Share

Bab 7

Author: Nanasshi
last update Last Updated: 2024-12-12 16:38:19

FLASHBACK

Indonesia, May 2021.

'Nanti mau ya, menghabiskan malam penuh gairah bersama? Aku punya kado spesial untuk kamu.'

Pesan masuk itu mengubah musim panas milik Indonesia yang gerahnya tidak keruan menjadi sejuk seketika. Mungkin juga karena segelas affogato yang aku sesap. Atau boleh jadi karena kepalaku sudah sibuk membayangkan ini dan itu, malam nanti.

Suara riuh di luar ruangan sesaat membuatku sadar. Menanggalkan bayang-bayang nakal di dalam otak dan menegaskan ... hey ... ini masih di lokasi syuting. Di ruang tunggu itu, aku dapat melihat pantulan diri di cermin rias. Wajah yang sudah nampak lelah  tiba-tiba berubah penuh binar. Hanya karena sebuah pesan masuk dari dia.

Micko Kasetra.

Masih terpaku pada cermin ketika tepat, sebuah tangan melingkar di leher. Aroma parfum Bvlgari Pour Homme dengan wangi teh yang menenangkan.

Wangi dari seseorang yang selama enam tahun ini yang menjadi favorit. Wangi yang begitu senang aku hidu tatkala mata terbuka. Atau saat lelah seharian setelah bekerja. Ah ... wangi yang juga menyenangkan saat semalaman berada dalam pelukannya.

"Ngetawain apa sih nona manis?"

Dia mengecup puncak kepalaku setelah melontarkan tanya yang berupa basa-basi. Aku menoleh dan mendapati dirinya tengah tersenyum. Kemejanya dengan dua kancing teratas yang dibiarkan terbuka, rambutnya yang baru saja dicat, juga senyum semanis madu yang dipamerkan dengan jemawa. Aku tidak tahu, kenapa ia memilih karier sebagai sutradara dan bukan sebagai aktor?

Hey, dia nggak kalah cakep dari Jeff Smith!

"Ada manusia yang mengajak aku menikmati malam yang menggelora," jawabku seraya terkekeh dan menunjukkan layar ponselku padanya. "Aku masih pikir-pikir, akan menerima atau menolak."

Dia tertawa dengan menutup mulutnya. Pipinya bersemu merah menandakan ia malu. Duh ... dia selalu semenggemaskan itu saat merasa malu.

"Apa itu aku?"

Aku mengendikkan bahu. "Entah, ya."

Dia kembali terkekeh dan mengecup pipiku. Dia kemudian meraih kursi dan duduk di sebelahku. "Sudah makan?" tanyanya penuh perhatian.

Aku mengangguk. "Sudah. Kamu sendiri?"

Dia mengangguk untuk kemudian matanya berpredasi di seluruh ruangan yang sepi. Hanya ada kami berdua. "Tapi aku masih lapar," jawabnya dengan tatapan nakal.

Aku mengernyit. "Makan aja kalau kamu masih lapar," jawabku dengan mencebikkan bibir. Aku tidak bodoh dengan hal-hal tersirat yang diucapkannya. Dengan gestur dan pandangan nakal yang ditunjukkannya. Dia memang akan selalu memulainya dengan kalimat-kalimat penuh rayu, setiap kali, untuk beberapa waktu, kami ditahan oleh rindu dan jarak.

"Jangan menyesal, ya."

Dia mendekat dan mengikis spasi antara kami. Membiarkan hangat embusan napas dari masing-masing menerpa pipi. Menghadirkan gelenyar mendebarkan, di mana jantung terasa berdetak dengan lomba dalam dua kali lipat hitungan. Tanpa diperintah, mata bekerja refleks dan menutup dengan sendirinya.

Dan sebuah kecupan lembut mendarat sempurna. Bertumbukan antara material basah dan menghadirkan suasana syahdu. Ia menuntun tanganku untuk mengalung di lehernya. Mengeratkan peluk meski kami sama-sama dalam keadaan duduk. Walau itu hanya berlangsung dalam hitung detik. Sebab ia, menarikku ke dalam pangkuannya tanpa melepaskan pagut.

Ini; lembut. Ciumannya, rasa hangat yang diberikannya dan perasaan yang menguar memenuhi seisi ruangan. Ciuman yang selalu sama meski telah enam tahun terlewat. Menghadirkan gugup meski bukan lagi kali pertama. Dia memang sememabukkan itu.

Micko Kasetra.

Lewat bibirnya, seorang Lyla Anyelir Daphne akhirnya mengenal betapa indahnya ciuman pertama. Lewat bibirnya pula, perempuan sibuk sepertiku, bisa merasakan kecap demi kecap diantara waktu syuting hanya untuk meluruhkan lelah. Tentu saja, lewat bibir Micko Kasetra pula, aku bisa merasakan sebuah ciuman yang panas dan mendebarkan.

"Kak Anye, scene selanjut – Oh ... Sorry, aku akan kembali sepuluh menit lagi."

Aku dan Micko secara otomatis melepaskan pagutan. Selain karena pasokan udara yang menipis akibat ciuman panjang, juga karena Jennieta –lawan mainku dalam film ini- tanpa sengaja memergoki kami.

Tidak.

Perempuan itu tidak datang untuk mengintip atau mengganggu. Seperti kebiasaannya, ia pasti datang untuk berlatih adegan berikutnya.

Aku dan Micko sama-sama terkekeh. Saling memandang dan jemarinya yang dipenuhi urat-urat tegas membelai kepalaku lembut. Selalu, dia menjadi apa yang paling indah dalam tatanan hidup seorang Lyla Anyelir Daphne. Menjadi yang paling berarti dalam hidup perempuan yang tumbuh tanpa cinta sepetiku.

"Kayaknya aku harus pergi deh sebelum Jennieta datang dan mergokin kita lagi," ucapnya lembut setelah mendaratkan sebuah kecupan singkat di kening.

"Aku masih rindu, Micko," rengekku manja.

Micko kembali tersenyum. Aku curiga, berapa banyak gula yang dikonsumsi calon ibu mertuaku ketika ia mengandung laki-laki itu? Senyum anaknya terlalu manis. Mungkin melebihi manis dari gulali.

"Aku anterin kamu pulang nanti ya. Tadi tuh aku cuma melaksanakan tugasku," ujarnya seraya terkekeh.

Aku kembali mengernyit tak paham. "Tugas?"

"Iya."

"Apa?"

"Menghapus jejak ciuman Reza dalam scene film kamu tadi. Soalnya ... bibir indah ini cuma milikku. Milik Micko Kasetra."

Micko memang perayu ulung. Aku merona, merasakan diri seperti gadis berusia belasan. Berdebar kencang hanya karena bujuk rayu laki-laki.

Hey, Nye ... sadarlah!

"Berhenti merayu aku," ujarku pura-pura bersungut.

"Tapi kamu suka, kan?"

"Duh .. iya sih."

"Hey, nona manis, kamu ketahuan."

"Apa?"

"Kalau kamu jatuh cinta sama aku banyak sekali."

Aku tergelak, tak dapat menolak ucapannya. Kenyataannya memang demikian. Aku mencintai Micko Kasetra terlalu dalam. "Udah deh Micko, jangan bikin aku nggak mau lepasin pelukan kamu di sini semaleman, oke?"

Dia tertawa dan kembali, pipinya bersemu merah. Tidak ada yang begitu menggemaskan, selain tawa dengan pipinya yang merona milik kekasihku.

"Oke, aku balik ke crew. Kamu siapkan scene selanjutnya dengan baik, ya."

Dia mengusap kepalaku lembut dan mengecup dahi, kedua pipi dan bibirku sekilas. Setelahnya, ia menghilang dari balik pintu.

Hatiku, tiba-tiba sudah dibuat rindu lagi!

Dasar hiperbola.

"Jangan dilamunin terus, Ka Anye. Pak Sut ada di depan sana kok." Suara Jennieta memecah lamunan. Aku tersenyum dan menyapa junior di perusahaan yang sama denganku itu. Dan ini, kali pertamanya membintangi film sebagai second lead. Sebelumnya, ia menapaki karier sebagai penyanyi jebolan ajang pencarian bakat.

"Kalian benar-benar serasi," komentarnya lagi.

Aku terkekeh, "Benarkah?"

"Semua crew bilang kaya gitu," jawab Jennieta seraya tertawa. Aku hanya tersipu. Lanjutnya, "Kenapa kalian nggak go public sih?"

Aku diam. Tiba-tiba, mataku rasanya berubah sayu. Apa yang ditanyakan Jennieta, membuat hatiku tercubit. Enam tahun dan aku ingin sekali mengatakan pada dunia bahwa Lyla Anyelir Daphne telah memiliki kekasih dengan senyum yang manis, sosok pekerja keras dan idaman semua orang. Namun kenyataannya, Micko sendiri yang ingin merahasiakannya. Itu jelas karena berkaitan dengan sang ibu juga keluarganya yang lain. Pada sebuah resu yang terlalu sulit untuk aku raih.

Restu untuk seorang perempuan tanpa latar belakang yang hebat sepertiku.

"Micko masih belum siap, Jen."

Jennieta mengangguk, mafhum. "Kak, apa kalian sudah punya rencana untuk menikah?"

Aku tergelak. Jennieta menanyakan apa?

Menikah?

Siapa?

Aku?

"Aku belum kepikiran sampai ditahap itu, Jen. Karier kami pun sama-sama sedang baik," jawabku seraya sibuk membolak-balik naskah.

"Kalau aku ... aku ingin menikah muda, Kak Anye. Dengan seseorang yang aku cintai, tentunya," tutur Jennieta seraya tersipu. Pipinya yang chubby bersemu merah dan aku tertawa gemas. Mencubit pipinya sekilas dan ia terkekeh.

"Aku bakalan datang ke pernikahan kamu nanti deh."

"Janji ya, Kak."

"Oke."

Sayangnya, aku tidak pernah tahu bahwa pada akhirnya, pernikahan Jennieta yang harus aku hadiri, meninggalkan luka yang sangat dalam. Tentu saja, karena sosok yang berdiri di sampingnya, adalah kekasihku, Micko Kasetra.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 8

    Tanganku sudah dipenuhi balon di sisi kiri dan sisa cokelat di sisi kanan. Lutut terasa bergetar sebab mengikuti pergerakan dua makhluk ajaib yang dikirim dari planet Saturnus. Dua squishy yang sibuk memantul ke sana kemari. Tanpa lelah; dan aku hampir mati. Ya Tuhan! Anak kembar berusia lima tahun ini sepertinya tidak pernah kehabisan energi. "Thea, Anna, kemari. Ayo istirahat dulu sebntar. Kita harus makan siang, kan?" pintaku dengan suara setengah memohon. Thea menoleh –mungkin juga Anna sebab aku tidak tahu- dan berlari menghampiriku. Tak lama, satu squishy lainnya datang dengan tawa yang lebar. Mereka berdiri di depanku dengan senyuman yang mentereng. "Kita makan siang apa, aunty?" Aku diam sejenak. "Pizza? Pasta? Spaghetti?" "Spaghetti," jawab mereka serempak. Aku mengusap kepala mereka berdua lembut, untuk kemudian menggamit dua jemari mereka di sisi kanan dan kiri untuk kemudian masuk ke dalam cafe. Sayangnya, ini bukan cafe Dio. Padahal di sana, aku akan memin

    Last Updated : 2024-12-13
  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 9

    Ini pukul sepuluh malam, sepi. Sebab Naeema dan Sella berkencan dengan pasangan masing-masing. Juga Mark dan Dio yang entah ke mana. Tapi sejak tadi senyum di bibirku yang menjadi aneh. Sungguh! simpul bibir tertarik paksa membentuk senyuman tanpa aku tahu penyebabnya. Tidak ada jokes-jokes aneh milik adikku, Mark. Tidak juga ada pertikaian antara Naeema dan Sella yang membuatku senang. Aku; sendirian. Sepertinya aku terserang virus mematikan. Senyum tanpa sebab!Atau sebabnya adalah senyum milik ... Jaden?Tidak mungkin!Ponselku bergetar. Menghadirkan pesan dengan nomor baru. Boleh jadi ini pesan iseng atau memang 'seseorang' sengaja mengirimkannya. Isinya singkat, penuh nada memerintah dan menyebalkan. Aku mengernyit. Cukup tahu siapa manusia kurang ajar yang mengirimnya.From : xxx-xxx Datang ke Mamma Primi cafe dengan si kembar. To : xxx-xxxApa ini dibayar? Aku pengangguran sekarang.From : xxx-xxx Dasar matrealistis! To : xxx-xxxAku harus hidup di sini.Mau atau tidak?Fr

    Last Updated : 2024-12-14
  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 10

    Seine dan yacht yang melaju lambat. Menampilkan pesona Paris di sekitarnya. Ada Anna dan Thea yang nampak ceria menikmati sandwich. Juga sore sudah disambut semburat orange di sudut sana. Aku berdiri di bagian depan yacht, di sisi Jaden. Laki-laki itu memandang sungai Seine dengan pandangan yang selalu terasa sulit untuk dibaca. Aku mendehem. Berharap, kebekuan mencair. Dan memang Jaden menoleh. "Aktingmu buruk," komentarnya pedas. Aku hanya mencebikkan bibir. "Aku actress yang berbakat, asal kamu tahu." "Kamu mengajari anakku hal-hal tadi?" tanyanya curiga. "Si squishy hanya aku beri pengarahan sedikit. Catat ya, pengarahan. Bukan mengajari detailnya. Anak-anak kamu akan jadi actress hebat seperti aku," jawabku jumawa seraya tertawa. "Aku nggak mau anakku seperti kamu." Dingin. Singkat dan seperti menusukku dengan pisau. Aku menoleh ke arah Jaden. "Maksud kamu?" "Perlu aku jabarkan?" Aku diam; bergeming. "Akting kamu mungkin sangat bagus, tapi kamu membuat skandal memaluka

    Last Updated : 2024-12-14
  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 11

    Instagram, Tiktok, x, dan berbagai portal gosip lainnya sedang memandangku sinis. Ada banyak kalimat lucu yang ditambahkan. Ada banyak ucapan konyol yang dibubuhkan. Itu bumbu. Media memang selalu dipoles semacam itu; agar menjual. Dan itu – Sialan!Aku sebagai objek. Dikuliti oleh berbagai perspektif yang menyudutkan.'Aktris berinisial L-A tertangkap kamera sedang menikmati kencan dengan seorang sutradara''Aktris berinisial L-A menikmati makan malam romantis dengan sutradara besar Indonesia berinisial M''Sutradara M sudah beristri, benarkah ada skandal kencan dengan artis berinisial L-A?''Lihat foto-foto kencan aktris L-A, nomor lima akan buat kamu geleng-geleng kepala'Aku melempar ponselku ke atas nakas. Mengabaikan berbagai macam komentar yang tak bisa lagi aku hitung, klasifikasikan dan cerna. Terlalu banyak. Dan yang bisa aku lakukan sekarang hanya kembali membaringkan tubuhku di atas tempat tidur, dengan jemari sibuk memijit dahi."Jangan terlalu dipikirkan. Berita itu aka

    Last Updated : 2024-12-15
  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 12

    Cookies, macarons dan tarte tatin dari cafe Dio sibuk bergantian masuk ke dalam mulut. Menemani pagiku yang pengangguran. Sella sejak semalam tidak pulang. Naeema berangkat pagi-pagi buta. Dio apalagi, sepertinya ia berangkat ke cafe saat masih fajar. Tersisa aku yang meringkuk di sofa depan tv dan Mark yang masih terlelap di kamarnya.Aku mengganti beberapa channel secara random. Tak ada yang menarik, hanya berita pagi tentang serangan bom yang dituduhkan pada teroris, atau acara masak-memasak berbagai macam makanan yang membuatku semakin lapar, juga acara olahraga pagi yang membuatku semakin mengantuk.Sial!Hidup sebagai pengangguran ternyata tidak seindah bayangan."Ya Tuhan, perempuan tua ini sungguh nggak punya kerjaan? Kamu kelihatan kaya gelandangan sekarang Kak."Aku menoleh, mendelik ke arah si tersangka bermulut kotor yang menghina dan menyamakanku dengan tunawisma."Woyy!! Aku tendang mulut kamu ya Mark!""Sini kalau kamu bisa. Kamu kan pendek Kak."Aku bangkit dan menenda

    Last Updated : 2024-12-15
  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 13

    Le jules Verne, menara Eiffel lantai dua. Retoran mewah yang menjadi destinasi semua manusia pecinta keindahan. Sebab dari sini, gemerlap Paris nampak jumawa memamerkan diri. Aku, dua squishy dan Jaden. Duduk dalam diam, dengan pikiran saling berkecamuk. Catat tolong. Ini bukan makan malam romantis keluarga bahagia, ya. Bukan! Pandanganku masih sibuk pada hamparan Paris yang menawan. Malam dan kerlap-kerlip lampu yang semarak. Di sampingku, Anna dan Thea sibuk mengunyah steak yang sudah lebih dulu di potong Jaden untuk piring Thea, dan olehku untuk piring Anna. Bukan! Ini masih bukan soal ayah, ibu dan anak-anaknya. Aku hanya kasihan melihat Anna yang ingin segera melahap steak-nya. "Ayah bilang kita pindah ke Paris karena akan bertemu Mama." Anna sibuk mengunyah namun matanya yang berbinar penuh rasa ingin tahu terlihat jelas. Aku menoleh ke arah Jaden. Ingin tahu reaksi dari laki-laki brengsek itu. Jujur, aku ingin tak peduli. Mengabaikan urusan 'rumah tangga' orang lain, s

    Last Updated : 2024-12-16
  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 14

    Aku, Mark dan Naeema termangu; bodoh. Menatap pintu dengan wajah tak percaya. Di sana, berdiri seorang Jaden Pradipta dengan wajahnya yang seperti biasa, dingin. Kemudian dari balik tubuhnya, muncul dua squishy yang tersenyum lebar dan memburu untuk memeluk kakiku. Sontak aku berjongkok, mengalihkan pelukan mereka pada tubuhku. Di tangan keduanya, tergamit boneka pororo dan krong. "Hai Anna, Thea," sapa Naeema. Keduanya tersenyum dan melambaikan tangan ke arah Naeema tanpa melepas pelukan mereka padaku. "Wah ... Kak, mereka bawa saudara kembar kamu." Aku mendelik ke arah Mark saat ia menunjuk krong sebagai kembaranku. "Aku ... ingin menitipkan mereka padamu. Mama sedang di Colmar. Aku harus pergi ke rumah sakit." Aku menatap Jaden dengan pandangan enggan. Bukan masalah, sebenarnya, saat aku harus menjadi pengasuh Anna dan Thea. Hanya saja aku ingin melihat, sejauh mana harga diri Jaden akan turun demi anak-anaknya. Tiba-tiba Mark dan Naeemaa berdehem untuk selanjutnya meni

    Last Updated : 2024-12-16
  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 15

    Ten Belles cafe, pukul 1 siang. Aku dan dua squishy menghabiskan beberapa cake dengan lahap. Sebab lelah, setelah hampir 3 jam berputar-putar di sekitaran pertokoan Le Marais, mencari hal-hal yang aku butuhkan demi menciptakan 'Anna' dan 'Thea'.Aku merogoh beberapa benda lucu dalam paper bag; hasil dari perburuan kami tadi. Hanya aksesoris rambut dalam berbagai bentuk dan ukuran dengan dua warna spesifik sesuai kesukaan keduanya. Dan beruntungnya warna yang mereka sukai berbeda. Thea dengan warna putih dan Anna dengan warna biru."Kalau Jad - maksud auntie- ayah kalian tidak bisa memakaikannya, naiklah ke lantai dua. Biar auntie yang pakaikan."Mereka berdua mengangguk dengan sudut bibir yang dipenuhi sisa-sisa cokelat. Aku mengambil tissue dan membersihkan kembali pipi kenyal keduanya. Mereka berdua kembali tersenyum, menghadirkan mata mereka yang menyipit membentuk bulan sabit."Benarkah ini Lyla anyelir Daphne yang aku kenal?"Suara Dio menginterupsi, tak lama berdecit kursi yang

    Last Updated : 2024-12-16

Latest chapter

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 98 : (Season 02 : Anna - Thea Story)

    "Dia ibu kamu?"Wajar rasanya bila Anna hampir terpekik saat mendengar Dylan Louise mengatakan perempuan jahat itu adalah ibunya. Bagaimanapun Anna masih mengingat bagaimana rasa takut, gelisah, putus asanya ketika ia mengalami insiden penculikan 12 tahun silam.Dan itu karena perempuan yang diakui Dylan Louise sebagai ibunya."Tentu saja, yang cantik dan berhati hangat itu ... ibuku."Anna melengos, ia meludah kecil mendengar kata' hangat' yang meluncur dari mulut Dylan Louise. Wanita yang menjadi dalang kecelakaan keluarganya, menculik ia dan Thea, juga bahkan menculik ibunya yang koma di rumah sakit. Katakan pada Anna, di mana letak 'baik' dan 'hangat' yang Dylan katakan tadi?"Baik?" Anna mendengus. "Kamu tidak tahu seberapa jahatnya perempuan itu."Dylan mengernyit, menatap tak suka pada Anna. "Jangan membual. Kamu yang tidak tahu apapun soal ibuku."Anna tidak habis pikir. Laki-laki itu, yang kemarin masih bersikap manis padanya, ternyata bisa berubah dengan cepat."Lebih baik k

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 97 : (Season 02 : Anna - Thea Story)

    Jaden mungkin pernah gagal membina rumah tangganya dengan Mina, tapi ia tentu saja, tidak akan pernah membenci buah hati yang ia dapatkan dari pernikahan itu. Ia sangat mencintai si kembar, Anna dan Thea. Apalagi setelah keduanya mengalami banyak nasib buruk 12 tahun silam, Jaden jadi semakin protektif demi menjaga keduanya. 'Kami merasa sesak ayah.' Kemarin Thea bercerita sambil menangis saat ia mengatakan permasalahan Anna. 'Kami merasa sesak karena sikap posesi ayah. Tapi aku juga nggak menyangka bahwa Anna akan senekat ini hanya karena seorang laki-laki.' Jaden mengusap wajahnya kasar. Perjalanan dari Colmar ke Paris terasa lama sekali, padahal ia sudah dikejar waktu. Tidak mungkin sekali, Jannieta yang selama ini tenang, diam-diam mengirimi istrinya sebuah foto dengan Dylan Louise. Perempuan itu pasti sudah mengetahui bahwa Jaden menemukan asal usul Dylan. Si nak adopsinya. "Ini semua salahku." Suara Anye, di sisinya, tiba-tiba terdengar parau. Perempuan itu, menangis di leng

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 96 :(Season 02 : Anna - Thea Story)

    Jaden tidak bisa mentoleransi lagi. Ini Jannieta. Perempuan gila yang hampir membunuhnya, keluarganya, sahabat-sahabatnya. Perempuan gila yang dulu menculik anak-anak dan istrinya. Jaden bergerak cepat. Ia mencari keberadaan Dylan Louise dan mengajak Mark untuk mendatangi tempat tersebut. Sebuah apartemen kecil di sudut kota Paris. Apartemen yang bahkan tak layak untuk ditempati putri kesayangannya. Duh ... Jaden merasa perih. Bisa-bisanya Anna lebih memilih laki-laki itu, dengan keadaan yang tidak lebih baik, dibandingkan keluarganya sendri. Jaden menoleh sesaat pada Mark. Ia meminta persetujuan untuk memulai. Dan sang adik ipar mengangguk sebagai tanda setuju. Jaden mengetuk. Satu kali, dua, hingga lima. Jaden mengetuk namun tak ada jawaban dari dalam sana. Hening saja. Jaden merasa heran. Ia lantas mengencangkan ketukan jemarinya di pintu. Atau lebih tepatnya jika disebut dengan menggedor. Jaden tidak punya waktu untuk bersopan santun setelah si laki-laki brengsek itu

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 95 : (Season 02 : Anna - Thea Story)

    Thea tidak punya banyak pilihan selain akhirnya beringsut menuju rumah sang ayah. Meski awalnya ia memang ingin merahasiakan kepergian Anna, dan berusaha sendiri untuk membujuk sang kembaran pulang. Tapi kini, melihat hasil nihil tersebut, Thea jadi berpikir ulang. Ayahnya yang harus turun tangan. Ia yang bisa menyeret Anna kembali kepada keluarga mereka. Meski tentu saja, sebagai akibat perbuatan Anna ini, kebebasannya pun akan dipertaruhkan. Oh ayolah, sang ayah akan menjadi lebih superrrr strict. Ia dan Anna mungkin tidak akan pernah mendapatkan izin untuk tinggal terpisah kembali. Langkah Thea berhenti di depan pintu rumah orang tuanya. Mematung sesaat, ragu melingkupinya. Ia kembali menimbang soal apakah akan mengadukan sang saudara kembar atau membiarkannya saja. Saat Thea masih membeku, tiba-tiba pintu terbuka. Suara bersorak yang muncul dari adik laki-lakinya; Bhumi, menyadarkan Thea. "Kak, kapan kakak datang? Ayo main game denganku." Thea mengusap puncak kepala Bhumi.

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 94 : (Season 02 : Anna - Thea Story)

    Hujan turun perlahan di luar jendela. Butiran airnya membasahi kaca, menciptakan pola-pola abstrak yang tak beraturan. Thea duduk di ujung tempat tidur, ponselnya tergenggam erat di telapak tangan. Sudah berkali-kali ia mencoba menghubungi Anna, dan untuk kesekian kalinya hanya nada tunggu yang menjawab. Namun kali ini, saat ia hampir menyerah, suara di ujung sana akhirnya terdengar. "Halo?" suara Anna pelan, nyaris berbisik. Thea menghela napas panjang, menekan rasa kesal yang mengendap dalam dirinya. "Anna, kamu di mana? Pulanglah. Sebelum Ayah tahu, sebelum semuanya bertambah buruk." Ada jeda sejenak sebelum Anna menjawab. "Aku tidak akan pulang, Thea. Keputusanku sudah bulat. Aku ingin hidup bersama Dylan." Dada Thea terasa sesak. Ia berusaha menahan diri agar tidak meledak di telepon. "Kamu gegabah, Anna. Kamu baru mengenal Dylan sebentar. Kamu tidak bisa memutuskan sesuatu yang sekritis ini begitu saja." "Aku sudah cukup dewasa untuk tahu apa yang aku inginkan, Thea. Aku me

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 93 : (Season 02 : Anna- Thea Story)

    Hembusan angin musim semi menggoyangkan rambutnya yang sedikit berantakan, tapi sorot matanya tajam. Langkahnya ringan, seolah seluruh dunia sedang berjalan mengikuti iramanya.Semua seperti sedang memberi hormat padanya. Karena satu langkah pencapaian yang ia dapat dengan mudah.Ia trtawa. Riang. Matanya jelas menunjukkan sisi gelap dan misterius, tapi tawa kekanak-kanakan itu justru lebih menakutkan.Saat ia mendengar apa yang terjadi pada sang ibunda, ia kira, mengemban tugas ini akan sangat menyulitkan. Ia mungkin butuh banyak tahun. Dengan segala pengorbanan di dalamnya. Ternyata, hey, hanya butuh satu dua bulanIa sudah hampir menang. Saat ia berhenti di depan sebuah apartemen di sudut kota Paris, jauh dari hingar-bingar mahasiswa ENS lainnya, tawanya yang penuh itu mendadak menghilang. Ia memasang wajah yang jauh lebih manis, melunak, penuh kehangatan. Setelah beberapa ketukan, pintu terbuka, dan di baliknya berdiri seorang gadis dengan rambut panjang tergerai, wajahnya sediki

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 92 : (Season 02 : Anna - Thea Story)

    Malam itu, angin Paris bertiup lirih, menyusup ke celah-celah jendela apartemen yang lengang. Thea menghempaskan tubuhnya ke sofa, melepas sepatu dengan gerakan malas, lalu memejamkan mata sejenak. Ia baru saja pulang dari kediaman orang tuanya, setelah semalaman mendengarkan debat panjang antara Jaden dan Anye soal bagaimana mereka harus menangani sikap Anna yang semakin sulit dikendalikan. Namun, ada sesuatu yang janggal. Ia merasa sesuatu terasa aneh. Seperti perasaan yang tidak biasa. Benar. Apartemennya terlalu tenang. Apartemen terasa terlalu sepi. Sunyi yang berbeda dari biasanya. Biasanya, setidaknya suara lagu dari ponsel Anna akan bergema di salah satu sudut ruangan atau aroma teh melati yang biasa diminum Anna akan menyelinap hingga ke ruang tengah. Atau awal mereka pindah, Anna akan berceloteh soal anak-anak tampan di kelasnya, juga soal si brengsek Dylan, hingga beberapa terakhir ... perdebatan juga meramaikan tempat mereka berdua tinggal. Tapi kali ini ... kosong.

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 91 : (Season 02 : Anna - Thea Story)

    barang-barangnya. Tangannya bergerak cekatan, melipat setiap potong pakaian dengan rapi dan memasukkannya ke dalam koper kecil yang biasa ia gunakan untuk perjalanan singkat. Ia berhati-hati, memastikan bahwa tidak ada suara berisik yang bisa menarik perhatian Thea.Di sudut ruangan, ponselnya bergetar pelan. Sebuah pesan dari Dylan muncul di layar: "Aku sudah di tempat yang kita sepakati. Aku tunggu di dekat Seine."Hati Anna berdegup lebih cepat. Ada ketegangan, ada keberanian yang ia paksakan, dan ada luka yang menganga dalam dadanya. Sejak melihat foto Thea berada dalam pelukan Dylan, ia merasa dikhianati. Meski Thea mengaku membenci Dylan, tapi bagaimana bisa ada foto yang menunjukkan sebaliknya? Thea mungkin hanya berpura-pura. Mungkin Thea juga menginginkan Dylan, dan semua ini hanyalah tipu daya agar Anna menjauh.Perlahan, ia melangkah keluar dari kamar. Apartemen masih sunyi, hanya terdengar suara kipas angin yang berputar pelan. Ia tahu Thea sedang bertemu dengan ayah merek

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 90 : (Season 02 : Anna - Thea Story)

    Hujan turun dengan lembut di luar jendela ketika Thea duduk di ruang tamu rumah orang tuanya, menatap kedua orang yang telah membesarkannya dengan sorot mata serius. Ia sudah mempertimbangkan ini sejak lama, tetapi malam itu, ia tahu bahwa ia tidak bisa menunda lagi."Ayah, Ibu, aku ingin bicara soal Anna," ucapnya, suaranya bergetar sedikit. Ia sebenarnya tidak ingin mengatakan hal ini pada kedua orang tuanya. Salah-salah, ia dan Anna bisa diseret pulang ke rumah dan ttidak akan diizinkan lagi tinggal terpisah di apartemen. Tapi sepertinya, setelah dipikir lagi, ini urgent. Perubahan Anna terlalu menakutkan bagi Thea.Jaden dan Anyelir bertukar pandang. Sudah beberapa hari ini mereka memang merasakan ada sesuatu yang berbeda pada Thea, tapi mereka tidak menduga bahwa itu berhubungan dengan Anna."Ada apa dengan Anna?" tanya Anyelir, suaranya lembut namun penuh perhatian.Thea menarik napas dalam, mencoba merangkai kata dengan hati-hati. "Sejak dia bertemu dengan Dylan Louise, dia ber

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status