Share

74. Sial Karena Adrian

(Fany) 

Seseorang membuka penutup mulutku, lalu mengecup bibirku secara tiba-tiba

"Enak sekali kamu manis, aku tidak sabar." Suara itu lalu tertawa.

"Hentikan, bodoh. Akan lebih nikmat ketika pacarnya melihat," ucap orang di sebelahku. "Lakbannya habis? Bagus, bodoh. Sekarang burung ini bakal berkicau."

"Bagus, kan?"

Aku memelas pada siapapun yang berada di sekitarku, mungkin mereka masih punya hati nurani? 

"Tolong, lepaskan aku, kuhomoh. Akan kubayar dan anggap semua ini tidak pernah terjadi."

Mereka malah tertawa lepas. Harusnya aku tahu memohon hanya akan membuat mereka melayang puas.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status