Share

Bab 13

Penulis: Nanasshi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-16 20:57:43

Le jules Verne, menara Eiffel lantai dua. Retoran mewah yang menjadi destinasi semua manusia pecinta keindahan. Sebab dari sini, gemerlap Paris nampak jumawa memamerkan diri. Aku, dua squishy dan Jaden. Duduk dalam diam, dengan pikiran saling berkecamuk.

Catat tolong.

Ini bukan makan malam romantis keluarga bahagia, ya.

Bukan!

Pandanganku masih sibuk pada hamparan Paris yang menawan. Malam dan kerlap-kerlip lampu yang semarak. Di sampingku, Anna dan Thea sibuk mengunyah steak yang sudah lebih dulu di potong Jaden untuk piring Thea, dan olehku untuk piring Anna.

Bukan!

Ini masih bukan soal ayah, ibu dan anak-anaknya.

Aku hanya kasihan melihat Anna yang ingin segera melahap steak-nya.

"Ayah bilang kita pindah ke Paris karena akan bertemu Mama."

Anna sibuk mengunyah namun matanya yang berbinar penuh rasa ingin tahu terlihat jelas. Aku menoleh ke arah Jaden. Ingin tahu reaksi dari laki-laki brengsek itu. Jujur, aku ingin tak peduli. Mengabaikan urusan 'rumah tangga' orang lain, s
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 14

    Aku, Mark dan Naeema termangu; bodoh. Menatap pintu dengan wajah tak percaya. Di sana, berdiri seorang Jaden Pradipta dengan wajahnya yang seperti biasa, dingin. Kemudian dari balik tubuhnya, muncul dua squishy yang tersenyum lebar dan memburu untuk memeluk kakiku. Sontak aku berjongkok, mengalihkan pelukan mereka pada tubuhku. Di tangan keduanya, tergamit boneka pororo dan krong. "Hai Anna, Thea," sapa Naeema. Keduanya tersenyum dan melambaikan tangan ke arah Naeema tanpa melepas pelukan mereka padaku. "Wah ... Kak, mereka bawa saudara kembar kamu." Aku mendelik ke arah Mark saat ia menunjuk krong sebagai kembaranku. "Aku ... ingin menitipkan mereka padamu. Mama sedang di Colmar. Aku harus pergi ke rumah sakit." Aku menatap Jaden dengan pandangan enggan. Bukan masalah, sebenarnya, saat aku harus menjadi pengasuh Anna dan Thea. Hanya saja aku ingin melihat, sejauh mana harga diri Jaden akan turun demi anak-anaknya. Tiba-tiba Mark dan Naeemaa berdehem untuk selanjutnya meni

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 15

    Ten Belles cafe, pukul 1 siang. Aku dan dua squishy menghabiskan beberapa cake dengan lahap. Sebab lelah, setelah hampir 3 jam berputar-putar di sekitaran pertokoan Le Marais, mencari hal-hal yang aku butuhkan demi menciptakan 'Anna' dan 'Thea'.Aku merogoh beberapa benda lucu dalam paper bag; hasil dari perburuan kami tadi. Hanya aksesoris rambut dalam berbagai bentuk dan ukuran dengan dua warna spesifik sesuai kesukaan keduanya. Dan beruntungnya warna yang mereka sukai berbeda. Thea dengan warna putih dan Anna dengan warna biru."Kalau Jad - maksud auntie- ayah kalian tidak bisa memakaikannya, naiklah ke lantai dua. Biar auntie yang pakaikan."Mereka berdua mengangguk dengan sudut bibir yang dipenuhi sisa-sisa cokelat. Aku mengambil tissue dan membersihkan kembali pipi kenyal keduanya. Mereka berdua kembali tersenyum, menghadirkan mata mereka yang menyipit membentuk bulan sabit."Benarkah ini Lyla anyelir Daphne yang aku kenal?"Suara Dio menginterupsi, tak lama berdecit kursi yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 16

    Mata panda, tawa Sella dengan ponsel di telinga, juga Dio yang menatap lembut. Aku terduduk di depan meja makan, pukul 8 pagi waktu Paris. Mengudara rasa kesal sebab si sialan Mark yang hampir meruntuhkan pintu -menggedor tanpa rasa manusiawi- untuk kemudian menyeretku duduk.Aku menghela napas malas, "Jadi ada apa?"Slla yang semula asik bercakap-cakap dengan kekasihnya disambungan telepon mendadak mendekat, mengabaikan ponselnya. Mata memicing penuh curiga."Apa yang kalian lakukan semalam di rumah ini?"Sungguh otakku bergerak layaknya komputer pentium; lambat. Aku menggaruk pelipisku dan kembali bersuara, "Apa maksud kamu?"Sella nampak kesal, Mark sibuk menelisik melalui matanya yang separuh tertutup cangkir sebab menyesap susu hangat, atau Dio dengan tangannya yang sibuk mengoleskan selai cokelat pada roti untuk kemudian meletakkannya di depanku."Terima kasih, penguinku," ujarku seraya meraih roti buatan Dio, menelannya malas."Kamu sungguh akan begini?" Sella masih menanyakan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 17

    Jaden mengalihkan pandangannya ke arah lain dan kembali berdehem, "Soal semalam mungkin?"Duh ... apa Jaden bodoh?Kenapa harus membahas hal yang terjadi semalam? Apa ia ingin mengejekku yang terus menatapnya tanpa bisa menampar wajahnya? Atau dia ingin mengejekku yang dengan bodohnya membiarkan tangan bergerak seperti tanpa tuan, mengusap keningnya, pipinya, hidungnya yang tinggi hingga bibirnya yang merah?Sial!Sial!Sial!Aku masih ingat sekali bagaimana aku dan Jaden yang terkejut saat mendengar suara si squishy; menginterupsi. Menghentikan adu tatap tanpa jeda antara aku dan Jaden yang entah kenapa bisa terjadi. Dan setelahnya, Jaden melenggang pergi dengan menggendong dua squishy tanpa sepatah katapun."Tidak ada yang terjadi semalam, lalu untuk apa aku marah?" jawabku tak acuh. Masih membiarkan fokusku hanya pada rambut Thea. Tidak pada wajah Jaden yang seperti biasa ... tampan!Sial!"Oke."Lihat, kan?Hanya aku yang tidak bisa tidur dan memikirkan kejadian itu hingga memilik

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 18

    "Lalu, apa kamu masih mencintai suami Jennieta?"Aku terhenyak. "Apa urusan kamu?""Aku juga penasaran."Lalu setelahnya kami sama-sama terdiam. Sibuk menyelami apa yang berkutat dipikiran masing-masing. Saling terdiam tanpa bisa saling menghadirkan jawaban. Terlalu sulit atau bahkan terlalu sakit."Bagaimana bila Mina kembali?"Jaden menghela napas lalu menatap langit. "Aku tidak tahu."Dan Jaden menoleh, "Bagaimana bila Micko rela meninggalkan istrinya demi kamu?"Aku diam, menunduk. Ada hawa panas yang menyerang bagian wajah terkhusus mata. Aku ingin menangis bila mengingat perandai-andaian itu. Bila saja Micko memilihku. Bila saja Micko berani meninggalkan Jennieta. Bila saja Micko tidak membuangku. Bila saja Micko tidak pernah menyanggupi keinginan orang tua mereka untuk menikah dengan Jennieta.Atau ....Bila saja aku memiliki keinginan menikah -tanpa peduli akan karierku lebih cepat- di bandingkan Jennieta.Bila semua hal buruk ini mampu aku cegah, mungkin aku adalah satu-satun

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 19

    "Kamu perempuan murahan!""Kenapa kamu berpikir begitu, Kak Anye? Kamu yang sejak awal nggak bersungguh-sungguh.""Brengsek! Apa maksud kamu?""Kak Anye seharusnya sadar diri. Coba perhatikan diri Kak Anye, sekali saja. Agar Kak Anye tahu, dunia tidak hanya berputar di sekitar kamu.""Sialan kamu Jen! Kamu benar-benar murahan!""Jennieta, kamu pelacur!""Jennieta sialan!""Cukup Nye! Berhenti mengatakan hal-hal buruk tentang calon istriku!"Sialan!Aku terkejut dan bangun dengan kepala pening. Mimpi buruk terkait Jennieta dan Micko masih senantiasa berputar tanpa tahu waktu. Ini Paris, pukul lima pagi. Membawa mood buruk dan membuat awal hari menjadi hancur. Setelah memejamkan mata beberapa kali, hasilnya tetap nihil. Mata justru sibuk berkutat dengan berbagai abstraksi benda di sekitar. Mengabsen lemari, kaca, bantal, guling, bahkan hingga bathrobe yang tersampir di balik pintu.Ah ... sial!Aku bangkit. Menendang selimut hingga tak beraturan; terserak. Memilih duduk di depan sofa da

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 20

    Jaden, Anna, Thea dan aku. Duduk dengan hamparan bintang di rooftop sebuah restoran. Menghabiskan steak, sphagetti tanpa unsur telur, beberapa potong eclair dan macarons. Dengan sesekali, Anna dan Thea sibuk bercerita."Ayah, aku ingin menjadi dokter seperti ayah."Itu Thea. Nampak dari ikat rambutnya. Bercerita dengan mulut dipenuhi macarons dan tertawa setelahnya. Jaden hanya tersenyum, mengusap sudut bibir Thea yang kotor."Kalau begitu, kamu harus rajin belajar."Anna dan Thea bersorak; girang."Aku nggak mau menjadi dokter seperti Thea ayah. Boleh, kan?"Jaden mengangguk dan tersenyum. Ia mengusap kepala Anna lembut. "Lalu Anna ingin jadi apa?"Anna mengerling, "Ingin jadi aktris seperti auntie Anye. Juga, ingin cantik seperti auntie."Aku diam dan mengalihkan pandangan pada Jaden. Sebab beberapa waktu lalu, Jaden begitu marah saat aku mengatakan bahwa anak mereka berbakat dibidang akting sepertiku. Nyatanya, Jaden hanya mengangguk dan tersenyum. "Lakukan apapun yang Anna sukai,

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 21

    Gila!Gila!Gila!Aku seperti idiot, yang memilih menggamit dua squishy dan berlalu dari restoran. Meninggalkan Jaden dan kegiatannya dalam bernostalgia. Meninggalkan Jaden yang masih diam saja dan bertampang bodoh dalam dekapan Mina. Meninggalkan Jaden dan membawa lari anak mereka.Bukankah Lyla Anyelir adalah orang yang tidak waras?Dua squishy sudah terlelap di kamarku. Sedang aku hanya terduduk di balik jendela –yang menghadap ke jalanan Belle Epouqe– dengan gelisah. Entah menanti siapa atau berharap apa. Teramat pasti bukan anak perempuan nenek Willie; Mina."Kak, kamu kenapa? Kaya orang bingung deh," komentar Mark di depan tv."Bukankah kalian makan malam bersama tadi, lantas kenapa Anna dan Thea malah hanya pulang dengan kamu?" Naeema turut rusuh dari balik meja makan.Aku menghela napas panjang. Menoleh ke arah Naeema dan Mark sekilas, untuk kemudian kembali menekuri jalanan di luar jendela."Perempuan itu kembali," gumamku tak jelas."Apa?""Mina," tambahku."Siapa?""Olivia

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18

Bab terbaru

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 89 : (Season 02 : Anna - Thea Story)

    Anna tidak pernah menyangka, hanya dalam hitungan detik, dunia yang selama ini ia kenal bisa runtuh begitu saja. Dua hari sudah ia mendiamkan Thea, dan saudari kembarnya itu pun tampaknya menyerah. Biasanya, Thea akan menggedor pintu kamarnya dan memaksa bicara, atau setidaknya menyelinap ke tempat tidurnya dengan alasan ingin tidur bersama seperti dulu. Tapi kali ini berbeda. Thea hanya membiarkan Anna dengan amarah dan kekecewaannya sendiri. Bahkan di kampus, mereka saling menghindar, seolah-olah tidak pernah mengenal satu sama lain. Pagi itu, ketika bel apartemen berbunyi, Anna yang pertama kali membukanya. Dan di sana berdiri ibunya, Anyelir, dengan senyum lembut dan sekantong besar makanan. "Pagi, anak-anak Ibu. Kok cemberut?" tanya Anyelir sambil melangkah masuk. Thea yang baru keluar dari kamar langsung menyambut ibunya, sementara Anna mencoba bersikap biasa, meskipun ada kecanggungan yang tak bisa ia sembunyikan. Anyelir, dengan insting keibuannya, langsung menangkap sesua

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 88 : (Season 02 : Anna - Thea Story)

    Suasana apartemen terasa sunyi. Bukan sunyi yang menenangkan, melainkan sunyi yang menggantung, seperti angin sebelum badai. Jaden duduk di sofa, matanya tajam menelisik kedua putrinya yang berdiri di hadapannya. Seolah ini adalah sebuah persidangan, di mana ia adalah hakim, dan kedua putrinya adalah terdakwa yang harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Anna, yang biasanya penuh percaya diri, tampak menciut. Punggungnya sedikit membungkuk, kepalanya menunduk, tangannya saling meremas. Sementara itu, Thea duduk di sandaran sofa dengan ekspresi santai. Ia menatap ayahnya dengan mata jernih, tidak gentar sedikit pun. Mungkin karena ia merasa tidak melakukan kesalahan apa pun. Tidak seperti kembarannya yang terlihat seperti tertangkap basah melakukan sesuatu yang dilarang. Jaden menghela napas panjang, lalu bersuara. Suaranya dalam, berwibawa, namun ada nada marah yang berusaha ia tahan. “Siapa laki-laki itu?” Anna menelan ludah. “Dia... Dylan Louise. Salah satu mahasiswa di ENS,” j

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 87 : (Season 02 : Anna - Thea Story)

    Angin malam berembus pelan di Paris, membawa aroma tanah yang masih lembap setelah hujan sore tadi. Dari balik jendela apartemen, lampu-lampu kota menyala seperti kunang-kunang yang menari di antara bangunan tua nan kokoh. Anna duduk bersila di sofa, matanya berbinar, bibirnya tak henti-hentinya berceloteh tentang sesuatu yang membuatnya begitu bersemangat. Atau lebih tepatnya, seseorang. "Thea, kamu nggak ngerti! Ini takdir!" seru Anna sambil merentangkan tangannya dramatis. Thea, yang tengah bersandar dengan sebuah buku di pangkuannya, hanya mengangkat sebelah alis. "Takdir? Kamu baru ketemu dia sekali, Anna." Anna mendesah panjang. "Bukan masalah berapa kali ketemu. Tapi gimana rasanya saat pertama kali melihat dia. Dadaku langsung berdebar, kakiku melemah, dan dunia serasa berhenti berputar!" Thea menahan tawa. "Kamu yakin itu bukan karena kamu kelaparan?" Anna melempar bantal ke arah saudara kembarnya. "Aku serius! Ini yang namanya cinta pada pandangan pertama!" Thea menan

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 86 : (Season 02 : Anna - Thea Story)

    Pagi di Paris selalu indah, dengan angin musim gugur yang berhembus lembut membawa aroma kopi dari kafe-kafe di sepanjang jalan. Anna dan Thea berjalan berdampingan menuju ENS Paris, universitas tempat mereka menimba ilmu. Di tangan masing-masing, ada setumpuk buku dan catatan, seolah menjadi perpanjangan dari diri mereka yang haus akan ilmu.“Aku masih belum terbiasa bangun pagi di sini,” keluh Thea sambil menguap, sesekali menyesap kopi dari gelas kertas yang ia bawa.Anna tertawa kecil. “Makanya, jangan begadang nonton film terus.”Thea hanya mendengus. “Bukan salahku kalau inspirasi datangnya pas malam.”Mereka akhirnya sampai di halaman kampus yang luas dan klasik. Gedung-gedung tua dengan pilar-pilar tinggi berdiri megah, membawa aura akademik yang serius namun menggoda untuk dieksplorasi. Saat mereka melewati gerbang utama, Thea menoleh ke arah Anna.“Oke, sampai sini kita berpisah. Jangan lupa makan siang,” pesan Thea.“Kamu juga,” jawab Anna sambil melambaikan tangan sebelum

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 85 (Season 2 : Anna - Thea Story)

    Hari itu, apartemen Anna dan Thea terasa lebih ramai dari biasanya. Aroma makanan yang menggugah selera memenuhi udara ketika Anye sibuk mengeluarkan berbagai bekal dari tas belanjaannya. Bhumi, adik bungsu mereka, sudah tak sabar ingin bermain, sementara Jaden—meski masih memasang wajah dingin—duduk di sofa, matanya mengamati setiap sudut ruangan dengan seksama. “Kenapa Mama bawa makanan sebanyak ini?” keluh Thea, melipat tangan di dada sambil melihat tumpukan kotak makanan di meja makan. Anye tersenyum lembut. “Kalian pasti belum terbiasa masak sendiri. Lagipula, Mama kan tahu makanan kampus itu nggak selalu enak.” Anna tertawa kecil sambil membuka salah satu kotak. “Astaga, ini ayam woku favoritku! Thanks, Ma!” Bhumi, yang sejak tadi sudah berseliweran, menarik tangan Anna dengan penuh semangat. “Kak Anna, Kak Thea, kita main game, yuk! Aku bawa console biar seru!” Thea mengacak rambut adiknya dengan gemas. “Ya ampun, Bhumi. Kamu pikir kita di rumah?” “Tapi ini juga rumah Kak

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 84 : (Season 02 : Anna - Thea Story)

    Paris pagi itu menyambut Anna dan Thea dengan matahari yang masih malu-malu. Cahaya keemasan menyelinap masuk melalui jendela besar apartemen mereka yang baru, menyorot tumpukan kardus yang belum sepenuhnya dibongkar. Aroma roti panggang yang mulai menghangus di toaster membuat Thea mengerutkan hidungnya.“Astaga, Anna, roti bakarmu gosong!” seru Thea, buru-buru mengambil roti dari toaster dan meniupinya seakan itu bisa mengembalikan kelezatannya.Anna, yang sedang sibuk berbicara di telepon, hanya melambai tanpa benar-benar mendengar peringatan adiknya. Ia bersandar di meja dapur dengan ponsel menempel di telinganya, suaranya terdengar lembut dan penuh kerinduan.“Iya, Bhumi, Kakak janji bakal sering pulang. Jangan nangis terus, ya?” katanya, senyum tersungging di wajahnya.Dari seberang, terdengar suara rengekan Bhumi yang merajuk. “Tapi rumah jadi sepi banget, Kak…”Anna terkekeh. “Ya, kan ada Mama dan Papa. Lagian, kamu juga bisa video call Kakak kapan aja.”Thea, yang sejak tadi

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 83 : (Season 02 : Anna-Thea Story)

    Suara resleting koper menggema di kamar yang selama hampir dua dekade menjadi tempat paling aman bagi Anna dan Thea. Cahaya bulan menyelinap masuk melalui jendela, membentuk siluet dua gadis yang tengah sibuk mengemasi barang-barang mereka. Rak buku yang penuh dengan novel klasik, meja rias yang selama ini menjadi saksi bisu kebersamaan mereka, semua tampak sama—hanya saja, malam ini, kamar itu terasa lebih sepi.Anna melipat sweater birunya dengan hati-hati, sementara Thea menyusun buku-bukunya ke dalam tas ransel hitam. Tak ada kata-kata yang terucap di antara mereka, hanya hembusan napas panjang dan detak jantung yang bergemuruh.Pintu kamar berderit pelan. Anyelir berdiri di ambang pintu, wajahnya penuh dengan harapan yang terselubung oleh kecemasan. Ia memandang putri-putrinya, dua gadis yang dulu digendongnya saat bayi, kini berdiri di hadapannya dengan tekad yang tak bisa digoyahkan."Anna, Thea... Mama mohon, pikirkan lagi keputusan kalian," suara Anyelir terdengar lembut, sep

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 82 (Season 2 : Anna-Thea Story)

    Langit Paris pagi itu mendung, tetapi jalanan tetap hidup dengan suara langkah kaki dan deru mobil yang melintas. Di apartemen bergaya klasik di arrondissement ke-7, keluarga Jaden baru saja memulai rutinitas harian mereka. Aroma kopi yang baru diseduh memenuhi dapur, menyatu dengan wangi croissant dari oven Anye."Anna, Thea, ayo cepat! Papa nggak mau terlambat ngantar kalian," suara Jaden menggema dari ruang tamu. Ia berdiri di depan pintu dengan mantel panjang hitamnya. Seperti biasa, ia memegang kendali penuh atas jadwal kedua putrinya, memastikan mereka selalu tiba tepat waktu di kampus."Kami tahu, Papa," jawab Anna malas sambil menuruni tangga. "Tapi kalian harus percaya, kami bisa naik metro sendiri."Jaden menggelengkan kepala. "Tidak ada diskusi. Papa nggak mau sesuatu terjadi di luar sana. Kalian masih muda, dunia tidak seaman yang kalian pikir."Thea hanya melirik ke arah Anna dengan tatapan jengkel, tetapi keduanya tak berkata apa-apa lagi.Papanya selalu saja begitu. Men

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 81

    Di ruang interogasi yang pengap, Mina duduk dengan tangan terborgol di depan meja besi. Wajahnya yang dulu angkuh kini tampak penuh guratan penyesalan dan lelah. Namun, tatapan matanya tetap menunjukkan ketidaksukaan saat Jaden dan Anyelir masuk ke dalam ruangan.Jaden, yang mengenakan setelan sederhana, terlihat dingin dan penuh dendam. Di sampingnya, Anyelir mencoba tetap tenang meski hatinya terasa berat melihat perempuan yang telah menghancurkan keluarganya.“Mina,” Jaden membuka percakapan dengan nada rendah namun tegas. “Aku tidak akan membuang waktumu—dan waktuku. Aku hanya ingin kamu tahu, gugatanmu soal hak asuh Anna dan Thea sudah dibatalkan. Pengadilan akhirnya melihat kebenaran setelah semua yang kamu lakukan.”Mina tersenyum tipis, penuh kepahitan. “Jadi kamu di sini untuk menyombongkan kemenanganmu, Jaden? Setelah semua yang kita lalui, kamu tetap saja ingin menjatuhkanku lebih dalam.”Jaden mengepal tangannya. Rasa marah bercampur jijik membuatnya sulit berkata-kata. "K

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status