Setelah melihat Aranjo meninggalkan aula, Kaisar pun pamit kepada Kaisar Langit dan kembali ke kediamannya.
Tentu dirinya memiliki tujuan lain atas keputusan yang diambilnya. Kaisar yakin setelah melewati 10 kehidupan di dunia fana dan melewati bencana cinta, itu akan membuat Aranjo tidak memiliki perasaan. Itu akan sangat bagus terutama untuk meningkatkan kekuatan sihir, Aranjo memiliki bakat yang unik dan Kaisar sudah melihat hal tersebut sejak semula.
Namun, perkataan Aranjo tentang menikahinya sempat membuat dirinya ragu apakah keputusannya tepat atau tidak?
Keputusan telah diambil, saat ini hanya dapat menunggu Aranjo selesai menjalani hukumannya.
Aranjo bersama dua prajurit itu berjalan cukup jauh. Mereka menaiki anak tangga yang cukup banyak menuju portal ke dunia fana. Jika hanya untuk pergi ke dunia fana para Dewa dan Dewi dapat melakukannya tanpa melewati portal tersebut, tetapi saat ini Aranjo harus melewati portal itu agar dapat terlahir kembali sebagai manusia di dunia fana.Akhirnya mereka tiba di tempat tujuan, tempat yang sangat luas dengan lubang besar di tengah-tengah. Seorang Dewi menghampirinya dan kedua prajurit itu meninggalkan Aranjo di sana.
"Aranjo! Titah atas hukuman mu telah saya terima!"
"Dengarkan baik-baik!"
"Ini adalah kehidupan pertama yang akan kamu lalui di dunia fana dan masih ada sembilan kehidupan yang harus kamu lalui. Setelah kamu melompat ke dalam lubang itu maka kamu akan terlahir sebagai manusia. Saat kamu berusia 15 tahun, ingatanmu sebagai Dewi akan kembali. Setelah kembali, kamu juga akan mengingat jelas kehidupanmu di dunia fana!" ujar Dewi penjaga portal.
Aranjo terdiam, ternyata keputusan Kaisar cukup kejam, dengan membuat dirinya tetap mengingat 10 kehidupan yang akan dijalaninya di dunia fana.
Itu artinya semua rasa sakit dan sedih yang dilaluinya, akan selalu diingatnya walau setelah kembali menjadi Dewi. Biasanya Dewa maupun Dewi yang menjalani cobaan di dunia fana akan melupakan siapa diri mereka dan juga melupakan semua yang mereka alami di dunia fana saat kembali ke Alam Langit.
"Dan di setiap jeda antar kehidupan kamu diijinkan kembali ke Alam Langit untuk memulihkan diri!" lanjut Dewi itu.
Aranjo hanya memilki satu jalan dan tidak ada jalan kembali. Jadi Aranjo berjalan perlahan menuju lubang portal. Saat itu ingatannya kembali pada kejadian yang membuatnya menerima hukuman ini.
***
Seperti biasa Aranjo hanya akan berada di Paviliun saat ada acara penting di kediaman besar. Dari apa yang dikatakan oleh Ara, hari ini adalah hari dimana Dewa Api, Vulcan datang melamar salah satu putri Dewa Malam.
Yang tidak diketahuinya adalah Dewa Api hendak melamar Aranjo bukan kedua saudarinya.
Dewa Api terpesona dengan penampilan Aranjo yang memainkan harpa di acara ulang tahun Dewa Malam. Walaupun wajah Aranjo selalu tertutup cadar dan beredar luas rumor akan rupanya yang buruk, tetapi hal tersebut tidak menggoyahkan tekad Dewa Api untuk melamar putri sulung Dewa Malam.
Hal tersebut membuat ibu tirinya, Dewa Angin berang begitu juga dengan kedua saudarinya. Dewa Api cukup terkenal di Alam Langit selain karena kekuatan sihirnya yang tinggi, Dewa Api juga memiliki rupa yang memesona.
Lamaran itu diterima tetapi bukan untuk Aranjo melainkan Halley, putri bungsu Dewa Malam dan Dewi Angin. Namun hal tersebut tidak mereka katakan sampai pada saat acara lamaran di adakan.
Saat itu Aranjo yang berada di Paviliun terlompat kaget karena ketukan pintu yang keras. Aranjo membukanya dan melihat salah satu pelayan kediaman utama yang berdiri di depan pintu.
"Ara, Ara dia tidak sadarkan diri!" ujar pelayan itu dengan cemas.
Setelah berapa kali dijebak oleh ibu tiri dan kedua saudarinya, dirinya selalu menghindar jika diminta ke kediaman utama. Tetapi saat ini mendengar Ara tidak sadarkan diri membuat Aranjo panik. Ara adalah pengasuhnya, tetapi bagi Aranjo, Ara adalah segalanya bagi dirinya.
Aranjo berlari cepat menuju kediaman utama dan diikuti pelayan itu. Saat tiba di kediaman utama, pelayan itu membawa Aranjo ke salah satu koridor kediaman itu.
"Itu, diruangan itu Ara berada!" ujar pelayan sambil menunjuk ke ruangan paling ujung yang ada di sepanjang koridor.
Aranjo berlari dan tidak peduli dengan hal yang lain, dirinya hanya ingin memastikan Ara baik-baik saja.
Halley bersembunyi di balik salah satu pilar koridor dan menggunakan kekuatan sihirnya membuat tali pengikat cadar Aranjo putus. Aranjo berhenti sebentar dari larinya dan memungut cadar hitam yang sudah terjatuh di lantai.Aranjo hanya menggenggam cadar itu karena tali pengikat telah putus jadi tidak dapat dipakai lagi. Dan Aranjo tidak butuh cadar untuk bertemu dengan Ara.
Aranjo mendorong kuat pintu kayu ruangan itu dan berlari masuk ke dalam. Matanya melihat ke seluruh ruangan mencari keberadaan Ara. Namun dirinya tidak menemukan Ara, melainkan Aranjo sangat terkejut saat bertatapan langsung dengan seorang Dewa yang tidak dikenalnya.
Aranjo mundur beberapa langkah dan dengan tatapan terkejut, Aranjo berkata, "Siapa Anda? Dan dimana Ara?"
Vulcan, Dewa Api terpesona dengan kecantikan Aranjo. Seperti perkiraaannya Dewi itu sangatlah memukau dan keputusannya tepat untuk mempersunting Dewi itu.
Walau memiliki kekuatan sihir yang cukup tinggi tetapi itu tidak mampu menahan aura Aranjo. Tatapan mata dan senyuman dapat menyihir yang melihat. Namun raut ketakutan saat ini dapat membuat yang melihat kehilangan akal sehat dan menumbuhkan keinginan untuk memiliki agar dapat memberikan perlindungan kepadanya.
Vulcan menghampiri Aranjo dan Aranjo berusaha menghindar dari Dewa itu. Aranjo mundur satu langkah saat Dewa itu maju satu langkah. Sampai Aranjo terjebak di dinding dan tidak dapat menghindar dari Dewa itu. Tatapan mata mereka yang terkunci membuat Dewa itu semakin tersihir akan pesonanya.
Aranjo tidak dapat lagi memundurkan langkahnya dan saat ini Dewa itu berada tepat dihadapannya, menatapnya tajam. Kedua tangan Dewa itu memegang erat kedua sisi lengan atas Aranjo dan menarik tubuh Dewi itu mendekatinya. Aranjo tidak pernah berhubungan dengan Dewa manapun selama hidupnya dan ini adalah perasaan baru yang tidak di mengerti. Bukan rasa takut tetapi mengapa jantungnya berdebar begitu cepat dan Aranjo merasa wajahnya memanas.
Dewa itu mengecup bibir indah Aranjo, untuk sesaat Aranjo tidak yakin apa yang dilakukan Dewa itu. Vulcan memeluk tubuh indah Aranjo dan terus mengecup bibir indahnya.
Dan saat itu pintu kamar terbuka, kelakuan mereka di saksikan oleh begitu banyak pasang mata termasuk Dewa Malam dan Dewi Angin. Dewa Malam melepaskan sihir kepada Vulcan dan seketika Dewa itu terjatuh di lantai dan tidak sadarkan diri.***
Itulah kejadian yang membuatnya berdiri di hadapan portal ini dan harus melewati 10 kehidupan di dunia fana. Amarah dan rasa benci menguasai hatinya, dirinya akan membalas ketidakadilan yang di alaminya.
Saat hendak melompat ke lubang portal terdengar gemuruh petir yang memekakkan telinga, tiga sambaran. Dan seketika Aranjo merasa dadanya terasa panas lalu menyentuhnya dan ternyata rasa panas itu berasal dari bulu Griffin. Aranjo menyimpan bulu Griffin di balik pakaiannya. Griffin, temannya memberi satu helai bulu emas untuk menjaga Aranjo dari roh-roh jahat. Apakah Griffin mengalami bencana petir? Jika benar maka itu bagus, karena Griffin dapat keluar dari hutan kabut.
Aranjo pun melompat ke dalam lubang portal untuk menjalani hukumannya.
***
Sebelumnya, kita kembali ke masa awal Aranjo lahir dan bagaimana Aranjo yang berdarah iblis dapat terjebak di Alam Langit.
Awal dari dunia adalah Tao. Tao melahirkan Ying dan Yang. Memisahkan yang keruh dengan yang jernih. Ini yang membuat terciptanya alam langit dan alam iblis. Ying dan Yang saling berinteraksi dan menyatu lalu ada matahari, bulan dan bintang serta semua mahluk di dunia, juga membedakan yang baik dan jahat.Setelah itu, semua mahluk mengelola dirinya sendiri. Ada yang menjadi dewa, monster dan iblis serta manusia yang terbuat dari daging dan darah.***Di hutan persik yang berada di alam bunga. Dua insan yang berasal dari alam berbeda sedang memadu cinta.Desahan-desahan panas terdengar di hutan persik yang indah. Kelopak bunga berjatuhan terlihat sangat indah. Dua insan berbeda saling memuaskan hasrat masing-masing. Ciuman panas saling beradu saling memuaskan. Putri Iblis, Veela memeluk erat tubuh Sang Dewa Malam, Rigel, tubuh mereka menyatu dan saling memuaskan hasrat terlarang.Sang Putri Iblis memiliki rupa yang menawan dan aura penggoda yang kuat, hal itu membuat Dewa muda tergila-
Hari yang ditunggu akhirnya tiba, namun pada hari itu juga Veela hendak melahirkan.Sang Pelayan meminta bantuan pelayan yang lebih tua untuk membantu Tuan Putri. Dan dirinya berlari berusaha melewati penjagaan ketat alam iblis yang akan lebih longgar pada hari ini, hari Festival Hantu. Dirinya hanya iblis kecil biasa dengan kemampuan sihir yang rendah, dirinya tidak dapat berpindah tempat yang terlalu jauh sebagaimana yang mampu dilakukan mereka yang memiliki kemampuan sihir tingkat tinggi.Alam iblis sangat ramai selama festival berlangsung banyak mahluk dari alam lain yang datang untuk memeriahkan festival tersebut.Ara, nama Sang Pelayan Tuan Putri Iblis berlari kencang, dirinya bertarung dengan waktu. Tuan Putri Iblis sudah hendak melahirkan dan jika hal tersebut diketahui Sang Raja maka tidak tahu apa yang akan terjadi terhadap Tuan Putri dan bayinya.Ara berhasil keluar dari alam iblis, tidak ada penjagaan ketat seperti biasanya. Semua mahluk b
Veela memandang putri mungilnya dengan penuh kasih sayang. Ara menunggu sesaat, memastikan Tuan Putri baik-baik saja baru setelah itu Ara bersama pelayan lain keluar dari kamar.Setelah semua pelayan pergi, Veela perlahan memindahkan semua aura dirinya kepada putri mungilnya. Veela tidak dapat memberikan kekuatan sihirnya karena bayinya masih terlalu kecil. Veela kemudian menggunakan sihirnya untuk membuat putri kecilnya tidur lebih pulas.Setelah itu, Veela berjalan keluar dari kamarnya. Veela hendak pergi ke suatu tempat, namun di tempat itu ilmu sihir tidak dapat digunakan.Hanya dengan berjalan maka dirinya akan sampai ke tempat itu. Tempat yang hendak ditujunya adalah hutan gelap yang berada di ujung alam iblis.Hutan itu adalah area terlarang, hutan itu berada di bagian ujung alam iblis.Veela hanya dapat menggunakan ilmu sihirnya untuk berpindah ke tempat terdekat hutan itu. Setelah itu Veela berjalan kaki untuk masuk ke hutan gelap.Hu
Ara mematung, saat ini dirinya yang sedang memeluk bayi Tuan Putri, berada di tengah-tengah suasana mencekam. Ara menatap ke arah Raja Iblis lalu berbalik menatap Kaisar alam langit, ini pertama kalinya Ara melihat langsung Sang Kaisar. Selama ini Ara hanya melihatnya dari lukisan di buku yang dibacanya yang menceritakan betapa hebat dan agungnya Sang Kaisar."Biarkan bayi itu diasuh oleh ayahnya! Dan Anda harus memberikan perhatian selama anak itu tumbuh dewasa, itulah permintaan saya!" ujar Raja Iblis."Baik!" jawab Sang Kaisar.Ara menatap bayi mungil yang berada di dalam pelukannya, bagaimana Raja Iblis tepatnya kakek bayi ini menyerahkan bayi lucu ini kepada suku alam langit.Walaupun alam langit memiliki begitu banyak norma yang harus dipatuhi namun hal itu tidak menjamin para Dewa dan Dewi di sana memiliki tabiat yang baik. Bayangkan bagaimana bayi kecil yang memiliki darah iblis ini diasuh oleh ibu tiri yang merupakan Dewi Agung alam langit, hal i
Aranjo melewati hari-harinya di Paviliun kecil itu, dirinya akan bermain sendiri di saat pengasuhnya harus membantu di kediaman utama.Aranjo yang sebagian wajahnya tertutup cadar hitam, duduk di lantai Paviliun dan bermain dengan boneka kain usang kesukaannya. Boneka kain ini dijahit sendiri oleh Ara, pengasuhnya.'Kriittt'Pintu Paviliun di buka perlahan, Aranjo menatap ke arah pintu melihat siapa yang datang. Aranjo tersenyum senang saat melihat siapa yang membuka pintu.Dua saudarinya mengunjungi Paviliun untuk melihatnya. Ini pertama kali mereka berkunjung ke Paviliun. Sebelumnya mereka selalu menghindar saat tidak sengaja bertemu dengannya di kediaman utama.Aranjo melihat terpukau ke arah dua saudarinya. Dua saudarinya sangat cantik dengan balutan gaun yang indah, kebalikan darinya. Pakaian Aranjo hanya beberapa helai dan itu semua dijahit oleh Ara dari kain sisa yang didapatkan dari kediaman utama."Mari kita bermain..." ujar sal
Dewa Archer, Sang Kaisar yang saat ini sedang berada di ruang bacanya, tiba-tiba meletakkan gulungan yang dibacanya tadi.Dewa Archer dapat merasakan kesedihan yang mendalam yang dirasakan Aranjo. Sewaktu menerima permintaan Raja Iblis untuk terlibat dalam tumbuh besar bayi itu, dirinya telah meletakkan sedikit kekuatan sihir kepada bayi itu. Dan sihir itu akan memberitahunya saat bayi itu dalam keadaan terancam, marah maupun sedih.500 tahun sudah berlalu dan ini pertama kalinya dirinya menerima perasaan bayi itu. Kaisar bangkit dari duduknya lalu pergi ke tempat di mana Aranjo berada dengan kekuatan sihirnya.Kembali ke hutan kabut, Aranjo menghapus air matanya dan kembali memeriksa keadaan burung itu. Aranjo memberikan kekuatan sihirnya yang tidak seberapa kepada burung kecil itu, berharap burung itu dapat bertahan. Dan benar saja, setelah menerima kekuatan sihirnya burung kecil itu membuka mata kecilnya dan menatap Aranjo."Kamu baik-baik saja?" tanya Ara
"Apakah kamu baik-baik saja?" tanya Ara sambil memeriksa seluruh tubuh Aranjo."Iya!" jawab Aranjo. Lalu bangkit dari tidurnya dan duduk di atas ranjang."Kapan dan bagaimana kamu kembali?" tanya Ara."Entahlah! Ah... mungkin berkat bantuan teman-teman baru saya!" lanjut Aranjo bersemangat."Teman?" tanya Ara, tidak yakin akan apa yang didengarnya."Burung kecil dan siluman dengan rambut berwarna abu-abu!" jelas Ara dengan antusias.Setelah mendengarkan apa yang dikatakan Aranjo, Ara yakin anak itu bermimpi. Tidak ada mahluk hidup di hutan kabut dan tidak ada satupun mahluk di alam langit dengan rambut berwarna abu-abu selain Kaisar.Ara tidak perduli bagaimana Aranjo bisa kembali ke Paviliun, yang penting saat ini Aranjo baik-baik saja. Ara yakin sepertinya Aranjo dilindungi oleh penjaga hutan kabut tersebut, tentu karena Aranjo anak yang baik."Jangan keluar dari Paviliun selama beberapa hari kedepan!" pesan Ara.Dirinya yakin
Aranjo melewati hari-harinya dengan sangat gembira, dirinya akan pergi diam-diam saat Ara membantu di kediaman utama.Aranjo akan menghabiskan waktunya dengan membaca atau berendam di kolam air hangat yang ajaib.Walaupun waktu yang dihabiskan di sana cukup lama namun tidak pada kenyataannya, semua berkat jam pasir itu. Namun Aranjo tidak pernah bertemu dengan siluman itu lagi, sesekali siluman akan memberikannya catatan yang berisi pertanyaan.Hal itu untuk melihat apakah Aranjo benar-benar memahami bacaannya. Aranjo akan menulis jawaban dari pertanyaan itu, tidak sulit baginya. Aranjo akan memberikan separuh makanan enak yang dimilikinya dan meletakkannya di atas meja baca itu. Itu sebagai tanda terima kasih kepada temannya."Esok akan diadakan cara ulang tahun ayahmu!" ujar Ara saat mereka makan malam di Paviliun."Ya, pesta itu pasti sangat meriah, terlihat bagaimana sibuknya pelayan kediaman utama untuk mempersiapkan acara besok ," ujar Aranjo samb
Archer berlumuran darah dan sama sekali tidak melawan. Ia hanya berharap perasaan Aranjo dapat tergerak, melihatnya seperti ini. Sedangkan Asmodus semakin menggila dan memukul, membabi buta.Aranjo berteriak, histeris. Namun, ia tidak mampu menggerakkan tubuh. Ya, dalam hatinya, ia berteriak melihat bagaimana Archer babak belur. Apalagi, tidak ada yang dapat dilakukan.Sampai pada satu titik, Asmodus mencengkeram leher Archer dan mengangkatnya tinggi. Tawa puas, menggema, melihat betapa banyak darah yang membasahi tubuh Dewa Agung itu."Hmmm, tidak menarik, karena kamu tidak melawan. Namun, itu bagus. Aku dapat memusnahkanmu, lebih cepat."Cengkeraman semakin kuat dan membuat Aranjo, semakin panik.'Aku mohon, jika Surga memang ada, maka dengarkan doaku. Aku mencintai Archer dan Dewa itu juga mencintaiku, aku mohon biarkan aku terlepas dari belenggu ini, agar dapat menolongnya. Aku tidak peduli, walaupun jiwaku menjadi taruh
"Para Dewa Agung, aku butuh kekuatan kalian untuk menyegel gerbang alam bawah ini. Jadi, saat Asmodus musnah, kerusakan cukup terjadi di alam bawah dan tidak menyebabkan kerusakan di luar itu!" ujar Kaisar Langit dengan tegas."Baik, Yang Mulia Kaisar Langit!" seru para Dewa Agung terkuat di Alam Langit.Para Dewa melompat turun dari atas punggung Pegasus yang masih terbang. Membentuk formasi di sekitar gerbang alam bawah dan mulai menyalurkan energi kekuatan sihir mereka."TUNGGU!"Para Dewa Agung dan Kaisar Langit menatap ke sosok yang berani bersuara.Robert Gao melangkah maju, tepat ke hadapan sang Kaisar Langit. Ia keluar bersama dengan semua mahluk dari alam bawah dan tetap berada di dekat gerbang, untuk melihat apa yang terjadi."Bagaimana dengan Archer? Ia masih berada di dalam dan kalian menyegel gerbang ini. Bagaimana ia dapat keluar dan bagaimana jika ia membutuhkan bantuan?" seru Robert Gao, yang mer
Robert berusaha bernapas, tetapi itu begitu sulit. Tidak lagi berusaha melawan, Robert merogoh sesuatu dari saku pakaiannya. Berhasil, walaupun dengan susah payah. Dengan wajah yang sudah memerah karena kehabisan napas, Robert berhasil mengangkat kalung dengan leontin darah suci ke hadapan Griffin.Seketika tangan yang mencengkeram leher, dilepaskan dan membuat tubuh Robert terhempas kuat ke tanah.Berusaha keras mengisi paru-paru dengan oksigen, Robert benar-benar kesulitan. Sedikit lebih lama lagi, maka ia akan musnah.Griffin berdiri mematung dan menatap ke tangan manusia abadi yang menggenggamnya leontin itu. Griffin tahu itu adalah bagian dari dirinya, tetapi bagaimana itu bisa ada di tangan manusia abadi itu?"Dari mana kamu mendapatkan itu?" tanya Griffin dingin."A-Anda menitipkan kepadaku! Dan berpesan, untuk mengembalikannya saat ini," ujar Robert dengan suara yang begitu lemah.Griffin menunduk dan menatap
Tangan Aranjo terulur, mendekati artefak itu. Ujung jari telunjuk, menyentuh benda itu dan seketika cahaya terang menyelimuti Aranjo. Ia menghilang bersama dengan benda itu, kembali kepada sang pemilik.***Keesokan harinya, Griffin keluar dari paviliun dan tetap berada di sana untuk beberapa saat. Menunggu, menunggu Aranjo keluar dari paviliun.Setelah menunggu beberapa saat, Leander datang menghampirinya."Ayo, kita harus segera pergi ke alam bawah. Lentera cahaya sudah ada padaku," ajak Leander.Diam dan tidak menanggapi ucapan Leander."Kamu menunggu Aranjo?" tanya Leander.Griffin mengangguk."Dia sudah kembali ke Alam Iblis," ujar Leander. Ya, ia tidak berbohong, memang benar Aranjo telah kembali ke Alam Iblis, walaupun bukan ke istana. Namun, Leander yakin Griffin tidak akan bertanya lebih jauh, sebab mengira Aranjo kembali ke istana.Ragu sejenak, tetapi pada akhirnya Gri
"Bagus, jika kamu menyukainya," balas Griffin dan merasa lega, tidak harus merubah warna rambutnya ini.Seketika, kesadaran akan cincin ilusi miliknya yang belum dikembalikan, membuat Aranjo langsung duduk. Gerakannya itu membuat rambut Griffin yang berada dalam genggamannya, tertarik.Griffin langsung memalingkan wajah dan menatap ke arah Aranjo, yang sudah dalam posisi duduk."M-Maaf," ujar Aranjo dan segera melepaskan rambut itu."Tapi..., Hei! Kembalikan cincin ilusi, milikku!" ujar Aranjo lantang, saat teringat akan cincin itu."Ini?" tanya Griffin, sambil mengangkat tangannya tepat di hadapan Aranjo, perlahan membuka kepalan tangan dan cincin ilusi itu ada di atas telapaknya.Melihat cincin itu, Aranjo langsung hendak mengambil. Namun, Griffin memindahkan tangannya, sehingga tangan Aranjo hanya menggapai angin."Kembalikan!" seru Aranjo yang mulai kesal. Mabuk, membuat otaknya tidak dapat berp
Perjamuan makan diadakan oleh Kaisar Langit. Kembali mereka diundang ke aula, untuk mengikuti perjamuan itu.Aranjo mengagumi keindahan Alam Langit dan matanya, tidak henti melihat-lihat.Perjamuan yang cukup meriah dan dihadiri oleh begitu banyak Dewa, serta Dewi.Aranjo duduk di balik meja rendah, yang berada tepat di antara meja Leander dan Griffin. Alunan musik dari harpa, mengiringi tarian indah yang dipertontonkan di tengah-tengah aula. Tarian yang isisipkan dengan kekuatan sihir, membuat apa yang dilihat begitu menakjubkan.Aranjo menatap dengan mulut menganga, akan keajaiban tarian yang ada di hadapannya.Leander memalingkan wajah dan menatap ke arah Griffin. Seperti perkiraannya, siku Griffin diletakkan di atas meja, dengan tangan menopang wajahnya. Ya, Griffin menatap ke arah Aranjo. Mahluk agung itu terlihat jelas seperti sedang jatuh cinta.Leander menghela napas, ia khawatir akan apa yang akan
Tiba di aula utama, semua mata para Dewa tertuju pada Griffin dan sosok iblis muda yang ada dalam gandengan mahluk agung itu.Langkah kaki Aranjo berhenti, saat Griffin menghentikan langkahnya. Aranjo melihat ke sekeliling dan mendapati, tatapan yang begitu dingin. Tanpa sadar, ia bergeser dan menempelkan tubuh pada lengan kokoh, sang Griffin.Kaisar Langit, turun dari singgasana dengan raut wajah yang tidak terbaca. Para dewa yang berkumpul di singgasana langsung mundur, dengan kepala menunduk.Leander yang baru tiba di aula, langsung memberi hormat."Hormat, Yang Mulia Kaisar Langit."Setelah memberi salam, Leander langsung melangkah maju dan berdiri di samping Griffin, serta Aranjo."Alasan kedatangan kami, terkait dengan salah satu benda spiritual. Kami ingin memohon izin kepada Kaisar Langit, agar dapat memberikan kepada kami, lentera cahaya. Itu–"Ucapan Leander terhenti, saat sang Kaisar Langit men
Griffin melepaskan cengkeramannya dan segera mahluk itu melayang agak jauh, ketakutan."Buka matamu," ujar Griffin dan menurunkan tangannya dari depan wajah Aranjo.Patuh, Aranjo membuka mata dan menatap ke arah mahluk yang sudah berada cukup jauh, darinya."Tuanku berkata, tiket masuk kalian adalah lentera cahaya! Bawa benda spiritual itu dan kalian, diizinkan masuk!" seru mahluk itu, sebelum melayang kembali ke balik gerbang.KLANG!Gerbang kembali menutup dengan suara yang memekakkan telinga.Griffin memalingkan wajah, menatap Leander. Ia tidak keberatan untuk menghancurkan alam bawah ini, tetapi mereka memiliki tanggung jawab, jadi keputusan tidak dapat diambil oleh satu pihak."Kita kembali setelah mendapatkan lentera cahaya!" ujar Leander, lalu memutar kudanya, meninggalkan alam bawah.Semua berbalik dan meninggalkan tempat mengerikan itu.Aranjo menatap ke pung
Seulas senyum licik, muncul di wajah cantik Aranjo. Ia yakin dapat menghentikan langkah mahluk sombong, yang mengabaikan kehadirannya begitu saja.Namun, saat ia yakin dapat menangkap mahluk itu, kenyataannya angin yang tergapai oleh tangannya.Kedua kaki Aranjo menapak kembali ke tanah dan menatap tidak percaya dengan apa yang terjadi. Mahluk sombong itu sudah berpindah tepat di belakangnya, begitu cepat. Bahkan, mata Aranjo tidak menangkap gerakan mahluk tersebut.Berputar, dengan tangan kembali menggapai.SIAL!SIAL!!SIAL!!!Aranjo memaki dalam hati, saat serangan yang diluncurkan tidak mampu mengenai mahluk tersebut.Leander baru saja keluar dari paviliun dan disambut dengan perkelahian. Tidak tepat disebut perkelahian, sebab hanya satu pihak yang menyerang dengan pihak lain, terus berhasil menghindar.Ini kali pertama baginya melihat, Griffin tidak melawan. Bias