"Ada gak?" Tanya Mila untuk kesekian kalinya pada Juan. Mereka berdua tengah memasuki ruang penyimpanan dokumen-dokumen penting di MMC.
"Belum," jawaban Juan masih sama seperti beberapa saat lalu. Lelaki bertubuh kurus, tinggi itu masih memeriksa satu demi satu rak yang berisi ribuan dokumen dengan telaten. Sesekali ia membetulkan kacamata minus yang dikenakannya.
"Kenapa belum? Kamu yakin dokumennya ada disini?" Mila ikut mencari, meski ia tidak tahu bagaimana bentuk dokumen yang sedang dicarinya. Mila hanya ditugaskan mencari dokumen berwarna hijau tua, sedangkan hampir sebagian besar semua dokumen berwarna hijau tua, biru, dan merah muda.
Udara didalam ruangan yang hanya berukuran lima meter persegi itu terasa begitu panas. Dengan hanya memiliki satu ventilasi udara, dan satu kipas penyedot debu, membuat udara terasa sesak dan pengap. Ditambah banyaknya dokumen lama, menambah bau kurang sedap dan semakin m
Setelah menerima panggilan dari nomor yang tidak di kenalinya, Elana segera bergegas menemui orang tersebut. Mereka berjanji akan bertemu di salah satu tempat yang sudah disepakati.Elana turun dari mobil, menuju lahan luas yang ditempati Delano dan Ibunya. Entah mengapa orang tersebut memintanya bertemu ditempat itu. Elana berjalan tergesa-gesa, melewati jalan setapak hingga akhirnya ia tiba di dekat rumah Delano.Langkah Elana terhenti, begitu ia melihat Giselle dan Delano tengah berbincang-bincang. Bahkan mereka tampak begitu akrab, sesekali Giselle mengambil sepotong buah-buahan yang tersaji di hadapannya."Hai,," Giselle menyadari kehadiran Elana, ia melambaikan sebelah tangannya dan meminta Elana untuk bergabung bersama mereka."Baru sampai?" Tanya Giselle."Duduk sini!" Giselle menepuk bangku rotan, di sebelahnya."Kak El, mau buah? Kita baru aja
Mengengendarai motor dengan kecepatan tinggi, Abi segera menuju lokasi yang disebutkan Mila. Sejak awal Abi mewanti-wanti Mila agar lebih berhati-hati dalam bertindak, terlebih saat ini mereka sedang diawasi Rony.Abi menyadari setiap gerak-geriknya kini diawasi. Oleh sebab itu ia memilih bersikap tenang dan waspada setiap kali akan bertindak. Namun nyatanya kedua sahabatnya tidak menghiraukan ucapan Abi, mereka tetap terburu-buru dan tanpa perhitungan dalam bertindak. Seharusnya Mila dan Juan tidak perlu bertindak cepat, setelah mendengar kabar batalnya rencana pernikahan Rony. Seharusnya mereka berdua bisa lebih waspada, karena Rony akan semakin agresif dan terus memperhatikan setiap gerak-gerik mereka.Abi hanya bisa menghela lemah, ia gagal mempertahankan Elana bahkan kini ia justru membahayakan kedua sahabat baiknya.Membelah jalan ibukota dengan kecepatan tinggi, membuat Abi tidak memerlukan waktu lama untuk
Elana termenung di salah satu bangkar di ruang UGD. Kedua bola matanya menatap kosong, beberapa petugas medis hilir mudik memberi pertolongan untuk Juan,Mila dan dua orang kepercayaan Rony. Sementara Rony tidak mengalami luka serius, dia langsung dibawa pihak berwajib untuk dimintai keterangan lebih lanjut bersama Abi. Kegaduhan sempat terjadi di lorong Rumah sakit, terlebih setelah mendapat kabar mengejutkan, Rony menyerang dan menganiaya Mila dan Juan.Kosong, itu yang Elana rasakan saat ini bahkan ia mengabaikan setiap perawat yang bertanya tentang kondisinya. Terlalu banyak kejadian yang dialaminya saat ini, dan juga terlalu banyak hal-hal mengejutkan yang sulit diterimanya, meski ia mencoba berulang kali menyadarkan dirinya.Erlangga berjalan dengan sangat cepat, setelah mengetahui kejadian yang menimpa putrinya. Ia bergegas menemui Elana dan memastikan sendiri bagaimana keadaanya."Sayang, kamu gak apa-
Elana masih menatap lekat sebuah gambar di akun media sosial milik seseorang. Sebuah gambar pasangan suami istri dengan satu anak laki-laki berumur satu tahun, begitu menarik perhatiannya. Diam-diam, Elana masih memperhatikan lelaki yang pernah membuatnya merasakan cinta, sekaligus sakit dalam waktu bersamaan. Elana tidak menyalahkannya, atau pun menghakimi apa yang dilakukan Abi tiga tahun lalu. Ya, semua itu sudah berlalu tiga tahun lalu, namun sakit dan kecewa yang dirasakannya masih tetap sama. Bahkan Elana masih sering merasakan denyutan nyeri di hatinya, setiap kali melihat gambar-gambar kemesraan rumah tangga Abi dan Mila, seperti yang baru saja di lihatnya. Menyakitkan, namun rasa penasaran terus menggelitik hatinya.Selain mendapat gelar sebagai wanita paling berpengaruh di dunia kesehatan, Elana juga mendapat gelar gagal move on. Sebagian orang menganggapnya begitu karena Elana sempat mengalami gagal menikah. Namun kenyataannya bukan karena itu, nyat
Seorang gadis berambut hitam panjang berjalan perlahan menyusuri koridor Rumah sakit. Mata jernihnya menyusuri setiap detil bangunan kokoh bernuansa putih biru itu dengan seksama, sesekali ia menyapa setiap orang yang berpapasan dengannya. Senyum manis dengan bibir merah merona membuat siapa saja pasti akan tertular, bahkan dia sangat terkenal dengan sebutan sweet candy karena senyum manisnya.Setiap harinya gadis bernama lengkap Elana Mahika, selalu datang ke Rumah sakit tepat pukul sepuluh pagi. Ia tidak pernah datang dengan tangan kosong, terkadang ia justru datang dengan berbagai macam barang di tangannya. Ia tidak berjalan sendiri, setiap harinya ia selalu ditemani seorang lelaki berjas hitam, berkacamata hitam, dengan raut wajah datar tanpa senyum sama sekali. Lelaki itu kebalikan dari Elana, ia tidak pernah tersenyum atau pun menyapa setiap kali ia berpapasan dengan orang lain.Elana putri tunggal dari Erlangga Mahika, seo
Sebuah kamar berukuran empat meter persegi, menjadi tempat tinggal Abi selama ia bekerja menjadi salah satu ajudan di keluarga Mahika. Kamarnya terletak tidak jauh dari kamar Elana, hanya berjarak beberapa meter namun, terdapat benteng besar pembatas melintang di tengah-tengah. Kamar Elana terletak di lantai dua, sedangkan kamar yang ditempati Abi berada di lantai bawah, persis di seberang bangunan utama rumah mewah Mahika, namun ada pintu kecil yang menghubungkan bangunan utama keluarga Mahika dan kamar yang di tempati Abi.Abi memasuki kamar yang hanya berukuran sebesar kamar mandi Elana, namun baginya itu sudah lebih dari cukup untuk menjadi tempat pelepas lelah setelah satu hari penuh ia harus selalu menemani Elana kemanapun gadis itu pergi. Satu bulan sekali Abi mendapat izin cuti selama dua hari, dan kebetulan esok adalah hari libur yang sudah ia nantikan.Merebahkan tubuh sejenak sambil memejamkan mata, sebelum ia harus se
Sebuah kamar berukuran empat meter persegi, menjadi tempat tinggal Abi selama ia bekerja menjadi salah satu ajudan di keluarga Mahika. Kamarnya terletak tidak jauh dari kamar Elana, hanya berjarak beberapa meter namun, terdapat benteng besar pembatas melintang di tengah-tengah. Kamar Elana terletak di lantai dua, sedangkan kamar yang ditempati Abi berada di lantai bawah, persis di seberang bangunan utama rumah mewah Mahika, namun ada pintu kecil yang menghubungkan bangunan utama keluarga Mahika dan kamar yang di tempati Abi.Abi memasuki kamar yang hanya berukuran sebesar kamar mandi Elana, namun baginya itu sudah lebih dari cukup untuk menjadi tempat pelepas lelah setelah satu hari penuh ia harus selalu menemani Elana kemanapun gadis itu pergi. Satu bulan sekali Abi mendapat izin cuti selama dua hari, dan kebetulan esok adalah hari libur yang sudah ia nantikan.Merebahkan tubuh sejenak sambil memejamkan mata, sebelum ia harus segera pul
Elana menatap pantulan wajahnya di cermin, hari ini ia dan Rony akan pergi bersama menghadiri sebuah acara pernikahan salah satu Dokter yang bekerja di MMC. Elana ingin berpenampilan menarik, cantik dan berbeda dari biasanya. Ia memilih gaun terbaik yang dimilikinya, untuk urusan penampilan Elana selalu menyesuaikan dengan trend terbaru. Tentu saja karena ia tidak ingin dianggap jadul atau terlalu kolot.Dua asisten rumah tangga ikut membantunya, Ani dan Ana. Dua gadis kembar anak Bi Ijah."Kalian kenapa dari tadi terus tersenyum? Ada yang salah dengan penampilanku?" Tanya Elana, karena kedua gadis itu sesekali tersenyum membuat Elana penasaran."Maaf Non, kita tidak bermaksud menertawakan Non Elana." Jawab Ani."Terus kenapa kalian cekikian dari tadi?"Kedua gadis itu saling bertatapan, bahkan mereka saling menyikut satu sama lain."Itu,,, Ani baru saj