Share

Bab 16

Aku tak menunda rencana. Beberapa helai rambut Mas Wisnu sudah ada dalam kantong plastik kecil. Kusimpan baik-baik di dalam lemari. Tadi malam, dengan alasan rambutnya sudah beruban, aku mencabut beberapa helai.

“Masa sih, rambut Mas sudah ubanan? Mana coba lihat?” tanyanya setelah aku memaksa ingin mengambil uban di atas kepalanya.

“Sudah aku buang lah, Mas. Ngapain sih, malah pengen lihatin uban?” Aku memberengut. Sementara itu, tangan yang sudah berhasil mengambil beberapa helai rambut, masuk ke dalam saku piyama.

“Ya aneh saja. Mas ‘kan masih muda. Kenapa tiba-tiba sudah tumbuh uban,” tukasnya lagi sambil memandang pantulan wajah kami dari cermin meja rias.

“Dari pada numbuh jamur, Mas. Gak masuk akal. Mending uban, sesama jenis rambut juga.”

Dia pun terkekeh. Aku tak tahu apa yang lucu dari kalimatku, tapi lebih baik ikut tertawa juga. Setidaknya, aku bisa terlepas dari teroran uban-uban itu. Beruntung, obrolan lekas teralihkan. Aku jadi tak harus berbohong lebih banyak lagi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Fatma Ika
perangggg yoookkkk
goodnovel comment avatar
Harsa Amerta Nawasena
Arunika dilawan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status