Share

Bab 4

Penulis: Nanasshi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-10 15:54:51

Aku bergelung selimut, membiarkan Sella dan Mark tertawa dengan pertandingan game mereka. Atau Naeema yang sibuk dengan vlog-nya. Kecuali Dio, dia tak ada di rumah malam ini. Mengurusi cafe dan mungkin menikmati Seine dengan kekasihnya.

Aku sibuk membaca notifikasi yang masuk di media sosial milikku, yang sialnya kesemuanya itu berisikan hujatan, hinaan dan beragam hal-hal menakutkan lainnya. Mereka –yang mengatakan itu- tak pernah benar-benar bisa menyaring apa yang mereka katakan. Segala hina dina yang mereka lontarkan; pun selama mereka bahagia, akan tetap menjadi hal yang menarik. Sedang aku –si korban- hanya bisa menangis.

Lantas, hati kecilku kembali bertanya. Mengapa kau menangis, Nye?

Aku mengusap buliran air mata yang menyintas pipi. Membenarkan semua ucapan mereka terkait aku perempuan hina yang mencintai suami orang lain. Meski, sebagian cerita sesungguhnya tidak mereka ketahui.

"Sudah dibilangin jangan membuka media sosial kamu, Nye." Naeema meraih paksa ponselku dan melemparkannya ke sudut tempat tidur. Aku tetap bergeming, membelakangi Naeema yang duduk di tepi tempat tidur.

"Hey, kalian tahu – "

"Kami nggak tahu," jawab Naeema dan Mark bersamaan. Mereka memotong perkataan Sella dan membuat perempuan itu mendengus kesal.

"Aku belum ngomong, nyet! Dengerin! Kalian tahu nggak menantu nenek Willie itu ganteng banget?" histeris Sella. Mark hanya mendengus kesal dan Naeema sama sekali tak antusias.

"Lalu?" tanya Dio dari balik pintu. Dia baru saja masuk dengan tangannya yang menenteng paperbag.

"Apa itu, Mas?" suara Mark yang menggema. Aku bangkit dan sudah mendapati adikku sibuk mengobrak-abrik isi paperbag yang dibawa Dio.

"Ada tiga perempuan single di sini," ujar Sella masih dengan antusias.

"Maaf, aku lagi masa-masa pendekatan sama salah satu pengusaha dari Jerman," pungkas Naeema. Dia mengecualikan dirinya.

Kini, Sella menatapku. Aku mengernyit untuk kemudian menggeleng.

"No! Nggak usah libatkan aku sama manusia es itu, terlebih sama dua squishy menyebalkan itu," kilahku seraya bergidik. "Kamu saja ...." lanjutku.

"Sebentar. Kalian lagi ngomongin menantu nenek Willie? Kalian nggak berniat untuk melakukan hal yang dilakukan oleh Anye, kan? Dia ... suami orang," ujar Dio seraya menatapku lekat.

Duh ... andai bukan Dio yang mengizinkanku untuk tinggal di sini, aku akan menendang kepalanya sebab terus mengungkit perihal 'suami orang' sejak tadi!

"Kamu benar, dia memang menantu nenek Willie. Tapi nenek Willie bilang, menantunya itu sudah seperti anaknya sendiri. Orang tua Thea dan Anna ... sudah –"

"Sudah apa?" tanya Naeema tak sabaran.

Sella mendelik. "Sabar borr."

"Terusin dong penasaran," tutur Mark.

Aku diam namun sebenarnya juga sibuk mendengarkan. Sebab, pikiranku kembali ke Ten Belles cafe dan tamparan. Juga, hinaannya terkait murahan dan nenek sihir menggema. Setidaknya, itu adalah hinaan yang paling menyakitkan karena langsung dilakukan di depan mata. Di depan orangnya langsung.

"Mereka sudah bercerai," lanjut Sella.

Dan yang terjadi selanjutnya adalah hal yang paling canggung sedunia. Sebab, kami membicarakan urusan orang lain tepat di depan manusianya langsung. Entah sejak kapan, dia berdiri di depan pintu dengan dua squishy yang menatap kami bingung.

"Kalian sedang menggunjingkan hidupku?"

***

Dua squishy, ayahnya, juga Dio. Mereka duduk di sofa dengan Sella, Mark dan Naeema di hadapan mereka. Aku memilih absen dan duduk di meja makan. Mendengarkan namun enggan membaur. Masih terbayang, bagaimana tatapan nanar dua squishy tadi saat aku menampar ayahnya. Dan baru kali ini aku merasa tak enak pada dua makhluk kecil dan kenyal itu!

Dio mendehem. Dia nampak bersiap mengubah atmosfer canggung yang merebak di ruangan ini.

"Kami nggak bermaksud menggunjing kamu kok Mas Jaden," ucap Dio mengawali. Laki-laki bermata bulatku memang sopan sekali. Padahal, laki-laki bernama Jaden-Jaden itu sama sekali tak pantas untuk mendapatkan sopan santun. Dia sendiri; bajingan!

"Uncle, apa itu bercerai?"

Aku mengikuti gerak gelisah sorot mata salah satu squishy –yang entah Thea atau Anna- dan beralih pada ayah mereka. Sialannya, laki-laki itu tetap menampilkan ekspresi datar dengan kedua tangan yang sibuk dipangku.

"Thea belum waktunya untuk tahu itu," hibur Dio.

Si squishy merengut. "Aku Anna, uncle!"

Mampus!

Dio salah sebut nama. Pantas saja, si squishy merengut.

Aku tanpa sadar terkekeh dan orang-orang berwajah tegang di sana menoleh ke belakang; ke arahku.

"Kenapa? Lanjutkan ... lanjutkan," jawabku acuh tak acuh seraya meneguk air putih.

Laki-laki berwajah es itu mendehem. Tatapan matanya seperti siap membunuh. Dan jujur, laki-laki semacam ini bukan type-ku. Cool, kaku dan tidak memiliki selera humor yang bagus. Semuanya, berbanding terbalik dengan 'dia'.

Anye ... ingat dia lagi, mati saja kamu!

"Begini, Mas Jaden, Kami nggak menggunjing kamu ehmm yah sedikit pembicaraan sih tadi yang menyangkut nama kamu. Tapi jujur saja, tidak ada niat buruk di dalamnya," papar Dio masih dengan nada sopan.

"Dia benar. Kami nggak menggunjing kamu," timpal Sella dengan wajah yang dibuat semanis mungkin.

"Hey, kamu nggak semenarik itu sampai harus kami gunjingkan," komentarku menambahi. Sontak saja, Dio, Sella, Naeema dan Mark mendelik. Aku mengatakan 'apa?' dengan isyarat. Namun mereka malah semakin mendelik.

Salahku di mana, sih?

"Lagipula kenapa kamu masuk rumah orang lain tanpa izin?" cecarku masih dengan sorot mata menyebalkan keempat manusia lainnya.

Jaden menatapku lekat. Tatapan matanya selalu membuatku tak nyaman. Seperti; di dalamnya berjumput semua kekesalan, kemarahan dan yang paling besar adalah kebencian. Bila semua itu hanya karena kejadian dengan si squishy di bandara, bukankah itu berlebihan?

"Mama menyuruhku mengantarkan ini. Dia baru saja pulang dari Colmar dan membawa anggur. Dia masih sangat lelah. Itulah kenapa, aku dan anak-anakku yang mengantarnya."

Ya Tuhan ... nada bicaranya sangat-sangat ketus!

"Terima kasih, Mas Jaden," ujar Dio.

"Aunty, kami juga membawa ini untukmu," celoteh salah satu squishy seraya berlari mendekat ke arahku. Aku bisa melihat bagaimana Jaden berniat menghalangi anaknya untuk berlari ke arahku, meski nyatanya dia kecolongan. Anna – atau mungkin Thea- sudah lebih dulu berdiri di dekatku.

"Ayah, aku mau ke aunty," rengek salah satunya yang tersisa di sana.

"Tidak, Thea. Jangan dekat-dekat dengan aunty itu. Dia nenek sihir," komentar sinis si sialan.

"Aunty, cobalah ini." Squishy yang ternyata Anna itu mengulurkan sesuatu. Aku menatap heran, untuk kemudian menoleh ke arah rekan-rekanku. Mereka memberi isyarat agar aku membuka mulut dan aku menggeleng. Sialannya, Naeema mengancamku dengan gestur jarinya memotong leher. Jadilah aku menuruti kemauan makhluk pendek di hadapanku ini.

Aku membuka mulut dan Anna memasukkan sesuatu ke dalam mulutku. Sepertinya, itu oleh-oleh khusus dari Colmar yang spesial ....

"Sialan!"

Spesial pantatku!

Ini cabe!

"Squishy, apa-apaan sih!"

Nampak Anna berlari dan memeluk ayahnya. Keduanya tertawa dengan bahagia sedang aku kebingungan mencari air. Aku bukan Tanboy Kun dan jelas-jelas ini pedas banget!

"Kamu kenapa, Kak?" Mark sama sekali tak membantu. Dia terpingkal dengan menyebalkannya. Ingatkan aku untuk menendang pantatnya saat semua orang sudah kembali ke kamar mereka.

"Aunty, jangan macam-macam dengan ayah kami lagi. Dia menjaga kami sendirian. Dia membesarkan kami dengan susah payah. Dia satu-satunya yang kami punya. Jadi ... jangan sakiti ayah kami!" ujar Anna lantang.

Aku mendelik kesal dan menunjukkan kepalan tanganku ke arah dua squishy yang masih meledek dengan menjulurkan lidahnya.

"Awas kalian," ancamku kesal.

Aku bergegas meninggalkan mereka semua. Membanting pintu, mengabaikan pertanyaan Sella terkait 'kemana', juga jangan lupakan tatapan mata Jaden yang masih saja sama; penuh benci. Sekedar berjalan-jalan untuk menghilangkan kekesalan yang dibuat si squishy juga kenangan tentang 'dia' di kejauhan sana yang tiba-tiba membuat dadaku sesak.

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 5

    Paris adalah rumah kedua. Sebab, Mark tinggal di sini. Ketiga sahabatku juga. Di tengah jadwal sibukku –dulu- aku masih bisa mengosongkan waktu hanya untuk istirahat di sini, satu dua hari. Menikmati affogato di Ten Belles milik Dio, shopping dengan Sella dan Naeema di Le Marais, atau sekedar berjalan-jalan malam dengan Mark di sekitaran Seine.Tapi, sejak mereka tahu aku menjalin kasih dengan 'dia' yang telah berganti status –terutama Mark- mereka mulai mengabaikanku. Menurutku, wajar. Mereka hanya terlalu peduli padaku; menyayangiku. Takut bila hal-hal buruk terjadi dan aku satu-satunya yang akan paling merasakan luka.Dan aku batu!Masih saja menuruti perasaan bodoh yang tak bisa melihat. Perihal laki-laki yang bahkan tidak pantas hanya untuk dipertahankan. Meski, akibat yang ditimbulkannya benar-benar membuat sekarat. Kini.Dan malam ini, sekitaran Seine masih cukup ramai walau invicta berwarna gold yang melingkar di tanganku sudah menunjukkan pukul 10. Aku berjalan-jalan sendiria

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 6

    Aku terus mengekor Dio, sejak satu jam lalu. Dia abai dan mengatakan bahwa aku akan membuat pelanggannya kabur bila bekerja sebagai waitress di cafenya. Kejam sekali si mata bulat!Aku harus bekerja sebab tak mungkin menjadi aktris di Indonesia lagi dengan citra yang sudah buruk dan lebur. Citra sebagai seorang pelakor.Aku memang menyelesaikan sarjanaku di UI, seni teater. Tapi, ini Paris. Hanya pekerjaan-pekerjaan kasar yang bisa aku lakukan. Misalnya; menjadi waitress."Kamu ceroboh, Anye. Kamu bisa melukai diri kamu sendiri kalau menjadi pelayan di cafeku," omel Dio. Dia saat ini, masih sibuk menyirami bunga di halaman Belle Epoque.Aku kembali merengek, "Tapi aku butuh pekerjaan. Kamu tahu, skill yang aku punya hanya akting. Aku nggak mungkin menjadi model di butiknya Naeema atau pakaiannya nanti nggak akan laku. Aku juga nggak bisa bekerja di perusahaan game seperti Sella, atau aku akan mengacaukannya. Tapi, aku bisa menjadi waitress di cafemu, Dio.""Tidak, Nye. Kamu lebih baik

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 7

    FLASHBACKIndonesia, May 2021.'Nanti mau ya, menghabiskan malam penuh gairah bersama? Aku punya kado spesial untuk kamu.'Pesan masuk itu mengubah musim panas milik Indonesia yang gerahnya tidak keruan menjadi sejuk seketika. Mungkin juga karena segelas affogato yang aku sesap. Atau boleh jadi karena kepalaku sudah sibuk membayangkan ini dan itu, malam nanti.Suara riuh di luar ruangan sesaat membuatku sadar. Menanggalkan bayang-bayang nakal di dalam otak dan menegaskan ... hey ... ini masih di lokasi syuting. Di ruang tunggu itu, aku dapat melihat pantulan diri di cermin rias. Wajah yang sudah nampak lelah tiba-tiba berubah penuh binar. Hanya karena sebuah pesan masuk dari dia.Micko Kasetra.Masih terpaku pada cermin ketika tepat, sebuah tangan melingkar di leher. Aroma parfum Bvlgari Pour Homme dengan wangi teh yang menenangkan. Wangi dari seseorang yang selama enam tahun ini yang menjadi favorit. Wangi yang begitu senang aku hidu tatkala mata terbuka. Atau saat lelah seharian s

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 8

    Tanganku sudah dipenuhi balon di sisi kiri dan sisa cokelat di sisi kanan. Lutut terasa bergetar sebab mengikuti pergerakan dua makhluk ajaib yang dikirim dari planet Saturnus. Dua squishy yang sibuk memantul ke sana kemari. Tanpa lelah; dan aku hampir mati. Ya Tuhan! Anak kembar berusia lima tahun ini sepertinya tidak pernah kehabisan energi. "Thea, Anna, kemari. Ayo istirahat dulu sebntar. Kita harus makan siang, kan?" pintaku dengan suara setengah memohon. Thea menoleh –mungkin juga Anna sebab aku tidak tahu- dan berlari menghampiriku. Tak lama, satu squishy lainnya datang dengan tawa yang lebar. Mereka berdiri di depanku dengan senyuman yang mentereng. "Kita makan siang apa, aunty?" Aku diam sejenak. "Pizza? Pasta? Spaghetti?" "Spaghetti," jawab mereka serempak. Aku mengusap kepala mereka berdua lembut, untuk kemudian menggamit dua jemari mereka di sisi kanan dan kiri untuk kemudian masuk ke dalam cafe. Sayangnya, ini bukan cafe Dio. Padahal di sana, aku akan memin

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 9

    Ini pukul sepuluh malam, sepi. Sebab Naeema dan Sella berkencan dengan pasangan masing-masing. Juga Mark dan Dio yang entah ke mana. Tapi sejak tadi senyum di bibirku yang menjadi aneh. Sungguh! simpul bibir tertarik paksa membentuk senyuman tanpa aku tahu penyebabnya. Tidak ada jokes-jokes aneh milik adikku, Mark. Tidak juga ada pertikaian antara Naeema dan Sella yang membuatku senang. Aku; sendirian. Sepertinya aku terserang virus mematikan. Senyum tanpa sebab!Atau sebabnya adalah senyum milik ... Jaden?Tidak mungkin!Ponselku bergetar. Menghadirkan pesan dengan nomor baru. Boleh jadi ini pesan iseng atau memang 'seseorang' sengaja mengirimkannya. Isinya singkat, penuh nada memerintah dan menyebalkan. Aku mengernyit. Cukup tahu siapa manusia kurang ajar yang mengirimnya.From : xxx-xxx Datang ke Mamma Primi cafe dengan si kembar. To : xxx-xxxApa ini dibayar? Aku pengangguran sekarang.From : xxx-xxx Dasar matrealistis! To : xxx-xxxAku harus hidup di sini.Mau atau tidak?Fr

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 10

    Seine dan yacht yang melaju lambat. Menampilkan pesona Paris di sekitarnya. Ada Anna dan Thea yang nampak ceria menikmati sandwich. Juga sore sudah disambut semburat orange di sudut sana. Aku berdiri di bagian depan yacht, di sisi Jaden. Laki-laki itu memandang sungai Seine dengan pandangan yang selalu terasa sulit untuk dibaca. Aku mendehem. Berharap, kebekuan mencair. Dan memang Jaden menoleh. "Aktingmu buruk," komentarnya pedas. Aku hanya mencebikkan bibir. "Aku actress yang berbakat, asal kamu tahu." "Kamu mengajari anakku hal-hal tadi?" tanyanya curiga. "Si squishy hanya aku beri pengarahan sedikit. Catat ya, pengarahan. Bukan mengajari detailnya. Anak-anak kamu akan jadi actress hebat seperti aku," jawabku jumawa seraya tertawa. "Aku nggak mau anakku seperti kamu." Dingin. Singkat dan seperti menusukku dengan pisau. Aku menoleh ke arah Jaden. "Maksud kamu?" "Perlu aku jabarkan?" Aku diam; bergeming. "Akting kamu mungkin sangat bagus, tapi kamu membuat skandal memaluka

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 11

    Instagram, Tiktok, x, dan berbagai portal gosip lainnya sedang memandangku sinis. Ada banyak kalimat lucu yang ditambahkan. Ada banyak ucapan konyol yang dibubuhkan. Itu bumbu. Media memang selalu dipoles semacam itu; agar menjual. Dan itu – Sialan!Aku sebagai objek. Dikuliti oleh berbagai perspektif yang menyudutkan.'Aktris berinisial L-A tertangkap kamera sedang menikmati kencan dengan seorang sutradara''Aktris berinisial L-A menikmati makan malam romantis dengan sutradara besar Indonesia berinisial M''Sutradara M sudah beristri, benarkah ada skandal kencan dengan artis berinisial L-A?''Lihat foto-foto kencan aktris L-A, nomor lima akan buat kamu geleng-geleng kepala'Aku melempar ponselku ke atas nakas. Mengabaikan berbagai macam komentar yang tak bisa lagi aku hitung, klasifikasikan dan cerna. Terlalu banyak. Dan yang bisa aku lakukan sekarang hanya kembali membaringkan tubuhku di atas tempat tidur, dengan jemari sibuk memijit dahi."Jangan terlalu dipikirkan. Berita itu aka

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 12

    Cookies, macarons dan tarte tatin dari cafe Dio sibuk bergantian masuk ke dalam mulut. Menemani pagiku yang pengangguran. Sella sejak semalam tidak pulang. Naeema berangkat pagi-pagi buta. Dio apalagi, sepertinya ia berangkat ke cafe saat masih fajar. Tersisa aku yang meringkuk di sofa depan tv dan Mark yang masih terlelap di kamarnya.Aku mengganti beberapa channel secara random. Tak ada yang menarik, hanya berita pagi tentang serangan bom yang dituduhkan pada teroris, atau acara masak-memasak berbagai macam makanan yang membuatku semakin lapar, juga acara olahraga pagi yang membuatku semakin mengantuk.Sial!Hidup sebagai pengangguran ternyata tidak seindah bayangan."Ya Tuhan, perempuan tua ini sungguh nggak punya kerjaan? Kamu kelihatan kaya gelandangan sekarang Kak."Aku menoleh, mendelik ke arah si tersangka bermulut kotor yang menghina dan menyamakanku dengan tunawisma."Woyy!! Aku tendang mulut kamu ya Mark!""Sini kalau kamu bisa. Kamu kan pendek Kak."Aku bangkit dan menenda

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15

Bab terbaru

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 98 : (Season 02 : Anna - Thea Story)

    "Dia ibu kamu?"Wajar rasanya bila Anna hampir terpekik saat mendengar Dylan Louise mengatakan perempuan jahat itu adalah ibunya. Bagaimanapun Anna masih mengingat bagaimana rasa takut, gelisah, putus asanya ketika ia mengalami insiden penculikan 12 tahun silam.Dan itu karena perempuan yang diakui Dylan Louise sebagai ibunya."Tentu saja, yang cantik dan berhati hangat itu ... ibuku."Anna melengos, ia meludah kecil mendengar kata' hangat' yang meluncur dari mulut Dylan Louise. Wanita yang menjadi dalang kecelakaan keluarganya, menculik ia dan Thea, juga bahkan menculik ibunya yang koma di rumah sakit. Katakan pada Anna, di mana letak 'baik' dan 'hangat' yang Dylan katakan tadi?"Baik?" Anna mendengus. "Kamu tidak tahu seberapa jahatnya perempuan itu."Dylan mengernyit, menatap tak suka pada Anna. "Jangan membual. Kamu yang tidak tahu apapun soal ibuku."Anna tidak habis pikir. Laki-laki itu, yang kemarin masih bersikap manis padanya, ternyata bisa berubah dengan cepat."Lebih baik k

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 97 : (Season 02 : Anna - Thea Story)

    Jaden mungkin pernah gagal membina rumah tangganya dengan Mina, tapi ia tentu saja, tidak akan pernah membenci buah hati yang ia dapatkan dari pernikahan itu. Ia sangat mencintai si kembar, Anna dan Thea. Apalagi setelah keduanya mengalami banyak nasib buruk 12 tahun silam, Jaden jadi semakin protektif demi menjaga keduanya. 'Kami merasa sesak ayah.' Kemarin Thea bercerita sambil menangis saat ia mengatakan permasalahan Anna. 'Kami merasa sesak karena sikap posesi ayah. Tapi aku juga nggak menyangka bahwa Anna akan senekat ini hanya karena seorang laki-laki.' Jaden mengusap wajahnya kasar. Perjalanan dari Colmar ke Paris terasa lama sekali, padahal ia sudah dikejar waktu. Tidak mungkin sekali, Jannieta yang selama ini tenang, diam-diam mengirimi istrinya sebuah foto dengan Dylan Louise. Perempuan itu pasti sudah mengetahui bahwa Jaden menemukan asal usul Dylan. Si nak adopsinya. "Ini semua salahku." Suara Anye, di sisinya, tiba-tiba terdengar parau. Perempuan itu, menangis di leng

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 96 :(Season 02 : Anna - Thea Story)

    Jaden tidak bisa mentoleransi lagi. Ini Jannieta. Perempuan gila yang hampir membunuhnya, keluarganya, sahabat-sahabatnya. Perempuan gila yang dulu menculik anak-anak dan istrinya. Jaden bergerak cepat. Ia mencari keberadaan Dylan Louise dan mengajak Mark untuk mendatangi tempat tersebut. Sebuah apartemen kecil di sudut kota Paris. Apartemen yang bahkan tak layak untuk ditempati putri kesayangannya. Duh ... Jaden merasa perih. Bisa-bisanya Anna lebih memilih laki-laki itu, dengan keadaan yang tidak lebih baik, dibandingkan keluarganya sendri. Jaden menoleh sesaat pada Mark. Ia meminta persetujuan untuk memulai. Dan sang adik ipar mengangguk sebagai tanda setuju. Jaden mengetuk. Satu kali, dua, hingga lima. Jaden mengetuk namun tak ada jawaban dari dalam sana. Hening saja. Jaden merasa heran. Ia lantas mengencangkan ketukan jemarinya di pintu. Atau lebih tepatnya jika disebut dengan menggedor. Jaden tidak punya waktu untuk bersopan santun setelah si laki-laki brengsek itu

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 95 : (Season 02 : Anna - Thea Story)

    Thea tidak punya banyak pilihan selain akhirnya beringsut menuju rumah sang ayah. Meski awalnya ia memang ingin merahasiakan kepergian Anna, dan berusaha sendiri untuk membujuk sang kembaran pulang. Tapi kini, melihat hasil nihil tersebut, Thea jadi berpikir ulang. Ayahnya yang harus turun tangan. Ia yang bisa menyeret Anna kembali kepada keluarga mereka. Meski tentu saja, sebagai akibat perbuatan Anna ini, kebebasannya pun akan dipertaruhkan. Oh ayolah, sang ayah akan menjadi lebih superrrr strict. Ia dan Anna mungkin tidak akan pernah mendapatkan izin untuk tinggal terpisah kembali. Langkah Thea berhenti di depan pintu rumah orang tuanya. Mematung sesaat, ragu melingkupinya. Ia kembali menimbang soal apakah akan mengadukan sang saudara kembar atau membiarkannya saja. Saat Thea masih membeku, tiba-tiba pintu terbuka. Suara bersorak yang muncul dari adik laki-lakinya; Bhumi, menyadarkan Thea. "Kak, kapan kakak datang? Ayo main game denganku." Thea mengusap puncak kepala Bhumi.

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 94 : (Season 02 : Anna - Thea Story)

    Hujan turun perlahan di luar jendela. Butiran airnya membasahi kaca, menciptakan pola-pola abstrak yang tak beraturan. Thea duduk di ujung tempat tidur, ponselnya tergenggam erat di telapak tangan. Sudah berkali-kali ia mencoba menghubungi Anna, dan untuk kesekian kalinya hanya nada tunggu yang menjawab. Namun kali ini, saat ia hampir menyerah, suara di ujung sana akhirnya terdengar. "Halo?" suara Anna pelan, nyaris berbisik. Thea menghela napas panjang, menekan rasa kesal yang mengendap dalam dirinya. "Anna, kamu di mana? Pulanglah. Sebelum Ayah tahu, sebelum semuanya bertambah buruk." Ada jeda sejenak sebelum Anna menjawab. "Aku tidak akan pulang, Thea. Keputusanku sudah bulat. Aku ingin hidup bersama Dylan." Dada Thea terasa sesak. Ia berusaha menahan diri agar tidak meledak di telepon. "Kamu gegabah, Anna. Kamu baru mengenal Dylan sebentar. Kamu tidak bisa memutuskan sesuatu yang sekritis ini begitu saja." "Aku sudah cukup dewasa untuk tahu apa yang aku inginkan, Thea. Aku me

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 93 : (Season 02 : Anna- Thea Story)

    Hembusan angin musim semi menggoyangkan rambutnya yang sedikit berantakan, tapi sorot matanya tajam. Langkahnya ringan, seolah seluruh dunia sedang berjalan mengikuti iramanya.Semua seperti sedang memberi hormat padanya. Karena satu langkah pencapaian yang ia dapat dengan mudah.Ia trtawa. Riang. Matanya jelas menunjukkan sisi gelap dan misterius, tapi tawa kekanak-kanakan itu justru lebih menakutkan.Saat ia mendengar apa yang terjadi pada sang ibunda, ia kira, mengemban tugas ini akan sangat menyulitkan. Ia mungkin butuh banyak tahun. Dengan segala pengorbanan di dalamnya. Ternyata, hey, hanya butuh satu dua bulanIa sudah hampir menang. Saat ia berhenti di depan sebuah apartemen di sudut kota Paris, jauh dari hingar-bingar mahasiswa ENS lainnya, tawanya yang penuh itu mendadak menghilang. Ia memasang wajah yang jauh lebih manis, melunak, penuh kehangatan. Setelah beberapa ketukan, pintu terbuka, dan di baliknya berdiri seorang gadis dengan rambut panjang tergerai, wajahnya sediki

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 92 : (Season 02 : Anna - Thea Story)

    Malam itu, angin Paris bertiup lirih, menyusup ke celah-celah jendela apartemen yang lengang. Thea menghempaskan tubuhnya ke sofa, melepas sepatu dengan gerakan malas, lalu memejamkan mata sejenak. Ia baru saja pulang dari kediaman orang tuanya, setelah semalaman mendengarkan debat panjang antara Jaden dan Anye soal bagaimana mereka harus menangani sikap Anna yang semakin sulit dikendalikan. Namun, ada sesuatu yang janggal. Ia merasa sesuatu terasa aneh. Seperti perasaan yang tidak biasa. Benar. Apartemennya terlalu tenang. Apartemen terasa terlalu sepi. Sunyi yang berbeda dari biasanya. Biasanya, setidaknya suara lagu dari ponsel Anna akan bergema di salah satu sudut ruangan atau aroma teh melati yang biasa diminum Anna akan menyelinap hingga ke ruang tengah. Atau awal mereka pindah, Anna akan berceloteh soal anak-anak tampan di kelasnya, juga soal si brengsek Dylan, hingga beberapa terakhir ... perdebatan juga meramaikan tempat mereka berdua tinggal. Tapi kali ini ... kosong.

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 91 : (Season 02 : Anna - Thea Story)

    barang-barangnya. Tangannya bergerak cekatan, melipat setiap potong pakaian dengan rapi dan memasukkannya ke dalam koper kecil yang biasa ia gunakan untuk perjalanan singkat. Ia berhati-hati, memastikan bahwa tidak ada suara berisik yang bisa menarik perhatian Thea.Di sudut ruangan, ponselnya bergetar pelan. Sebuah pesan dari Dylan muncul di layar: "Aku sudah di tempat yang kita sepakati. Aku tunggu di dekat Seine."Hati Anna berdegup lebih cepat. Ada ketegangan, ada keberanian yang ia paksakan, dan ada luka yang menganga dalam dadanya. Sejak melihat foto Thea berada dalam pelukan Dylan, ia merasa dikhianati. Meski Thea mengaku membenci Dylan, tapi bagaimana bisa ada foto yang menunjukkan sebaliknya? Thea mungkin hanya berpura-pura. Mungkin Thea juga menginginkan Dylan, dan semua ini hanyalah tipu daya agar Anna menjauh.Perlahan, ia melangkah keluar dari kamar. Apartemen masih sunyi, hanya terdengar suara kipas angin yang berputar pelan. Ia tahu Thea sedang bertemu dengan ayah merek

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 90 : (Season 02 : Anna - Thea Story)

    Hujan turun dengan lembut di luar jendela ketika Thea duduk di ruang tamu rumah orang tuanya, menatap kedua orang yang telah membesarkannya dengan sorot mata serius. Ia sudah mempertimbangkan ini sejak lama, tetapi malam itu, ia tahu bahwa ia tidak bisa menunda lagi."Ayah, Ibu, aku ingin bicara soal Anna," ucapnya, suaranya bergetar sedikit. Ia sebenarnya tidak ingin mengatakan hal ini pada kedua orang tuanya. Salah-salah, ia dan Anna bisa diseret pulang ke rumah dan ttidak akan diizinkan lagi tinggal terpisah di apartemen. Tapi sepertinya, setelah dipikir lagi, ini urgent. Perubahan Anna terlalu menakutkan bagi Thea.Jaden dan Anyelir bertukar pandang. Sudah beberapa hari ini mereka memang merasakan ada sesuatu yang berbeda pada Thea, tapi mereka tidak menduga bahwa itu berhubungan dengan Anna."Ada apa dengan Anna?" tanya Anyelir, suaranya lembut namun penuh perhatian.Thea menarik napas dalam, mencoba merangkai kata dengan hati-hati. "Sejak dia bertemu dengan Dylan Louise, dia ber

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status