Tok tok tok
Suara pintu kamar diketuk dari luar. Namun si pemilik kamar masih nyenyak tidur berdua dengan sahabatnya. "Rey bangun, sudah siang, sudah jam tujuh ayo cepat bangun!" teriak Tuan Wijaya papanya, Rey. Lalu pergi menuju ruang makan. Mendengar teriakan papanya, Rey bukannya bangun, tapi malah membetulkan posisi selimut untuk menutupi seluruh badannya. Tapi selimut itu bukannya menutupi badan, malah berpindah ke samping. Lalu Rey menarik selimut itu. Tapi lagi dan lagi, selimut itu berpindah ke samping lagi. Rey pun kesal, lalu bangun. "Selimut sialan!" kesalnya sambil menghempaskan selimut itu dan menumpuk nya dengan bantal tidur. Buk! "Aduh apaan sih? Jangan ganggu gue!" suara dari dalam selimut mengagetkan Rey. Rey menarik selimut itu, lalu melempar ke sembarangan. "Dilon?" Rey kaget dan bingung. Kenapa ada Dilon di kamarnya, di ranjangnya lagi. Berarti semalam Rey tidur berdua bareng Dilon. "Kenapa lo ada di sini?" tanya Rey karena bingung. "Lo lupa ya, semalam kita pulang kemalaman." jawab Dilon dengan suara khas orang mengantuk. Rey pun mengingat-ingat lagi dan dia pun ingat. Semalam Rey dan Dilon dikerjain sama cewek penjual kue yang pura-pura tertabrak, lalu minta ganti rugi. Dan sialnya, mereka berdua tidak ada yang membawa uang. Uang mereka sudah habis buat nongkrong di kafe. Mau menelfon bantuan juga tak bisa, Hp mati, habis daya baterai. Sedangkan Dilon lupa bawa Hp. Benar - benar malam yang sial bagi Rey dan Dilon. Karena hari sudah larut malam dan mereka berdua sudah sangat mengantuk. Rey tidak bisa mengantar Dilon pulang ke rumahnya. Tapi langsung ke rumah Rey, dan Dilon pun menginap di rumah nya Rey. AC di kamar Rey rusak. Jika dinyalakan tidak bisa cepat dingin. Suhunya akan mulai dingin setelah tiga jam AC di nyalakan. Mereka berdua merasa kepanasan. Lalu membuka bajunya dan tidur hanya memakai celana boxer saja. Mereka tidur berdua di ranjang. Dan saat menjelang pagi barulah merasa dingin dan memakai selimut. Setelah mengingatnya, Rey begidik ngeri. Membayangkan saat dirinya tidur, dipeluk dan dicium oleh Dilon. "Kenapa loe begidik gitu?" tanya Dilon penasaran. "Semalem loe gak ngapa - ngapain gue kan?" tanya Rey curiga. "Apa? Sorry, yee. Gue bukan jeruk makan jeruk. Gue masih normal!" jawab Dilon tidak terima. Saat mereka berdua debat. Tiba-tiba pintu kamar terbuka. Kemudian mama Nurma yaitu mamanya Rey. Dia masuk kamar lalu teriak-teriak memanggil suaminya. "Papaaa!" Rey dan Dilon pun kaget dan reflek mereka berdua saling berpelukan. Dan bersama itu Papa Wijaya, papanya Rey. Masuk dan shok melihat pemandangan yang ada di depan matanya. "Rey, Papa gak nyangka ternyata kamu..." papa Wijaya tidak bisa melanjutkan ucapkannya. Dia terlalu shok dengan apa yang di lihat nya. Rey dan Dilon pun sadar dengan keadaan mereka. Lalu melepaskan pelukannya. "Pantesan, kamu tak pernah bawa teman wanita. Tak mau mama kenal kan dengan wanita manapun. Ternyata kamu...." mama Nurma juga tak sanggup melanjutkan ucapkannya. "Ini salah faham, Ma, Pa, Rey tidak seperti yang kalian kira. Rey sama Dilon cuma tidur biasa saja!" bantah Rey membela dirinya. Tapi tidak bisa menjelaskan pada kedua orang tuanya. Dilon yang merasa takut, karena suasana dan keadaan yang tidak tepat untuk nya tetap ada di rumah ini. Dia segera memakai pakaiannya lalu berpamitan pulang dan buru-buru pergi. Esok hari nya Rey di hukum oleh orang tua nya. Tidak boleh keluar rumah dan harus mau di jodoh kan. Jika tidak mau, dia harus bisa membuktikan bahwa dirinya adalah laki-laki normal. Yaitu dengan cara menikah. Dia harus membawa calon istri nya dalam kurun waktu seminggu. Tidak hanya itu, calon istri nya juga tidak boleh sembarangan wanita. Menantu di keluarga Wijaya harus perempuan yang baik juga dari keluarga yang baik pula. Papa nya tidak mengharuskan orang kaya, tapi perempuan yang sholiha. Sedangkan mama nya. Mengharuskan menantu nya harus yang masih gadis, bukan janda. Apalagi kalau sudah punya anak. Dia tidak mau ada masalah di kemudian nanti.Rey bingung. Harus cari di mana itu calon istri. Mana waktu nya hanya seminggu lagi. Akhirnya dia pun terpaksa menyetujui perjodohan itu dari pada harus di hukum. Hukuman yang membuat nya tak punya kebebasan. Tak boleh keluar rumah. Kalau pun boleh, saat keluar rumah harus selalu di awasi. Juga seluruh aset kekayaan orang tua nya akan di serahkan semua pada adiknya yaitu Novaldi Arya Wijaya. Rey bagaikan seorang tawanan yang tidak punya kebebasan sedikit pun. Dia pasrah dan menurut saja dengan apa yang di perintah oleh kedua orang tua nya. "Kamu sudah siap Rey? " tanya papa Wijaya " Sudah pa. " jawab Rey. " Kita berangkat sekarang! " ajak papa nya sambil menyerahkan kotak berwarna merah pada Rey. Kotak yang berisi kan satu set perhiasan yang akan di serahkan untuk calon istri nya nanti. Sebagai hantararan Mereka pergi hanya ber empat saja. Rey, mama, papa dan sopir nya yang bernama Suryadi. Dia adalah paman dari gadis yang akan di lamar untuk Rey. Sedangkan Noval sang ad
Sebelum nya keluarga Wijaya menginap di hotel. Biar lebih dekat dengan tempat acara. Agar tak ada kendala dalam perjalanan nanti nya. Keluarga itu sudah tiba lebih dulu sebelum keluarga mempelai wanita datang. Mereka sudah siap dengan pakaian yang di pilih oleh mama Nurma. Setelan kebaya dan rok dengan warna ungu untuk mama Nurma. Serta hijab dengan warna yang senada . Juga kemeja dan celana panjang dengan warna yang sama untuk Noval dan papa Wijaya. Sedangkan Rey menggunakan pakaian pengantin nya dengan warna ungu juga. Rombongan dari mempelai wanita dan keluarga nya pun tiba. Mereka juga memakai pakaian dengan warna yang sama. Tak ketinggalan juga dengan paman Yadi dan istri nya. Mereka semua memakai pakaian yang sudah di pilih dan di pesan oleh mama Nurma. Ungu, konsep warna dalam pesta ini adalah warna ungu. Mempelai wanita yang memakai kebaya pengantin dengan warna yang sesuai dengan yang di pakai oleh mempelai pria. Serta cadar di wajah nya. Dia berjalan perlahan sambil me
Selesai membersihkan make up di wajah nya. Putri masuk ke kamar nya untuk mengganti pakaian. Di lihat nya kamar sepi tak ada orang. Tapi dia mendapati baju pengantin milik suami nya tergeletak di atas kasur. Karena tak melihat keberadaan suami nya. Dia mengira kalau suami nya itu sedang bersama dengan orang tua nya di luar. Selesai berganti baju. Gadis itu menulis surat kecil untuk keluarga nya. Yang bertulis kan permintaan maaf karena memilih pergi dari rumah. Isi tulisan yang sama dengan surat milik suami nya. Dia pun menumpuk dan menindih dengan gelas yang sama. Dia tidak tahu kalau suami nya sudah kabur lebih dulu meninggalkan nya. Putri pun kabur lewat jendela lalu menutup nya kembali. Sementara kedua orang tua nya beserta adik perempuan nya. Mereka mengobrol membicarakan pengalaman di acara tadi Mereka semua tak menaruh curiga pada pasangan pengantin itu. Mereka pikir pengantin baru itu sedang menikmati malam pertama nya menjadi suami istri. Jadi tidak ma
Begini rasanya tidak punya tempat tinggal. Aah sial. Sudah siang nya kepanasan, capek. Sial memang. Lagi - lagi,. Istri nya Rey itu menyesali keputusan nya yang salah. Karena memilih kabur dari rumah nya. Benar-benar hari yang sial. Sudah jatuh ketimpa tangga. Eh salah. Sudah jatuh terkena kotoran kucing. Kejedot pula si kepala. Saking kesal nya. Dia melempar botol bekas minum nya sembarangan saja. Botol itu mengenai kepala seorang pria yang sedang berjalan ke arah nya. Sial. Pria itu berjalan maju ke arah nya. Tatapan mata nya yang tajam. Menanda kan diri nya sedang marah. Pria itu mendekati Putri. Membuat nya merasa ketakutan. "Loe yang melempar gue pakai botol?" tanya nya dengan marah. Putri takut. Tak berani menjawab. Hanya bisa menggeleng kan kepala nya. Tapi pria dihadapkan nya tetap marah dan hendak menjambak rambut nya. Tapi di urungkan nya. Putri yang ketakutan pun membekap mulut nya sendiri dengan kedua tangan nya. Pria itu makin marah - mara
Rey bangun saat matahari sudah menampakkan sinar nya. Dia bergegas mandi kemudian pergi mencari sarapan. Pria tampan itu mengenakan kaos santai berwarna putih. Dan celana pendek selutut berwarna biru. Tak lupa membawa dompet dan poncel milik nya. Saat keluar dari kamar nya. Dia melihat Putri masih meringkuk di atas kasur nya. Jelas saja gadis itu kelihatan. Pintu kamar nya terbuka. Semalam Rey lupa menutup nya. Dan kamar mereka saling berhadapan. Rey masuk lalu memeriksa keadaan gadis itu. Dia tempel kan tangan nya di kening gadis itu. Panas. Dia demam. Buru-buru pria itu pergi untuk membeli sarapan. Juga obat turun panas untuk gadis yang tinggal bersama dengan nya itu. Cukup lama pria itu pergi. Dia membeli sarapan bubur ayam. Serta obat dan perlengkapan mandi untuk diri nya dan si gadis itu. Sampai di rumah. Gadis itu masih meringkuk di kamar nya. "Bangun. " Rey membangun kan nya dengan pelan. Gadis itu pun bangun lalu duduk bersender di atas ranjang kecil tempat tidur nya
Mereka makan malam berdua.Menyantap gulai ayam yang di masak oleh Putri. "Masakan loe enak." Rey memuji masakan Putri. Gadis itu hanya tersenyum canggung. "Besok masak gulai lagi ya!. Tapi besok gulai daging sapi.Gue suka masakan loe." pinta nya pada Putri. "Tapi besok aku mau,,," belum selesai berucap. Rey sudah menyela ucapan nya. "Besok kita belanja ke pasar. Belanja buat bahan gulai.Sekalian belanja yang lain juga.". Setelah mengatakan itu. Rey pergi ke luar. Entah mau ke mana.Putri sendiri tidak tau. Gadis itu membereskan bekas makan mereka. Kemudian masuk ke kamar nya.Lalu tidur hingga pagi. Rey pulang sudah larut malam.Tapi tak langsung tidur. Dan tidur saat menjelang pagi. Hingga akhirnya dia bangu kesiangan. Saat Rey bangun. Rumah sudah bersih dan wangi karbol. Dan sudah ada semangkok gulai panas sisa semalam.Di meja dapur. Putri yang sudah mengerjakan itu semua. Dia bangun pagi. Mandi dan membereskan semua pekerjaan rumah. Agar nanti saat pergi. Dia sudah
Siang itu mereka makan bersama. Dengan menu yang di minta oleh Rey. Dan sore nya mereka berdua jalan-jalan ke taman dekat jalan raya. Di sana banyak para pedagang kaki lima. Banyak orang yang menikmati jajanan pinggir jalan itu. Begitu juga Rey dan Putri. Mereka jalan sambil bergandengan tangan. Entah sejak kapan?. Yang jelas. Tangan Rey menggenggam erat tangan Putri. Seakan-akan tak mau melepas nya. Putri merasa senang di ajak jalan-jalan ke luar rumah. Meskipun hanya dengan berjalan kaki. Dia merasa nyaman di perlakukan oleh Rey. Layak nya seorang kekasih. Mereka behenti di depan penjual bakso. Mereka menikmati bakso panas itu sambil mengobrol. "Mas Rey,Mbak Putri.Di sini juga?" sapa Bu Zaenab.Yang ternyata ada di samping Rey. Sedang memesan bakso juga.Bu Zaenab tak sendiri. Dia bersama dengan anak nya. Yang se umuran dengan Rey. Dia lumayan tampan. Tapi sedikit pendek dan berkulit hitam. Serta berambut ikal.Pria itu memandang Putri tak berkedip. Sedangkan Putri sendiri tak
Derrrt derrrt Poncel di atas meja kamar milik Rey bergetar. Mendengar itu Rey yang sedang duduk di ruang tamu. Bangkit kemudian pergi ke kamar nya untuk menerima panggilan dari poncel milik nya. Di lihat nya nama Dilon memanggil. "Iya kenapa?" tanya Rey pada seseorang melalui benda pipih di tangan nya. Dilon mengajak bertemu dan janjian di kafe terdekat dari rumah Rey. Mereka janji bertemu saat jam makan siang nanti. Meski pun kafe itu paling dekat dari tempat tinggal Rey. Tapi dia masih harus naik kendaraan untuk menuju ke sana. Karena tempat itu lumayan jauh jika di tempuh nya dengan berjalan kaki. "Siang ini gue makan di luar. Loe masak buat sendiri aja!" ucap Rey sambil memakai sepatu nya. Karena mau pergi. Putri terdiam. Bibir nya kelu tak dapat bicara. Padahal hati nya ingin bertanya. Mau ke mana?. "Gue pergi dulu. Nih kalau males masak beli jadi aja. Jangan lupa kunci pintu kalau mau pergi" titah nya sambil memberikan selembar uang berwarna merah pada Putri. Da
Setelah cukup lama menunggu. Yang di nantikan dari tadi pun tiba. Keluarga Wijaya datang dengan menggunakan dua mobil. Mobil yang satu di Kendari oleh sopir pribadinya yaitu Suryadi. Adik Suryanto yang masih tetap bekerja sebagai sopir di keluarga Wijaya. Didalam mobil itu ada Tuan Wijaya dan istrinya. sedangkan mobil yang satunya ada Noval dan Rey. Saat turun dari mobil. Rey terlihat bingung. pria itu merasa seperti sudah pernah datang ke rumah ini. Dia merasa tidak asing. Keluarga Wijaya pun masuk ke dalam rumah. Di sambut oleh kedua orang tua Putri dan Fitri. Juga ada Imran yang turut serta menyambut kedatangannya. Rey benar-benar merasa bingung. Ini seperti rumah orang tua Putri. Dan kedua orang tua ini adalah mertuanya. Apa jangan-jangan?. Rey merasa sangat bingung. Bukankah Imron adalah orang yang bekerja di catering miliknya. Tapi kenapa dia ada di sini? Rey hendak bertanya pada Imran. Kenapa dirinya ada di sini. Tapi orang yang di panggilnya itu sudah masuk ke
Setelah kepergian Imran. Putri tidak jadi mengatakan pada Rey tentang kenyataan hubungan mereka. Karena si kecil sudah bangun dan menangis. Setelah baju yang di minta oleh Putri di dapatkan. Wanita itu segera memberikan pada Rey dan menyuruhnya untuk mandi. Setelah selesai mandi. Rey tidak mau sarapan. Tapi dia membawa bekal untuknya makan di kantor. Setelah itu pria itu pamit pergi. Siang ini Putri menelfon orang tuanya dan membiarkan tentang maksud lamaran untuk Fitri. Putri juga menceritakan kalau dirinya dan Rey sudah kembali lagi bersama. Jadi sebagai orang tua. Tidak ada alasan untuk mengulur lagi. Orang tua Putri pun setuju dan memasrahkan semua pada Putri dan Fitri. Kedua anak perempuan itulah yang akan mengurus semuanya. Sebagai seorang ayah. Suryanto juga tidak mau kalau anak perempuannya berlama-lama pacaran. Takutnya terjadi sesuatu yang tidak di inginkan. Rey dan Noval juga melakukan hal yang sama. Sepulang dari kantornya. Mereka mengatakan maksudnya melamar
Malam ini Rey tidur di rumah Putri. Pria itu tidur bersama dengan istri dan anaknya. Meskipun sudah bersama lagi dan tidur pun juga bersama. Tapi Rey belum mau untuk berhubungan badan dengan Putri. Karena dia belum tahu bahwa dirinya memang suami sah nya Putri. Setelah pagi saat masuk ke kamar Putri. Fitri terkejut melihat Rey sedang tidur di kasur sambil memeluk anaknya. Fitri pun langsung memanggil kakaknya dan menanyakan. Sejak kapan ada kakak iparnya itu di dalam kamar. Putri menjawab santai. Wanita itu nampak lebih ceria di banding biasanya. Niatnya ingin marah pada sang kakak. Tapi tidak jadi. Karena sepertinya kakak tercintanya itu sudah kembali ceria seperti dulu. Bagaimana pun. Kebahagiaan itu lebih utama di banding harus marah dan dendam. Fitri menuju ke ruang makan dan bertanya pada Putri. Dia pura-pura tidak tahu. Kalau orang yang ada di kamar itu adalah Rey. Kakak ipar nya. Putri pun menjawab jujur kalau pria itu suaminya. Fitri hendak marah pada sang ka
Sebulan berlalu. Rey masih tetap mengirim hadiah dan pesan permintaan maaf pada Putri. Pria itu tidak menyerah. Dia tidak pernah putus asa untuk mendapatkan cinta Putri kembali. Tapi hari ini. Rey ingin memberi kejutan untuk Putri. Dia tidak mengirim hadiah dari pagi sampai sore. Ternyata di rumahnya. Putri menunggu seorang yang datang untuk mengantar bunga dan boneka untuk diri dan anaknya. Rey juga sengaja tidak menggunakan ponselnya selama seharian itu. Sekalipun ada yang menelfonnya. Pria itu tidak mengangkatnya. Kecuali nama Putri yang memanggil. Barulah dia akan menerimanya. Rey juga mengabaikan panggilan dari Noval dan menyuruh sekretarisnya untuk berbohong. Jika Noval mencari dirinya. Maka harus mengatakan kalau Rey tidak masuk kerja. Rey juga tidak pulang ke rumah. Hingga jam sepuluh malam. Noval kembali menelfon kakaknya itu. Dia merasa khawatir jika terjadi sesuatu padanya. Rey masih tetap sama. Dia masih mengabaikan panggilan itu. Ternyata di rumah. Putri juga mera
Esok nya. Rey kembali bekerja di kantornya. Dia sudah merasa siap setelah menceritakan masalahnya pada Noval. dan sorenya sepulang dari kantor. Rey dan Noval janji bertemu di sebuah kafe dekat tempat tinggal Putri. Mereka berdua membahas masalah Rey dengan Putri. Noval menelfon Putri di hadapan Rey. ponselnya sengaja di load speaker agar Rey mendengar percakapan mereka. Noval menceritakan semua penyesalan kakaknya atas semua yang sudah di perlakuannya terhadap Putri. Rey ingin kembali lagi pada Putri. Tapi dia takut jika Putri malah menolaknya. Putri meminta pada Novel. Untuk mengatakan pada kakaknya itu. Jika dirinya ingin kembali. Dia harus bisa membuktikan lebih dulu. Baru Putri bisa menerimanya. Rey sangat senang mendengarnya. Dia akan membuktikan Pada Putri. Kalau dirinya sungguh menyesal dan ingin kembali lagi. Pria itu berjanji pada dirinya sendiri. Akan berusaha untuk mendapatkan kembali cinta dari wanitanya. Dia juga akan bertanggung jawab pada anaknya. Setelah
Cukup lama Rey mengobrol dengan pak satpam. Sampai waktu maghrib pun tiba. Tapi Noval dan kedua orang tua Rey belum ada yang pulang juga.Rey kembali masuk ke dalam rumah. Di kamar nya dia menunaikan sholat. Yang sudah lama di tinggalkan nya.Pria itu menangis mohon ampun pada Tuhan nya. Selama ini sudah melupakan Tuhan yang sudah menciptakan nya. Sudah memberi nya kehidupan. Kenikmatan dunia yang membuat nya menjadi lupa diri.Rey merasa sudah sangat jauh dengan Tuhan nya. Hingga hidup nya selalu sesat. Selalu salah langkah.Dia juga mohon petunjuk untuk jalan yang lebih baik. Meminta agar diri nya di persatukan kembali pada Putri dan anak dari mereka. Dia ingin bertanggung jawab atas semua perbuatan nya.Rey akan segera menikahi Putri. Untuk menghalalkan hubungan mereka.Selesai sholat. Rey hendak tiduran saja. kembali membuka poncel nya. Tapi dia mendengar suara mobil milik papa nya.Rey keluar dari kamar. Dan ternyata benar mama dan papa nya sudah pulang."Dari mana ma, pa?"."Hab
Rey merasa bosan di rumah saja. Dia ingin menghubungi Putri. Tapi dia takut. Jika nanti wanita nya itu malah tersakiti lagi. Rey hanya bisa melihat history milik Putri. Wanita itu selalu mengunggah foto dan vidio anak nya. Karena hanya itulah yang bisa menjadi obat rindu pada kedua cinta nya. Noval belum menceritakan apapun tentang Putri pada nya. Adik nya itu hanya mengatakan kalau dia tahu semua tentang hubungannya dengan Putri. Dan wanita itu sudah melahirkan anak nya. Rey hendak bertanya pada Noval. Apa yang di ketahui nya tentang Putri dan anak nya sekarang. Rey benar-benar ingin tahu keadaan orang yang di cintai nya itu. Dia sudah sangat merindukan nya. Sungguh. Rey sangat rindu pada Putri dan anak nya yang sama sekali dia belum pernah melihat nya secara nyata. Dia hanya bisa melihat lewat poncel nya saja. Malam ini. Rey menunggu kepulangan Noval dari kantor nya. Pria itu menunggu adik nya hingga larut malam. Berkali-kali Rey menghubungi nomer poncel afik nya it
Setelah Mama Nurma keluar dari ruangan itu. Noval menangis sambil duduk di samping kakak nya yang masih belum sadar. Pria itu memegang tangan sang kakak dan mencium nya. "Maafin Noval ya kak. Noval marah sama kak Rey karena sekarang kakak sudah berubah. Kakak jadi orang yang jahat. Yang tega sama wanita yang sedang mengandung anak kak Rey sendiri. " Noval masih menangis dan Rey juga masih belum sadar. "Kakak tahu. Sekarang wanita itu sudah melahirkan bayi cantik. Wajah nya sangat mirip sama kakak yang jahat". Noval menceritakan semua tentang Putri dan anak nya. Rey mendengar nya. Pelan-pelan dia membuka mata dan menggerak kan tangan nya. Dia berkata dengan suara yang masih terbata-bata. "A anaku su sudah lahir?". Noval yang melihat sang kakak sudah siuman. Dia segera memeluk nya. Pria itu tidak menjawab pertanyaan dari kakak nya. Karena saking bahagia nya. Rey kembali bertanya. Tepat di telinga Noval karena adik nya itu masih memeluk nya. Di posisi nya yang masih tidur
Mama Nurma sangat bersedih. Anak kesayangan nya masih terbaring lemah di rumah sakit. Luka di wajah nya memang sudah membaik. Tapi Rey masih lemah tak berdaya. Bagaimana tidak lemah. Meskipun di tunjang dengan obat. Tapi Rey sendiri tidak mau makan dan minum barang sedikt pun. Tak ada semangat untuk sembuh. Mama Nurma menyalahkan Noval. Anak bungsu nya itulah yang membuat kakak nya sendiri masuk rumah sakit. Sang mama ingin sekali marah-marah pada Noval. Menyuruh nya minta maaf pada Rey. Tapi. Tiap kali di hubungi nya. Anak itu selalu tak menerima panggilan nya. Kalaupun di terima nya. Anak itu sudah mengatakan lebih dulu. Tak mau membahas masalah tentang kakak nya. Dan menutup nya secara sepihak. Sikap Noval yang seperti itu membuat sang mama makin marah pada nya. Sang mama stres sendiri. Menahan amarah pada anak bungsu nya. Tapi tetap menutupi kesalahan anak nya itu pada suami nya. Beliau bingung memikirkan apa yang terjadi pada kedua anak nya itu. Mereka semua tak ada yang