Share

ASK-042

Author: juskelapa
last update Last Updated: 2023-08-16 00:22:52

Malam itu Indah tidak bisa tidur. Selain karena Alif yang berkali-kali bangun karena sepertinya kurang betah, pikiran Indah malam itu sedikit terganggu dengan bayangan acara esok hari. Kenapa pernikahan mereka sangat mudah sedangkan Arsya pernah mengatakan kalau hubungannya dulu tidak direstui keluarga?

Ranjang yang besar dan malam itu ditempatinya sendirian membuat Indah bergulingan ke sana kemari. Bu Anum mengatakan malam itu sebaiknya Indah tidur sendiri saja karena sudah cukup lelah seharian bekerja ditambah menenangkan Alif yang rewel. Arsya juga meminta Indah masuk ke kamar lebih cepat untuk beristirahat. Namun pikiran Indah nyalang memikirkan sesuatu yang niskala.

Siapa saja kerabat Arsya yang akan datang. Adakah saudara Pak Ari Subianto? Saudara Bu Della? Keluarga mertua Laras? Pasti ramai dengan para tetua keluarga. Adakah salah satu dari para tamu itu yang akan mempertanyakan siapa dirinya? Siapa Alif? Kenapa sesosok Arsya yang nyaris tak memiliki kesukaran dalam hidupnya bi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (78)
goodnovel comment avatar
Aam Aminah
kasih sayang seorang ibu tetap abadi walaupun sudah tidak ada, terharu Indah dapat semangat dari mama nya yg sudah tidak ada..
goodnovel comment avatar
Neee I
Thank you and stay healthy KK Njusss.........
goodnovel comment avatar
Elipurwati
selamat indah dah arasya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-043

    Malam sebelum pernikahan Indah terjadi keributan antara Mayang dan Panca. Keduanya baru saja selesai bercinta dan terlibat adu mulut ketika Panca memaparkan acara akhir minggu mereka adalah mendatangi resepsi pernikahan Indah. Keduanya bahkan masih tanpa busana dan meringkuk di balik selimut ketika mereka saling tunjuk. Usapan dan belaian tangan Panca di punggung Mayang dalam beberapa detik saja berubah menjadi penolakan dan amukan. “Siapa yang undang kamu ke acara itu? Memangnya kamu harus datang? Kamu nggak nanya gimana perasaan aku? Terus kamu langsung iyain aja? Aku nggak mau, Ca! Nggak mau!” Mayang berbalik dan memunggungi Panca. “Kamu bisa nggak, sih, sekali-kali langsung nurut aja tanpa banyak protes? Memangnya kamu nggak percaya kalau apa yang aku lakukan ini pada akhirnya buat kita juga?” Panca menumpuk bantalnya menjadi lebih tinggi dan menaikkan selimut sampai ke dada. Ia melemparkan tatapan kesal ke punggung Mayang. “Aku udah bilang nggak akan datang ke pernikahan siapa

    Last Updated : 2023-08-16
  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-044

    Kalau Sarah hanya berniat untuk bercanda, berbeda halnya dengan Indah.Indah meringis dan membalas ucapan Sarah dengan senyuman. Soal Yeni, ia merasa bersalah, tapi ia juga tidak merasa membohongi wanita itu. Semua terjadi begitu saja. “Makasih udah datang, Bu,” kata Indah akhirnya.Sarah menghela napas. “Ke depannya maafkan saya kalau di kantor masih memerintah kamu sebagai asisten. Jadi, kamu sebagai istri Bapak dan kamu sebagai asisten saya adalah dua pribadi yang berbeda. Bagaimana? Cukup adil, kan?”“Adil…adil. Duh, serius amat,” kata Arsya, memijat bahu Sarah yang kemudian tergelak. “Minta tolong agar istri saya tidak dikasih pekerjaan terlalu berat, ya, Bu Sekretaris ….”Indah mengulum senyum melihat keakraban Sarah dan Arsya yang tidak pernah ia lihat di kantor. Arsya terkekeh-kekeh. Sarah adalah wanita berdarah setengah Amerika yang sudah puluhan tahun bekerja di SB Industrial Energy. Mulai dari Pak Ari Subianto masih melajang. Semua orang di kantor, tua-muda,karyawan baru at

    Last Updated : 2023-08-17
  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-045

    Indah sangat bersyukur karena acara itu bukan merupakan resepsi besar-besaran. Karena untuk melangsungkan akad nikah saja seluruh keluarga Subianto sudah menghabiskan hampir seharian penuh. Badan Indah pegal dan matanya luar biasa ngantuk karena kurang tidur. Perasaannya usai acara pernikahan itu amat berbeda dengan yang dirasakannya dulu. Indah tidak bersemangat. Pernikahan itu lebih kurang hanya sebuah kepalsuan. Pria tampan dengan setelah putih di sebelahnya pun palsu. Suami palsu, keluarga palsu. Indah duduk lesu menatap tamu yang masih lalu lalang. Menjelang sore, Arsya mempersilakannya untuk berganti pakaian, mandi dan beristirahat lebih dulu.“Kamu kelihatan capek dan ngantuk. Abang masih mau ngobrol sama Ayah. Mumpung Alif masih tidur,” pinta Arsya seakan membaca pikiran Indah yang memang selalu merasa tidak enak karena dianggap bersenang-senang ketika bayinya merengek.“Malam ini tidurnya ….” Indah berdiri meluruskan kain yang ia kenakan.“Malam ini harus tidur di kamar yang s

    Last Updated : 2023-08-17
  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-046

    Hati Indah berdebar tak sabar menyambut hari Senin di mana Alif sudah dijadwalkan rawat inap persiapan operasi. Pikiran Indah dipenuhi soal Alif dan segala proses rawatannya. Tidak ada hal lain. Bahkan soal akad nikah yang baru saja terjadi pun tidak terlalu ia ingat. Segala kegugupan Indah soal persiapan operasi Alif mengalahkan kegugupan Indah seusai akad. Apalagi segala perlengkapan yang dibutuhkan Alif sudah dipersiapkan sejak dari rumah keluarga Subianto.Seorang supir yang disediakan Arsya untuk pulang pergi Indah ke kantor sudah mulai bertugas di Senin pagi. Malam Senin mereka masih menginap di rumah keluarga Subianto dan seperti yang sudah disepakati kalau tengah hari Alif akan berangkat ke rumah sakit dari rumah itu.Indah tiba lebih pagi dari biasanya. Sebegitu meletakkan tas, Indah mempergunakan waktu yang dimilikinya sendirian itu untuk kembali mengecek daftar kebutuhan Alif dan beberapa kebutuhan penting miliknya sendiri. Ia pasti akan sering menginap di rumah sakit untuk

    Last Updated : 2023-08-18
  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-047

    Indah mundur. Bukan hanya beberapa langkah tapi ia mundur sampai kembali masuk ke lobi gedung. Ia tahu bahwa apa yang didengarnya barusan bukan hal yang harusnya ia dengar. Arsya yang biasa selalu bicara tenang, pasti tidak sadar sempat menaikkan nada bicaranya di depan wanita tadi.“Arsya sampai nggak sadar ada orang di sekitar mereka," lirih Indah.Mendiang Fanny memiliki kembaran? Arsya berurusan dengan kembaran Fanny? Apa wanita itu yang katanya beberapa kali makan malam bersama Arsya? Indah menggeleng. Tidak. Ia tidak perlu tahu dan harusnya tidak boleh tahu. Tapi … kenapa namanya disebut-sebut? Kenapa wanita tadi terlihat marah saat menyebut namanya.Sambil mengatur napas dan mengira-ngira apa Arsya sudah selesai bicara dengan wanita bernama Riri atau belum, Indah berpura-pura menyibukkan diri dengan ponsel.Dan menit berikutnya, sesuai harapan Indah, Arsya menelepon.“Indah di mana? Saya tunggu di mobil, ya. Sekarang.” Arsya bicara sambil mengawasi pintu masuk gedung.“Saya bar

    Last Updated : 2023-08-20
  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-048

    “Indah, ayo,” ajak Arsya. Indah masih bergeming. Bingung dan takjub dengan kehadiran Bu Eta yang di luar dugaannya. Betapa orang mudah sekali berubah sesuai dengan kepentingannya. Rasanya baru semalam mantan mertuanya itu bicara ketus dan tidak menggubrisnya sedikit pun. “Maaf, Bu. Saya nggak bohong, kok. Alif anak saya memang ada janji dengan dokter siang ini. Kami berdua malah datang terlambat.” Indah menyambut uluran tangan Arsya dengan mendekap lengan pria itu. Indah sengaja menekankan nama Alif agar Bu Eta sadar bahwa seorang nenek waras pasti akan bertanya soal cucunya lebih dulu. “In ….” Bu Eta kembali memegangi lengan Indah. “Mama memang salah pakai uang perusahaan, tapi kenapa cuma Mama yang dilaporkan? Bu Lina juga tahu ini semua. Bu Lina banyak ngasih uang ke pacarnya. Harusnya kamu juga jebloskan Bu Lina ke penjara. Bukan cuma Mama!” Tadinya Indah sudah berniat pergi, tapi ungkapan Bu Eta menahan langkah kakinya. “Apa? Barusan Ibu ngomong apa?” Mata Bu Eta melebar. Se

    Last Updated : 2023-08-21
  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-049

    “Ini kenapa? Papanya Mas Panca kenapa?” Tak sadar Indah mengambil ponsel dari tangan Arsya untuk menonton video pendek berisi penangkapan Papa Panca. “Penggelapan dana perusahaan,” jawab Arsya dengan nada tenang. “Ini kejadian kapan? Barusan? Bu Eta nggak tahu suaminya dibawa polisi? Ini polisi, kan?” Indah meremas lengan Arsya. “Kenapa semuanya hampir bersamaan? Ini disengaja? Kriminalisasi?” Indah belum mengerti sama sekali. Arsya menggeleng. “Tidak, Indah. Tidak ada kriminalisasi di sini. Setiap anggota keluarga itu memang melakukan sesuatu yang salah. Sebelumnya saya sudah beritahu kamu kalau saya akan mengambil alih semua urusan hukum. Kamu tetap konsentrasi merawat Alif.” “Abang memanfaatkan status suami? Jangan-jangan Abang memang sengaja mendukung perceraian aku dan Mas Panca?” “Kamu bercerai atas kemauan kamu sendiri. Saya meminta kamu menjadi istri saya dan kamu menyanggupinya tanpa paksaan. Kamu ingat? Kamu ingat permintaan saya untuk tetap percaya pada saya? Kamu j

    Last Updated : 2023-08-22
  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-050

    Arsya memaksa sepasang matanya memandang Riri. Ia lalu menghela napas dan tertawa. Satu tangannya kemudian mendorong lengan Riri menjauh. “Sudah…sudah. Kembali duduk ke tempat kamu. Meski wajah kamu dan Fanny hampir serupa, tapi entah kenapa kamu terasa beda banget.” Arsya menolak meneruskan tatapan sendu Riri yang menggiringnya pada suasana romantisme.“Kamu kayaknya memang nggak cinta sama Fanny,” ujar Riri, kembali menyandarkan punggungnya ke dinding penyekat.“Kamu sudah makan? Lebih baik kamu makan dulu sebelum pulang.” Arsya menyodorkan menu pada Riri.“Pulang? Kamu udah mikirin soal pulang? Percakapan kita belum ada apa-apanya,” ujar Riri, menepis menu yang disodorkan Arsya.“Apa ada hal lain yang mau kamu bicarakan? Aku sudah update semua berita tentang keluarga Panca. Aku rasa penjelasanku sudah cukup jelas.” Arsya mengambil buku menu lain dan membuka-bukanya.“Kamu nggak dengar apa yang barusan aku tanya? Kamu nggak cinta, ya, sama Fanny? Makin ke sini kesannya kamu memang n

    Last Updated : 2023-08-23

Latest chapter

  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-220

    Vino bukan sosok penakut. Tapi ia juga belum pernah bertindak terlalu berani. Detik itu ia berusaha keras menahan diri agar tidak menoleh kebelakang. Ia perlu waktu mencerna dan otak teknisnya yang terbiasa berpikir dengan angka memintanya untuk diam beberapa saat. Ia tidak mau gegabah. Bisa saja ada orang di sekitar sana yang mengenalinya sebagai karyawan SB Industrial Energy.Di antara riuhnya suara orang mengobrol di cafe, Vino menajamkan telinganya untuk mencari beberapa potong kata lain untuk meyakinkan dirinya.“Sore ini harus diusahakan. Lusa wanita itu akan pulang ke Jakarta. Jangan ditunda terlalu lama.” Suara berat seorang wanita kembali berbicara. Membuat Vino menegakkan tubuh seketika.“Bayaranku. Lunasi bayaranku hari ini. Aku nggak mau mengerjakan tugas berat lalu harus mencari kalian ke mana-mana. Aku tau kau pun hanya perantara. Kita di sini cuma kacung, jadi jangan saling menipu.” Balasan suara seorang laki-laki membuat keraguan Vino sirna saat itu.“Aku cuma dikasih

  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-219

    Arsya sedang duduk di ruang makan dengan dua tangan memegang ponsel di meja. Sesekali Arsya mengetik dengan sangat cepat lalu menit kemudian memandang ponsel dengan senyum terkulum. Kadang Arsya tertawa kecil, kadang juga menggigit bibir bawahnya seperti sedang gemas pada sesuatu. Pada pesan terakhir yang ia tersenyum sendu. Lalu dengan sangat pelan nyaris berbisik Arsya mengucapkan, “I love you, Mrs. Subianto.” Arsya sangat tenggelam dengan percakapan melalui pesan pendek bersama Indah siang itu. Sampai-sampai Arsya tidak mendengar sepasang langkah kaki mendekatinya. “Hei, kamu pasti enggak dengar aku datang karena asyik banget bales-balesan chat-nya. Pasti lagi ngobrol sama Indah.” Dean menarik satu kursi tepat di seberang Arsya. Arsya tidak dapat menyembunyikan rasa malunya. Ia tertawa tergelak. “Mas Dean tau aja,” ucap Arsya. “Diterusin aja dulu,” kata Dean, ia ikut mengeluarkan ponselnya. “Oh, sudah selesai kok, Mas. Ada yang mau diobrolin, ya?” Arsya meletakkan ponselnya.

  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-218

    “Kamu hubungi Markus pakai ponsel kamu.” Eric menunjuk tas kecil di pangkuan Tiara. “Oh, oke…oke.” Tiara cepat-cepat merogoh tasnya mengambil ponsel. Ia paham apa yang diminta Eric darinya. “Om di mana? Oh, iya. Masih di sana? Iya nih aku bilang ke Pak Eric. Ditunggu ya Om. Jangan ke mana-mana. Ke dua orang itu juga bilang jangan ke mana-mana.” Tiara lalu menyudahi telepon dan mengangguk memandang Eric. “Kalau tidak ada perubahan kita langsung ke sana.” Eric menginjak pedal gas semakin dalam dan mobil melesat ke tempat yang belakangan mereka setujui untuk bertemu. Mobil meluncur di jalan raya tidak begitu lama. Tiga puluh menit kemudian mobil sudah berkelok-kelok menuju daerah mendekati teluk laut. “Om Markus pasti di sebelah sana.” Tiara cepat-cepat turun tanpa menunggu Eric. Ia sengaja berjalan mendahului karena jantungnya berdebar saat mendengar Eric serius dengan rencananya. Apakah tidak bisa semua berjalan seperti biasa? Kalau smelter SB Industrial Energy diledakkan, kecelaka

  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-217

    Tiara membasahi bibirnya. Pikiran gila yang beberapa hari belakangan menari-nari dalam benaknya seakan terkumpul menjadi satu hari itu. Saat Eric menggunakannya sebagai tempat pelampiasan sesaat, ia bahkan tidak sempat menikmati. Cek tiga ratus juta membuat ia langsung menyanggupi menjadi wanita yang bisa ditiduri Eric kapan pun pria itu mau.Celana jeans biru muda yang membalut pinggul dan pahanya yang terbilang besar. Sejak remaja ia sering dikata-katai bongsor. Ia juga sempat minder dan tak memiliki pacar sampai kuliah. Di tahun akhir jenjang diplomanya, Tiara memiliki pacar untuk pertama kali dan malah kehilangan keperawanannya.Bagi Tiara saat itu, dicintai oleh seorang di luar anggota keluarganya adalah hal yang paling membahagiakan. Meski akhirnya dicampakkan, Tiara tidak cukup belajar. Ia bahkan semakin terobsesi ingin dianggap penting oleh seorang pria, juga ingin dicintai dan dimiliki seutuhnya.Kala itu yang dilihatnya adalah sosok Eric yang baginya sangat tampan. Berkulit

  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-216

    Percakapan Eric dan Tiara tempo hari tidak terputus begitu saja. Tiara yang sedikit gila dan mulai jatuh hati pada Eric malah berbinar-binar saat mendengar pengakuan Om-nya. Sayang pengakuan yang disampaikan Tiara pada Eric tidak berbuah manis. Chief Controller itu dipanggil oleh Eric dan diingatkan akan sesuatu yang membuatnya tak berkutik.Eric sedang duduk di balik meja kerja kamar hotelnya saat Tiara kembali datang dengan omnya. Eric mengacungkan sebuah pulpen dan melemparkannya pada Chief Controller.“Berengsek! Kamu kira dengan bilang tidak bersedia melakukan pekerjaan yang kuminta, kamu bisa lolos begitu saja? Kamu lupa apa yang sudah kamu terima? Kenapa baru sekarang kamu teringat bahwa SB Industrial Energy yang menafkahi keluargamu sampai saat ini? Kenapa sewaktu beli mobil baru kamu lupa itu uang dari mana? Uang itu kamu terima karena kamu mau melaporkan bahwa bahan baku sudah habis dan tungku smelter harus berhenti bekerja. Itu saja, Markus! Kerjamu sedikit dan bayarannya m

  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-215

    Pada waktu yang sama di Jakarta.“Bu, ada telepon dari Sarah.” Laras berbisik dari balik bahu Bu Della.Bu Della tidak menjawab. Tatapannya tetap tertuju pada sosok Ari Subianto yang baru kembali menempati kamarnya dengan mata terpejam.“Bu, Sarah nunggu Ibu. Biar Ayah diperiksa dokter dulu. Kita ke ruang makan sekarang,” bisik Laras, mengambil alih kursi roda Bu Della dan membawanya keluar kamar.“Pasti ada kekacauan di kantor. Sarah jarang nelepon Ibu kalau bukan karena sesuatu yang penting.” Bu Della memandang Laras yang tidak bereaksi apa pun selain menunjukkan telepon wireless yang sudah di-mute-nya. “Ibu duduk di kursi aja,” sambung Bu Della, berdiri dari kursi roda dan pelan-pelan berpindah ke salah satu kursi makan.“Ngomong dulu,” kata Laras, menunjuk ponsel.Bu Della berdeham pelan. “Halo? Sarah? Kamu jarang menghubungi saya. Biasanya langsung ke Arsya. Kalau nelepon begini malah bikin saya deg-degan. Ada apa? Komisaris itu lagi, ya?”“Maaf sebelumnya kalau saya membuat Ibu

  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-214

    Bukan hanya sekali dua kali Tiara menemani para petinggi mencari hiburan; menghabiskan malam untuk bersenang-senang. Beberapa kali ia bahkan menyanyikan beberapa lagu di tempat karaoke bersama para petinggi perusahaan itu. Tiara memang tidak terlalu cantik, tapi Tiara bertubuh sintal berisi yang sangat disukai para lelaki. Ajakan untuk menghabiskan malam bersama pun tak jarang ia terima. Tapi pikiran Tiara tidak pernah berpikir terlalu jauh. Sampai ketika Eric yang mengajaknya seperti saat itu. Efek yang didapatnya dari pengaruh Eric tidak akan main-main. Semua karyawan perusahaan Eric akan segan padanya. Jadi, tanpa pikir panjang Tiara menuju pintu dan menguncinya. Eric membuatnya penasaran. “Bagus…bagus. Ayo, ke sini. Saya mau kita pemanasan dulu. Pasti pernah melakukan begini, kan?” Eric mengitari meja dan duduk di kursi. Ia bicara sambil melepaskan ikat pinggang dan menurunkan resletingnya. “Saya mau kamu blowjob sekarang. Bibir kamu penuh, pasti rasanya enak. Ayo,” pinta Eric s

  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-213

    Eric Widjaja mengambil beberapa sifat pria dominan pada umumnya. Ia menyukai persaingan dan tidak peduli apakah persaingan itu sehat atau tidak. Ia ingin menang dan tidak suka harga dirinya diobrak-abrik seperti yang dilakukan Arsya padanya. Egonya menuntut pembalasan. Dalam hal dunia lelaki, Eric Widjaja selalu menghindari segala bentuk ikatan. Ia beranggapan kalau teriak dengan seseorang berarti tidak bisa berkembang. Ia memiliki banyak rencana dan menjalin hubungan serius dengan wanita bukan termasuk di antaranya. Sepeninggal Mika keluar dari ruangannya, Eric mendekati Tiara dan membelai paha gadis itu. Ia menyukai Tiara karena gadis itu pemberani. Tiara tahu apa yang diinginkannya dan bersedia berkorban untuk itu. “Kamu yakin laki-laki di saja tidak ada yang curiga dengan pergerakanmu?” Eric meremas bokong Tiara. “Mereka pasti curiga seperti yang Bapak bilang. Tapi mereka nggak tahu mau mulai menyelidiki saya dari mana. Bukannya Bapak bilang hal itu semakin baik karena kita ja

  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-212

    Ada jeda beberapa detik sebelum Arsya mengatakan, “Lanjutkan.” Abdul kemudian berdeham dan kembali memandang laptop. “Baiklah saya lanjutkan. Sebagai informasi bahwa penyadap belum ada dipindahkan dan masih di tempat yang sama. Saya pikir tidak apa-apa dibiarkan saja. Vino bilang penyadap itu bisa kita pakai untuk tujuan lebih baik.” “Oke, selanjutnya,” ucap Arsya dengan tatapan menyapu permukaan meja. Ia juga berpikir akan rapat sambil makan. “Saya sudah membuat surat perintah kembali beroperasional yang akan Bapak tanda tangani untuk smelter.” Vino menyodorkan lembaran kertas yang baru dicetaknya. Arsya mengangguk. “Lalu, apa dugaan penggantian pegawai wanita di sini?” tanya Arsya. “Dugaan paling buruk adalah untuk melihat pergerakan kita di sini. Memastikan bahwa kita bergerak sesuai dengan perkiraan mereka. Seperti rencana proyek Eric Widjaja yang kamu ceritakan kemarin. Harusnya mulai dari sekarang kita mulai memikirkan apa rencana mereka selanjutnya untuk menghambat kamu,”

DMCA.com Protection Status