Home / Pernikahan / Ayah Mana? / 80. Kakek Upi

Share

80. Kakek Upi

Author: Elara murako
last update Last Updated: 2023-02-28 22:25:44

“Sudah kamu pastikan semuanya sesuai?” tanya Ethan.

Sekretarisnya mengangguk. Pria itu tak lama menunduk sedih. Ethan masih terbaring di atas tempat tidur. “Pak, sebaiknya anda mengatakan ini pada Tuan Damier,” saran Sekretarisnya.

Ethan hanya tersenyum kecil, terlihat kerutan di sisi matanya. “Aku tak ingin membuat dia terluka untuk waktu yang lama. Dia harus tenang agar bisa menjalankan perusahaan, menjaga kesehatannya dan keluarganya. Aku pikir aku sudah menitipkan Damier pada orang yang tepat,” ucap Ethan.

Dia menutup mata, mengingat bagaimana hari demi hari ia mencoba mencari putra satu-satunya. Beberapa kali ia ditipu oleh anak yang mengaku sebagai Damier. Anehnya mereka selalu menunjukam hasil tes DNA yang sesuai di awal, tetapi saat Ethan melakukan tes ulang, hasilnya bukan.

Hingga dia menemukan sebuah email dan foto David yang dikirim Biru. Ethan sudah tak ingin percaya, hanya saja perasaan seorang ayah memanggil. Ethan mencoba mencari tahu bahkan melakukan tes DNA berula
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Ayah Mana?   81. Hasil Tes Rufy

    “Ini!” tunjuk David pada salah satu foto jam yang dicetak Mr. Hang. Ia sejak tadi mencoba melihat kemiripan kedua jam itu hingga akhirnya bisa yakin jika memang itu jam yang serupa. “Saya akan menghubungi orangnya dan lekas meminta dia menemui anda.” Mr. Hang langsung mengambil langkah. David melihat ke arah jam. Sebentar lagi dia harus pergi ke kantor biro psikologi tempat Rufy akan diobservasi. “Tuan, sepertinya orang itu baru bisa datang besok.” Mr. Hang menutup mic telpon agar tak terdengar ke seberang sana. “Besok saja, aku mau ke biro psikologi untuk memeriksakan Rufy,” timpal David. Ia lekas berdiri dan kembali memakai jasnya. Lalu David berjalan keluar kantor. Di depan pintu, ia langsung diikuti para penjaga. Sementara Vinza masih duduk menunggu selama Rufy diobservasi. Di sana, putranya tidak hanya sendiri. Beberapa psikiater sedang memperhatikan. Ada anak-anak lain pun di sana. Mereka sengaja dilihat bagaimana proses adaptasi dalam kelompok usia mereka.”“Putra anda terl

    Last Updated : 2023-02-28
  • Ayah Mana?   82. Gambar Rufy

    Setelah merebahkan tubuh Rufy di atas tempat tidur, Vinza lekas berjalan ke kamar. Terdengar suara air di kamar mandi. David masih mandi. Vinza siapkan pakaian tidur suaminya. Wajahnya mendadak muram. Dia usap piyama David. “Kasian kamu. Kalau tahu, pasti hati kamu hancur banget,” batin wanita itu. Tak lama David masuk ke walking closet. Vinza lekas memasang senyuman. Pria itu memakai kimono putih. “Sudah mandinya?” tanya Vinza. “Sudah. Kenapa? Mau lihat aku pakai baju depan kamu?” tanya David. Vinza menggeleng. Ia lekas berlari menuju kamar. Sedang David mengenakan pakaiannya. Vinza duduk di sisi ranjang sambil melihat ke pintu ruang ganti. Tak lama David keluar dari ruangan. Ranbutnya setengah basah. Di sana mata Vinza langsung terbelalak. “Dia ganteng banget lagi!” batin Vinza. Lekas wanita naik ke atas tempat tidur dan menutup tubuhnya dengan selimut. “Mau langsung tidur lagi?” tanya David. “Aku capek. Kamu juga katanya, ‘kan? Cepat tidur!” timpal Vinza. Tak lama, Vinza kemba

    Last Updated : 2023-03-01
  • Ayah Mana?   83. Penculik itu

    David : Vin!❤️Vinza : Apa?David : abis huruf ba apa?Vinza : Apaan? Sa?David : Orang kalau O-nya ilang jadi apa?Vinza : Rang?David : Hewan kalau Wan-nya ilang jadi apa?Vinza : He?David : Coba satuin jawaban kamu, tuh.Vinza : Sa Rang He?David : Nado.Vinza : Vid, tadi di jalan enggak nabrak pantat kebo, ‘kan?David : Aku lagi usaha romantis iniVinza : Sumpah, lebih lucu idung kebo daripada gombalam kamu!David menaikan alis. “Punya istri gini amat, ya? Ya Allah, ampuni hamba-Mu ini,” batinnya. “Pak!” Mr. Hang membuka pintu kantor. David kaget luar biasa sampai menjatuhkan ponselnya. “Ada pemilik jam yang anda maksud kemarin,” ungkapnya. “Biarkan dia masuk,” jawab David. Ia berdiri dan berjalan menuju sofa tamu di ruang kantornya. Tak lama datang seorang pria paruhbaya dengan topi baret. “Silakan duduk, Pak,” pinta David. “Terima kasih. Maaf saya baru bisa datang ke sini. Soal jam tangan, saya simpan di sini. Masih utuh sama seperti saat saya mendapatkannya. I

    Last Updated : 2023-03-01
  • Ayah Mana?   84 Di balik jam tangan

    “Aku bakalan nemenin kamu. Kita ke Cianjur besok. Kamu istirahat saja dulu, ya? Ingat, kamu berhak marah. Hanya saja bukan artinya harus bersikap keras. Kamu lebih mulia daripada para pelaku itu.”David mengangguk. Ia usap air mata yang menetes dari matanya. Hatinya jauh lebih sakit saat mengingat masa lalu. Masa lalu di mana dia harus makan nasi aking (nasi yang ditanak dari sisa nasi yang dikeringkan). Bagaimana dia merindukan kasih sayang orang tua setiap kali melihat anak lain pulang dan menyapa orang tua mereka yang tengah berada di sawah. “Aku harus gimana kalau memang Bu Ifa terlibat?” tanya David. “Aku sudah bilang, ‘kan? Biar polisi yang bertindak. Ingat itu,” tegas Vinza. ***Biru masih memeriksa jam tangan itu. Bahkan pria itu sampai membongkarnya. “Gila ini! Seniat ini aku nemuin Kang Culik kamu, Vid!” komentarnya. David masih diam. Dia hanya menatap kosong ke arah jendela. Biru menarik napas panjang. “Jangan ngelamun, Vid. Kesurupan baru tahu rasa kamu.”David menarik

    Last Updated : 2023-03-02
  • Ayah Mana?   85. Malam berdua

    Vinza masih bolak-balik berjalan di kamar. Sengaja ia gendong Rufy sambil menepuk punggung putranya agar lekas tidur. Untung Rufy hari ini sedang baiknya. Dia tertidur setelah salat Isya walau sempat mengacak-acak kamar. Vinza terlalu khawatir dengan keadaan David, karena itu ia butuh waktu berdua dengan Sang Suami. "Anak baik, bobo cepet ya? Kasih Bunda waktu sama Papa. Ternyata Upi cepet ngerti." Vinza bicara sendiri. Padahal Rufy jelas tidak akan menimpali. Tak lama David pulang. Ia membuka pintu kamar. Vinza berdiri menghadap pintu sambil tersenyum. Begitu David menutup pintu, wanita itu lekas berlari dan memeluk suaminya. “Semua akan baik-baik saja, Suamiku. Sayangku, Cintaku,” ucap Vinza. “Apaan sih kamu. Enggak biasanya. Mana yang tadi siang ngatain aku enggak lebih lucu dari idung kebo?” sindir David sambil menunjuk-nunjuk istrinya. “Gitu doang marah. Kan cuman bercanda.” Vinza melingkarkan lengan di leher David. “Kamu tahu siapa Kim Soo Hyun?” tanya Vinza dengan wajah pen

    Last Updated : 2023-03-03
  • Ayah Mana?   86. kamu yakin gak akan jadi bayi?

    “Kamu yakin enggak akan jadi bayi?” tanya Vinza. “Kan sudah pakek kaos kaki,” timpal David. “Dulu juga pakek, tapi jadi Upi.”David nyengir. “Maaf, ya. Maaf banget nih. Dulu sempat aku buka. Soalnya enggak enak.” David yang masih menindih Vinza lekas bangkit dan duduk di samping istrinya. Jelas Vinza mengambil bantal lalu memukuli David. “Dasar berengsek! Sialan! Gara-gara kamu aku hamil sembilan bulan! Mana kamu kabur enggak tanggup jawab! Mama aku dihina! Enggak enak kata kamu, hah?” omel Vinza. David malah tertawa. Ia ambil bantal di tangan Vinza lalu memeluk istrinya. “Duh, Sayangku. Memang kamu enggak capek apa? Sudah tujuh ronde masih saja ada tenaga mukulin suami.”“Aku kesel!” keluh Vinza sambil mencubit gemas pipi David yang lumayan tembem seperti Rufy. “Iya, maaf. Kan sekarang enggak. Kasihan Rufy. Tahan dulu saja. Lagian kamu tuh, baru khawatir pas sudah beberapa kali keluar. Aneh banget! Harusnya tadi sebelum mulai, Rohaye!” “Ya ‘kan tadi keburu khilaf. Abis aku juga

    Last Updated : 2023-03-04
  • Ayah Mana?   87. putraku luar biasa

    “Ini bahaya! Kalau sampai dia tahu semuanya, kita bisa digugat bahkan harus mengganti rugi!” Martin bolak-balik di kantornya. Dia sudah semakin resah semakin hari berlalu. “Berapa kali aku bilang, harusnya kamu lenyapkan anak itu sejak dulu,’ saran Michael. Michael adalah direktur di perusahaan yang dipimpin Zhou. Dia memegang bisnis di bidang transportasi. Kendaraan yang diproduksi pabriknya sudah diekspor ke luar negeri, terutama negara berkembang. Tidak heran jika Michael memiliki koneksi di Indonesia. Hal itulah yang membuatnya tahu tempat yang cocok untuk menyembunyikan putra tunggal keluarga Lau. “Kamu tahu selama ini kita butuh anak itu untuk mengelabui Ethan.”“Nyatanya apa? Bukannya membuat pewaris palsu, anak yang asli malah pulang dengan sendirinya. Siapa sangka dia semakin hari malah semakin berbahaya.” Michael meremas kertas HVS kosong lalu ia lempar ke karpet. “Dan lihat apa yang dia lakukan pada putrimu. Lagipula kenapa Viane bisa sebodoh itu hingga memberi makan dir

    Last Updated : 2023-03-05
  • Ayah Mana?   88. Orang yang mencukur rambut

    Akhirnya mereka tiba di rumah Bu Ifa. David meminta penjaganya melakukan penyisiran agar tak ada yang mencelakai mereka. David turun dari mobil setelah yakin semua aman, pun dengan Vinza dan Rufy. David mengetuk rumah Bu Ifa. Tak lama pintu rumah itu terbuka. Ini hari libur, jadi Bu Ifa tak pergi ke sekolah. “David, ada apa kamu ke sini? Ibu bahkan belum beres-beres, kenapa enggak bilang?” tanya Bu Ifa yang tak curiga apa-apa. “Maaf, Bu. Aku ke sini pun dadakan dengan Vinza dan anakku,” jawab David. Bu Ifa mempersilakan mereka masuk. David mengangguk dan lekas masuk ke dalam rumah. Ia duduk di ruang tamu. “Ibu apa kabar?” tanya Vinza basa-basi. Dia tahu suaminya pasti akan langsung menuju ke permasalahan. Hal yang Vinza pikir kurang sopan. “Baik, Vin. Alhamdulillah kalau kamu sudah baikan sama David. Jadi Rufy punya ayah sekarang,” jawab Bu Ifa. “Iya, Bu. Alhamdulillah. Kami sudah lumayan lama juga enggak ke sini. Terakhir kami buru-buru datang dan buru-buru pulang,” tambah Vinza

    Last Updated : 2023-03-06

Latest chapter

  • Ayah Mana?   116. Ingin nonton (tamat)

    “Begini Bu Guru. Hari Minggu ini Rufy punya acara nonton di rumah. Bunda bolehin Rufy untuk nonton hanya setengah jam. Masalahnya ada dua yang mau Rufy tonton. Rufy suka Tayo juga suka Pocoyo. Baiknya Rufy pilih mana?” Bu Guru berpikir. “Mungkin untuk ini, Rufy bisa melakukan undian,” saran guru. “Undian?” Rufy rasanya belum pernah mendengar kata itu.“Iya, begini.” Guru membuat dua sobekan kertas. Ia tulis kedua nama acara itu di kedua kertas yang berbeda. Guru lipat kedua kertas dan memasukan dalam saku lalu memutar tangannya dalam saku agar kedua kertas itu teracak. Setelah itu, dia kembalikan ke atas meja. “Pilih salah satu,” saran guru dengan begitu detailnya.Rufy pilih salah satu kertas dan membacanya. “Tayo! Jadi Rufy nonton Tayo minggu ini. Yeay! Makasih banyak Bu Guru,” ucap Rufy. Dia senang karena apa yang menjadi beban belakangan ini hilang.Hari Minggu pun tiba. Rufy bangun subuh untuk salat subuh. Dia kenakan pakaian koko dan berjamaah dengan kedua orang tuanya. Selesa

  • Ayah Mana?   115. Galau

    Mr. Hang menahan tawa. “Maaf, Pak. Yang keren itu kalau banyak follower, bukan following.”“Iya, kah? Kalau gitu aku berhenti follow saja,” keluh David. “Pasti banyak yang follow anda, Pak. Apalagi anda seorang Chairman perusahaan besar. Anda tinggal umumkan saja pada media,” jelas Mr. Hang. “Benarkah?”“Iya. Apalagi kalau nama akunnya sudah centang biru. Pasti semakin banyak yang follow.”David menganggukan kepala. Ia lekas kembali memeriksa ponselnya. Tak lama dia berpikir. Jadi nama yang centang biru itu populer. Ia intip profil milik Biru Bamantara yang bercentang Biru. Di sana timbul rasa iri di hati David. “Dia pikir aku enggak bisa kayak dia apa!” Sore itu David pulang ke rumah. Dia sudah disambut pelayan dan istrinya di depan pintu. “Gimana kerjaan hari ini? Kamu sibuk terus main Instragram,” omel Vinza. “Maklum, soalnya akun aku ‘kan centang biru,” jawab David. Vinza menaikan alis. “Follower kamu baru empat biji, gimana bisa centang biru?” tanya Vinza bingung. Saking pen

  • Ayah Mana?   114. postingan

    “Aplod ini, ah!” seru Rufy saat dirinya selesai membuat vlog pribadi saat sedang mengerjakan PR. Dia punya akun instagram sendiri yang terhubung dengan akun Vinza. Jadi, Vinza bisa mengawasi penggunaan media sosial putranya. Zaman semakin maju, bukan artinya anak tak boleh memakai gadget bukan juga boleh memakai gadget. Untuk anak seusia Rufy yang baru menginjak kelas TK, penggunaan gadget hanya boleh selama lima belas menit sehari. Namun perlu diingat, orang tua harus lebih pintar dalam menggunakan teknologi dari pada putranya. Jangan seperti Koko Dapit. “Upload apa?” David mengintip ke layar ponsel Rufy. “Tadi Upi bikin vlog buat PR sendiri. Followers Rufy sudah banyak, Yah,” jawab Rufy. “Ouh. Vlog itu apa?” tanya David. David bukannya gaptek. Dia bisa melakukan peretasan, menggunakan tagar sebagai media komunikasi, bahkan merancang aplikasi. Hanya saja dia tak tahu bahasa media sosial kekinian karena dia hanya punya twitter. Itu pun tidak pernah membuat cuitan. Apalagi instagr

  • Ayah Mana?   113. ageisme

    “Penting bagi kita menambah wawasan dalam berbagai bidang. Ini membantu mencari peluang bisnis baru apalabila bisnis lama terpuruk. Jangan sampai kita main dalam kubangan sampai kita tak sadar seluruh tubuh kita kotor dan kemungkinan badan kita sakit,” jelas David saat ditanya tentang sektor baru yang kini tengah ditekuni Heaven Grouph saat jam rehat seminar. Pengisi seminar itu adalah salah satu pengusaha sukses Indonesia yang perusahaannya sudah menjadi perusahaan kelas dunia di Amerika. Karena itu David sangat bersemangat untuk datang. “Pasti wawasanmu luas sekali ya dengan usia segitu? Sepertinya Papamu sering ajak kamu jalan-jalan ke luar negeri,” ucap salah satu tamu undangan yang juga pengusaha. David melirik sumber suara. “Maaf?” tanya David bingung. “Iya, kadang bicara perubahan memang mudah. Apalagi bagi anak muda yang jiwanya masih menggebu. Hanya saja strategi kalau sedang tak untung ya pasti rugi besar. Banyak yang ingin mencoba sektor baru, justru malah bangkrut. Leb

  • Ayah Mana?   112. Berkembang

    “Bu,” panggil Cyan. “Apa?” tanya Vinza. Cyan menunjuk ke pintu. David sudah berdiri di depan pintu cattery. Kandang kucing Vinza ada di rumah keluarga Lau dan memiliki arena main sendiri. Ruangannya full AC dan ada keeper yang merawat setiap hari. “Assalamu’alaikum,” salam David. “Wa’alaikusalam, Yah,” jawab Rufy dan Vinza. Cyan berdiri lalu berlari mengulurkan tangan minta Ayahnya gendong. David lekas menggendong Cyan dan menciumnya. Lalu menghampiri Rufy pun mencium kening putranya. “Kakak gimana kabarnya?” tanya David. “Baik, Yah. Tadi Upi di sekolah dapat piala. Semua dapat piala, sih. Yang mau bikin origami dikasih piala,” cerita Rufy. “Alhamdulillah. Kakak senang dong di sekolah? Hebat anak Ayah mau belajar bikin origami,” puji Ayahnya. Rufy berjalan ke belakang David dan memeluk Ayahnya dari belakang. “Ayah baru pulang kerja?” tanya Rufy. “Sudah dari tadi. Ke rumah dulu, mandi, ganti baju baru ke sini. Kalau habis dari luar kan kita harus mandi dulu dan ganti baju.”“Iy

  • Ayah Mana?   111. kucing

    “Kucing yang ini sudah dibawa untuk diperiksa belum?” tanya Vinza memastikan kucing peliharaannya. Dia punya rumah kucing sendiri, di mana dia bisa memelihara dan breeding aneka kucing ras. Kucing yang ia pelihara awalnya hanya lima ekor dengan usia satu tahun. Vinza punya dua pasang kucing persia dan tiga ekor Scottish fold berbulu pendek. Kucing-kucing mahal itu David belikan karena tahu istrinya suka memelihara hewan. Benar saja, saat kucing Vinza berusia lebih dari setahun, mereka langsung berkembang biak dan memiliki masing-masing dua anak. Hanya ada satu kucing masih jomlo hingga Vinza jodohkan dengan kucing milik kenalan David. “Cyan, liat Unyil guling-guling,” seru Rufy menunjuk kucing scottish warna abu-abu yang masih berusia tiga bulan. Cyan mencoba berdiri meraih kucing itu, tetapi kucing berlari. Dengan langkah yang masih belum tegar, Cyan masih berusaha menangkap kucing. Akhirnya dia dapat kucing persia jingga. Dipeluk kucing itu, sayang karena salah peluk, kucingnya me

  • Ayah Mana?   110. kursi rumah sakit

    David berdiri di luar ruang bersalin. Vinza masih berada di dalam menunggu waktu untuk melahirkan. Sudah berjam-jam David menunggu. Vinza belum juga melahirkan. Tak lama dokter keluar. David lekas menghampiri dokternya. “Pak, istri anda harus melalui operasi Caesar karena ukuran bayinya cukup besar. Jadi anda tak bisa melihat prosesnya,” ucap dokter. “Tak apa, Dok. Lakukan yang terbaik untuk istri saya,” jawab David. Tak lama tindakan operasi langsung dilakukan. David semakin merasa tak tenang. Dia menunggu dengan Rufy di ruang tunggu VIP. Dalam pangkuan David, Rufy sempat tertidur pulas. Tak lama bayi mereka dibawa keluar ruangan menuju ruang bayi. David sempat melihat putrinya dan meminta untuk mengazani. Suster sempat menanyakan tentang nama bayi David dan Vinza, tetapi pria itu malah bengong. Dia sudah siapkan masah persalinan sampai penyambutan istri dan bayinya. Namun, masalah nama dia lupa. David melihat ke sisi kanan dan kiri. Dia melihat sebuah merk Waruna dengan logo de

  • Ayah Mana?   109. Adik Rufy lahir

    “Hal yang harus dilakukan suami ketika menghadapi istri yang hendak melahirkan. Satu, tenangkan diri. Pastikan semua keperluan melahirkan sudah siap. Dua, telpon ambulan jika memang istri sudah terlihat banyak mengeluarkan keringat, atau lemas ....” David hampir setiap hari menonton video itu. Dia sudah sangat kecewa tak bisa menemani Vinza saat hamil Rufy pun tak melihat proses putranya lahir. Kali ini David ingin menjadi suami siaga yang akan menjaga istri dan bayinya dengan baik. “Ayah tonton pa, tuh?” tanya Rufy. Anak itu menyimpan tabletnya di atas nakas. Ia tengah belajar huruf mandari dengan aplikasi yang diberikan gurunya. Tablet itu akan membunyikan alarm jika waktu main tablet sudah habis. Karena itu Rufy menyimpan tabletnya. Ia selalu mematuhi peraturan yang dibuat dirumah karena aturan di rumah ini dibuat bersama-sama dengan Rufy. “Ini apa yang harus Ayah lakukan kalau dedek lahir,” jawab David. “Ouh, dedek mo ahin, ya?” tanya Rufy lagi. “Iya, kayaknya minggu depan. M

  • Ayah Mana?   108. Waktu ngidam dulu

    Sebelum Cyan lahir ....Vinza merenung di rooftop rumah. Hari ini dia tak punya semangat, hanya mengusap perut sambil manyun. Rufy sedang ada kelas. Karena masalah bahasa, anak itu harus homeschooling untuk belajar Bahasa Inggris dan mandarin sebelum memasuki taman kanak-kanak. Apalah daya ibunya. Bahasa Mandarin Vinza pun hanya sebatas bahasa untuk sehari-hari. Itu pun Vinza tak mampu membaca tulisan mereka. Cahaya matahari terasa hangat di awal musim gugur. Pepohonan mengalami kerontokan daun di bulan Oktober ini. “Aku mau jalan-jalan. Mau beli bala-bala,” batinnya. Di saat seperti ini, Vinza lekas mengambil ponselnya. Ia telpon David saat itu juga. “Kenapa?” tanya David. “Mau bala-bala,” pinta Vinza. “Bercanda kamu? Beli bala-bala di mana di Hongkong?” “Dulu di Taiwan ada,” keluh Vinza. “Terus aku harus ke Taiwan dulu gitu? Dateng ke rumah sudah basi itu bala-bala,” omel David. Vinza menunduk lesu. “Vid, ternyata cinta kita hanya sampai gorengan bala-bala,” keluh Vinza. “Tu

DMCA.com Protection Status