Share

69. Sebuah Pilihan

[POV Adrian]

-----

Pagi ini aku duduk di sofa dalam ruang tunggu apartemen, menunggu Fany datang menjemput seperti biasa.

Kejadian tadi malam membuatku kecewa.

Kecewa … suatu kalimat yang jarang terlintas dalam benakku. Karena setelah kematian Ayah, aku tidak banyak berharap dari dunia ini. Sekarang … entah kenapa aku ingin menggigit sesuatu.

Seseorang menginjak sepatuku, lalu duduk di sofa sebelah. Ternyata dia.

"Ada apa dengan wajah melipat itu? Apa susah bangun pagi hingga memasang raut menyebalkan macam itu?" tanya Fany, senyum nakal menghias wajah.

Aku menggeleng. "Bangun pagi membuatku sehat."

&n

Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status