak dia ketahui identitasnya. Sherina segera mencari keberadaan Gerald dan mempertanyakan terkait hal ini, dia pasti masih berada di rumah sakit ini karena rumah sakit ini juga adalah tempat Gerald bekerja. “Tunggu saja pembalasanku untuk kalian, tidak akan kubiarkan kalian hidup tenang sementara anakku yang menjadi korban". Yang tidak diketahui Sherina adalah surat persetujuan donor jantung Shaquel ini ternyata asal ditandatangani Gerald tanpa melihat isi suratnya. Meskipun begitu, nyawa Shaquel telah melayang dan jantungnya pun sebentar lagi akan berpindah ke Sean Aditama. Sherina benar-benar mengutuk tindakan ceroboh ini. Secara kebetulan, Sherina bertemu dengan Gerald sesaat setelah dia menguru

  • Balas Dendam Istri Sah Atas Kematian Putrinya   PART 3

    Sepasang mata yang menyaksikan kemesraan Gerald dengan Zumi adalah Sherina. Dia tidak sengaja melihat kedekatan Gerald dan perempuan itu. Dia sama sekali tidak mengetahui diapa perempuan yang bersama suaminya. “Dasar laki-laki busuk tidak tahu malu. Anaknya sedang berjuang melewati masa kritis tapi dia malah asyik bersama perempuan lain”. Umpat Sherina. Sementara Zumi yang menggandeng tangan Gerald dengan mesra, sama sekali tidak mengetahui bahwa tindakan kotornya ini dilihat oleh istri sah Gerald malahan semakin mengeratkan gandengannya. Mereka berjalan di lorong rumah sakit bak suami istri, sementara ada hati yang terluka setelah menyaksikan secara langsung Gerald menggandeng perempuan lain. Ingin rasanya Sherina melabrak Gerald dan Zumi untuk mempertabyakan hubungan mereka tapi ditahannya karena mengingat saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk membongkar kebusukan mereka, masih ada Shaquel yang harus diutamakan dibanding membuat keributan di rumah sakit. “Jika saja a

  • Balas Dendam Istri Sah Atas Kematian Putrinya   PART 2

    Sherina yang penasaran pun langsung menuju ruang donor untuk mencari keberadaan Gerald. Setibanya di sana, di ruangan itu hanya terdapat dua orang perawat yang sedang bertugas dan tidak ada bayangan Gerald sama sekali. “Sus maaf saya mau nanya. Apakah tadi ada seorang pria atas nama Gerald Aditama datang mendonorkan darah?”. Perawat yang ada di ruangan itu lantas menjawab pertanyaan Sherina bahwa memang benar ada pendonor bernama Gerald Aditama yang sekitar satu jam yang lalu telah meninggalkan ruang donor. “Benar bu tadi ada pendonor yang bernama Gerald Aditama" Sherina memang tidak salah lihat, Gerald lah yang memasuki ruang donor sejam lalu. "Lalu, apakah darah untuk pasien atas nama Shaquel sudah ada? ". “Saat ini anak kami sedang membutuhkan transfusi darah dari Pak Gerald karena kebetulan tipe darah mereka sama”. Raut wajah kedua perawat itu menjadi kebingungan karena data yang mereka terimah adalah transfusi darah untuk pasien kecelakan bernama Sean Aditama

  • Balas Dendam Istri Sah Atas Kematian Putrinya   PART 1

    “Shaquel sayang, demam mu sangat tinggi, nak. Jangan buat ibu takut, nak”. Seorang perempuan bernama Sherina panik saat mengetahui kondisi anaknya yang sedang sakit dan tiba-tiba demamnya sangat tinggi. Kepanikannya semakin bertambah karena saat ini suaminya sedang tidak berada di rumah sehingga dia hanya tinggal berdua dengan putrinya, Shaquel, yang baru berusia 5 tahun.Suaminya, Gerald yang juga merupakan seorang dokter telah meresepkan obat untuk Shaquel, tapi obat yang diresepkan Gerald untuk Saquel tidak mempan dan malah membuat demam Shaquel semakin tinggi. Dalam kepanikannya, Sherina lantas menghubungi Gerald untuk memberi tahunya keadaan Shaquel yang memprihatinkan dan butuh penanganan segera. Dia benar-benar takut jika sampai terjadi apa-apa kepada putri semata wayangnya itu. Ketika telepon berdering, Gerald sedang berada di sebuah tempat hiburan malam dan tidak memperdulikan panggilan Sherina karena merasa dia adalah gangguan untuknya ketika sedang berkumpul bersam

DMCA.com Protection Status