Fany
Aku sering naik jet pribadi, tapi bersama Adrian ini yang pertama.
Dia seperti bocah yang girang memperkenalkan sesuatu yang baru pada temannya, merasa paling tahu.
"Pilot kita namanya Devon, bisa dihubungi pakai telepon ini." Dia duduk berselonjor kaki menggoyang telepon.
"Oh ya?"
"Tidak percaya?" Dia menghubungi pilot pakai telepon kabel. "Hello Devon."
Terdengar suara pria di telepon. "Ada apa Tuan?" Oh Tuhan Adrian, dia benar-benar seperti bocah.
"Tidak apa-apa, Nyonya Bened hanya ingin mampir ke minimarket, apa bisa?"
Devon terkekeh mendengar bualannya yang menyebalkan.
"Dia punya tradisi Pak Pilot, tradisi memaksa orang mampir ke minimarket kalau se
FanySemakin dekat, semakin lambat, hingga sosok itu terlihat jelas. Di luar dugaan, bukan menyeramkan, tapi menyebalkan. Tuhan, kenapa engkau memberi Adrian sifat usil.Si tampan memakai kemeja kotak-kotak lengan panjang berhias kain merah yang terikat di kerah seperti dasi scout boy, rompi kulit hitam, celana jeans ketat, juga sepatu koboy. Dia menarik topi koboi turun ke depan.Gayanya seperti koboi asli. Aku suka gayanya, terlebih sekarang dia bersandar daun pintu."G'night lady." Gaya bicaranya seperti orang Texas saja.Aku tersenyum sambil netraku berotasi pada porosnya. "Adrian Bened, apa yang kamu lakukan?""Memberi koboi untukmu.
Adrian Kami berjalan menuju kamar utama. Aku mau ikut masuk ke sana, tapi Fany mendorong dadaku dengan lembut, mencegahku melangkah lebih dalam. "Nah, kamu tidur di kamar lain." "Ayolah, bagaimana jika ada hantu yang mengganggumu?" Dia berjinjit, bagian belakang telapak kaki terangkat supaya bisa mengecup bibirku. "Selamat malam koboiku." Dia menutup pintu dengan lembut dari dalam kamar, hingga nyaris tanpa suara. Aku mendesah keras, melangkah pelan ke kamar sebelah sambil menendang angin. Sial, padahal tadi kesempatan baik untuk membawanya ke surga dunia. Semua karena pakaian koboi konyol itu, semua berantakan. Sepertinya memang
AdrianTuan Dohl Downson memiliki badan besar tak kalah dengan banteng. Ketika menunggang alat rodeo, seperti melihat banteng naik sapi.Ketika musik Ghost Rider in The Sky mulai membahana, mengiringi goyang alat rodeo yang seperti meminta ampun keberatan, badan Tuan Dohl mulai bergoyang seperti kena gempa. Pasti susah menjadi mesin rodeo yang harus membuatnya tetap bergoyang, kalau bisa menjatuhkannyaSemakin lama semakin liar gerak alat itu. Maju mundur, bergerak ke kiri dan kanan mengocok Tuan Dohl.Aku gagal menahan tawa melihat Tuan Dohl seperti koboi sungguhan menunggang banteng, bahkan Fany ngakak sambil menepuk meja.Siapapun pasti tergelituk melihat kaki Tuan Dohl mengangkang ketika permainan rodeo bergerak liar. Tangan kan
AdrianSuara kekeh Tuan Dohl yang sering kudengar dulu tetap sama, memecah ketegangan, membuat dua anaknya memandang bingung.Dia memperkenalkan dua gadis anaknya. "Ini Rose dan Quincy. Perkenalkan, dia Adrian Bened, anak sahabat Ayah."Gadis muda yang kuterka seumuranku adikku Kimberly. Sesuai namanya, dia secantik bunga memang, kurus seperti remaja lain, terlihat mempesona karena memakai kemeja warna olive berkombinasi dengan celana jeans mini. Dia menyalamiku dengan tangannya yang lembut dan ya Tuhan, aku tahu arti pandangannya itu, mungkin terpesona padaku.Sementara bocah kecil menyebalkan bernama Quincy. Sama seperti bola kecil logam bersayap di quidditch Harry Potter, suara desisnya mengusikku. Dia enggan bersalaman, memandang seperti kucing yang terusik.
FanySekarang giliran seorang pemuda tampan naik ke mesin rodeo. Teman-temannya gaduh mendukung sambil menggebrak meja, padahal benda itu belum mulai bergerak. Mereka mirip dengan para anggota team american football kampusku, gagah, berani, kampungan.Aku tak terlalu peduli pada mereka, perlahan mendekati pria bersetelan jas tua hitam yang sibuk menulis sesuatu di atas meja sudut ruang.Sepertinya kehadiranku mengganggu. Dia memandang sejenak lalu kembali menulis. "Jika ingin berkenalan dengan pria di atas mesin, nanti. Tunggu sampai gilirannya selesai, mengerti, Nona?"Kasar juga cara dia menjawab. Mungkin karena aku gadis.Suara dehemanku memaksanya menaruh pulpen ke meja. Bagus, sekarang aku bisa
FanySambil mengunyah kentang goreng aku memperhatikan tingkah Bened bersama gadis muda di sisi lain bar. Dia kira dia hebat?Ya, selama ini aku selalu bersama Alfred dan dirinya. Mungkin karena itu dia mengira aku tidak bisa menggaet lelaki secara acak.Dia salah, aku bisa saja menaklukkan ratusan lelaki. Hanya saja Tuhan selalu menjadi panutanku. Kali ini akan kutunjukkan betapa hebatnya diriku di depanmu, Bened nakal."Nah, minuman telah datang."Teman-teman Clint membantu pelayan menaruh tankard, gelas kayu besar berisi minuman. Dia menaruh tankard spesial ke hadapanku.Bir? Entahlah, tapi bening tanpa ada busa-busa yang menutup di bagian atas. Minuman tanpa rasa.
AdrianAku tertawa ketika Fany menggila di atas mainan rodeo. Andai dia berada di atas badanku, apa juga seperti itu?"Siapa dia?" Rose ikut menikmati gerakan Fany dengan sedikit bernada jengkel. "Kenalanmu?""Tunangan." Aku berbalik memandang Rose yang mengangguk pelan sambil membentuk o dengan bibirnya.Semoga dengan menjawab seperti ini bisa membuat dia menyerah. Namun, dia malah menyeringai nakal, mengintip ke arah Fany."Oh lihat, dia didekati lelaki lain. Apa benar dia tunanganmu?"Aku menoleh mendapati seorang koboi membantunya berdiri, lalu-- "Sialan, berani sekali dia menepuk pantat Fany seperti itu?""Sepertinya 'tunanganmu' direbut orang." Rose suks
[POV Adrian]-----Aku mau menyalami koboi sial, tapi Fany berulah. Entah apa maunya dengan menarik lenganku turun."Adrian jangan." Dia berbisik, mengancam dengan lirikan tajam. "Sudah cukup, baik, aku salah membiarkannya menyentuhku, tapi aku punya alasan untuk itu. Kumohon jangan ikut--""Baik." Aku menjabat tangan koboi, membuat Fany bertambah gencar mencubit pinggangku.Aku tahu Fany hanya menjadi Fany. Dia hanya khawatir, tapi seharusnya dia paham rasa khawatirku ketika ada tangan menjamahnya. Dia hartaku. Lagipula aku lelaki, sudah tugasku menjaga kehormatannya."Adrian Bened!" Kasar dia mencubit pinggangku. "Apa yang kamu lakukan, hah? Bertarung rodeo melawan koboi? Dia hidup dengan semua