Share

34. Vano siuman

"Kepalanya, pusing ya, Sayang?" tanya Rania sambil mengelusi kepala Vano dengan hati-hati. Ada rasa gundah mengelabui hatinya saat melihat Vano dengan wajah pucatnya.

"Yobot gudam Ano mana, Buna?"

"Nanti, Buna ambilkan di rumah, ya. Sekarang, sebut ke Buna mana yang sakit."

Vano melirik ke Jihan dan Raihan yang ada di sofa ruangan Vano di rawat. Mereka berdua sedang memperhatikan Vano, Rania dan Renan yang sedang berbincang.

"Ada, apa?" tanya Renan yang langsung memajukan kepalanya ke dekat wajah Vano.

"Buna ... Handaaa .... Ano ingin berbicik, cini Ano mau biyang tetuatu," titah sang anak agar buna dan handa Enannya mendekat padanya.

Rania dan Renan mendekat pada Vano untuk mendengarkan bisikan anak laki-laki itu. Melihatnya, membuat Raihan semakin jengkel. Harusnya, bukan Renan disitu tapi dirinya. Kan Vano buah hatinya bersama Rania, Renan tidak berhak mendahului Raihan.

"A-ano mau beyi popoki yang mayam-mayam
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status