Share

Bab 2

Penulis: Nanasshi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-02 18:39:35

Aku memukuli Mark dengan stiletto, mengomeli Naeema dan Sella serta mengabaikan Ardio yang sejak tadi hanya terus tersenyum. Mereka berempat adalah manusia-manusia jahat yang membiarkanku mengalami pagi yang sial di bandara Paris. Sebab, karena mereka tidak menjemputku di bandara, aku jadi harus bertemu dengan makhluk kenyal dan ayah mereka yang tampan.

Ah ... apa gunanya tampan bila menyebalkan!

"Jadi kamu mau tinggal di sini?"

Naeema membuka suara. Jelas saja dia tak tahu tentang rencana dadakanku. Dia dengan kurang ajarnya menutup telepon saat aku mengatakan bahwa aku akan terbang ke Paris.

Menyebalkan bukan?

"Menurutmu?"

"Menurutku, iya," jawabnya tanpa dosa.

"Dimana kau akan tinggal?"

Kali ini Sella yang angkat suara. Sahabatku itu masih asik dengan game di ponselnya dan mengabaikan keberadaanku di ruang dan waktu yang sama dengannya. Sifatnya yang paling aku benci.

"Di sini ... sama kalian dong," jawabku acuh tak acuh. Tangan sibuk mengeluarkan pakaian-pakaian dari dalam koper. Dan jawabanku sontak membuat Mark, Sella dan Naeema protes.

"Hey, yang benar aja, aku nggak mau." Satu. Itu protes dari Sella.

"Aku juga nggak mau, ya." Dua. Naeema juga protes.

"Aku sungguh-sungguh nggak mau tinggal sama kakak." Dan itu adik kurang ajarku, Mark, yang protes.

"Hey, tempat tinggal kalian luas. Ada tiga kamar di sini," rengekku tak mau kalah.

"Aku dan Sella nggak bisa lagi berbagi kamar sama kamu, sempit." Sella mengendikkan bahu. Sekarang mataku menatap Mark dan Ardio dengan tatapan memohon.

"Mas, jangan terbuai oleh tatapan mata memelasnya. Biarin aja dia terlunta-lunta di jalanan," komentar Mark yang kurang ajar.

"Kamu boleh tinggal di sini tapi dengan satu syarat."

Yes!

Ardio-ku memang berhati malaikat. Sekarang, Naeema, Sella dan Mark tidak berkutik sebab Ardio sudah memberi izin. Aku tahu, Ardio adalah orang yang menjamin tempat ini.

"Syarat apapun akan aku penuhi, Dio-ku," jawabku seraya tersenyum lima jari ke arah laki-laki bermata bulat tersebut. Naeema dan Mark bergaya layaknya ingin muntah sebab mendengar ucapan sok manisku yang menjijikkan.

"Jangan pernah berhubungan lagi dengan laki-laki itu."

Telak!

Si pendiam memang selalu punya bom waktu yang siap meledak. Sisi ini yang tidak aku suka dari Dio, sahabatku sejak kecil. Dia selalu memiliki senjata untuk memukulku telak. Dan kali ini, ia membawa-bawa 'dia' dalam syarat untukku mendapatkan tempat tingal di Paris.

Dia yang sudah menyeretku pada hubungan tidak pantas dan menempelkan stigma kotor di belakang namaku.

"Akhirnya dia nggak berkutik," komentar Sella.

Dan benar. Aku diam dan tak berkutik dengan apa yang diajukan oleh Dio. Sebab, masih banyak hal yang tertinggal di sana bersama 'dia'. Mungkin, termasuk hatiku juga.

"Kamu masih mencintai dia?" tanya Naeema seraya menyerahkan segelas air minum padaku. Aku masih bergeming dan hanya sibuk meneguk air yang disodorkan olehnya.

"Kamu sudah jatuh seperti ini dan masih memikirkan laki-laki itu. Aku nggak tahu bahwa sahabatku itu ternyata bodoh banget."

Aku membenarkan perkataan Sella. Bahwa, aku terlalu bodoh hingga masih menaruh harap dan rasa di kejauhan sana. Di tempat yang sudah sepatutnya aku lepaskan sejak lama. Meski, aku yang pertama. Tetap saja, nyatanya aku menjadi terekspos yang kedua dan kehilangan segalanya.

Karierku!

Nama baikku!

Hidupku!

"Aku nggak akan berhubungan lagi dengan dia," gumamku lirih. Dan Dio mengangguk serta tersenyum sebagai diterimanya aku jadi bagian dari Belle Epouqe -tempat tinggal mereka- ini.

"Kalau begitu, ayo kita temui nenek Willie," ajak Dio.

"Nenek siapa?"

"Nenek Willie, bodoh," komentar Mark. Aku langsung melempar adikku yang kurang ajar itu dengan dalaman dari dalam koper.

"Orang gila! Kamu nggak malu ngelempar dalaman kamu di depan Mas Dio?" protes Mark kesal.

Aku hanya mengendikkan bahu, sedangkan Naeema dan Sella hanya geleng-geleng kepala. Berbeda dengan si mata bulatku. Dia sedikit merona dan mendehem beberapa kali. Sepertinya ia malu.

Wah ... Ardio-ku sudah besar.

Dia bahkan malu melihat underwear yang tadi aku lempar pada Mark.

"Nenek Willie adalah pemilik tempat ini. Kita harus mengonfirmasi keberadaan kamu di sini supaya kamu nggak diusirnya kalau sedang berkeliaran di sekitar tempat ini," papar Dio.

Meski malas, sebab badan yang terasa remuk dan kepala yang mirip hang over, aku menurut. Melepaskan bolero yang menutupi tubuhku dan membiarkan thanktop berwarna putih dengan rok selutut berwarna peach menjadi yang tertinggal. Mark mendelik dan aku hanya mengendikkan bahu.

"Ya Tuhan ... ampuni dosa kakakku," keluh Mark seraya bergegas menuju kamarnya. Meninggalkan kekehan Sella, Naeema dan Dio sedang aku hanya mendengus kesal.

Aku dan Dio bergegas turun ke lantai satu. Sebab, rumah yang mereka sewa ada di lantai dua. Dio sudah kali ketiga membunyikan belnya, namun nenek Willie yang mereka maksud belum juga muncul. Saat Dio dan aku hendak kembali ke atas, pintu tersebut terbuka.

Oh ... Tuhan!

Sesempit apa Paris hingga aku harus bertemu kembali dengan ....

"Aunty?"

Dua makhluk seperti squishy tadi pagi!

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 3

    Macarons berwarna ungu dan dua gelas affogato di meja sudut, Ten Belles cafe milik Dio. Aku masih diam, cemberut dan mengabaikan tatapan ingin tahu dari dua netra bulat milik sahabatku. Sebab pikiran, sedang terbagi menjadi beberapa bagian. 50% di Indonesia dengan 'dia' si pemeran utama, 25 % di Belle Epouqe dengan dua Squishy yang menyebalkan dan 25 % lagi entah berada di mana. Berjalan-jalan, menghambur tak tahu arah.Intinya, aku sedang dalam mode bodoh!"Jadi siapa gadis kembar menggemaskan yang manggil kamu Aunty?"Aku mendelik ke arah Dio sebagai tanda tak ingin diusik, namun laki-laki pendiam itu masih saja sibuk menelisik."Oke ... oke. Aku ketemu dua squishy itu kemarin pagi di bandara.""Jadi itu cucu nenek Willie," gumam Dio.Aku mengernyit. "Cucu?""Benar, cucu pemilik rumah kita," jawab Dio seraya menyesap affogato miliknya."Oh ... si tampan itu anak nenek Willie." Aku balas bergumam.Kini, Dio yang mengernyit. "Anak nenek Willie itu perempuan.""Berarti itu menantu nene

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 4

    Aku bergelung selimut, membiarkan Sella dan Mark tertawa dengan pertandingan game mereka. Atau Naeema yang sibuk dengan vlog-nya. Kecuali Dio, dia tak ada di rumah malam ini. Mengurusi cafe dan mungkin menikmati Seine dengan kekasihnya.Aku sibuk membaca notifikasi yang masuk di media sosial milikku, yang sialnya kesemuanya itu berisikan hujatan, hinaan dan beragam hal-hal menakutkan lainnya. Mereka –yang mengatakan itu- tak pernah benar-benar bisa menyaring apa yang mereka katakan. Segala hina dina yang mereka lontarkan; pun selama mereka bahagia, akan tetap menjadi hal yang menarik. Sedang aku –si korban- hanya bisa menangis.Lantas, hati kecilku kembali bertanya. Mengapa kau menangis, Nye?Aku mengusap buliran air mata yang menyintas pipi. Membenarkan semua ucapan mereka terkait aku perempuan hina yang mencintai suami orang lain. Meski, sebagian cerita sesungguhnya tidak mereka ketahui."Sudah dibilangin jangan membuka media sosial kamu, Nye." Naeema meraih paksa ponselku dan melem

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 5

    Paris adalah rumah kedua. Sebab, Mark tinggal di sini. Ketiga sahabatku juga. Di tengah jadwal sibukku –dulu- aku masih bisa mengosongkan waktu hanya untuk istirahat di sini, satu dua hari. Menikmati affogato di Ten Belles milik Dio, shopping dengan Sella dan Naeema di Le Marais, atau sekedar berjalan-jalan malam dengan Mark di sekitaran Seine.Tapi, sejak mereka tahu aku menjalin kasih dengan 'dia' yang telah berganti status –terutama Mark- mereka mulai mengabaikanku. Menurutku, wajar. Mereka hanya terlalu peduli padaku; menyayangiku. Takut bila hal-hal buruk terjadi dan aku satu-satunya yang akan paling merasakan luka.Dan aku batu!Masih saja menuruti perasaan bodoh yang tak bisa melihat. Perihal laki-laki yang bahkan tidak pantas hanya untuk dipertahankan. Meski, akibat yang ditimbulkannya benar-benar membuat sekarat. Kini.Dan malam ini, sekitaran Seine masih cukup ramai walau invicta berwarna gold yang melingkar di tanganku sudah menunjukkan pukul 10. Aku berjalan-jalan sendiria

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 6

    Aku terus mengekor Dio, sejak satu jam lalu. Dia abai dan mengatakan bahwa aku akan membuat pelanggannya kabur bila bekerja sebagai waitress di cafenya. Kejam sekali si mata bulat!Aku harus bekerja sebab tak mungkin menjadi aktris di Indonesia lagi dengan citra yang sudah buruk dan lebur. Citra sebagai seorang pelakor.Aku memang menyelesaikan sarjanaku di UI, seni teater. Tapi, ini Paris. Hanya pekerjaan-pekerjaan kasar yang bisa aku lakukan. Misalnya; menjadi waitress."Kamu ceroboh, Anye. Kamu bisa melukai diri kamu sendiri kalau menjadi pelayan di cafeku," omel Dio. Dia saat ini, masih sibuk menyirami bunga di halaman Belle Epoque.Aku kembali merengek, "Tapi aku butuh pekerjaan. Kamu tahu, skill yang aku punya hanya akting. Aku nggak mungkin menjadi model di butiknya Naeema atau pakaiannya nanti nggak akan laku. Aku juga nggak bisa bekerja di perusahaan game seperti Sella, atau aku akan mengacaukannya. Tapi, aku bisa menjadi waitress di cafemu, Dio.""Tidak, Nye. Kamu lebih baik

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 7

    FLASHBACKIndonesia, May 2021.'Nanti mau ya, menghabiskan malam penuh gairah bersama? Aku punya kado spesial untuk kamu.'Pesan masuk itu mengubah musim panas milik Indonesia yang gerahnya tidak keruan menjadi sejuk seketika. Mungkin juga karena segelas affogato yang aku sesap. Atau boleh jadi karena kepalaku sudah sibuk membayangkan ini dan itu, malam nanti.Suara riuh di luar ruangan sesaat membuatku sadar. Menanggalkan bayang-bayang nakal di dalam otak dan menegaskan ... hey ... ini masih di lokasi syuting. Di ruang tunggu itu, aku dapat melihat pantulan diri di cermin rias. Wajah yang sudah nampak lelah tiba-tiba berubah penuh binar. Hanya karena sebuah pesan masuk dari dia.Micko Kasetra.Masih terpaku pada cermin ketika tepat, sebuah tangan melingkar di leher. Aroma parfum Bvlgari Pour Homme dengan wangi teh yang menenangkan. Wangi dari seseorang yang selama enam tahun ini yang menjadi favorit. Wangi yang begitu senang aku hidu tatkala mata terbuka. Atau saat lelah seharian s

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 8

    Tanganku sudah dipenuhi balon di sisi kiri dan sisa cokelat di sisi kanan. Lutut terasa bergetar sebab mengikuti pergerakan dua makhluk ajaib yang dikirim dari planet Saturnus. Dua squishy yang sibuk memantul ke sana kemari. Tanpa lelah; dan aku hampir mati. Ya Tuhan! Anak kembar berusia lima tahun ini sepertinya tidak pernah kehabisan energi. "Thea, Anna, kemari. Ayo istirahat dulu sebntar. Kita harus makan siang, kan?" pintaku dengan suara setengah memohon. Thea menoleh –mungkin juga Anna sebab aku tidak tahu- dan berlari menghampiriku. Tak lama, satu squishy lainnya datang dengan tawa yang lebar. Mereka berdiri di depanku dengan senyuman yang mentereng. "Kita makan siang apa, aunty?" Aku diam sejenak. "Pizza? Pasta? Spaghetti?" "Spaghetti," jawab mereka serempak. Aku mengusap kepala mereka berdua lembut, untuk kemudian menggamit dua jemari mereka di sisi kanan dan kiri untuk kemudian masuk ke dalam cafe. Sayangnya, ini bukan cafe Dio. Padahal di sana, aku akan memin

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 9

    Ini pukul sepuluh malam, sepi. Sebab Naeema dan Sella berkencan dengan pasangan masing-masing. Juga Mark dan Dio yang entah ke mana. Tapi sejak tadi senyum di bibirku yang menjadi aneh. Sungguh! simpul bibir tertarik paksa membentuk senyuman tanpa aku tahu penyebabnya. Tidak ada jokes-jokes aneh milik adikku, Mark. Tidak juga ada pertikaian antara Naeema dan Sella yang membuatku senang. Aku; sendirian. Sepertinya aku terserang virus mematikan. Senyum tanpa sebab!Atau sebabnya adalah senyum milik ... Jaden?Tidak mungkin!Ponselku bergetar. Menghadirkan pesan dengan nomor baru. Boleh jadi ini pesan iseng atau memang 'seseorang' sengaja mengirimkannya. Isinya singkat, penuh nada memerintah dan menyebalkan. Aku mengernyit. Cukup tahu siapa manusia kurang ajar yang mengirimnya.From : xxx-xxx Datang ke Mamma Primi cafe dengan si kembar. To : xxx-xxxApa ini dibayar? Aku pengangguran sekarang.From : xxx-xxx Dasar matrealistis! To : xxx-xxxAku harus hidup di sini.Mau atau tidak?Fr

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 10

    Seine dan yacht yang melaju lambat. Menampilkan pesona Paris di sekitarnya. Ada Anna dan Thea yang nampak ceria menikmati sandwich. Juga sore sudah disambut semburat orange di sudut sana. Aku berdiri di bagian depan yacht, di sisi Jaden. Laki-laki itu memandang sungai Seine dengan pandangan yang selalu terasa sulit untuk dibaca. Aku mendehem. Berharap, kebekuan mencair. Dan memang Jaden menoleh. "Aktingmu buruk," komentarnya pedas. Aku hanya mencebikkan bibir. "Aku actress yang berbakat, asal kamu tahu." "Kamu mengajari anakku hal-hal tadi?" tanyanya curiga. "Si squishy hanya aku beri pengarahan sedikit. Catat ya, pengarahan. Bukan mengajari detailnya. Anak-anak kamu akan jadi actress hebat seperti aku," jawabku jumawa seraya tertawa. "Aku nggak mau anakku seperti kamu." Dingin. Singkat dan seperti menusukku dengan pisau. Aku menoleh ke arah Jaden. "Maksud kamu?" "Perlu aku jabarkan?" Aku diam; bergeming. "Akting kamu mungkin sangat bagus, tapi kamu membuat skandal memaluka

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14

Bab terbaru

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 98 : (Season 02 : Anna - Thea Story)

    "Dia ibu kamu?"Wajar rasanya bila Anna hampir terpekik saat mendengar Dylan Louise mengatakan perempuan jahat itu adalah ibunya. Bagaimanapun Anna masih mengingat bagaimana rasa takut, gelisah, putus asanya ketika ia mengalami insiden penculikan 12 tahun silam.Dan itu karena perempuan yang diakui Dylan Louise sebagai ibunya."Tentu saja, yang cantik dan berhati hangat itu ... ibuku."Anna melengos, ia meludah kecil mendengar kata' hangat' yang meluncur dari mulut Dylan Louise. Wanita yang menjadi dalang kecelakaan keluarganya, menculik ia dan Thea, juga bahkan menculik ibunya yang koma di rumah sakit. Katakan pada Anna, di mana letak 'baik' dan 'hangat' yang Dylan katakan tadi?"Baik?" Anna mendengus. "Kamu tidak tahu seberapa jahatnya perempuan itu."Dylan mengernyit, menatap tak suka pada Anna. "Jangan membual. Kamu yang tidak tahu apapun soal ibuku."Anna tidak habis pikir. Laki-laki itu, yang kemarin masih bersikap manis padanya, ternyata bisa berubah dengan cepat."Lebih baik k

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 97 : (Season 02 : Anna - Thea Story)

    Jaden mungkin pernah gagal membina rumah tangganya dengan Mina, tapi ia tentu saja, tidak akan pernah membenci buah hati yang ia dapatkan dari pernikahan itu. Ia sangat mencintai si kembar, Anna dan Thea. Apalagi setelah keduanya mengalami banyak nasib buruk 12 tahun silam, Jaden jadi semakin protektif demi menjaga keduanya. 'Kami merasa sesak ayah.' Kemarin Thea bercerita sambil menangis saat ia mengatakan permasalahan Anna. 'Kami merasa sesak karena sikap posesi ayah. Tapi aku juga nggak menyangka bahwa Anna akan senekat ini hanya karena seorang laki-laki.' Jaden mengusap wajahnya kasar. Perjalanan dari Colmar ke Paris terasa lama sekali, padahal ia sudah dikejar waktu. Tidak mungkin sekali, Jannieta yang selama ini tenang, diam-diam mengirimi istrinya sebuah foto dengan Dylan Louise. Perempuan itu pasti sudah mengetahui bahwa Jaden menemukan asal usul Dylan. Si nak adopsinya. "Ini semua salahku." Suara Anye, di sisinya, tiba-tiba terdengar parau. Perempuan itu, menangis di leng

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 96 :(Season 02 : Anna - Thea Story)

    Jaden tidak bisa mentoleransi lagi. Ini Jannieta. Perempuan gila yang hampir membunuhnya, keluarganya, sahabat-sahabatnya. Perempuan gila yang dulu menculik anak-anak dan istrinya. Jaden bergerak cepat. Ia mencari keberadaan Dylan Louise dan mengajak Mark untuk mendatangi tempat tersebut. Sebuah apartemen kecil di sudut kota Paris. Apartemen yang bahkan tak layak untuk ditempati putri kesayangannya. Duh ... Jaden merasa perih. Bisa-bisanya Anna lebih memilih laki-laki itu, dengan keadaan yang tidak lebih baik, dibandingkan keluarganya sendri. Jaden menoleh sesaat pada Mark. Ia meminta persetujuan untuk memulai. Dan sang adik ipar mengangguk sebagai tanda setuju. Jaden mengetuk. Satu kali, dua, hingga lima. Jaden mengetuk namun tak ada jawaban dari dalam sana. Hening saja. Jaden merasa heran. Ia lantas mengencangkan ketukan jemarinya di pintu. Atau lebih tepatnya jika disebut dengan menggedor. Jaden tidak punya waktu untuk bersopan santun setelah si laki-laki brengsek itu

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 95 : (Season 02 : Anna - Thea Story)

    Thea tidak punya banyak pilihan selain akhirnya beringsut menuju rumah sang ayah. Meski awalnya ia memang ingin merahasiakan kepergian Anna, dan berusaha sendiri untuk membujuk sang kembaran pulang. Tapi kini, melihat hasil nihil tersebut, Thea jadi berpikir ulang. Ayahnya yang harus turun tangan. Ia yang bisa menyeret Anna kembali kepada keluarga mereka. Meski tentu saja, sebagai akibat perbuatan Anna ini, kebebasannya pun akan dipertaruhkan. Oh ayolah, sang ayah akan menjadi lebih superrrr strict. Ia dan Anna mungkin tidak akan pernah mendapatkan izin untuk tinggal terpisah kembali. Langkah Thea berhenti di depan pintu rumah orang tuanya. Mematung sesaat, ragu melingkupinya. Ia kembali menimbang soal apakah akan mengadukan sang saudara kembar atau membiarkannya saja. Saat Thea masih membeku, tiba-tiba pintu terbuka. Suara bersorak yang muncul dari adik laki-lakinya; Bhumi, menyadarkan Thea. "Kak, kapan kakak datang? Ayo main game denganku." Thea mengusap puncak kepala Bhumi.

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 94 : (Season 02 : Anna - Thea Story)

    Hujan turun perlahan di luar jendela. Butiran airnya membasahi kaca, menciptakan pola-pola abstrak yang tak beraturan. Thea duduk di ujung tempat tidur, ponselnya tergenggam erat di telapak tangan. Sudah berkali-kali ia mencoba menghubungi Anna, dan untuk kesekian kalinya hanya nada tunggu yang menjawab. Namun kali ini, saat ia hampir menyerah, suara di ujung sana akhirnya terdengar. "Halo?" suara Anna pelan, nyaris berbisik. Thea menghela napas panjang, menekan rasa kesal yang mengendap dalam dirinya. "Anna, kamu di mana? Pulanglah. Sebelum Ayah tahu, sebelum semuanya bertambah buruk." Ada jeda sejenak sebelum Anna menjawab. "Aku tidak akan pulang, Thea. Keputusanku sudah bulat. Aku ingin hidup bersama Dylan." Dada Thea terasa sesak. Ia berusaha menahan diri agar tidak meledak di telepon. "Kamu gegabah, Anna. Kamu baru mengenal Dylan sebentar. Kamu tidak bisa memutuskan sesuatu yang sekritis ini begitu saja." "Aku sudah cukup dewasa untuk tahu apa yang aku inginkan, Thea. Aku me

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 93 : (Season 02 : Anna- Thea Story)

    Hembusan angin musim semi menggoyangkan rambutnya yang sedikit berantakan, tapi sorot matanya tajam. Langkahnya ringan, seolah seluruh dunia sedang berjalan mengikuti iramanya.Semua seperti sedang memberi hormat padanya. Karena satu langkah pencapaian yang ia dapat dengan mudah.Ia trtawa. Riang. Matanya jelas menunjukkan sisi gelap dan misterius, tapi tawa kekanak-kanakan itu justru lebih menakutkan.Saat ia mendengar apa yang terjadi pada sang ibunda, ia kira, mengemban tugas ini akan sangat menyulitkan. Ia mungkin butuh banyak tahun. Dengan segala pengorbanan di dalamnya. Ternyata, hey, hanya butuh satu dua bulanIa sudah hampir menang. Saat ia berhenti di depan sebuah apartemen di sudut kota Paris, jauh dari hingar-bingar mahasiswa ENS lainnya, tawanya yang penuh itu mendadak menghilang. Ia memasang wajah yang jauh lebih manis, melunak, penuh kehangatan. Setelah beberapa ketukan, pintu terbuka, dan di baliknya berdiri seorang gadis dengan rambut panjang tergerai, wajahnya sediki

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 92 : (Season 02 : Anna - Thea Story)

    Malam itu, angin Paris bertiup lirih, menyusup ke celah-celah jendela apartemen yang lengang. Thea menghempaskan tubuhnya ke sofa, melepas sepatu dengan gerakan malas, lalu memejamkan mata sejenak. Ia baru saja pulang dari kediaman orang tuanya, setelah semalaman mendengarkan debat panjang antara Jaden dan Anye soal bagaimana mereka harus menangani sikap Anna yang semakin sulit dikendalikan. Namun, ada sesuatu yang janggal. Ia merasa sesuatu terasa aneh. Seperti perasaan yang tidak biasa. Benar. Apartemennya terlalu tenang. Apartemen terasa terlalu sepi. Sunyi yang berbeda dari biasanya. Biasanya, setidaknya suara lagu dari ponsel Anna akan bergema di salah satu sudut ruangan atau aroma teh melati yang biasa diminum Anna akan menyelinap hingga ke ruang tengah. Atau awal mereka pindah, Anna akan berceloteh soal anak-anak tampan di kelasnya, juga soal si brengsek Dylan, hingga beberapa terakhir ... perdebatan juga meramaikan tempat mereka berdua tinggal. Tapi kali ini ... kosong.

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 91 : (Season 02 : Anna - Thea Story)

    barang-barangnya. Tangannya bergerak cekatan, melipat setiap potong pakaian dengan rapi dan memasukkannya ke dalam koper kecil yang biasa ia gunakan untuk perjalanan singkat. Ia berhati-hati, memastikan bahwa tidak ada suara berisik yang bisa menarik perhatian Thea.Di sudut ruangan, ponselnya bergetar pelan. Sebuah pesan dari Dylan muncul di layar: "Aku sudah di tempat yang kita sepakati. Aku tunggu di dekat Seine."Hati Anna berdegup lebih cepat. Ada ketegangan, ada keberanian yang ia paksakan, dan ada luka yang menganga dalam dadanya. Sejak melihat foto Thea berada dalam pelukan Dylan, ia merasa dikhianati. Meski Thea mengaku membenci Dylan, tapi bagaimana bisa ada foto yang menunjukkan sebaliknya? Thea mungkin hanya berpura-pura. Mungkin Thea juga menginginkan Dylan, dan semua ini hanyalah tipu daya agar Anna menjauh.Perlahan, ia melangkah keluar dari kamar. Apartemen masih sunyi, hanya terdengar suara kipas angin yang berputar pelan. Ia tahu Thea sedang bertemu dengan ayah merek

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 90 : (Season 02 : Anna - Thea Story)

    Hujan turun dengan lembut di luar jendela ketika Thea duduk di ruang tamu rumah orang tuanya, menatap kedua orang yang telah membesarkannya dengan sorot mata serius. Ia sudah mempertimbangkan ini sejak lama, tetapi malam itu, ia tahu bahwa ia tidak bisa menunda lagi."Ayah, Ibu, aku ingin bicara soal Anna," ucapnya, suaranya bergetar sedikit. Ia sebenarnya tidak ingin mengatakan hal ini pada kedua orang tuanya. Salah-salah, ia dan Anna bisa diseret pulang ke rumah dan ttidak akan diizinkan lagi tinggal terpisah di apartemen. Tapi sepertinya, setelah dipikir lagi, ini urgent. Perubahan Anna terlalu menakutkan bagi Thea.Jaden dan Anyelir bertukar pandang. Sudah beberapa hari ini mereka memang merasakan ada sesuatu yang berbeda pada Thea, tapi mereka tidak menduga bahwa itu berhubungan dengan Anna."Ada apa dengan Anna?" tanya Anyelir, suaranya lembut namun penuh perhatian.Thea menarik napas dalam, mencoba merangkai kata dengan hati-hati. "Sejak dia bertemu dengan Dylan Louise, dia ber

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status