Home / Romansa / Bahagia Setelah Dimadu / Menuju Pernikahan

Share

Menuju Pernikahan

Author: Ummu Amay
last update Last Updated: 2024-10-13 11:36:15

Pagi-pagi sekali Danu sudah bangun. Tumben sekali biasanya Mita selesai dengan aktifitas-nya menyiapkan sarapan pagi, baru lelaki itu bangun. Itu pun setelah istrinya membangunkannya berkali-kali.

"Apa sudah selesai?" tanya Danu sembari membawa koper plus penampilannya yang sudah sangat rapi.

Kemeja koko berwarna putih yang dipadukan dengan celana coklat tua berbahan kain. Tampan seperti biasanya. Namun sayang, ketampanan lelaki itu kini hanya bisa Mita nikmati dengan cukup melihatnya saja, tanpa bisa ia sentuh apalagi memiliki hatinya.

Pertanyaan 'sudah' yang Danu maksud, tentu saja mengenai sarapan pagi yang istrinya buat. Sebab yang Danu sadari, biasanya ia baru turun begitu Mita selesai. Tapi kali ini, ia sudah turun lebih awal, pastinya ia mesti bertanya apakah sudah bisa ia sarapan.

"Sudah, Mas!" Mita menjawab cuek. Wanita itu seolah tak peduli dengan suasana hati suaminya yang terlihat sekali sumringah dan bahagia.

Danu berjalan menuju kursi makan. Sebuah piring kosong sudah istrinya siapkan. Semangkuk besar nasi goreng beserta kawan-kawannya, juga tersedia di atas meja. Bahkan secangkir kopi hitam —seperti biasa tersedia lebih dulu, sehingga ketika ia meminumnya sudah tidak lagi hawa panas menyerang lidah.

Lelaki itu pun segera mengambil nasi goreng ke dalam piring kosong di depannya. Ia ambil juga ayam goreng beserta telor mata sapi sebagai pelengkap sarapan pagi kali itu.

Beruntungnya Danu sebab memiliki istri yang pandai memasak dan melayaninya dengan baik selama ini, meskipun Mita sendiri memiliki kegiatan yang cukup melelahkan sebagai seorang pengusaha butik. Namun sayang, lelaki itu tidak pandai bersyukur dengan semua yang sudah dimiliki, hanya karena sebuah ego akan keinginannya memiliki keturunan, ditambah hadirnya sosok mantan kekasih yang nyatanya belum hilang sempurna dari ingatannya.

Seperti yang sudah terjadi sejak setahun terakhir, di mana Danu akan menikmati santapan yang istrinya hidangkan tanpa ada obrolan di antara keduanya. Begitu juga yang terjadi di pagi hari itu. Masakan lezat yang Danu makan, tak membuatnya menjadi sosok suami tahu diri dengan memberikan sebuah penghormatan seperti ucapan terima kasih atau pujian atas makanan enak yang terhidang, yang sudah istrinya siapkan.

"Aku berangkat jam sembilan, Mas." Mita memecah keheningan di antara mereka.

Danu hanya menengok sebentar, lalu kembali dengan nasi gorengnya.

"Apakah kamu tidak bertanya padaku, ke mana aku akan pergi?" Mita seperti sengaja mengetes Danu dengan mengajukan pertanyaan yang sebetulnya tidak penting.

Lelaki di depannya itu terlihat menyelesaikan sarapannya dan meminum kopi yang sudah agak mendingin. Lepas itu, ia pun memandang sang istri yang masih menunggunya bicara.

"Sudah sejak setahun lalu aku memberikan pilihan padamu mengenai kelangsungan rumah tangga kita. Namun, kamu tetap bertahan di pernikahan kita yang ketiga. Pada akhirnya, aku memberikan kebebasan padamu dalam melakukan kegiatan apapun di luar sana, termasuk dengan siapa saja kamu berhubungan, baik dengan lelaki ataupun perempuan. Aku tidak pernah melarang atau ikut campur. Jadi, sekali lagi aku tekankan untuk terkahir kali —sebelum nanti Selena tinggal bersama kita di rumah ini dan kita masih membicarakan hal enggak penting kaya gini, kamu mau ke mana dan pergi dengan siapa, sejauh kamu masih bisa menjaga nama baik dua keluarga besar kita, aku tidak peduli lagi. Aku menyerahkan semuanya kepadamu. Jalani hidupmu sesuai apa yang kamu mau, aku enggak akan ikut campur. Tapi, tentu saja aku juga mau kamu tidak mencampuri segala urusanku, termasuk urusan rumah tanggaku nanti dengan Selena."

Rasa sakit yang masih belum hilang di hati Mita, Danu tambahkan dengan kalimat menyakitkan yang sebenarnya sudah beberapa kali suaminya katakan.

Usai bicara panjang, Danu kemudian menenggak sisa kopi di cangkirnya dan memilih beranjak, bersiap untuk pergi.

Koper sudah ia gapai, lalu menarik pegangan besinya dan memanjangkan. Tak peduli dengan sikap sang istri yang kini menunduk pilu menahan rasa sakit yang sepertinya tak akan pernah berkesudahan.

"Enggak usah bersikap berlebihan. Kita ini sudah sama-sama dewasa, bisa berpikir mana yang baik dan buruk. Jika selepas aku bulan madu, lalu pikiran kamu berubah untuk berpisah, aku enggak akan pikir panjang lagi pasti langsung menyetujui."

Tidak menunggu respon yang Mita berikan, Danu segera pergi meninggalkan sang istri yang tertunduk dalam diam. Tak peduli meski air mata akan menetes membanjiri wajahnya.

Mita masih diam tidak meneruskan sarapannya. Meski suara mesin mobil Danu sudah tidak lagi terdengar, wanita itu masih bergeming di posisinya.

'Tak kusangka kamu sejahat ini, Mas!' serunya dengan suara tertahan sebab tangisan yang mulai menyertai.

***

Mita sudah bersiap dengan penampilannya. Hari itu ia memang berencana pergi dengan Ranti —sahabat sekaligus orang kepercayaan di butik miliknya, menikmati pemandangan laut di pesisir utara pulau. Sengaja menginap selama satu malam demi melupakan perasaan sakit hati ditinggal suami yang akan melakukan ijab kabul hari ini.

Selepas Danu pergi selesai sarapan tadi, Mita pun menyusul untuk segera meninggalkan rumah. Barang pribadi sudah ia siapkan setelah suaminya meninggalkan rumah.

Ia memang sengaja melakukannya agar lelaki itu tidak mengetahui rencananya untuk pergi berlibur. Toh, semalam dan tadi pagi pun suaminya itu sudah kembali menegaskan jika dirinya bebas untuk melakukan apapun sesuai keinginannya. Jadi, untuk apa Danu tahu mengenai rencananya untuk melupakan penat akibat kabar menyesakkan hati.

Mita sudah masuk ke dalam mobilnya ketika suara dering ponsel mengagetkannya. Nama Ranti terpampang di layar saat Mita hendak menerima panggilan tersebut.

"Hallo! Iya, Ran?"

[Kamu di mana?]

"Aku baru mau jalan nih! Kenapa?"

[Enggak, aku udah ada di butik, yah!]

"Cepet amat!"

[Kamu lupa, hari ini ada koleksi pakaian baru yang datang. Sebelum kita pergi, laporannya udah harus aku selesaikan dulu 'kan?]

"Oh iya! Sorry, sorry. Aku lupa. Ok deh, kamu lanjut dulu aja. Aku segera sampai!"

[Sip. Hati-hati, yah!]

"Ok. Bye!"

Mita meletakkan kembali ponsel ke dalam tas tangannya. Ia kemudian mulai melajukan kendaraannya keluar gerbang. Pamit pada seorang petugas penjaga rumah, lalu meluncur dengan kecepatan sedang, mengaspal di jalan raya.

Di rumah Danu memang hanya mempekerjakan seorang petugas keamanan untuk menjaga rumahnya. Tak ada pembantu lain yang tinggal di kediamannya. Hanya ada seorang wanita paruh baya yang akan datang di setiap pagi hari setelah Mita pergi ke butik, untuk membersihkan rumah serta melakukan pekerjaan lain. Siangnya perempuan itu akan pulang kalau pekerjaannya sudah selesai.

Sedangkan tugas memasak diserahkan kepada Mita, istrinya. Masakan lezat yang mampu wanita itu hidangkan, membuat Danu memutuskan untuk tidak mengizinkan orang lain untuk memasak.

Mita menyadari jika rumah tangga mereka hampir saja berjalan lancar dan mulus seandainya Selena tidak kembali hadir. Sebab alasan anak sempat Danu bahas bukanlah satu masalah yang harus diperdebatkan dalam kehidupan rumah tangga mereka. Namun, semuanya kini hanyalah omong kosong belaka. Perasaan cinta yang ternyata belum hilang sepenuhnya dari hati Danu terhadap wanita itu, kembali terisi ketika tanpa sengaja keduanya bertemu dan akhirnya memutuskan untuk kembali menjalin cinta di belakang keluarga, tetapi tidak di depan Mita.

Mita yang syok ketika mendapat kabar Danu kembali merajut cinta, semakin sakit hati ketika alasan anak dijadikan masalah. Bahkan lelaki itu sampai menuduhnya mandul karena pernikahan mereka yang tak kunjung diberi keturunan.

Satu tahun mengetahui hubungan gelap suaminya dengan sang mantan kekasih, harus berakhir menyakitkan di mana keduanya memutuskan untuk menikah. Kini Mita tengah berusaha untuk melupakan itu semua. Mita bertekad untuk bertahan semampunya. Itulah mengapa ia mencoba untuk mencari ketenangan dengan pergi bersama Ranti sebelum masa-masa yang lebih sulit akan ia hadapi dan pastinya akan penuh drama dan air mata.

Di tengah pikiran Mita yang masih melanglang buana memikirkan nasib pernikahannya, tanpa sadar fokus menyetirnya terganggu. Pandangan matanya terlihat kacau ketika ia tidak mengetahui ada sosok anak kecil yang tiba-tiba menyebrang jalan di saat lampu hijau bagi pengendara masih menyala.

Mita pun segera menginjak rem kuat. Sedikit membanting setir ke kiri jalan justru membuat mobilnya malah menubruk pembatas jalan. Dahi Mita pun sontak membentur setir, menimbulkan suara klakson yang cukup panjang, dan mengakibatkan keriuhan lalu lintas di sekitarnya.

Seketika banyak orang yang mengerubungi mobilnya. Wanita itu pun masih sadar ketika ada sosok lelaki yang menghampiri dan mencoba membuka pintu mobil. Namun, beberapa detik kemudian semuanya menjadi gelap.

Mita pingsan.

***

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Yati Syahira
lqgian bodoh jg nama orang lain dirinya ancur direndahin di injak injak harga dirinya masiu bertahan bulshit,cinta kho bodoh ,oergi cerai diluar di hargai jodoh yg baik menunggu,laki brengsek buang
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Bahagia Setelah Dimadu   Kecelakaan

    Ruangan agak sempit yang tertutup rapat, menjadi pemandangan Mita pertama kali ketika membuka mata. Sebuah bilik berukuran satu setengah kali dua setengah meter dengan gorden berwarna biru muda tampak menutupi bilik. Bau karbol bercampur aroma desinfektan, mendominasi penciumannya saat ini. Ketika ia mencoba untuk bergerak mengangkat kepala, rasa sakit mendera dan menimbulkan efek sengatan listrik di keningnya. "Aw!" pekik Mita, yang urung bergerak bangun. Sedetik kemudian sosok laki-laki tampan dengan pakaian jas melekat di badannya yang sempurna, muncul dari balik bilik ruangan. "Anda sudah siuman?" tanya lelaki itu dengan wajah nyata khawatir. "Anda siapa? Dan kenapa saya ada di sini?" tanya Mita sembari menatap wajah tampan itu sedikit canggung. Berada di dalam sebuah bilik kecil —yang Mita yakini adalah sebuah rumah sakit, bersama seorang lelaki yang tidak ia kenal, pastinya membuat wanita itu bersikap serbasalah. Laki-laki itu pun melangkah maju dan mendekati Mita. Ekspres

    Last Updated : 2024-10-13
  • Bahagia Setelah Dimadu   Namanya Nina

    "Terima kasih!" Amar baru selesai mendaftarkan nama Mita ke bagian informasi dan pendaftaran untuk selanjutnya mengikuti pemeriksaan yang dokter sudah sarankan. Lelaki itu, sebelum kembali menuju bilik ruangan Mita, menyempatkan diri untuk menemui putrinya yang tengah bersama sang adik di kantin rumah sakit. Gadis kecil berusia lima tahun yang beberapa waktu lalu telah membuatnya panik dan khawatir, tampak duduk terdiam sembari menikmati makanan di depannya yang sepertinya tidak membuatnya tertarik. "Kenapa tidak dihabiskan?"Amar sudah berdiri di belakang sang putri ketika kemudian sikap terkejut bocah itu perlihatkan. "Ayah!" Bocah dengan rambut dikuncir kuda itu seketika beranjak, lalu memeluk Amar. "Ayah udah selesai? Apa Nina sudah boleh ketemu sama tante tadi?"Di tengah nada suara bocah perempuan itu yang terdengar sedikit bergetar, Amar sigap berjongkok demi menyejajarkan tinggi badannya dengan sang putri. "Nina sudah siap ketemu tante tadi? Enggak takut?"Bocah bernama

    Last Updated : 2024-11-15
  • Bahagia Setelah Dimadu   Kontrol Emosi

    Tidak sampai berjam-jam, Nina harus pamit dan pergi dari rumah sakit. Tempat yang memang tidak diperuntukan bagi anak kecil seusianya untuk berada di tempat tersebut, membuat bocah tersebut terpaksa menuruti perintah sang ayah. "Nina pamit dulu, Tante."Mita menatap tersenyum bocah perempuan itu. Keinginannya yang sudah lama ingin memiliki buah hati dengan pernikahannya bersama Danu, membuatnya secara cepat langsung jatuh hati pada sosok Nina. Baik dari sikap dan sifatnya yang menurut wanita itu baik dan menyenangkan. "Terima kasih, Nina, karena sudah menjenguk Tante. Pesan Tante, selalu ingat apa kata ayah, yah. Jangan marah-marah lagi supaya enggak bikin orang lain celaka."Mita bisa melihat Nina mengangguk di sisi ayahnya berdiri. Tampak ceria, lain dari sikap bocah itu datang pertama kali ke biliknya. "Iya, Tante. Nina akan denger apa kata ayah. Tapi Tante, boleh enggak kalau Nina jenguk Tante lagi nanti?" Bocah itu menatap Mita penuh harap, membuat Amar sedikit canggung mendap

    Last Updated : 2024-11-15
  • Bahagia Setelah Dimadu   Bentuk Tanggung Jawab

    Ranti memang sangat menyayangi Mita, terlebih saat ini sahabatnya itu sedang bersedih sebab rencana pernikahan yang akan suaminya langsungkan. Tapi, memarahi laki-laki lain sebab pelampiasan kekesalannya, bukanlah sebuah ide yang baik dan dibenarkan. "Iya, sorry, Ran."Berkali-kali Mita meminta maaf pada Ranti. "Bukan ke aku, yah, Mit, tapi ke Mas Amar.""Iya, iya. Nanti aku minta maaf sama dia kalau datang."Mita sungguh merasa bodoh sekarang. Bisa-bisanya ia marah pada laki-laki yang tulus dan ikhlas ingin membantu dan bertanggung jawab atas kecelakaan yang menimpanya. "Maaf sudah membuat kalian menunggu. Puji syukur, dokter tidak memaksa Mbak Mita untuk dirawat di sini. Tapi, dokter meminta Anda untuk rutin kontrol walau tidak ada keluhan apapun."Amar tiba-tiba muncul di saat Mita dan Ranti saling terdiam sebab suasana yang tidak mengenakan setelah protes yang Mita lakukan sebelumnya. "Eh, Mas Amar," ucap Mita ragu. Tapi, di sebelahnya Ranti kembali mencoleknya supaya bicara.

    Last Updated : 2024-11-16
  • Bahagia Setelah Dimadu   Sekelebat Hadir

    Amar Hadinata, ia adalah seorang pengusaha yang memiliki warisan perusahaan dari keluarganya. Lelaki berusia tiga puluh tahun itu, sebenarnya tidak memiliki keinginan untuk menjadi seorang eksekutif muda seperti yang sekarang ia jalani. Cita-citanya dahulu menjadi seorang Chef internasional. Meski keinginan orang tuanya menginginkan salah satu anak mereka meneruskan perusahaan, tetap membuat Amar tenang sebab ada sang kakak yang bisa diandalkan sehingga ia bisa menggapai cita-citanya tersebut.Namun, takdir Tuhan tidak selamanya sejalan dengan rencana manusia. Sang kakak yang waktu itu ikut mengantar kedua orang tua mereka menghadiri salah satu jamuan pesta salah seorang kolega, turut menjadi korban meninggal menyusul kedua orang tuanya yang dinyatakan pergi lebih dulu. Amar kehilangan tiga anggota keluarganya sekaligus. Membuat lelaki itu sempat limbung juga depresi, sehingga mau tak mau ia mengambil alih perusahaan yang waktu itu sama sekali belum menguasai ilmunya. Beruntungnya a

    Last Updated : 2024-11-16
  • Bahagia Setelah Dimadu   Munculnya Pengantin Baru

    Burung yang bebas terbang di alam sudah sibuk mencari makanan di waktu yang masih sangat pagi. Membangunkan seseorang di salah satu rumah yang pagi itu bangun sedikit kesiangan sebab tidur yang terlampau malam. Mita, semalam ia sibuk mengerjakan beberapa laporan akhir bulan usaha butiknya. Sempat dibantu oleh Ranti sampai jam sembilan malam, tetapi sahabatnya itu harus segera pulang karena urusan mendadak dengan calon suaminya. "Seharusnya kamu enggak harus ngerjain ini sampai malam, Mit."Ranti sempat protes karena kesibukan Mita paska kecelakaan yang sesungguhnya belum membuat tubuhnya pulih sempurna. Tapi, alasan ingin melupakan kesedihannya membuat Ranti tak lagi bisa berkata-kata. "Mungkin dengan begini aku bisa melupakan pernikahan yang Mas Danu jalani sama mantannya."Ah, andai saja Mita mau mendengarkan saran dari Ranti untuk menyudahi pernikahannya dengan Danu, mungkin sahabatnya itu tak akan merasa sedih. Tapi, seperti yang Mita katakan, biar semua keputusan ia yang mena

    Last Updated : 2024-11-17
  • Bahagia Setelah Dimadu   Ini Baru Awal

    Mita terpaksa kembali ke rumah setelah Danu memaksanya datang. Ia terpaksa meminta Ranti untuk meng-handle urusan butik setelah sebelumnya ia harus menerima kekesalan sahabatnya itu karena mau-maunya menuruti permintaan Danu. "Mau bagaimana pun juga dia masih suamiku, Ran. Setiap perintahnya adalah kewajiban yang harus aku tunaikan."'Iya, tapi kewajiban yang seperti apa dulu, Mit. Masalah pindah kamar, apa itu bukan hal gila namanya? Perempuan itu bisa pakai kamar tamu, kenapa jadi kamu yang harus pindah. Lagian, kalau mau istirahat mereka 'kan bisa pakai kamar lain untuk sementara waktu sampai kamu kembali nanti. Ini kok malah maksa. Enggak masuk akal tahu enggak!'"Iya, iya, aku tahu. Aku minta tolong banget, yah, Ran. Tapi, kalau kamu ada keperluan juga enggak apa-apa kok. Untuk meeting dan laporan bulanan, bisa ditunda dulu sampai besok."'Bukan gitu, Mita. Ah, sudahlah. Kamu tenang aja, aku bisa handle urusan butik. Kamu urus aja suami kamu sama istri barunya itu. Tapi ingat, y

    Last Updated : 2024-11-17
  • Bahagia Setelah Dimadu   Pindah Kamar

    Air mata sudah sejak tadi ingin tumpah keluar dari dua bola matanya yang bening. Tapi, sebisa mungkin Mita tahan sebab keberadaan Danu —suaminya dengan Selena yang terlihat kesal sebab pergerakan Mita yang dinilainya lamban. Tak tahu saja mereka jika Mita masih dalam masa pemulihan setelah insiden kecelakaan lusa kemarin. Siapa yang bisa tahan melihat suami sendiri berinteraksi mesra dengan perempuan lain di depan matanya tanpa sungkan. Begitu juga Mita yang meskipun keberadaannya sudah tak lagi dianggap oleh sang suami, tetap merasakan nyeri di hatinya sebab kebersamaan Danu dengan mantan kekasih yang kini sudah resmi menjadi istri keduanya tersebut. "Apakah tidak ada pembantu di rumah ini, Mas? Bukankah pekerjaan wanita itu bisa cepat selesai kalau dibantu? Aku udah lelah, pingin buru-buru istirahat." Tiba-tiba Selena nyeletuk. Selena mulai ngomel. Sengaja bicara di depan Mita yang saat itu tengah membawa koper berisi seluruh pakaiannya ke dalam kamar tamu. "Aku 'kan udah cerita

    Last Updated : 2024-11-18

Latest chapter

  • Bahagia Setelah Dimadu   Malam Pertama

    Proses ijab kabul berjalan dengan lancar. Meski sudah dua kali menikah, Danu tetap merasa gugup ketika acara hendak dimulai. Tapi, sang penghulu membuat suasana hatinya jauh lebih baik sebab kepandaiannya mencairkan suasana. Nisa dihadirkan setelah Danu mengucap ijab kabul. Gadis itu muncul bersama Mita mengenakan kebaya berwarna pink yang cantik, secantik wajahnya. Beberapa orang yang belum mengenal Nisa, tampak terpesona dengan kecantikan gadis itu yang tampak alami. Ya, Nisa meminta pada penata riaknya untuk tidak mendadaninya dengan riasan yang tebal. "Natural saja, tapi bagus."Alhasil, beginilah penampakan Nisa sekarang. Mampu membuat semua orang terpana dengan kecantikannya yang khas dan alami. "Orang kaya yang enggak banyak tingkah. Danu beruntung." Amar berkata pelan kepada istrinya. Mita tersenyum mendengar ucapan Amar. Ia setuju dengan pujian suaminya itu. "Aku pikir keduanya beruntung," balas Mita memilih tak memihak. "Setuju.""Kamu tidak cemburu atau iri 'kan, Mas

  • Bahagia Setelah Dimadu   Jeda Cerita

    Sebelum saya melanjutkan bab terakhir kisah Danu dan Nisa, izinkan saya mempromosikan cerita terbaru yang berjudul PENGANTIN YANG TAK DIINGINKAN. Saya berharap kalian suka dan membaca cerita tersebut yang akan saya update di bulan Februari besok. Cerita ini masih ber-genre romantis. Mengisahkan dua insan manusia yaitu Shania dan Alex yang menikah bukan atas dasar cinta.Bagaimana kisah keduanya? Tentu kalian harus membacanya dari awal sampai akhir supaya tidak penasaran. Untuk itu, saya beri kalian spoiler di bab awal, ya. Untuk bab selanjutnya kalian bisa buka cerita PENGANTIN YANG TAK DIINGINKAN di baris paling bawah. Selamat membaca. Happy reading! BAB 1.Malam itu Shania berdiri di depan cermin, memandang wajahnya yang lesu. Ia merasa terjebak dalam kehidupan yang tidak diinginkannya. Pernikahan dengan Alex, putra keluarga kaya, terasa seperti sebuah kesepakatan bisnis, bukan persatuan cinta.Shania masih ingat jika teman kuliahnya itu adalah kekasih Maura, primadona kampus yang

  • Bahagia Setelah Dimadu   Menuju Janji Suci

    Namun, ide dan saran Danu justru diterima dengan sangat baik oleh Rendy dan istrinya. Kedua orang tua Nisa dengan serta merta setuju dan langsung mem-booking aula hotel miliknya di tanggal yang Danu minta. "Kalian ini kenapa sih? Kok bisa-bisanya kompak untuk urusan beginian," ucap Nisa saat Danu menyampaikan keinginannya tersebut. Nisa mungkin hanya protes di mulut, karena pada kenyataannya, ia pun merasa bahagia karena akan segera melepas masa lajangnya. Ia dan Danu akan menikah dengan acara yang ayahnya buat begitu mewah. "Kamu anak Ayah dan ibu satu-satunya. Tidak mungkin kalau kami membuat pesta sederhana dengan keluarga dan kolega kita yang begitu banyak.""Lagipula, Ayah ingin semua orang tahu bahwa putri Ayah yang cantik ini sudah ada pemiliknya. Seorang laki-laki pemberani yang bisa menaklukan hati putri Ayah yang sangat terjaga ini. Danu bukan seorang lelaki pengecut yang tidak mampu menghadapi aral dan masalah."Ucapan sang ayah membuat Nisa terdiam. 'Apakah ayah sudah t

  • Bahagia Setelah Dimadu   Memajukan Tanggal

    "Jadi, Mas Danu yakin kalau dia tidak akan mengganggu kita lagi?" tanya Nisa setelah mendengar penuturan Danu tentang pertemuannya dengan Selena. "Semoga saja begitu. Aku tidak mau berkata yakin sebab wanita itu bisa saja melakukan hal di luar nalarnya. Tapi, aku cukup memberinya penjelasan tentang sesuatu.""Penjelasan apa?""Bukan penjelasan. Tapi, lebih ke ancaman mungkin." Danu terkekeh. "Mas Danu ngancam apa?""Aku cuma bilang, jangan macam-macam dengan hubunganku sekarang. Karena calon mertuaku bukanlah keluarga sembarangan. Mereka bisa melakukan apa saja jika ada yang berani mengusik anaknya.""Kamu bilang begitu?" Nisa menatap tak percaya. "Ya." Danu terkekeh. Dipandangnya Nisa yang malah menggeleng karena ceritanya. "Kamu ini ada-ada saja.""Memanfaatkan kekayaan keluargamu aku pikir akan berhasil. Setidaknya, ia langsung bungkam ketika aku bicara begitu.""Haha. Kamu percaya diri sekali.""Aku kenal Selena. Dia memang bukan perempuan lemah lembut seperti Mita. Tapi, aku

  • Bahagia Setelah Dimadu   Saling Menjelaskan

    Danu sudah parkir di depan gerbang rumah Nisa setelah pertemuannya dengan Selena berakhir dengan keributan. Perempuan itu jelas tidak terima dengan keputusan yang diambilnya. "Dia bukan anakku. Seharusnya kamu meminta pertanggung jawaban lelaki itu, dan bukan malah mengganggu bahkan menemui aku seperti ini.""Dia pergi meninggalkan aku, Danu.""Apa bedanya dengan kamu yang pergi meninggalkan aku dengan dalih balas dendam. Padahal saat itu aku tidak tahu menahu tentang hubungan gelapmu dengan lelaki itu. Bahkan, aku juga menyangka bahwa anak yang ada di dalam kandunganmu adalah anakku.""Aku minta maaf, Danu.""Aku sudah memaafkan kamu, Selena. Tapi, aku tidak bisa kembali denganmu. Apalagi setelah semua yang kamu lakukan.""Kamu yang lebih dulu menyakiti aku!" teriak Selena di tengah taman yang sepi. Tak banyak orang yang ada di sana, kecuali ia dan Danu juga beberapa pasangan muda mudi lain yang menempati titik berbeda. "Ya, kalau begitu kita impas bukan?""Benar. Kita impas. Jadi,

  • Bahagia Setelah Dimadu   Penjelasan

    Nisa sudah akan beranjak meninggalkan Danu dan Noah, tapi tiba-tiba Danu bersuara. "Aku pikir bukan kamu yang seharusnya pergi. Tapi, aku."Nisa menoleh. "Bukannya tadi kamu mau bertanya sama dia? Kenapa jadi berubah pikiran?" tanya Nisa ketus. "Awalnya, iya. Tapi, buat apa aku bicara pada laki-laki pecundang yang bahkan kisah masa lalunya sudah tidak memiliki harapan lagi," ucap Danu yang kemudian berbalik untuk menuju ke mobilnya. Nisa tidak menghentikan langkah lelaki itu. Ia memilih diam sampai mobil milik Danu berlalu meninggalkannya dan Noah. Sekarang hanya tinggal ia dan Noah. Laki-laki itu tampak senang karena bisa berbicara berdua saja dengan sang mantan kekasih. "Apa yang mau kamu bicarakan?" tanya Nisa masih tidak bergeming di posisinya. Di tempat lain Danu yang sudah meninggalkan area gedung, melajukan kendaraannya dengan kecepatan yang cukup tinggi. Meninggalkan Nisa yang saat ini tengah berbicara dengan Noah, membuat dadanya sesak menahan kesal. Saat dirinya masih

  • Bahagia Setelah Dimadu   Noah

    Danu mungkin tengah bahagia sekarang. Sebab hubungannya dengan Nisa yang akan melangkah lebih maju dari sebelumnya. Kekhawatiran yang Nisa tunjukkan, dengan sangat mudah ia tenangkan. Mereka akan membawa hubungan yang belum matang itu agar tetap terjaga hingga perasaan cinta benar-benar hadir di hati mereka. Namun, satu yang Danu lupa jika saat ini ada sosok lain yang tengah menunggu responnya. Sosok itu yang sudah Danu buang jauh dari hatinya, kini muncul kembali seolah meminta perhatiannya."Aku mau bicara sama kamu," ucap Danu pada Nisa yang siang itu baru saja selesai istirahat. "Sekarang?" tanya Nisa yang masih berbicara santai dengan karyawan lainnya di kantin. "Kalau kamu sudah selesai istirahat saja," jawab Danu yang memilih melakukan komunikasi dengan calon istrinya itu melalui aplikasi pesan. Danu masih menjaga hubungannya dengan Nisa dari orang-orang di kantor. Bukan karena tidak mau orang lain tahu, tapi ia memilih menyimpan rahasia itu sampai di waktu yang tepat. "Ka

  • Bahagia Setelah Dimadu   Pembicaraan Serius

    Danu terdiam beberapa saat setelah Nisa menjawab pertanyaannya. "Aku pikir itu cuma alasan saja," gumamnya. "Awalnya aku pikir juga begitu, tapi ketika aku kembali bertemu Tia, dengan penuh keyakinan perempuan itu mengatakan bahwa Noah merasa tak percaya diri karena statusnya yang cuma staf biasa bisa berpacaran dengan aku yang adalah anak dari bosnya." Helaan napas terdengar kencang setelah Nisa menjelaskan. "Dan kamu percaya?" Danu kembali bertanya. Nisa mengangguk. "Aku percaya kalau Tia tidak berbohong. Terlebih lagi sikap Noah yang selama ini tidak berani menyentuhku, aku pikir alasannya berubah dan akhirnya berselingkuh adalah karena itu.""Lantas, apakah maksudmu dengan menceritakan ini semua adalah karena kamu sudah memaafkan dan mau kembali padanya?""Tidak. Aku enggak bilang begitu!" Nisa sontak menggeleng. "Kenapa kamu berpikir ke arah sana, Mas?""Bukan. Aku cuma menyimpulkan apa yang kamu katakan di akhir tadi. Dengan ia tidak pernah menyentuhmu, lain denganku yang su

  • Bahagia Setelah Dimadu   Rencana Lanjutan

    Acara makan malam berlangsung penuh kehangatan. Kedua keluarga seperti sudah sangat akrab hingga membuat acara malam itu berlalu dengan penuh tawa dan kegembiraan. Baik Danu dan Nisa sama-sama bisa melupakan debaran di hati mereka karena kedua orang tua mereka yang berbicara tanpa henti, membicarakan apa saja yang bisa membuat semuanya tertawa. Kedua sejoli itu tentu saja bersyukur karena kegugupan yang tiba-tiba melanda, seketika sirna. Satu hal yang membuat keduanya sadar, bahwa tidak ada pembahasan apapun yang berhubungan dengan acara pertunangan mereka. Danu mengirim pesan ke ponsel Nisa secara sembunyi-sembunyi —khawatir aksinya akan membuat heboh jika ketahuan. 'Sepertinya makan malam hari ini memang murni hanya makan saja.'Bunyi pesan Danu pada Nisa yang langsung gadis itu sadari. Sebelum membalas, Nisa memandang Danu dan tersenyum. 'Iya. Sepertinya begitu.' Nisa mengirim balasannya singkat. Danu kembali memeriksa ponselnya, lalu mengetik balasan pesan dari Nisa. 'Maa

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status