Share

Keping 38b

Aku meremas pundak Biru, dan merasakan betapa liat setiap inchi kulit tubuhnya. Apa dia begitu gemar berolahraga? Gawat, aku harus sering-sering lari atau ke gym sekarang!

Aku mencoba beringsut, namun kurasakan jari-jari Biru menekan pinggangku dan menekan tubuhku ke daun jendela. Beruntung jendela ini besar, dan berdesain mirip jendela-jendela di rumah-rumah era colonial. Ada teralis besi, dan tembok melengkung yang bisa digunakan Biru untuk menggodaku.

"Terima kasih, itu pujian jujur dari istri yang baik."

Aku seperti mendengar embusan napasnya mendekat, aku seperti tersihir. Ini terasa menggelisahkan, apa yang akan ia lakukan?

Aku membuka mataku, menemukan hidungnya ada di sana. Di depan hidungku!

Salah satu jemarinya, mengusap daun telingaku dengan lembut, aku bergidik. Tubuhku meremang.

Tahan! Tahan Jani, surat sah belum jadi!

Tapi, aku seperti tidak sadarkan diri. Aku terbengong di depan mata cokelatnya.

"Jani. Anjani."

Ia menyebutkan namaku dengan begitu manis.

"Kau jangan bert
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status