Yasmin jelas-jelas tidak berteriak, 'kan?"Ya. Apa ada lagi yang ingin kamu katakan?" tanya Daniel sambil menggigit telinga Yasmin.Yasmin mengernyit kesakitan. Lalu, dia tiba-tiba menundukkan kepalanya untuk menggigit telunjuk Daniel dengan kuat.Daniel mengerutkan alisnya, tapi dia tidak menarik jarinya dari gigitan Yasmin. Dia malah tersenyum sambil bertanya, "Kamu mau mematahkan jariku, hm?"Ya, Yasmin ingin sekali mematahkan jari Daniel.Bagaimana tidak?Apa takdir Yasmin adalah melunasi utang ibunya?Ya, Daniel makin mempunyai alasan!Bagi Daniel, seorang putri lebih dekat dengan garis keturunan orang berdosa itu daripada seorang keponakan.Ketika Yasmin bangun, hari sudah siang.Sebelum dia dapat menggerakkan tubuhnya, dia sudah merasakan nyeri di mana-mana.Setelah dia memakai pakaiannya, dia menyeret tubuhnya yang lemas ke bawah.Dia duduk di sofa aula, kemudian melihat sekeliling.Yasmin mengingat ketika dia pulang semalam, Daniel memperlakukannya dengan kasar dan Yasmin meni
"Yasmin, kamu yang memberi tahu Jason, 'kan?" tanya Klara dengan panik. "Sekarang Jason bertanya padaku apakah dulu aku pernah melahirkan. Apa kamu yang memberitahunya? Aku sudah memberi Steven uang. Seharusnya dia nggak akan memberi tahu Jason!""Bukan aku." Yasmin tidak ingin berbicara dengan Klara lagi, jadi dia berkata, "Sudah, ya."Dia meletakkan ponselnya di samping, kemudian lanjut makan.Daniel tidak menunjukkan ekspresi apa pun.Akan tetapi, Yasmin tahu kalau Daniel sudah tahu segalanya."Apa kamu yang memberi tahu Keluarga Guntur?" tanya Yasmin.Daniel balik bertanya, "Apa ada masalah?" Dia meraih rahang Yasmin, kemudian berkata dengan tenang, "Inilah yang kutunggu. Aku ingin dia melihat wanita seperti apa yang dia sudah berusaha nikahi."Yasmin merasa tertekan ketika dia ditatap oleh tatapan mata tajam Daniel, jadi Yasmin menurunkan pandangannya."Apa kamu membenciku?" Daniel memaksa Yasmin untuk menatapnya. Senyuman di wajah Daniel membuatnya terlihat seperti iblis. Tanpa m
Di luar, Klara terus-menerus memanggil nama Yasmin. Itu membuat suasana hati Yasmin makin kacau.Klara tahu Yasmin tidak akan membuka pintu. Setelah lelah berteriak, Klara pun pergi.Yasmin bersandar ke pintu dengan mata berkaca-kaca.Di dalam kekacauan ini, dia memikirkan kejadian yang nanti akan terjadi.Perceraian Jason dan Klara akan membuat orang-orang fokus pada Yasmin.Yasmin yang sedang menyembunyikan ketiga anak takut akan hal itu.Makin Yasmin memikirkannya, dia makin panik.Oleh karena itu, Klara tidak boleh bercerai dengan Jason, 'kan?Namun, apa yang bisa dilakukan Yasmin? Apa dia benar-benar harus mencari Daniel dan menyuruh Daniel berbicara dengan ayahnya?Bukankah itu terlalu konyol?Kalau bukan karena Jason dan Daniel mempunyai marga yang sama, mereka pasti sudah berkelahi.Selain itu, perceraian Jason dan Klara disebabkan Daniel. Bagaimana mungkin Daniel akan ikut campur?Yasmin menyandarkan kepalanya ke pintu. Kepalanya tidak berhenti berpikir.Peluangnya kecil, tapi
Awalnya dia ingin mencari Daniel dan membicarakan soal Klara, tapi sepertinya sudah tidak bisa lagi.Yasmin hanya bisa pergi.Di sebuah restoran mewah.Irene menatap pria yang sedang duduk di seberangnya itu. Selama ini dia menyukai pria itu. Meskipun dia sudah pergi ke luar negeri, dia tidak pernah melupakan pria itu.Beberapa tahun sudah berlalu dan pria itu makin menawan.Untungnya, Irene juga telah menjaga penampilannya."Pencapaianmu nggak mengejutkanku sedikit pun," kata Irene. "Bagiku, kamu memang pria yang luar biasa."Daniel menatap Irene sambil berkata, "Kamu masih sama."Irene tertawa dengan anggun. "Kenapa?"Daniel tidak menjawab dan hanya tersenyum. Dia mengangkat gelasnya, lalu berdenting dengan gelas Irene. Setelah Daniel meminum anggurnya, bibirnya basah sedikit.Irene meletakkan gelasnya, lalu bertanya, "Dengan pencapaianmu yang sekarang, apa kamu sudah punya orang yang kamu sukai?""Nggak ada."Irene pun tidak bertanya lagi. Tampaknya ada suasana yang tidak dapat dije
"Apa?" Wajah Yasmin pun memucat. "Apa lukanya parah?""Hanya sebesar ibu jari. Klinik sekolah sudah menanganinya. Aku meminta maaf atas nama sekolah. Ini kelalaian kami," kata Raymond dengan tulus. "Sekarang Julia sedang bermain di kantorku. Kemarilah setelah kamu punya waktu kosong."Yasmin memijit pelipisnya. Tubuhnya menjadi dingin karena tadi dia terkejut. "Nggak apa-apa. Aku akan pergi ke sana setelah makan siang karena aku sedang di luar.""Baik."Rachel yang diam-diam menguping segera kembali ke kursinya dan bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa.Setelah Yasmin mengakhiri panggilan, dia kembali.Rachel bertanya, "Ada apa?""Seorang rekan kerja mencariku. Nggak ada apa-apa."Setelah Yasmin dan Rachel selesai makan, mereka pergi.Rachel menawarkan mengantar Yasmin, tapi Yasmin menolaknya.Yasmin bukan mau pergi ke Rumah Sakit Bedah Plastik Jelita. Dia naik taksi langsung ke sekolah.Selama perjalanan, dia tidak sadar kalau dia telah diikuti.Rachel menghentikan mobilnya di se
Yasmin membiarkan anak-anak menginap di sekolah malam ini, kemudian dia pergi ke Taman Royal.Saat Yasmin memasuki gerbang, dia sudah melihat mobil Daniel dari kejauhan. Rasa takut pun menyelimuti hatinya.Akan tetapi, dia hanya bisa memberanikan diri.Dia memasuki aula.Ketika Yasmin mendongak dan melihat pemandangan itu di aula, dia langsung berhenti.Daniel sedang duduk di sofa dan dia sedang merangkul wanita yang Yasmin lihat di Grup Naga.Ketika Daniel melihat Yasmin, Daniel tertegun sesaat. Akan tetapi, dia tidak melepaskan wanita itu.Irene merasa ada yang tidak betul, jadi dia menoleh. Ketika dia melihat seorang wanita cantik muncul di aula, dia segera menegakkan punggungnya. Namun, Irene tidak tampak canggung. Ini seakan-akan hal yang normal.Irene menatap Yasmin dengan bingung. Dia tidak mengerti kenapa bisa ada wanita lain di tempat ini."Ma ... maaf ...." Yasmin merasa seperti seorang penyusup. Setelah dia meminta maaf, dia berlari ke luar.Selama dia berlari keluar dari Ta
Yasmin tidak pernah menghapus nomor Martin karena Yasmin tidak begitu memedulikannya.Terlebih lagi, setelah terjadi kejadian itu, mereka pasti tidak akan pernah berhubungan lagi.Sekarang kenapa Martin meneleponnya?Julius mendekat, kemudian bertanya, "Mama, apa itu orang jahat?"Yasmin tersadar. Dia mengelus kepala Julius sambil berkata, "Bukan." Agar anak-anak tidak khawatir, Yasmin pergi ke balkon dengan normal untuk mengangkat telepon. "Ada apa mencariku?""Aku berada di luar kompleksmu. Ayo ketemu," kata Martin."Aku merasa nggak perlu?" tanya Yasmin."Bagaimana nggak perlu? Aku punya suatu hal menarik yang ingin kubagikan denganmu."Yasmin pun mengerutkan alisnya. Hal apa yang bisa dibagikan Martin dengannya?"Aku nggak tertarik," ucap Yasmin.Martin dapat merasakan Yasmin ingin mengakhiri panggilan, jadi dia berkata, "Kalau kamu nggak turun, aku akan mengetuk pintumu."Ekspresi Yasmin menjadi jengkel. Semua orang Keluarga Guntur sama saja dengan Daniel!Dia tidak bisa membiarka
"Ugh!" Yasmin mengernyit kesakitan."Jangan takut. Aku nggak akan memberi tahu Daniel." Martin menatap Yasmin sambil berkata, "Aku benar-benar kaget. Aku nggak menyangka ternyata dari dulu kalian sudah bersama. Yang terpenting adalah Daniel bahkan nggak tahu?"Yasmin tahu dia sudah tidak bisa menyembunyikannya lagi.Meskipun dia takut, dia harus memikirkan strategi.Setidaknya yang mengetahui hal itu bukanlah Daniel.Napas Yasmin menjadi terengah-engah, tapi ketika dia mengangkat kepalanya, tatapan matanya tenang. "Apa yang ingin kamu lakukan? Kamu mau mengancamku?""Bagaimana kalau kita bersama-sama melawan Daniel?" tanya Martin."Apa?" Yasmin kaget. "Bukankah ... kalian bersaudara?"Martin mengoreksinya, "Sepupu."Dengan kata lain, mereka tidak dekat.Reaksi pertama Yasmin adalah dia ingin menolak Martin. Melawan Daniel sama dengan mengorek kuburan sendiri.Namun, dia tahu kalau itu bukanlah jawaban yang diinginkan Martin."Bagaimana ... kamu mau melawannya?""Untuk sementara aku bel