Share

32. Tidak Bisa Lari Lagi

Pagi ini, sebelum Alma bangun, Adam sudah sibuk membereskan baju-baju Alma. Ia menaruh koper di atas kasur. Alma yang merasa dari tadi mendengar suara grasak-grusuk membuka matanya dan melirik Adam yang menatapnya dengan tatapan marah.

“Mandi, makan, terus kita pulang.”

“Gak mau.”

“Aku gak lagi kasih kamu pilihan. Ini perintah.”

Alma membalikkan badannya. Ia memunggungi Adam sebagai bentuk protesnya.

“Aku gak punya waktu banyak. Aku harus udah di rumah sakit jam delapan.”

“Ya udah sana. Kamu kan emang sangat memprioritaskan pasien kamu dari pada istrinya.”

Adam tak menjawab sindiran Alma. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk lebih menahan emosi agar tidak terpancing dengan ucapan Alma yang berupa sindiran dan ancaman.

Alma membalikkan badan, “Kamu dokter hebat, tapi suami yang payah. Karena kamu cuma mikirin diri kamu dan Belle aja.”

Adam berdiri tegak setelah berhasil menutup koper.

“Kamu ngapain nikahin aku sih kalo isi pikiran kamu penuh sama Belle?”

“Berhenti ko
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status