"Apa? Mimpi kamu!""Nggak mau? Kalau begitu, aku akan memberitahunya kalau sebenarnya tantenya adalah ibu kandungnya. Lalu, kalau suamimu tahu kamu pernah melahirkan anak, apa dia masih mau kamu?"Raut wajah Klara berubah drastis. Dia sangat takut.Setelah Yasmin pulang kerja, dia menunggu anak-anaknya di gerbang kompleks.Anak-anaknya makin pintar.Mereka bisa pergi ke sekolah dan pulang sendiri. Mereka juga bisa membuka pintu dengan kunci. Pintar sekali.Yasmin merasa senang karena sudah beberapa hari Daniel tidak mengganggunya. Namun, malam ini tiba-tiba ada orang mengetuk pintu.Yasmin yang sedang menggambar bersama anak-anak pun terkejut. Dia segera meletakkan telunjuk di depan mulut untuk menyuruh anak-anaknya jangan bersuara.Apa itu Daniel?Akan tetapi, tadi dia baru saja melihat lokasi Daniel dan dia masih di Grup Naga.Yasmin buru-buru mengambil ponselnya. Benar saja, lokasi Daniel tidak berubah.Kalau begitu, orang di depan pintu pasti bukan Daniel.Meskipun begitu, dia masi
"Apa yang sedang kamu katakan?" Yasmin bingung karena perkataan Steven. "Bukankah Sofia adalah ibuku?""Ya. Pamanmu menganiayai Sofia sehingga dia keguguran dan nggak bisa hamil lagi. Kebetulan ibumu melahirkan dan memberikan anaknya kepada Sofia. Waktu itu Sofia senang sekali."Paman?Wajah Yasmin memucat.Bibirnya gemetar ketika dia bertanya, "Si ... siapa ibuku?""Klara! Dia bukan tantemu, dia adalah ibu kandungmu!" kata Steven.Yasmin sampai tidak bisa berdiri dengan tegak. Dia tampak sangat terkejut ketika dia berkata, "Nggak ... nggak mungkin. Kamu beromong kosong! Tanteku nggak mungkin ....""Apa yang nggak mungkin? Dia adalah ibumu, aku adalah ayahmu. Aku yang paling tahu. Kalau bukan karena malam ini aku meneleponnya, tapi dia menolak memberikanku uang, aku juga nggak akan memberitahumu," kata Steven dengan marah. Setelah itu, dia bertanya sambil tersenyum, "Nak, apa kamu punya uang?"Kali ini Yasmin melihat Steven dengan pandangan baru. Jelas sekali kalau Yasmin terpukul.Sof
Daniel langsung berjalan menuju Kak Juan.Melihat itu, anak buah lainnya ingin maju. Namun, para pengawal yang kemudian masuk membuat mereka berhenti.Di depan profesional, mereka hanyalah anak-anak.Kak Juan mengepalkan tangannya dan hendak meninju wajah Daniel.Daniel bahkan tidak mengelak. Dia mengangkat kakinya, kemudian menendang perut Kak Juan dengan kuat.Bam! Kak Juan langsung mengenai sudut meja dan seluruh meja tersebut ambruk.Dapat dilihat betapa kuatnya Daniel."Ugh!" Kak Juan jatuh ke lantai dan berbaring di sisinya. Tubuhnya tidak bisa bergerak.Yasmin melihat orang di lantai itu, kemudian dia baru tersadar. Tubuhnya pun merosot dengan lemah.Sebelum bokongnya sempat menyentuh lantai, seseorang memeluk pinggangnya sehingga dia kembali berdiri. Lalu, dia bersandar ke bahu yang lebar.Dengan mata yang berkaca-kaca, ketika Yasmin melihat Daniel, Yasmin terlihat sedih dan kasihan.Pupil Daniel bergerak sedikit. Sebuah perasaan melonjak di hatinya. Lalu, dia langsung menggend
Akan tetapi, Daniel tidak bertanya apa-apa lagi.Yasmin bersandar ke dada Daniel dengan lemas. Kepalanya terasa berat.Dulu dia adalah keponakan Klara dan dia sudah sering disiksa.Kalau dia menjadi anak kandung Klara, bukankah Daniel akan menjadi sangat membencinya sehingga ingin dia mati?Hal itu membuat Yasmin sangat takut. Dia pun gemetaran di dalam pelukan Daniel.Daniel mengambil jas di samping, lalu menutupi bahu Yasmin yang terekspos dan tubuhnya yang menggigil.Dalam mobil yang tertutup ini terasa hening.Karena kelelahan, Yasmin tertidur.Saat dia terbangun, dia sudah di Taman Royal.Langit di luar tampak cerah. Yasmin melirik ke arah jam dan ternyata sudah hampir jam sepuluh.Bisa-bisanya dia ketiduran di pelukan Daniel.Ada satu set baju baru di samping tempat tidur.Setelah Yasmin berpakaian, dia keluar dari kamar dan turun ke bawah.Saat Tony melihat Yasmin, dia buru-buru menghampiri Yasmin. "Nona Yasmin sudah bangun, ya. Aku sudah menyiapkan makanan untukmu. Apa kamu mau
Sebenarnya, pria itu terlihat seperti pria bajingan yang tidak bisa dipercaya.Selama Yasmin bertanya, dia bisa mengetahui kebenarannya.Dia mengangkat telepon, lalu berkata, "Tante ....""Malam ini Tante akan memasak untukmu. Apa yang ingin kamu makan? Tante akan membeli bahan-bahannya." Terdengar suara ceria Klara. Memasak untuk keponakannya seolah-olah adalah hal yang sangat gembira.Kalau dulu, Yasmin pasti akan merasa sangat hangat. Namun, sekarang ...."Yasmin?""Ya?""Kenapa nggak berbicara?""Apa kamu sudah makan siang?" tanya Yasmin. "Bagaimana kalau kita makan bersama di luar?""Sekarang? Tante mencari restoran, lalu pesan ruangan dulu, ya?""Oke."Ketika Yasmin masuk ke ruangan, Klara sedang menuangkan teh ke dua cangkir.Padahal itu tugas seorang pelayan, tapi Klara malah ingin melakukannya sendiri."Hai, Yasmin!" Klara meletakkan menu di meja, kemudian berkata, "Cepat lihat. Pesan makanan kesukaanmu."Yasmin berjalan mendekat, lalu dia menyingkirkan tasnya. Dia berkata den
Seorang pelayan masuk. Ketika dia melihat Yasmin sedang menangis, untuk sesaat dia tidak tahu seharusnya dia masuk atau keluar.Yasmin merasakan ada orang lain di ruangan. Dia menegakkan tubuhnya, lalu menghapus air mata di wajahnya.Ketika melihat makanan di tangan pelayan, Yasmin tahu dia tidak bisa mengembalikan makanan tersebut, tapi dia benar-benar tidak ada selera makan sedikit pun.Pada saat ini, menolak kebaikan Klara adalah satu-satunya cara Yasmin menunjukkan sikap keras kepalanya.Yasmin berkata, "Berikan aku tagihannya.""Apa Anda mau membawa pulang makanan-makanan ini?"Yasmin berdiri dan menjawab, "Nggak perlu. Kalian makan saja."Ketika pelayan itu terkejut, Yasmin keluar.Ketika dia ingin membayar tagihan, dia baru tahu ternyata Klara sudah membayarnya.Yasmin pun tidak menunjukkan reaksi apa pun. Dia langsung pergi.Sinar matahari tidak terik, tapi dia merasa pusing.Siapa yang bisa memberitahunya kenapa orang tua kandungnya saja bisa palsu? Apa lagi yang benar?Setela
Yasmin jelas-jelas tidak berteriak, 'kan?"Ya. Apa ada lagi yang ingin kamu katakan?" tanya Daniel sambil menggigit telinga Yasmin.Yasmin mengernyit kesakitan. Lalu, dia tiba-tiba menundukkan kepalanya untuk menggigit telunjuk Daniel dengan kuat.Daniel mengerutkan alisnya, tapi dia tidak menarik jarinya dari gigitan Yasmin. Dia malah tersenyum sambil bertanya, "Kamu mau mematahkan jariku, hm?"Ya, Yasmin ingin sekali mematahkan jari Daniel.Bagaimana tidak?Apa takdir Yasmin adalah melunasi utang ibunya?Ya, Daniel makin mempunyai alasan!Bagi Daniel, seorang putri lebih dekat dengan garis keturunan orang berdosa itu daripada seorang keponakan.Ketika Yasmin bangun, hari sudah siang.Sebelum dia dapat menggerakkan tubuhnya, dia sudah merasakan nyeri di mana-mana.Setelah dia memakai pakaiannya, dia menyeret tubuhnya yang lemas ke bawah.Dia duduk di sofa aula, kemudian melihat sekeliling.Yasmin mengingat ketika dia pulang semalam, Daniel memperlakukannya dengan kasar dan Yasmin meni
"Yasmin, kamu yang memberi tahu Jason, 'kan?" tanya Klara dengan panik. "Sekarang Jason bertanya padaku apakah dulu aku pernah melahirkan. Apa kamu yang memberitahunya? Aku sudah memberi Steven uang. Seharusnya dia nggak akan memberi tahu Jason!""Bukan aku." Yasmin tidak ingin berbicara dengan Klara lagi, jadi dia berkata, "Sudah, ya."Dia meletakkan ponselnya di samping, kemudian lanjut makan.Daniel tidak menunjukkan ekspresi apa pun.Akan tetapi, Yasmin tahu kalau Daniel sudah tahu segalanya."Apa kamu yang memberi tahu Keluarga Guntur?" tanya Yasmin.Daniel balik bertanya, "Apa ada masalah?" Dia meraih rahang Yasmin, kemudian berkata dengan tenang, "Inilah yang kutunggu. Aku ingin dia melihat wanita seperti apa yang dia sudah berusaha nikahi."Yasmin merasa tertekan ketika dia ditatap oleh tatapan mata tajam Daniel, jadi Yasmin menurunkan pandangannya."Apa kamu membenciku?" Daniel memaksa Yasmin untuk menatapnya. Senyuman di wajah Daniel membuatnya terlihat seperti iblis. Tanpa m