Share

28. Galang dan Nona

"Kamu diam saja, apa gak kasihan?" Aku menegur pelan.

"Memang aku harus gimana, Bu?"

"Suruh Bunga gak usah ikut pengayaan. Kamu privat dia lagi," suruhku serius. Setelah menjadi suami istri, Gading justru tidak lagi memberikan Bunga privat. "Lho ... kamu mau ke mana?" tegurku begitu melihat Gading bangun.

"Mandi, Bu."

"Sehabis makan malam kita tengok Bunga ya, Ding."

Gading sontak menghentikan langkahnya. Dia berbalik lagi untuk menghadapku. "Aku capek banget, Bu." Anak itu menghela napas panjang, "habis ini juga masih sibuk membuat materi," imbuhnya meyakinkan.

"Tapi ibu sudah kadung beli mangga muda banyak untuk Bunga, Ding."

"Bisa dimakan sendiri."

"Ibu kan gak suka mangga muda," balasku mengingatkan, "sekalian nganter baju hamil buat Bunga."

"Maaf, Bu, aku lagi sibuk dan sangat lelah," tolak Gading tidak bisa lagi dibujuk.

Anak itu melangkah lagi menuju kamar pribadinya. Di jalan dia berpapasan dengan adiknya.

"Kenapa, Bu? Kok muka Mas Gading butek bangat?" tanya Galang saat mende
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status