Begini rasanya tidak punya tempat tinggal. Aah sial. Sudah siang nya kepanasan, capek. Sial memang.
Lagi - lagi,. Istri nya Rey itu menyesali keputusan nya yang salah. Karena memilih kabur dari rumah nya. Benar-benar hari yang sial. Sudah jatuh ketimpa tangga. Eh salah. Sudah jatuh terkena kotoran kucing. Kejedot pula si kepala. Saking kesal nya. Dia melempar botol bekas minum nya sembarangan saja. Botol itu mengenai kepala seorang pria yang sedang berjalan ke arah nya. Sial. Pria itu berjalan maju ke arah nya. Tatapan mata nya yang tajam. Menanda kan diri nya sedang marah. Pria itu mendekati Putri. Membuat nya merasa ketakutan. "Loe yang melempar gue pakai botol?" tanya nya dengan marah. Putri takut. Tak berani menjawab. Hanya bisa menggeleng kan kepala nya. Tapi pria dihadapkan nya tetap marah dan hendak menjambak rambut nya. Tapi di urungkan nya. Putri yang ketakutan pun membekap mulut nya sendiri dengan kedua tangan nya. Pria itu makin marah - marah tak jelas. Semua rasa kesal dan amarah pada orang tua nya. Di luapkan nya pada Putri. Gadis yang tidak tahu menahu duduk masalah yang menimpa nya. "Loe sengaja lempar kepala gue?. Biar gue cedera terus loe mau rampok gue. Dan gue tergeletak sendiri di sini. Kejam banget loe jadi orang.". "A aku tak sengaja. Aku tak sekejam itu." gadis itu menjawab dengan gugup. Mendengar suara dan kata - kata itu. Pria yang sedang marah itu mengingat sesuatu. Ingat akan malam itu. Saat diri nya di kerjain oleh seseorang cewek preman. Rey mengamati wajah gadis yang masih berada di depan nya itu. Dan benar gadis yang di hadapan nya itu adalah orang yang sama. Dan itu malah membuat diri nya makin marah. "Loe cewek preman itu kan?. Loe udah ngancurin hidup gue. Sekarang loe harus mati.". Rey mengepalkan tangan nya dan hendak mencekik leher si gadis di hadapan nya itu. Gadis itu ketakutan dan berlari untuk kabur dari pria jahat itu. Tapi sial. Pria itu mengejar nya. Kedua nya saling kabur dan mengejar. Hingga akhirnya mereka capek dan berhenti di depan rumah yang berjejer berukuran sedang. Di satu rumah ada seorang wanita yang duduk santai di kursi depan rumah. Kemudian Putri menyapa nya. "Permisi bu, maaf mau tanya. Apa di sini ada kontrakan?". " Iya. Kebetulan sekali. Yang ini kosong. Orang nya baru saja selesai pindah." Jawab si ibu itu. " Ngontrak nya sama siapa?" Rey menyela pembicaraan kedua wanita itu. " Saya sendiri. Kalau mau boleh lihat dulu rumah nya. Mari!" ajak ibu itu yang ternyata dia sendiri lah pemilik nya. Rey dan Putri masuk ke dalam rumah itu mengikuti pemilik nya. Melihat - lihat ruangan rumah itu. Rumah yang terdiri dari dua kamar yang pintu nya berhadapan. Dapur dan kamar mandi yang kecil juga ruang tamu yang tak begitu luas. "Gimana mas, mbak?. Cocok loh buat pasangan baru seperti kalian. Gak capek beresin nya." kata si pemilik kontrakan. Dia mengira mereka berdua adalah suami istri. Ya memang sebenarnya mereka suami istri. Hanya saja mereka tidak mengetahui nya. " Saya,,, ". Belum sempat Putri melanjutkan ucapkan nya. Rey sudah menjawab nya lebih dulu. " Iya, saya mau. Istri saya pasti tidak kecapek an nanti. Untuk membersihkan rumah tiap hari. Iya kan istri ku?" Rey menjawab sambil mencolek hidung mancung milik Putri. Putri kaget dan melotot kan mata nya. Rey dan pemilik kontrakan. Membicarakan kan biaya sewa rumah itu. Dan Rey membayar nya sekalian untuk setahun ke depan. Putri kecewa karena tidak bisa mendapatkan rumah itu. Wajah nya tampak lesu. Dia pun lalu duduk di kursi yang tadi di duduki oleh ibu pemilik kontrakan. "Kalau begitu saya permisi ya mas, mbak.". Ibu itu pamit pergi kemudian balik lagi. " Oh ya, kalau ada perlu. Nanti bisa tanya saya. Rumah nya tuh di sana. Di gang paling depan. Agak jauh sih.". Rey hanya mengangguk kan kepala nya. Sedangkan Putri masih terduduk lesu. Tak bersemangat lagi. " Nama mas dan istri nya. Siapa ya?. Biar nanti gak bingung manggil nya?" si ibu itu bertanya lagi. " Saya Rey dan istri saya,,," Rey mencolek lengan Putri agar menyebutkan nama nya. Karena dia belum tahu nama gadis itu. " Putri." jawab nya singkat. " Saya Siti Zaenab. Biasa di panggil Bu Enab". Ibu itu kemudian melenggang pergi meninggalkan mereka berdua. Rey menarik tangan gadis yang sedang duduk di kursi depan rumah itu. Membawa nya masuk ke dalam rumah. Kemudian menutup pintu dan mengunci nya. Membiarkan kunci masih menempel pada pintu itu. Gadis itu pasrah dan menurut saja. Pria tampan itu masuk ke dalam kamar yang berada di depan. Kemudian langsung tidur. "Kamar loe yang sini.". Sebelum masuk ke kamar nya dia memberitahu kan kamar untuk Putri. Dan si gadis itu hanya diam tak menanggapi. " Kalo gak mau tinggal di sini. Loe boleh pergi cari tempat lain. Tapi jangan lupa tutup pintu nya.". Putri bingung harus apa. Tinggal di sini atau cari tempat lain. Jika tinggal di sini. Hidup nya pasti akan bahaya. Tinggal se atap bersama dengan pria asing. Bahkan pria itu hampir saja hendak membunuh nya. Pasti ada rencana jahat di balik kebaikan nya. Tapi jika pergi dari tempat ini. Belum tentu bisa menemukan tempat tinggal lagi. Bisa jadi nanti akan lebih buruk lagi. Gadis itu tidak mau tinggal di jalanan. Masa iya, harus tinggal di masjid lagi. Mana boleh. Karena bingung harus tinggal di mana gadis itu lelah dan mengantuk. Dia tidur di lantai. Di depan pintu masuk rumah. Hujan turun deras. Petir menggelegar. Hingga Rey yang sedang tidur pun kaget lalu terbangun. Dan teringat pada gadis yang bersama dengan nya. Pria itu keluar dari kamar. Kemudian mencari si gadis itu di kamar nya. Nihil. Kamar nya kosong. Pria itu keluar dan di dapati nya. Gadis itu tidur di lantai. "Bangun. Tidur di kamar noh. Jangan di sini!". Gadis itu tak kunjung bangun. Badan nya panas dan mengigil kedinginan. Pria itu kemudian menggendong nya. Membawa gadis itu ke kamar dan menidurkan nya di atas kasur. Lalu pergi ke kamar nya untuk mengambil selimut yang dia bawa dari rumah. Untuk menyelimuti sang gadis itu. Agar tak kedinginan. Rey bingung sendiri. Takut gadis itu kenapa - napa. Dari pada panik. Dia meninggalkan gadis itu sendirian. Dan pergi kembali ke kamar nya.Rey bangun saat matahari sudah menampakkan sinar nya. Dia bergegas mandi kemudian pergi mencari sarapan. Pria tampan itu mengenakan kaos santai berwarna putih. Dan celana pendek selutut berwarna biru. Tak lupa membawa dompet dan poncel milik nya. Saat keluar dari kamar nya. Dia melihat Putri masih meringkuk di atas kasur nya. Jelas saja gadis itu kelihatan. Pintu kamar nya terbuka. Semalam Rey lupa menutup nya. Dan kamar mereka saling berhadapan. Rey masuk lalu memeriksa keadaan gadis itu. Dia tempel kan tangan nya di kening gadis itu. Panas. Dia demam. Buru-buru pria itu pergi untuk membeli sarapan. Juga obat turun panas untuk gadis yang tinggal bersama dengan nya itu. Cukup lama pria itu pergi. Dia membeli sarapan bubur ayam. Serta obat dan perlengkapan mandi untuk diri nya dan si gadis itu. Sampai di rumah. Gadis itu masih meringkuk di kamar nya. "Bangun. " Rey membangun kan nya dengan pelan. Gadis itu pun bangun lalu duduk bersender di atas ranjang kecil tempat tidur nya
Mereka makan malam berdua.Menyantap gulai ayam yang di masak oleh Putri. "Masakan loe enak." Rey memuji masakan Putri. Gadis itu hanya tersenyum canggung. "Besok masak gulai lagi ya!. Tapi besok gulai daging sapi.Gue suka masakan loe." pinta nya pada Putri. "Tapi besok aku mau,,," belum selesai berucap. Rey sudah menyela ucapan nya. "Besok kita belanja ke pasar. Belanja buat bahan gulai.Sekalian belanja yang lain juga.". Setelah mengatakan itu. Rey pergi ke luar. Entah mau ke mana.Putri sendiri tidak tau. Gadis itu membereskan bekas makan mereka. Kemudian masuk ke kamar nya.Lalu tidur hingga pagi. Rey pulang sudah larut malam.Tapi tak langsung tidur. Dan tidur saat menjelang pagi. Hingga akhirnya dia bangu kesiangan. Saat Rey bangun. Rumah sudah bersih dan wangi karbol. Dan sudah ada semangkok gulai panas sisa semalam.Di meja dapur. Putri yang sudah mengerjakan itu semua. Dia bangun pagi. Mandi dan membereskan semua pekerjaan rumah. Agar nanti saat pergi. Dia sudah
Siang itu mereka makan bersama. Dengan menu yang di minta oleh Rey. Dan sore nya mereka berdua jalan-jalan ke taman dekat jalan raya. Di sana banyak para pedagang kaki lima. Banyak orang yang menikmati jajanan pinggir jalan itu. Begitu juga Rey dan Putri. Mereka jalan sambil bergandengan tangan. Entah sejak kapan?. Yang jelas. Tangan Rey menggenggam erat tangan Putri. Seakan-akan tak mau melepas nya. Putri merasa senang di ajak jalan-jalan ke luar rumah. Meskipun hanya dengan berjalan kaki. Dia merasa nyaman di perlakukan oleh Rey. Layak nya seorang kekasih. Mereka behenti di depan penjual bakso. Mereka menikmati bakso panas itu sambil mengobrol. "Mas Rey,Mbak Putri.Di sini juga?" sapa Bu Zaenab.Yang ternyata ada di samping Rey. Sedang memesan bakso juga.Bu Zaenab tak sendiri. Dia bersama dengan anak nya. Yang se umuran dengan Rey. Dia lumayan tampan. Tapi sedikit pendek dan berkulit hitam. Serta berambut ikal.Pria itu memandang Putri tak berkedip. Sedangkan Putri sendiri tak
Derrrt derrrt Poncel di atas meja kamar milik Rey bergetar. Mendengar itu Rey yang sedang duduk di ruang tamu. Bangkit kemudian pergi ke kamar nya untuk menerima panggilan dari poncel milik nya. Di lihat nya nama Dilon memanggil. "Iya kenapa?" tanya Rey pada seseorang melalui benda pipih di tangan nya. Dilon mengajak bertemu dan janjian di kafe terdekat dari rumah Rey. Mereka janji bertemu saat jam makan siang nanti. Meski pun kafe itu paling dekat dari tempat tinggal Rey. Tapi dia masih harus naik kendaraan untuk menuju ke sana. Karena tempat itu lumayan jauh jika di tempuh nya dengan berjalan kaki. "Siang ini gue makan di luar. Loe masak buat sendiri aja!" ucap Rey sambil memakai sepatu nya. Karena mau pergi. Putri terdiam. Bibir nya kelu tak dapat bicara. Padahal hati nya ingin bertanya. Mau ke mana?. "Gue pergi dulu. Nih kalau males masak beli jadi aja. Jangan lupa kunci pintu kalau mau pergi" titah nya sambil memberikan selembar uang berwarna merah pada Putri. Da
Pagi ini Putri membuat kan nasi goreng permintaan Rey. Kemudian mereka sarapan berdua.Setelah sarapan. Rey duduk di kursi depan rumah nya.Sedangkan Putri melanjutkan pekerjaan rumah nya. Setelah selesai dengan pekerjaan rumah nya. Gadis itu duduk di kursi ruang tamu."Putri." panggil Rey dari luar."Iya. Ada apa?" Putri maju ke arah di mana pria yang memanggil nya itu sedang duduk."Besok gue mulai bekerja. Dan sebentar lagi..." Rey menggantung ucapan nya. karena datan dua orang pria menyapa mereka."Permisi. Apa benar ini alamat nya Pak Rey?" tanya se orang dari mereka."Iya. Benar." jawab Putri dan Rey bersamaan.Kedua orang tadi mengantar kan motor yang di beli oleh Rey. Kemarin.Putri merasa senang. Rey bisa membeli motor. Dia tak khawatir. Jika nanti Rey bekerja. Sudah ada kendaraan yang membawa nya.Sore nya mereka jalan-jalan mengendarai motor baru itu. Mereka pergi ke taman. Rey menyuruh Putri untuk belajar mengendarai motor itu. Dan Putri pun belajar di ajari oleh Rey.Pua
Seminggu berlalu. Semakin hari. Rey semakin perhatian.Rey sudah benar-benar melupakan orang tua nya. Dia tak peduli lagi dengan setiap pesan dan panggilan telfon. Dari orang yang paling berjasa dalam hidup nya.Pria itu sudah merasa senang dengan kehidupan nya bersama Putri. Meskipun di dalam pikiran nya masih ada Tania.Kehidupan mereka di rumah itu. Sama layak nya rumah tangga pada umum nya. Seorang suami yang mencari nafkah untuk istri nya. Dan seorang istri yang melayani setiap kebutuhan suami nya. Hanya saja untuk kebutuhan batin nya. Mereka tidak melakukan nya.Bersama denga Putri. Rey merasa tenang dan nyaman.Malam ini. Rey pulang agak sore. Karena Kafe tidak terlalu rame. Dan besok akan di boking seseorang. Untuk acara ulang tahun. Dan tadi sudah mulai di persiap kan dekorasi nya.Sebelum pulang ke rumah. Rey mampir ke konter. Untuk membeli sebuah poncel. Pria itu akan membeli kan hadiah pada Putri. Agar gadis itu tak kesepian di rumah. Dan diri nya bisa menghubungi nya jik
Hari ini. Kafe tempat Rey bekerja. Di boking seseorang untuk acara pesta ulangvtahun. Entah siapa yang ber ulang tahun. Rey sendiri tidak tahu. Yang jelas. Semua orang yang bekerja di kafe ini. Tidak ada yang boleh libur. Dan yang pasti. Mereka semua akan pulang larut malam. Tak terkecuali Rey. Dia juga harus bekerja sampai malam. Tulisan pada dekorasi pun. Tidak menyebutkan nama siapa yang ber ulang tahun. Hanya ber tuliaskan "HAPPY BHIRTDAY MY ANGEL". Munkin ini pesta kejutan untuk orang yang ber ulang tahun. Malam perta pun tiba. Acara di mulai pukul 18:00 WIB. Musik dan lagu meramai kan pesta ini. Banyak yang datang membawa kado. Pasti nya mereka orang yang di undang dalam pesta ini. Gadis yang ber ulang tahun pun sudah tiba sejak tadi. Dia menggunakan dres panjang berwarna pink. dengan lengan pendek bermotif bunga. Gadis itu bernama Felicia. Rey tidak mengenal nya. Dan Rey pun tak peduli dengan itu. Juga dengan semua orang yang hadir di sana. Bagi Rey. Dia cukup beker
Rey malas untuk berangkat bekerja. Biasa nya. Dia sudah siap berpakaian rapi. Sarapan. Lalu pergi.Tapi kali ini. Boro-boro pakaian rapi. Mandi saja belom.Putri sudah menyiap kan sarapan pagi untuk mereka berdua. Dia heran dengan sikap Rey hari ini.Pria itu yang selalu langsung mandi. Setiap diri nya bangun tidur. Tapi kali ini malah asik dengan benda pipih di tangan nya.Rey senyum-senyum sendiri. Putri mengira pria itu sedang chatan dengan wanita lain. Padahal dia memandangi foto mereka berdua di dalam poncel milik nya itu."Ternyata ada yang lebih asik ya. Dari masakan ku. Sampai di anggurin gini?"sindir Putri.Merasa tersindir. Rey meletak kan poncel nya di atas meja. Di samping piring makanan yang sudah di siap kan oleh Putri.Pria itu berdiri. Lalu maju dan memeluk Putri."Tidak ada yang lebih asik dari pada istri ku dan masakan nya." jawab Rey sambil mencium rambut Putri yang masih wangi sampo."Aku bukan istri mu." jawab Putri."Ssst. Semenjak kita tinggal bersama di sini. K
Setelah cukup lama menunggu. Yang di nantikan dari tadi pun tiba. Keluarga Wijaya datang dengan menggunakan dua mobil. Mobil yang satu di Kendari oleh sopir pribadinya yaitu Suryadi. Adik Suryanto yang masih tetap bekerja sebagai sopir di keluarga Wijaya. Didalam mobil itu ada Tuan Wijaya dan istrinya. sedangkan mobil yang satunya ada Noval dan Rey. Saat turun dari mobil. Rey terlihat bingung. pria itu merasa seperti sudah pernah datang ke rumah ini. Dia merasa tidak asing. Keluarga Wijaya pun masuk ke dalam rumah. Di sambut oleh kedua orang tua Putri dan Fitri. Juga ada Imran yang turut serta menyambut kedatangannya. Rey benar-benar merasa bingung. Ini seperti rumah orang tua Putri. Dan kedua orang tua ini adalah mertuanya. Apa jangan-jangan?. Rey merasa sangat bingung. Bukankah Imron adalah orang yang bekerja di catering miliknya. Tapi kenapa dia ada di sini? Rey hendak bertanya pada Imran. Kenapa dirinya ada di sini. Tapi orang yang di panggilnya itu sudah masuk ke
Setelah kepergian Imran. Putri tidak jadi mengatakan pada Rey tentang kenyataan hubungan mereka. Karena si kecil sudah bangun dan menangis. Setelah baju yang di minta oleh Putri di dapatkan. Wanita itu segera memberikan pada Rey dan menyuruhnya untuk mandi. Setelah selesai mandi. Rey tidak mau sarapan. Tapi dia membawa bekal untuknya makan di kantor. Setelah itu pria itu pamit pergi. Siang ini Putri menelfon orang tuanya dan membiarkan tentang maksud lamaran untuk Fitri. Putri juga menceritakan kalau dirinya dan Rey sudah kembali lagi bersama. Jadi sebagai orang tua. Tidak ada alasan untuk mengulur lagi. Orang tua Putri pun setuju dan memasrahkan semua pada Putri dan Fitri. Kedua anak perempuan itulah yang akan mengurus semuanya. Sebagai seorang ayah. Suryanto juga tidak mau kalau anak perempuannya berlama-lama pacaran. Takutnya terjadi sesuatu yang tidak di inginkan. Rey dan Noval juga melakukan hal yang sama. Sepulang dari kantornya. Mereka mengatakan maksudnya melamar
Malam ini Rey tidur di rumah Putri. Pria itu tidur bersama dengan istri dan anaknya. Meskipun sudah bersama lagi dan tidur pun juga bersama. Tapi Rey belum mau untuk berhubungan badan dengan Putri. Karena dia belum tahu bahwa dirinya memang suami sah nya Putri. Setelah pagi saat masuk ke kamar Putri. Fitri terkejut melihat Rey sedang tidur di kasur sambil memeluk anaknya. Fitri pun langsung memanggil kakaknya dan menanyakan. Sejak kapan ada kakak iparnya itu di dalam kamar. Putri menjawab santai. Wanita itu nampak lebih ceria di banding biasanya. Niatnya ingin marah pada sang kakak. Tapi tidak jadi. Karena sepertinya kakak tercintanya itu sudah kembali ceria seperti dulu. Bagaimana pun. Kebahagiaan itu lebih utama di banding harus marah dan dendam. Fitri menuju ke ruang makan dan bertanya pada Putri. Dia pura-pura tidak tahu. Kalau orang yang ada di kamar itu adalah Rey. Kakak ipar nya. Putri pun menjawab jujur kalau pria itu suaminya. Fitri hendak marah pada sang ka
Sebulan berlalu. Rey masih tetap mengirim hadiah dan pesan permintaan maaf pada Putri. Pria itu tidak menyerah. Dia tidak pernah putus asa untuk mendapatkan cinta Putri kembali. Tapi hari ini. Rey ingin memberi kejutan untuk Putri. Dia tidak mengirim hadiah dari pagi sampai sore. Ternyata di rumahnya. Putri menunggu seorang yang datang untuk mengantar bunga dan boneka untuk diri dan anaknya. Rey juga sengaja tidak menggunakan ponselnya selama seharian itu. Sekalipun ada yang menelfonnya. Pria itu tidak mengangkatnya. Kecuali nama Putri yang memanggil. Barulah dia akan menerimanya. Rey juga mengabaikan panggilan dari Noval dan menyuruh sekretarisnya untuk berbohong. Jika Noval mencari dirinya. Maka harus mengatakan kalau Rey tidak masuk kerja. Rey juga tidak pulang ke rumah. Hingga jam sepuluh malam. Noval kembali menelfon kakaknya itu. Dia merasa khawatir jika terjadi sesuatu padanya. Rey masih tetap sama. Dia masih mengabaikan panggilan itu. Ternyata di rumah. Putri juga mera
Esok nya. Rey kembali bekerja di kantornya. Dia sudah merasa siap setelah menceritakan masalahnya pada Noval. dan sorenya sepulang dari kantor. Rey dan Noval janji bertemu di sebuah kafe dekat tempat tinggal Putri. Mereka berdua membahas masalah Rey dengan Putri. Noval menelfon Putri di hadapan Rey. ponselnya sengaja di load speaker agar Rey mendengar percakapan mereka. Noval menceritakan semua penyesalan kakaknya atas semua yang sudah di perlakuannya terhadap Putri. Rey ingin kembali lagi pada Putri. Tapi dia takut jika Putri malah menolaknya. Putri meminta pada Novel. Untuk mengatakan pada kakaknya itu. Jika dirinya ingin kembali. Dia harus bisa membuktikan lebih dulu. Baru Putri bisa menerimanya. Rey sangat senang mendengarnya. Dia akan membuktikan Pada Putri. Kalau dirinya sungguh menyesal dan ingin kembali lagi. Pria itu berjanji pada dirinya sendiri. Akan berusaha untuk mendapatkan kembali cinta dari wanitanya. Dia juga akan bertanggung jawab pada anaknya. Setelah
Cukup lama Rey mengobrol dengan pak satpam. Sampai waktu maghrib pun tiba. Tapi Noval dan kedua orang tua Rey belum ada yang pulang juga.Rey kembali masuk ke dalam rumah. Di kamar nya dia menunaikan sholat. Yang sudah lama di tinggalkan nya.Pria itu menangis mohon ampun pada Tuhan nya. Selama ini sudah melupakan Tuhan yang sudah menciptakan nya. Sudah memberi nya kehidupan. Kenikmatan dunia yang membuat nya menjadi lupa diri.Rey merasa sudah sangat jauh dengan Tuhan nya. Hingga hidup nya selalu sesat. Selalu salah langkah.Dia juga mohon petunjuk untuk jalan yang lebih baik. Meminta agar diri nya di persatukan kembali pada Putri dan anak dari mereka. Dia ingin bertanggung jawab atas semua perbuatan nya.Rey akan segera menikahi Putri. Untuk menghalalkan hubungan mereka.Selesai sholat. Rey hendak tiduran saja. kembali membuka poncel nya. Tapi dia mendengar suara mobil milik papa nya.Rey keluar dari kamar. Dan ternyata benar mama dan papa nya sudah pulang."Dari mana ma, pa?"."Hab
Rey merasa bosan di rumah saja. Dia ingin menghubungi Putri. Tapi dia takut. Jika nanti wanita nya itu malah tersakiti lagi. Rey hanya bisa melihat history milik Putri. Wanita itu selalu mengunggah foto dan vidio anak nya. Karena hanya itulah yang bisa menjadi obat rindu pada kedua cinta nya. Noval belum menceritakan apapun tentang Putri pada nya. Adik nya itu hanya mengatakan kalau dia tahu semua tentang hubungannya dengan Putri. Dan wanita itu sudah melahirkan anak nya. Rey hendak bertanya pada Noval. Apa yang di ketahui nya tentang Putri dan anak nya sekarang. Rey benar-benar ingin tahu keadaan orang yang di cintai nya itu. Dia sudah sangat merindukan nya. Sungguh. Rey sangat rindu pada Putri dan anak nya yang sama sekali dia belum pernah melihat nya secara nyata. Dia hanya bisa melihat lewat poncel nya saja. Malam ini. Rey menunggu kepulangan Noval dari kantor nya. Pria itu menunggu adik nya hingga larut malam. Berkali-kali Rey menghubungi nomer poncel afik nya it
Setelah Mama Nurma keluar dari ruangan itu. Noval menangis sambil duduk di samping kakak nya yang masih belum sadar. Pria itu memegang tangan sang kakak dan mencium nya. "Maafin Noval ya kak. Noval marah sama kak Rey karena sekarang kakak sudah berubah. Kakak jadi orang yang jahat. Yang tega sama wanita yang sedang mengandung anak kak Rey sendiri. " Noval masih menangis dan Rey juga masih belum sadar. "Kakak tahu. Sekarang wanita itu sudah melahirkan bayi cantik. Wajah nya sangat mirip sama kakak yang jahat". Noval menceritakan semua tentang Putri dan anak nya. Rey mendengar nya. Pelan-pelan dia membuka mata dan menggerak kan tangan nya. Dia berkata dengan suara yang masih terbata-bata. "A anaku su sudah lahir?". Noval yang melihat sang kakak sudah siuman. Dia segera memeluk nya. Pria itu tidak menjawab pertanyaan dari kakak nya. Karena saking bahagia nya. Rey kembali bertanya. Tepat di telinga Noval karena adik nya itu masih memeluk nya. Di posisi nya yang masih tidur
Mama Nurma sangat bersedih. Anak kesayangan nya masih terbaring lemah di rumah sakit. Luka di wajah nya memang sudah membaik. Tapi Rey masih lemah tak berdaya. Bagaimana tidak lemah. Meskipun di tunjang dengan obat. Tapi Rey sendiri tidak mau makan dan minum barang sedikt pun. Tak ada semangat untuk sembuh. Mama Nurma menyalahkan Noval. Anak bungsu nya itulah yang membuat kakak nya sendiri masuk rumah sakit. Sang mama ingin sekali marah-marah pada Noval. Menyuruh nya minta maaf pada Rey. Tapi. Tiap kali di hubungi nya. Anak itu selalu tak menerima panggilan nya. Kalaupun di terima nya. Anak itu sudah mengatakan lebih dulu. Tak mau membahas masalah tentang kakak nya. Dan menutup nya secara sepihak. Sikap Noval yang seperti itu membuat sang mama makin marah pada nya. Sang mama stres sendiri. Menahan amarah pada anak bungsu nya. Tapi tetap menutupi kesalahan anak nya itu pada suami nya. Beliau bingung memikirkan apa yang terjadi pada kedua anak nya itu. Mereka semua tak ada yang