Share

Bab 17

Astaghfirulloh! Tiba-tiba pikiranku menjadi suudzon. Apakah ini sebagian dari rencana Mama Rida untuk membuat Mas Wisnu membuangku. Jika rahimku kering, maka kemungkinan kecil aku akan susah hamil.

Gigiku gemelutuk. Tanganku mengepal. Perang dalam diam lebih membuatku harus waspada rupanya. Lawan yang berpura-pura baik di depan, itu jauh lebih berbahaya.

Lekas aku mengambil satu sachet. Mumpung di rumah tak ada orang. Aku harus bertanya langsung pada Mbok Jum. Aku ingin tahu, apa yang ditawarkan Mama Rida padanya. Marilah … kita bertaruh, tawaran siapa yang lebih menarik nantinya? Aku harus membuat Mbok Jum, diam-diam balik menyerang mereka.

Pintu kamar Mbok Jum yang tertutup itu kuketuk. Tak berapa lama, perempuan paruh baya itu keluar. Rambutnya yang biasa dibalut ciput, tampak tergerai. Dia sedang menyisir rambut rupanya.

“Eh, Non Nika. Nggih, Non. Ada apa?”Mbok Jum tersenyum sambil mengangguk sopan.

“Mbok Jum, bolah bicara sebentar?” tanyaku sopan. Senyum tak lupa kusematkan.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status