Home / Romansa / Bahagia Setelah Dimadu / Penderitaan Dimulai

Share

Penderitaan Dimulai

Author: Ummu Amay
last update Last Updated: 2024-10-13 11:35:39

Danu belum pulang ketika Mita kembali dari butiknya di waktu sore menjelang maghrib tiba. Padahal, wanita itu sengaja berlama-lama tinggal di butik demi menghindari pertemuan dengan suaminya yang pasti datang dengan wajah ceria sebab akan menggelar pernikahannya besok dengan Selena, mantan kekasihnya itu.

Akhirnya Mita pun memilih untuk membersihkan diri. Setelah selesai, tidak sempat istirahat, ia langsung menyiapkan makan malam seperti biasanya.

Wanita itu tahu meskipun Danu mampu membeli makanan di restoran, suaminya itu tetap akan pulang ke rumah untuk memakan masakan yang ia siapkan.

Alhasil, meski rasa nyeri di hatinya masih begitu terasa demi mendengar keputusan sang suami yang akan menikah lagi, Mita tetap menjalankan tugasnya sebagai seorang istri dengan baik.

Masakan sudah terhidang di atas meja ketika Danu pulang tepat di jam delapan malam. Mita baru saja selesai salat Isya ketika suaminya datang dengan ekspresi wajah yang sudah Mita tebak sebelumnya. Bahagia dan begitu ceria.

"Baru pulang, Mas?" tanya Mita basa basi seperti biasanya.

"Hem."

Jawaban singkat yang sudah setahun ini berlaku di kehidupan rumah tangga keduanya, sudah menjadi makanan sehari-hari Mita. Bagi wanita itu, sudah bukan hal yang aneh lagi jika mereka kini jarang berkomunikasi seperti pasangan suami istri umumnya.

"Oh iya, Mas, besok aku izin mau pergi sama Ranti," ujar Mita memberi tahu suaminya.

"Ya, lakukan saja apa yang mau kamu lakukan. Bukannya aku udah pernah bilang sebelumnya!" jawab Danu ketus.

"Iya, kamu memang udah pernah bilang, tetapi tetap aja aku harus minta izin sama kamu setiap mau pergi karena kamu itu suami aku."

"Terserah!"

Sakit hati Mita rasakan, yang belum apa-apa saja sudah mendapat perlakuan tidak mengenakan dari sikap suaminya.

"Ya ... mungkin juga besok aku tidak pulang ke sini. Setelah menggelar pernikahan, aku dan Selena akan menginap di hotel. Lusa aku akan terbang ke Bali untuk berbulan madu."

Penjelasan yang Danu sampaikan, tak mungkin tidak bisa diterima dengan hati lapang oleh istri di manapun. Termasuk Mita yang sontak merasakan kembali nyeri di relung hatinya yang belum sembuh dari luka semalam ketika mendengar berita atau keputusan dari suaminya itu.

"Berapa lama?" Tidak ingin tampak terluka, Mita berusaha menahan serak suara yang pastinya bergetar sebab mendengar kata bulan madu disampaikan begitu santai oleh lelaki yang saat ini sudah selesai dengan makanannya.

Bulan madu. Dua kata itu sama sekali belum pernah Mita alami dan rasakan sebagai istri dari seorang Danu Kusuma. Biduk rumah tangga yang hanya mereka jalani, tak pernah jauh dari rumah dan rumah kedua mertua, antara Bandung dan Jakarta. Tapi, kini sebagai calon istri kedua, Selena memiliki privilege itu dengan mendapatkan bulan madu ke Bali.

"Belum tahu. Mungkin seminggu atau lebih, aku belum tahu pasti."

"Bagaimana dengan pekerjaan kamu?"

"Kenapa kamu peduli dengan urusan pekerjaanku? Aku ini seorang direktur, aku bebas cuti kapan pun aku mau," sinis Danu berkata.

Tak lama kemudian lelaki itu pun beranjak dan pergi. Pergi meninggalkan istrinya yang belum selesai dengan makanannya.

Sungguh perlakuan berbeda yang Danu tunjukkan. Meski mereka menikah atas dasar perjodohan, dulu Danu selalu mencoba menjadi suami yang baik. Dari sikap dan bicaranya, tidak pernah sekali pun lelaki itu menyakiti hatinya. Tapi, kali ini Mita rasakan jauh berbeda. Sikap dan tutur kata Danu sudah tidak seperti dua tahun kehidupan rumah tangga mereka di awal. Kini hari-hari mereka hanya diisi kesunyian dan suasana kelam layaknya kuburan.

Bahkan meskipun mereka tidur di dalam kamar yang sama, tak pernah sekali pun Danu menyentuhnya lagi. Entah bagaimana cara lelaki itu menyalurkan hasrat biologis-nya yang biasanya tersalurkan dua atau tiga kali dalam sepekan.

Terkadang Mita berpikiran buruk kalau suaminya itu mungkin saja sudah melakukan hal yang dilarang oleh agama bersama mantan kekasihnya. Namun, tak ingin rasa sakit dan benci yang biasanya ada bujuk rayu setan di dalamnya, Mita mencoba tidak peduli atau memikirkannya.

***

Malam semakin menjelang, Mita akhirnya memilih untuk menyusul suaminya tidur. Sebelumnya ia lebih banyak menghabiskan waktu di depan layar televisi. Sengaja memang, demi menghindari interaksi menyakitkan jika ternyata Danu masih terjaga dalam tidurnya.

Namun, dugaan Mita ternyata keliru kali ini. Danu yang ia pikir sudah terlelap sebab ia sudah cukup lama menyaksikan program televisi yang sama sekali tidak ia tonton serius, rupanya tengah melakukan panggilan melalui ponselnya.

"Aku juga udah enggak tahan, Sayang. Sabar, yah, kita akan melakukan itu besok."

Kalimat yang Danu ucapkan —yang entah apa maksudnya— masuk ke telinga Mita ketika ia hendak menutup pintu kamar.

Mita menguatkan dirinya untuk bergerak mendekati ranjang. Sang suami tengah duduk dengan menyandarkan punggungnya di sandaran tempat tidur dengan kedua kaki diluruskan.

"Tentu aja. Aku akan melayani kamu penuh. Jangan lupa untuk memberikan aku tips kalau aku sampai membuat kamu puas." Danu terkekeh ketika mengatakan kalimat yang sepertinya menjijikan itu.

Sedangkan Mita yang mencoba tak peduli, menutupi telinganya dengan lengan tangannya. Samar gerakannya ia lakukan supaya samg suami tidak menyadari jika dirinya sengaja tidak ingin mendengar ocehan yang diucapkan oleh lelaki yang bertingkah seperti insan yang tengah jatuh cinta.

Sungguh tega apa yang Danu lakukan. Di sebelahnya ada sosok wanita yang sudah menemaninya selama tiga tahun dan masih berstatus sebagai istri, tetapi ia abaikan dengan sikapnya yang menjijikan.

"Enggak! Kenapa harus malu. Ia tahu hubungan kita. Jadi, aku rasa apa yang kita bahas ini sama sekali tidak mengganggunya. Santai aja, Sayang. Kita bebas membahas topik apapun, walaupun itu urusannya dengan malam pertama kita besok."

Mita terpejam seraya air mata yang tiba-tiba jatuh tanpa bisa ia kontrol. Mendengar jika ia tengah dibicarakan, membuat rasa sakit itu semakin nyeri bagai disayat sembilu.

"Eh iya, enggak pertama, yah? Haha, iya, iya, lupa!" lanjut Danu kini tertawa terbahak-bahak.

'Tuhan! Kenapa suamiku bertingkah memuakkan dengan membicarakan sesuatu yang membuatku jijik!'

Apa yang Mita duga selama ini ternyata memang benar adanya. Danu sudah bermain gila dengan Selena, termasuk dengan urusan ranjang yang sejatinya tidak boleh mereka lakukan.

Bagaimana bisa wanita itu tidur jika di sebelahnya, sosok lelaki yang seharusnya memberikan kehangatan melalui pelukan, justru memberikan kehangatan pada wanita lain dengan kata-kata panas tak bermoral.

"Ya sudah, aku tutup dulu, yah. Kamu istirahat sekarang. Bersiap untuk hari bahagia kita esok. I will miss you, Honey. Mimpikan aku dalam tidur kamu!" pinta Danu seraya memberikan kecupan sebagai salam perpisahan sebelum menyudahi acara bincang-bincang bersama calon istri keduanya itu.

Terasa pergerakan di belakang Mita. Suaminya sudah bersiap untuk tidur. Tak ada kata atau kalimat apapun yang terucap dari mulut lelaki itu untuk Mita, istrinya. Padahal Danu pun tahu kalau wanita di sampingnya itu pasti masih terjaga sebab suaranya ketika berbincang dengan Selena tadi, bagai seseorang yang memiliki masalah dengan pendengarannya, yakni kencang seolah sengaja ingin pamer pada istrinya sendiri.

Mita diam saja di posisinya yang sudah miring membelakangi tubuh Danu. Wanita itu tak ingin jika kondisi dirinya yang belum terlelap dijadikan kesempatan bagi lelaki itu untuk melakukan aksi verbal yang akan membuatnya semakin sakit hati. Sudah cukup ia merasakan pilu ketika melihat koper berukuran sedang, berdiri di depan lemari pakaian mereka. Koper yang mungkin saja sudah suaminya isi dengan beberapa setel pakaian dan segala fasilitas penunjang dirinya selama ia dan Selena pergi ke Bali nanti setelah resmi menikah.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Samsung
judulnya bahagia setelah dimadu tapi ini belum apa sudah menderita dan sakit hati lalu bagianya dimana
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Bahagia Setelah Dimadu   Menuju Pernikahan

    Pagi-pagi sekali Danu sudah bangun. Tumben sekali biasanya Mita selesai dengan aktifitas-nya menyiapkan sarapan pagi, baru lelaki itu bangun. Itu pun setelah istrinya membangunkannya berkali-kali. "Apa sudah selesai?" tanya Danu sembari membawa koper plus penampilannya yang sudah sangat rapi.Kemeja koko berwarna putih yang dipadukan dengan celana coklat tua berbahan kain. Tampan seperti biasanya. Namun sayang, ketampanan lelaki itu kini hanya bisa Mita nikmati dengan cukup melihatnya saja, tanpa bisa ia sentuh apalagi memiliki hatinya. Pertanyaan 'sudah' yang Danu maksud, tentu saja mengenai sarapan pagi yang istrinya buat. Sebab yang Danu sadari, biasanya ia baru turun begitu Mita selesai. Tapi kali ini, ia sudah turun lebih awal, pastinya ia mesti bertanya apakah sudah bisa ia sarapan. "Sudah, Mas!" Mita menjawab cuek. Wanita itu seolah tak peduli dengan suasana hati suaminya yang terlihat sekali sumringah dan bahagia. Danu berjalan menuju kursi makan. Sebuah piring kosong suda

    Last Updated : 2024-10-13
  • Bahagia Setelah Dimadu   Kecelakaan

    Ruangan agak sempit yang tertutup rapat, menjadi pemandangan Mita pertama kali ketika membuka mata. Sebuah bilik berukuran satu setengah kali dua setengah meter dengan gorden berwarna biru muda tampak menutupi bilik. Bau karbol bercampur aroma desinfektan, mendominasi penciumannya saat ini. Ketika ia mencoba untuk bergerak mengangkat kepala, rasa sakit mendera dan menimbulkan efek sengatan listrik di keningnya. "Aw!" pekik Mita, yang urung bergerak bangun. Sedetik kemudian sosok laki-laki tampan dengan pakaian jas melekat di badannya yang sempurna, muncul dari balik bilik ruangan. "Anda sudah siuman?" tanya lelaki itu dengan wajah nyata khawatir. "Anda siapa? Dan kenapa saya ada di sini?" tanya Mita sembari menatap wajah tampan itu sedikit canggung. Berada di dalam sebuah bilik kecil —yang Mita yakini adalah sebuah rumah sakit, bersama seorang lelaki yang tidak ia kenal, pastinya membuat wanita itu bersikap serbasalah. Laki-laki itu pun melangkah maju dan mendekati Mita. Ekspres

    Last Updated : 2024-10-13
  • Bahagia Setelah Dimadu   Namanya Nina

    "Terima kasih!" Amar baru selesai mendaftarkan nama Mita ke bagian informasi dan pendaftaran untuk selanjutnya mengikuti pemeriksaan yang dokter sudah sarankan. Lelaki itu, sebelum kembali menuju bilik ruangan Mita, menyempatkan diri untuk menemui putrinya yang tengah bersama sang adik di kantin rumah sakit. Gadis kecil berusia lima tahun yang beberapa waktu lalu telah membuatnya panik dan khawatir, tampak duduk terdiam sembari menikmati makanan di depannya yang sepertinya tidak membuatnya tertarik. "Kenapa tidak dihabiskan?"Amar sudah berdiri di belakang sang putri ketika kemudian sikap terkejut bocah itu perlihatkan. "Ayah!" Bocah dengan rambut dikuncir kuda itu seketika beranjak, lalu memeluk Amar. "Ayah udah selesai? Apa Nina sudah boleh ketemu sama tante tadi?"Di tengah nada suara bocah perempuan itu yang terdengar sedikit bergetar, Amar sigap berjongkok demi menyejajarkan tinggi badannya dengan sang putri. "Nina sudah siap ketemu tante tadi? Enggak takut?"Bocah bernama

    Last Updated : 2024-11-15
  • Bahagia Setelah Dimadu   Kontrol Emosi

    Tidak sampai berjam-jam, Nina harus pamit dan pergi dari rumah sakit. Tempat yang memang tidak diperuntukan bagi anak kecil seusianya untuk berada di tempat tersebut, membuat bocah tersebut terpaksa menuruti perintah sang ayah. "Nina pamit dulu, Tante."Mita menatap tersenyum bocah perempuan itu. Keinginannya yang sudah lama ingin memiliki buah hati dengan pernikahannya bersama Danu, membuatnya secara cepat langsung jatuh hati pada sosok Nina. Baik dari sikap dan sifatnya yang menurut wanita itu baik dan menyenangkan. "Terima kasih, Nina, karena sudah menjenguk Tante. Pesan Tante, selalu ingat apa kata ayah, yah. Jangan marah-marah lagi supaya enggak bikin orang lain celaka."Mita bisa melihat Nina mengangguk di sisi ayahnya berdiri. Tampak ceria, lain dari sikap bocah itu datang pertama kali ke biliknya. "Iya, Tante. Nina akan denger apa kata ayah. Tapi Tante, boleh enggak kalau Nina jenguk Tante lagi nanti?" Bocah itu menatap Mita penuh harap, membuat Amar sedikit canggung mendap

    Last Updated : 2024-11-15
  • Bahagia Setelah Dimadu   Bentuk Tanggung Jawab

    Ranti memang sangat menyayangi Mita, terlebih saat ini sahabatnya itu sedang bersedih sebab rencana pernikahan yang akan suaminya langsungkan. Tapi, memarahi laki-laki lain sebab pelampiasan kekesalannya, bukanlah sebuah ide yang baik dan dibenarkan. "Iya, sorry, Ran."Berkali-kali Mita meminta maaf pada Ranti. "Bukan ke aku, yah, Mit, tapi ke Mas Amar.""Iya, iya. Nanti aku minta maaf sama dia kalau datang."Mita sungguh merasa bodoh sekarang. Bisa-bisanya ia marah pada laki-laki yang tulus dan ikhlas ingin membantu dan bertanggung jawab atas kecelakaan yang menimpanya. "Maaf sudah membuat kalian menunggu. Puji syukur, dokter tidak memaksa Mbak Mita untuk dirawat di sini. Tapi, dokter meminta Anda untuk rutin kontrol walau tidak ada keluhan apapun."Amar tiba-tiba muncul di saat Mita dan Ranti saling terdiam sebab suasana yang tidak mengenakan setelah protes yang Mita lakukan sebelumnya. "Eh, Mas Amar," ucap Mita ragu. Tapi, di sebelahnya Ranti kembali mencoleknya supaya bicara.

    Last Updated : 2024-11-16
  • Bahagia Setelah Dimadu   Sekelebat Hadir

    Amar Hadinata, ia adalah seorang pengusaha yang memiliki warisan perusahaan dari keluarganya. Lelaki berusia tiga puluh tahun itu, sebenarnya tidak memiliki keinginan untuk menjadi seorang eksekutif muda seperti yang sekarang ia jalani. Cita-citanya dahulu menjadi seorang Chef internasional. Meski keinginan orang tuanya menginginkan salah satu anak mereka meneruskan perusahaan, tetap membuat Amar tenang sebab ada sang kakak yang bisa diandalkan sehingga ia bisa menggapai cita-citanya tersebut.Namun, takdir Tuhan tidak selamanya sejalan dengan rencana manusia. Sang kakak yang waktu itu ikut mengantar kedua orang tua mereka menghadiri salah satu jamuan pesta salah seorang kolega, turut menjadi korban meninggal menyusul kedua orang tuanya yang dinyatakan pergi lebih dulu. Amar kehilangan tiga anggota keluarganya sekaligus. Membuat lelaki itu sempat limbung juga depresi, sehingga mau tak mau ia mengambil alih perusahaan yang waktu itu sama sekali belum menguasai ilmunya. Beruntungnya a

    Last Updated : 2024-11-16
  • Bahagia Setelah Dimadu   Munculnya Pengantin Baru

    Burung yang bebas terbang di alam sudah sibuk mencari makanan di waktu yang masih sangat pagi. Membangunkan seseorang di salah satu rumah yang pagi itu bangun sedikit kesiangan sebab tidur yang terlampau malam. Mita, semalam ia sibuk mengerjakan beberapa laporan akhir bulan usaha butiknya. Sempat dibantu oleh Ranti sampai jam sembilan malam, tetapi sahabatnya itu harus segera pulang karena urusan mendadak dengan calon suaminya. "Seharusnya kamu enggak harus ngerjain ini sampai malam, Mit."Ranti sempat protes karena kesibukan Mita paska kecelakaan yang sesungguhnya belum membuat tubuhnya pulih sempurna. Tapi, alasan ingin melupakan kesedihannya membuat Ranti tak lagi bisa berkata-kata. "Mungkin dengan begini aku bisa melupakan pernikahan yang Mas Danu jalani sama mantannya."Ah, andai saja Mita mau mendengarkan saran dari Ranti untuk menyudahi pernikahannya dengan Danu, mungkin sahabatnya itu tak akan merasa sedih. Tapi, seperti yang Mita katakan, biar semua keputusan ia yang mena

    Last Updated : 2024-11-17
  • Bahagia Setelah Dimadu   Ini Baru Awal

    Mita terpaksa kembali ke rumah setelah Danu memaksanya datang. Ia terpaksa meminta Ranti untuk meng-handle urusan butik setelah sebelumnya ia harus menerima kekesalan sahabatnya itu karena mau-maunya menuruti permintaan Danu. "Mau bagaimana pun juga dia masih suamiku, Ran. Setiap perintahnya adalah kewajiban yang harus aku tunaikan."'Iya, tapi kewajiban yang seperti apa dulu, Mit. Masalah pindah kamar, apa itu bukan hal gila namanya? Perempuan itu bisa pakai kamar tamu, kenapa jadi kamu yang harus pindah. Lagian, kalau mau istirahat mereka 'kan bisa pakai kamar lain untuk sementara waktu sampai kamu kembali nanti. Ini kok malah maksa. Enggak masuk akal tahu enggak!'"Iya, iya, aku tahu. Aku minta tolong banget, yah, Ran. Tapi, kalau kamu ada keperluan juga enggak apa-apa kok. Untuk meeting dan laporan bulanan, bisa ditunda dulu sampai besok."'Bukan gitu, Mita. Ah, sudahlah. Kamu tenang aja, aku bisa handle urusan butik. Kamu urus aja suami kamu sama istri barunya itu. Tapi ingat, y

    Last Updated : 2024-11-17

Latest chapter

  • Bahagia Setelah Dimadu   Malam Pertama

    Proses ijab kabul berjalan dengan lancar. Meski sudah dua kali menikah, Danu tetap merasa gugup ketika acara hendak dimulai. Tapi, sang penghulu membuat suasana hatinya jauh lebih baik sebab kepandaiannya mencairkan suasana. Nisa dihadirkan setelah Danu mengucap ijab kabul. Gadis itu muncul bersama Mita mengenakan kebaya berwarna pink yang cantik, secantik wajahnya. Beberapa orang yang belum mengenal Nisa, tampak terpesona dengan kecantikan gadis itu yang tampak alami. Ya, Nisa meminta pada penata riaknya untuk tidak mendadaninya dengan riasan yang tebal. "Natural saja, tapi bagus."Alhasil, beginilah penampakan Nisa sekarang. Mampu membuat semua orang terpana dengan kecantikannya yang khas dan alami. "Orang kaya yang enggak banyak tingkah. Danu beruntung." Amar berkata pelan kepada istrinya. Mita tersenyum mendengar ucapan Amar. Ia setuju dengan pujian suaminya itu. "Aku pikir keduanya beruntung," balas Mita memilih tak memihak. "Setuju.""Kamu tidak cemburu atau iri 'kan, Mas

  • Bahagia Setelah Dimadu   Jeda Cerita

    Sebelum saya melanjutkan bab terakhir kisah Danu dan Nisa, izinkan saya mempromosikan cerita terbaru yang berjudul PENGANTIN YANG TAK DIINGINKAN. Saya berharap kalian suka dan membaca cerita tersebut yang akan saya update di bulan Februari besok. Cerita ini masih ber-genre romantis. Mengisahkan dua insan manusia yaitu Shania dan Alex yang menikah bukan atas dasar cinta.Bagaimana kisah keduanya? Tentu kalian harus membacanya dari awal sampai akhir supaya tidak penasaran. Untuk itu, saya beri kalian spoiler di bab awal, ya. Untuk bab selanjutnya kalian bisa buka cerita PENGANTIN YANG TAK DIINGINKAN di baris paling bawah. Selamat membaca. Happy reading! BAB 1.Malam itu Shania berdiri di depan cermin, memandang wajahnya yang lesu. Ia merasa terjebak dalam kehidupan yang tidak diinginkannya. Pernikahan dengan Alex, putra keluarga kaya, terasa seperti sebuah kesepakatan bisnis, bukan persatuan cinta.Shania masih ingat jika teman kuliahnya itu adalah kekasih Maura, primadona kampus yang

  • Bahagia Setelah Dimadu   Menuju Janji Suci

    Namun, ide dan saran Danu justru diterima dengan sangat baik oleh Rendy dan istrinya. Kedua orang tua Nisa dengan serta merta setuju dan langsung mem-booking aula hotel miliknya di tanggal yang Danu minta. "Kalian ini kenapa sih? Kok bisa-bisanya kompak untuk urusan beginian," ucap Nisa saat Danu menyampaikan keinginannya tersebut. Nisa mungkin hanya protes di mulut, karena pada kenyataannya, ia pun merasa bahagia karena akan segera melepas masa lajangnya. Ia dan Danu akan menikah dengan acara yang ayahnya buat begitu mewah. "Kamu anak Ayah dan ibu satu-satunya. Tidak mungkin kalau kami membuat pesta sederhana dengan keluarga dan kolega kita yang begitu banyak.""Lagipula, Ayah ingin semua orang tahu bahwa putri Ayah yang cantik ini sudah ada pemiliknya. Seorang laki-laki pemberani yang bisa menaklukan hati putri Ayah yang sangat terjaga ini. Danu bukan seorang lelaki pengecut yang tidak mampu menghadapi aral dan masalah."Ucapan sang ayah membuat Nisa terdiam. 'Apakah ayah sudah t

  • Bahagia Setelah Dimadu   Memajukan Tanggal

    "Jadi, Mas Danu yakin kalau dia tidak akan mengganggu kita lagi?" tanya Nisa setelah mendengar penuturan Danu tentang pertemuannya dengan Selena. "Semoga saja begitu. Aku tidak mau berkata yakin sebab wanita itu bisa saja melakukan hal di luar nalarnya. Tapi, aku cukup memberinya penjelasan tentang sesuatu.""Penjelasan apa?""Bukan penjelasan. Tapi, lebih ke ancaman mungkin." Danu terkekeh. "Mas Danu ngancam apa?""Aku cuma bilang, jangan macam-macam dengan hubunganku sekarang. Karena calon mertuaku bukanlah keluarga sembarangan. Mereka bisa melakukan apa saja jika ada yang berani mengusik anaknya.""Kamu bilang begitu?" Nisa menatap tak percaya. "Ya." Danu terkekeh. Dipandangnya Nisa yang malah menggeleng karena ceritanya. "Kamu ini ada-ada saja.""Memanfaatkan kekayaan keluargamu aku pikir akan berhasil. Setidaknya, ia langsung bungkam ketika aku bicara begitu.""Haha. Kamu percaya diri sekali.""Aku kenal Selena. Dia memang bukan perempuan lemah lembut seperti Mita. Tapi, aku

  • Bahagia Setelah Dimadu   Saling Menjelaskan

    Danu sudah parkir di depan gerbang rumah Nisa setelah pertemuannya dengan Selena berakhir dengan keributan. Perempuan itu jelas tidak terima dengan keputusan yang diambilnya. "Dia bukan anakku. Seharusnya kamu meminta pertanggung jawaban lelaki itu, dan bukan malah mengganggu bahkan menemui aku seperti ini.""Dia pergi meninggalkan aku, Danu.""Apa bedanya dengan kamu yang pergi meninggalkan aku dengan dalih balas dendam. Padahal saat itu aku tidak tahu menahu tentang hubungan gelapmu dengan lelaki itu. Bahkan, aku juga menyangka bahwa anak yang ada di dalam kandunganmu adalah anakku.""Aku minta maaf, Danu.""Aku sudah memaafkan kamu, Selena. Tapi, aku tidak bisa kembali denganmu. Apalagi setelah semua yang kamu lakukan.""Kamu yang lebih dulu menyakiti aku!" teriak Selena di tengah taman yang sepi. Tak banyak orang yang ada di sana, kecuali ia dan Danu juga beberapa pasangan muda mudi lain yang menempati titik berbeda. "Ya, kalau begitu kita impas bukan?""Benar. Kita impas. Jadi,

  • Bahagia Setelah Dimadu   Penjelasan

    Nisa sudah akan beranjak meninggalkan Danu dan Noah, tapi tiba-tiba Danu bersuara. "Aku pikir bukan kamu yang seharusnya pergi. Tapi, aku."Nisa menoleh. "Bukannya tadi kamu mau bertanya sama dia? Kenapa jadi berubah pikiran?" tanya Nisa ketus. "Awalnya, iya. Tapi, buat apa aku bicara pada laki-laki pecundang yang bahkan kisah masa lalunya sudah tidak memiliki harapan lagi," ucap Danu yang kemudian berbalik untuk menuju ke mobilnya. Nisa tidak menghentikan langkah lelaki itu. Ia memilih diam sampai mobil milik Danu berlalu meninggalkannya dan Noah. Sekarang hanya tinggal ia dan Noah. Laki-laki itu tampak senang karena bisa berbicara berdua saja dengan sang mantan kekasih. "Apa yang mau kamu bicarakan?" tanya Nisa masih tidak bergeming di posisinya. Di tempat lain Danu yang sudah meninggalkan area gedung, melajukan kendaraannya dengan kecepatan yang cukup tinggi. Meninggalkan Nisa yang saat ini tengah berbicara dengan Noah, membuat dadanya sesak menahan kesal. Saat dirinya masih

  • Bahagia Setelah Dimadu   Noah

    Danu mungkin tengah bahagia sekarang. Sebab hubungannya dengan Nisa yang akan melangkah lebih maju dari sebelumnya. Kekhawatiran yang Nisa tunjukkan, dengan sangat mudah ia tenangkan. Mereka akan membawa hubungan yang belum matang itu agar tetap terjaga hingga perasaan cinta benar-benar hadir di hati mereka. Namun, satu yang Danu lupa jika saat ini ada sosok lain yang tengah menunggu responnya. Sosok itu yang sudah Danu buang jauh dari hatinya, kini muncul kembali seolah meminta perhatiannya."Aku mau bicara sama kamu," ucap Danu pada Nisa yang siang itu baru saja selesai istirahat. "Sekarang?" tanya Nisa yang masih berbicara santai dengan karyawan lainnya di kantin. "Kalau kamu sudah selesai istirahat saja," jawab Danu yang memilih melakukan komunikasi dengan calon istrinya itu melalui aplikasi pesan. Danu masih menjaga hubungannya dengan Nisa dari orang-orang di kantor. Bukan karena tidak mau orang lain tahu, tapi ia memilih menyimpan rahasia itu sampai di waktu yang tepat. "Ka

  • Bahagia Setelah Dimadu   Pembicaraan Serius

    Danu terdiam beberapa saat setelah Nisa menjawab pertanyaannya. "Aku pikir itu cuma alasan saja," gumamnya. "Awalnya aku pikir juga begitu, tapi ketika aku kembali bertemu Tia, dengan penuh keyakinan perempuan itu mengatakan bahwa Noah merasa tak percaya diri karena statusnya yang cuma staf biasa bisa berpacaran dengan aku yang adalah anak dari bosnya." Helaan napas terdengar kencang setelah Nisa menjelaskan. "Dan kamu percaya?" Danu kembali bertanya. Nisa mengangguk. "Aku percaya kalau Tia tidak berbohong. Terlebih lagi sikap Noah yang selama ini tidak berani menyentuhku, aku pikir alasannya berubah dan akhirnya berselingkuh adalah karena itu.""Lantas, apakah maksudmu dengan menceritakan ini semua adalah karena kamu sudah memaafkan dan mau kembali padanya?""Tidak. Aku enggak bilang begitu!" Nisa sontak menggeleng. "Kenapa kamu berpikir ke arah sana, Mas?""Bukan. Aku cuma menyimpulkan apa yang kamu katakan di akhir tadi. Dengan ia tidak pernah menyentuhmu, lain denganku yang su

  • Bahagia Setelah Dimadu   Rencana Lanjutan

    Acara makan malam berlangsung penuh kehangatan. Kedua keluarga seperti sudah sangat akrab hingga membuat acara malam itu berlalu dengan penuh tawa dan kegembiraan. Baik Danu dan Nisa sama-sama bisa melupakan debaran di hati mereka karena kedua orang tua mereka yang berbicara tanpa henti, membicarakan apa saja yang bisa membuat semuanya tertawa. Kedua sejoli itu tentu saja bersyukur karena kegugupan yang tiba-tiba melanda, seketika sirna. Satu hal yang membuat keduanya sadar, bahwa tidak ada pembahasan apapun yang berhubungan dengan acara pertunangan mereka. Danu mengirim pesan ke ponsel Nisa secara sembunyi-sembunyi —khawatir aksinya akan membuat heboh jika ketahuan. 'Sepertinya makan malam hari ini memang murni hanya makan saja.'Bunyi pesan Danu pada Nisa yang langsung gadis itu sadari. Sebelum membalas, Nisa memandang Danu dan tersenyum. 'Iya. Sepertinya begitu.' Nisa mengirim balasannya singkat. Danu kembali memeriksa ponselnya, lalu mengetik balasan pesan dari Nisa. 'Maa

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status