Peran Yasmin yang sudah berlangsung selama lebih dari sepuluh tahun tidak akan berubah.Irene berdiri, lalu dia menghampiri Yasmin. Irene meminta maaf dengan tulus, "Yasmin, aku mewakili ibuku untuk meminta maaf atas perbuatannya. Tapi, ibumu bersalah juga, 'kan? Bagaimanapun juga, itu terjadi karena dirinya sendiri. Dan kamu tahu kalau kakak iparmu nggak suka 'pelakor'. Tapi, ibumu nggak bisa menahan diri dan malah memperparah situasi. Setelah aku tahu ayahku pergi ke Kota Cantem lebih dari sekali untuk menemui ibumu, apa kamu tahu betapa sakitnya hatiku? Kamu pasti tidak bisa memahaminya."Yasmin menekan perasaannya sambil menatap Irene. Karena dia adalah pelakor, jadi dia tidak bisa memahaminya? Begitu, 'kan?"Kemudian, ayahku tergoda sehingga dia ingin bercerai dengan ibuku. Ibuku mana bisa berpikir dengan jernih lagi?" Irene lanjut berkata, "Selain itu, sekarang ibumu baik-baik saja. Jadi, lupakan saja, ya?""Panjang sekali omonganmu. Kalau aku menolak, aku nggak pengertian, 'kan?
Sekarang Daniel malah mengatai Irene karena hal Klara?Kenapa? Apa dia merasa Klara benar? Klara hanya seorang pelakor!Selain itu, pasti bukan baru hari ini Yasmin naik helikopter Daniel.Kalau tidak, bagaimana Yasmin pulang?Yasmin hebat. Dia berkata dia tidak berhubungan dengan Daniel lagi, tapi ternyata dia membohongi Irene dan memeras satu miliar darinya!Kenapa Klara tidak mati? Lebih baik dia ditabrak mati!Irene pulang dengan amarah yang menggebu-gebu. Dahlia turun dari atas, lalu berkata, "Ayahmu barusan tidur siang. Kenapa kamu datang? Siapa yang membuatmu marah?""Siapa lagi kalau bukan Yasmin?! Apa kamu tahu bagaimana dia pulang pergi ke Kota Cantem? Dia naik helikopter Daniel! Dia memamerkan hubungan unik mereka di depan mukaku. Aaaaa!" Karena dia tidak bisa menang dari Yasmin, Irene berteriak sekuat-kuatnya dan dia membanting tasnya."Jangan berteriak. Ayahmu sedang tidur, nanti kamu membangunkannya.""Seharusnya dia melihat orang seperti apa Yasmin! Jelas-jelas dia tahu
"Nggak. Ada aku!" ucap Irene.Setelah memakai pakaian, Andy turun. Dia melewati ruang tamu dan pergi ke luar.Dahlia buru-buru bertanya, "Kamu mau ke mana?"Andy tidak menjawabnya. Langkah kakinya bahkan tidak berhenti. Tak lama kemudian, terdengar suara deru mobil di luar,"Apa dia mau pergi mencari Klara? Apa dia ...." Dahlia ingin mengejar Andy, tapi Irene ."Jangan mengejarnya!""Bagaimana aku bisa nggak mengejarnya? Dia mau meninggalkan kita ...." Karena panik, Dahlia menangis."Sekarang Ayah sedang marah besar. Apa kamu bisa menghentikannya? Sekarang dia hanya memikirkan Klara!" Mata Irene tampak bengis. "Bagaimanapun juga, aku nggak mengizinkan Ayah bercerai denganmu!"Saat Dahlia mendengar itu, hatinya terasa agak tenang. "Irene, untung Ibu ada kamu. Kalau nggak, ayahmu sudah meninggalkan Ibu.""Bagaimana mungkin aku membiarkan Klara dan putrinya menang? Siapa pun itu jangan harap bisa merebut milikku!" Irene menggertakkan giginya. Dia ingin sekali mencabik-cabik mereka!Setela
Kalau begitu, apa Yasmin tidak perlu mengatakan perihal Dahlia? Kalau dia mengatakannya, itu hanya akan menyulitkan Andy.Terlebih lagi, hal itu sama sekali tidak bisa diselesaikan, 'kan?"Ayah, apa kamu akan bercerai?" tanya Yasmin dengan penasaran"Aku nggak tahu ...." Andy tidak menyangka reaksi Irene akan sebesar itu.Ketika Yasmin mendengar Andy berkata seperti itu, harapannya sudah tidak besar.Dia melihat Klara yang matanya masih terpejam. Lalu, dia menertawakan dirinya sendiri. Dia masih tidak boleh terlalu serakah ...."Kalau Ayah nggak bisa bercerai, Ayah harus menjaga jarak dari Ibu. Kalau nggak, orang lain akan salah paham ...." Ayah adalah milik Irene dan Yasmin berdua, tapi Klara hanya milik Yasmin seorang.Andy tercengang. Dia pun merasa bersalah. "Setelah ibumu bangun, aku tahu apa yang harus kulakukan.""Nggak, Ayah nggak perlu tinggal di sini. Aku bisa menjaga Ibu," kata Yasmin.Andy melihatnya dengan sedih. "Yasmin, apa kamu menyalahkan Ayah?"Yasmin menggelengkan ke
Yasmin tertegun. Dia tidak tahu apakah Martin mengatakan yang sebenarnya atau sedang berbohong. Setelah itu, dia mendorong tangan Martin. "Apaan, sih?" Yasmin berdiri dan berkata, "Aku kembali dulu. Kamu terserah."Kemudian, dia pergi.Martin menatap punggung yang makin menjauh itu. Dia tampak tidak senang.Dia pun tidak tahu lokasi spesifiknya.Yasmin tidak menyangka Martin akan datang lagi besok.Ketika Martin masuk, dia bahkan membawa suplemen dan buah-buahan.Itu membuat Andy sangat mencurigainya.Martin berinisiatif menyapa, "Pagi, Pak Andy. Kebetulan aku ada urusan di Kota Cantem, jadi aku sekalian datang menjenguk. Bagaimana kondisi Tante Klara sekarang?"Andy melirik Yasmin yang sedang membelalakkan matanya, kemudian dia menjawab, "Dia belum bangun. Kami masih harus menunggu.""Tante pasti akan bangun," ucap Martin.Yasmin menyeret Martin sembari berkata, "Ayo keluar!" Setelah mereka keluar, Yasmin bertanya, "Ngapain kamu?""Datang menjenguk. Apa ada masalah?"Yasmin merasa Mar
Yasmin kembali ke rumah sakit hampir pukul dua.Amarah memenuhi hatinya. Dia berjalan sampai kakinya sakit.Kalau bukan karena Martin pernah membantunya, Yasmin tidak akan menggubrisnya.Namun, dia benar-benar makin tidak memahami Martin. Kenapa pria itu terus melengket padanya?Yasmin bisa mengira Martin sudah kembali seperti ketika mereka masih muda!Saat dia memasuki kamar pasien, di dalam hanya ada Andy seorang."Ayah, apa kamu sudah makan?""Sudah." Andy melirik ke belakang Yasmin. "Martin sudah pergi?""Ya, seharusnya dia sudah pulang.""Apa kamu sangat dekat dengan Martin?" Andy tidak memahami hubungan mereka."Karena dulu aku tinggi di rumah Keluarga Guntur, kami lumayan dekat.""Nggak ada satu pun anggota Keluarga Guntur yang menghadiri pertunangan Irene dan itu termasuk Martin. Seharusnya hubungannya dengan Daniel nggak begitu baik, 'kan?"Yasmin berkata, "Aku juga nggak mengerti. Pokoknya, saat Martin melihat Daniel, dia akan selalu memanggil Daniel kakak. Aku juga sering me
Andy bergegas kembali ke kamar pasien. Dia mengeluarkan ponselnya. Dengan tangan yang gemetar, dia menelepon nomor ponsel Daniel. "Apa helikoptermu masih ada? Apa kamu bisa mengecek keberadaannya? Tadi ada helikopter yang jatuh. Lihatlah apa itu milikmu?!"Daniel menyipitkan matanya. Tanpa mengatakan apa-apa, dia langsung mengakhiri panggilan. Kemudian, dia menghubungi pilot helikopter.Dia menyadari helikopter tidak bisa dihubungi dan keberadaannya sudah hilang.Eric yang sedang berdiri di depan dan memberi laporan melihat ekspresi Daniel berubah menjadi sangat menyeramkan. Ketika dia hendak bertanya, Daniel tiba-tiba bangun dan berkata, "Ke Kota Cantem!"Area di mana kecelakaan terjadi ditutup. Hanya ada petugas penyelamat di dermaga yang biasanya ramai.Untuk sementara, mereka telah berhasil mengangkat beberapa puing. Begitu melihatnya, semua orang tahu kalau itu adalah helikopter pribadi Daniel.Andy yang lebih awal tiba daripada Daniel bertanya padanya, "Apa ini helikoptermu?"Dan
Andy tidak percaya putri yang baru saja dia temukan .... Dia tidak percaya.Andy kembali ke kamar pasien. Dia duduk di ranjang Klara dan berkata, "Klara, maafkan aku. Aku nggak menjaga Yasmin dengan baik. Helikopter yang dinaiki Yasmin jatuh. Dia akan selamat, 'kan? Kamu belum bangun, jadi bagaimana dia bisa lega?" Andy menggenggam tangan Klara. "Dia akan baik-baik saja. Daniel bilang dia pasti akan menemukannya ...."Andy sama sekali tidak berani berpikir bagaimana Yasmin setelah dia ditemukan.Setelah mencari semalaman, puing-puing helikopter belum semuanya ditemukan. Mereka menemukannya setelah mereka meluaskan area pencarian.Namun, yang mereka ingin temukan bukanlah puing-puing helikopter, melainkan orang.Hanya saja, air laut mengalir dengan deras. Jadi, tidak mudah untuk menemukan orang.Daniel sedang berdiri di pantai. Semua orang Kota Cantem tidak ada yang berani tidur, apalagi menguap.Eric mengawasi perkembangan penyelamatan. Dia tahu Daniel tidak tidur sepanjang malam, tapi
Rachel di sebelah menikmati ekspresi kesakitan Yasmin.Setelah Yasmin menenangkan dirinya, dia berkata, "Walaupun begitu, aku nggak akan memberitahumu di mana Martin."Saat Rachel mendengar itu, dia menjadi gelisah. "Di mana Martin?""Kenapa aku harus memberi tahu pembunuh sepertimu?" tantang Yasmin. "Di mata Martin, kamu hanyalah sampah yang menjijikkan ....""Omong kosong!" Rachel menampar muka Yasmin. Lalu, amarahnya seakan-akan belum terlampiaskan, jadi dia menarik kerah baju Yasmin dan mengangkatnya.Sekarang!Menggunakan momentum dia tiba-tiba ditarik bersama sedikit kekuatan yang tersisa di tubuhnya, Yasmin menusukkan batang bambu yang berada di tangannya ke aorta Rachel dengan kuat!"Ugh!" Sekujur tubuh Rachel menjadi tegang. Dia membelalakkan matanya dan darahnya langsung menyembur keluar dari leher.Yasmin menggertakkan giginya dan memegang batang bambu tersebut dengan erat. Kekuatan perlahan-lahan menghilang dari tubuhnya.Sedikit lagi, lebih kuat sedikit lagi. Kalau dia tid
Ini adalah pabrik pembekuan di dekat laut tempat para nelayan menyimpan ikannya setelah ditangkap.Daniel tidak bisa menemukan tempat ini dengan cepat.Rachel mengangkat sebuah kotak ikan lagi, lalu menaburkannya ke atas tubuh Yasmin dengan santai ....Satu ekor per satu ekor ikan, beserta dengan es, jatuh di atas tubuh Yasmin. Itu membuat tubuh Yasmin yang kesakitan tidak tahan.Di lantai juga ada air. Ketika Yasmin berbaring di lantai, dia merasa tubuhnya telah mati rasa. Darahnya juga sudah membeku. Saat dia bernapas, dia merasa udaranya dingin.Pandangannya agak kabur saat dia melihat ke depan, tapi dia juga melihat sebatang bambu setebal jari di antara pecahan es dan ikan beku. Seharusnya itu juga tumpah dari kotak ikan."Kenapa diam saja? Bagaimana kalau kamu memohon padaku?" Rachel terus menerus menendang pinggang Yasmin.Tubuh Yasmin terasa dingin, tapi itu bukan berarti dia sudah tidak bisa merasakan sakit.Kalau dia tidak merasakan sakit, itu berarti dia sudah mati.Yasmin di
Yasmin dipukuli sehingga seluruh tulangnya sakit-sakit.Pisau di wajahnya membuatnya tidak berani bergerak.Dia benar-benar tidak percaya Rachel begitu percaya diri pada dirinya sendiri."Rachel, kamu nggak pernah dicintai, 'kan?" Pertanyaan Yasmin yang mendadak membuat Rachel tertegun."Apa katamu?""Kamu nggak pernah dicintai, tapi kamu tiba-tiba menyukai orang, jadi kamu nggak tahu bagaimana mengungkapkannya. Kamu nggak bisa membedakan benar dan salah. Saat orang baik sedikit padamu, kamu langsung merasa sangat hangat. Kamu benar-benar kasihan.""Kamu ... kamu cari mati!" Rachel langsung menampar Yasmin.Yasmin terjatuh dan terasa pusing. Darah mengalir keluar dari sudut mulutnya. Kemudian, dia bergeming di lantai."Kenapa kamu diam saja? Kamu memprovokasiku hanya untuk mengulur waktu, 'kan? Kuberi tahu kamu, ketika mereka menemukan tempat ini, kamu sudah mati seperti ikan-ikan di sini!"Dingin, dingin sekali ....Udara dingin menembus ke dalam tubuhnya dan darahnya mulai menjadi di
Rumah ini dipenuhi dengan lemari es dan es serut. Di dalam es serut terdapat kotak-kotak berisi ikan beku.Ada termometer yang tergantung di dinding. Suhunya minus 20°C, tapi itu tetap tidak bisa menyembunyikan bau amis di dalam rumah.Yasmin hanya mengenakan kemeja putih, rok span abu-abu dan sepatu flat. Dia berganti menjadi pakaian ini untuk berjalan-jalan dengan anak-anak.Meskipun itu musim dingin, cuaca tidak pernah mencapai minus 20°C. Yasmin yang tidak tahan dingin menyilangkan tangan dan menggosok lengannya. Asap putih keluar dari mulutnya.Ketika dia barusan mengambil beberapa langkah untuk mencari pintu keluar, dia merasakan sesuatu di belakangan.Begitu dia menoleh, sebuah kaki menendang perutnya."Ah!" Yasmin terjatuh. Perutnya sangat sakit untuk beberapa saat."Aku kira kamu nggak akan bangun." Aura membunuh memenuhi tubuh Rachel. Tangannya sedang memegang pisau.Yasmin menggertakkan giginya untuk menahan rasa sakit sambil mengangkat kepala. Saat dia melihat pisau, luka d
"Jangan mendekat!" Bilah pisau di tangan Rachel berkilau. Ujung pisau langsung diletakkan di dekat leher Yasmin. "Jangan mendekat atau aku akan membunuh mama kalian!"Susan langsung menahan anak-anak dan tidak mengizinkan mereka mendekat.Anak-anak menatap pisau di leher Yasmin dengan ketakutan. "Ma ... Mama ....""Aku mau menolong Mama. Lepaskan aku!"Anak-anak meronta saat ditahan Susan dan Susan hampir melepaskan mereka."Nggak apa-apa. Jangan takut. Kalian jangan mendekat. Semuanya baik-baik saja .... Susan, jangan biarkan mereka mendekat ...." Tubuh Yasmin ditahan dan dia kesulitan bernapas. "Rachel, kamu benar-benar belum mati!""Aku tetap hidup untuk membunuhmu!""Jangan melukai anak-anak." Yasmin melihat ketiga anaknya yang sedang menangis. Hatinya terasa perih, tapi dia tidak mau menakuti mereka.Dia tidak bisa membiarkan mereka terluka!"Tenang saja. Aku hanya ingin membunuhmu!" Rachel barusan selesai bicara.Lalu, beberapa pengawal langsung muncul. Ada pengawal yang melindun
"Tinggalkan dulu pekerjaan Mama. Santai saja," ucap Julian."Kami ingin bermain bersama Mama," ucap Julius.Yasmin tahu kalau mereka sudah lama tidak keluar, lalu Daniel meminta mereka mengerjakan berbagai pekerjaan rumah di Taman Royal. Sepertinya Daniel juga telah berencana mencari guru les untuk mengajar mereka.Yasmin merasa itu terlalu cepat. Setelah dia memikirkannya, anak-anak masih kecil dan seharusnya mereka tidak diberikan tekanan yang terlalu berat.Namun, dia setuju untuk keluar bersama mereka.Mereka mengunjungi jalan sebelumnya.Yasmin bisa melihat sekarang, jadi dia merasa jauh lebih aman. Dia dapat mengawasi anak-anak kapan saja.Ini tidak seperti terakhir kali mereka berada di mal di mana dia benar-benar tidak berdaya."Mama, ikan!" Anak-anak berhenti di depan sebuah toko.Mereka melihat ikan-ikan di dalam dengan penasaran.Pemilik toko berkata, "Kalian bisa menangkapnya seharga 60 ribu. Kalau kalian berhasil, ikannya menjadi milik kalian.""Seru sekali!" Julia langsun
Yasmin tanpa sadar menjauh. Sorot matanya tampak ketakutan. "Jangan ...."Daniel menarik Yasmin ke pelukannya dengan kuat. "Jangan apa?"Yasmin menggigit bibirnya yang gemetar."Apa kamu nggak menyukainya?""Bukan ...." jawab Yasmin dengan sangat lemah."Aku nggak akan menyentuhmu. Tidurlah." Daniel menempelkan kepala Yasmin ke dadanya sambil memeluknya.Yasmin berada di pelukan Daniel dan mendengar suara detak jantungnya yang kuat.Dia menyadari Daniel menjadi mudah marah, terutama kalau itu berkaitan dengannya.Yasmin tidak berani bertanya apa itu karena Raymond. Dia bahkan tidak berani mengungkit nama Raymond.Begitu Daniel marah, Yasmin akan mengalami akhir yang mengenaskan.Kalau begitu, bagaimana dengan Irene?Apa Yasmin tidak boleh memiliki pemikirannya sendiri? Dia hanya boleh dikontrol Daniel ...?Setelah Irene tahu kalau Yasmin dan Daniel sedang bertengkar, dia pergi ke Grup Naga.Dia menghampiri resepsionis, lalu bertanya, "Apa Daniel ada di sini?"Semua orang tahu hubungan
Yasmin bahkan tidak berani membuat Daniel menunggunya di dalam mobil.Setelah dia menenangkan kegugupannya dan tubuhnya yang dingin, dia naik mobil.Mobil meninggalkan alun-alun dan melaju pergi.Jalan itu awalnya sangat ramai, tapi ketika orang-orang melihat mobil Rolls Royce, mereka berinisiatif memberi jalan seolah-olah mereka takut akan menjadi miskin kalau mereka menyentuhnya sedikit pun saja."Wajahmu tampak pucat. Apa kamu nggak enak badan?" tanya Daniel."Nggak ...." Setelah Yasmin menjawab, tangan besar Daniel menggenggam tangan kecil Yasmin.Daniel mengerutkan alisnya. "Kenapa kamu dingin sekali? Pergi ke rumah sakit."Sebelum Yasmin sempat menjawab, dia telah mendengar perintah Daniel.Sopir segera menuju ke rumah sakit.Awalnya Yasmin ingin mengatakan sesuatu, tapi dia membatalkan niatnya.Kalau dia tidak enak badan, mungkin Daniel akan melepaskannya malam ini ....Setelah mereka tiba di rumah sakit, Helen memeriksa Yasmin.Tak peduli pemeriksaan apa itu, karena Helen adala
"Kenapa kamu banyak bertanya? Lanjut awasi dia."Setelah panggilan dimatikan, Susan tampak tidak senang. "Apaan, sih? Nanti setelah aku menjadi Nyonya Guntur, aku mau melihat apa kamu masih berani memerintahku?"Yasmin sedang bekerja dengan serius di kantor ketika dia mendengar suara ketukan pintu.Intan masuk, lalu berkata, "Bu Yasmin, apa Anda ingin memakan kue?"Yasmin mengangkat kepalanya, lalu dia melihat ada jus, kue dan aneka kacang-kacangan kesukaannya.Dia langsung tahu kalau itu bukan kue yang dibeli di luar."Kamu yang membuatnya?" tanya Yasmin."Bukan. Orang dari Taman Royal yang mengantarnya. Mereka bilang mereka langsung mengantarnya setelah ini selesai dibuat." Intan berkata, "Tuan Daniel sangat baik pada Anda. Ketika makanan ini dibawa ke sini, resepsionis sangat iri."Yasmin mengalihkan pandangannya dan lanjut melihat laptop di depannya.Intan merasa sedikit canggung melihat Yasmin tidak membalasnya dan bahkan menunjukkan sedikit pun ekspresi, jadi dia berinisiatif kel