Share

35. Kopi

"Edaaan kamu!" bentak Mas Arif terlihat kesal pada sang istri, "kamu mau menikahkan Nona atau pengen menjual dia dengan mobil baru?" Manik Mas Arif mendelik tajam.

"Lho kenapa memangnya?" Sarita berlagak acuh, "Nona itu cantik dan terpelajar. Kariernya bagus. Sebentar lagi mau diangkat sebagai manager di bank tempatnya bekerja. Wajar kalo kita minta mahar yang sepadan."

"Masalahnya calonnya Nona kerja saja belum, Sar. Bagaimana dia mampu mewujudkannya?" tangkis Mas Arif terlihat geregetan.

"Ya sudah ... kalo gak mampu mundur saja," sahut Sarita melengos.

"Otakmu ki di mana sih?" Mas Arif mendengkus kasar, "masalahnya ini Nona dan Galang sudah gak bisa dicegah lagi. Kemarin anakmu itu sempat ngancem bunuh diri kalo kita gak ngerestui," paparnya tampak gusar.

"Alahhh ... itu cuma gertakan Nona ae," tanggap Sarita cuek.

"Kamu ki kayak gak kenal Nona." Mas Arif menggeleng heran. "Wataknya dia itu keras. Gak bisa dinasihati dan itu akibat kamu terlalu memanjakan dia," kecamnya keras.

"Ohhh
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status