Beranda / Pendekar / Aranjo / Bab 9 . Teman

Share

Bab 9 . Teman

Penulis: Venny
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Apakah kamu baik-baik saja?" tanya Ara sambil memeriksa seluruh tubuh Aranjo.

"Iya!" jawab Aranjo. Lalu bangkit dari tidurnya dan duduk di atas ranjang.

"Kapan dan bagaimana kamu kembali?" tanya Ara.

"Entahlah! Ah... mungkin berkat bantuan teman-teman baru saya!" lanjut Aranjo bersemangat.

"Teman?" tanya Ara, tidak yakin akan apa yang didengarnya.

"Burung kecil dan siluman dengan rambut berwarna abu-abu!" jelas Ara dengan antusias.

Setelah mendengarkan apa yang dikatakan Aranjo, Ara yakin anak itu bermimpi. Tidak ada mahluk hidup di hutan kabut dan tidak ada satupun mahluk di alam langit dengan rambut berwarna abu-abu selain Kaisar.

Ara tidak perduli bagaimana Aranjo bisa kembali ke Paviliun, yang penting saat ini Aranjo baik-baik saja. Ara yakin sepertinya Aranjo dilindungi oleh penjaga hutan kabut tersebut, tentu karena Aranjo anak yang baik.

"Jangan keluar dari Paviliun selama beberapa hari kedepan!" pesan Ara.

Dirinya yakin Dewi Angin tidak berharap Aranjo kembali begitu cepat dan tanpa luka apapun. Dewa Malam tidak ada dikediaman tentu itu menjadi alasan bagi Dewi Angin berani mengirim Aranjo ke hutan kabut, tetapi Ara juga tidak yakin apakah Dewa Malam akan menghentikan tindakan istrinya.

Hari-hari terasa sangat lambat bagi Aranjo yang tidak diijinkan keluar dari Paviliun ini. Ara telah memasang batas di pintu Paviliun.

Aranjo yang merasa bosan duduk melamun di lantai Paviliun. Sayup-sayup Aranjo mendengar iringan musik yang meriah. Aranjo melompat berdiri dan berlari ke jendela memasang telinga. Sepertinya ada acara pernikahan dan Aranjo sangat ingin melihat keramaian itu.

Aranjo membuka jendela, Ara hanya menyegel pintu tidak jendela. Aranjo melompat keluar dari jendela Paviliun lalu berlari dan memanjat pohon di samping tembok tinggi yang mengelilingi kediaman Dewa Malam.

Aranjo melihat ke luar tembok dan seperti perkiraaannya ada rombongan iring-iringan yang membawa tandu pengantin. Aranjo memanjat tembok dan melompat keluar dari kediaman Dewa Malam. Aranjo sangat handal memanjat pohon dan melompat, kesehariannya selalu bermain memanjat pohon sendirian.

Aranjo mengikuti iring-iringan itu diam-diam dan iring-iringan itu berhenti di depan kediaman yang sangat megah, lebih megah dari kediaman utama Dewa Malam.

Aranjo kembali memanjat pohon yang tumbuh di depan tembok kediaman mewah itu dan mengintip ke dalam.

Tandu mewah di letakkan di depan pintu utama dan ada yang masuk ke dalam kediaman itu. Tidak lama, pelayan yang masuk tadi keluar dengan wajah yang sangat gelap lalu membuka tirai tandu dan mengatakan sesuatu.

Lalu tandu diangkat balik menuju gerbang keluar dan iring-iringan ikut keluar dari kediaman itu tanpa memainkan musik lagi. Apakah tidak jadi ada pesta pernikahan? Aranjo merasa sangat kecewa.

Di dalam kediaman itu, Dewa Archer, Sang Kaisar menatap keluar jendela melihat jelas Aranjo yang memanjat pohon dibalik dinding kediamannya dan mengintip ke dalam.

Walaupun Dewa Archer, Sang Kaisar terkenal sebagai Dewa tanpa perasaan atau Dewa berhati dingin hal itu tidak menutup niat para Dewi untuk berusaha melamarnya.

Bahkan lamaran selalu disertai dengan pesta pernikahan, berjaga-jaga jika dirinya bersedia maka pesta pernikahan akan langsung dilaksanakan. Namun sampai saat ini tidak ada satupun yang berhasil dan semua lamaran ditolak secara halus oleh pelayannya dan itu sangat melelahkan.

Kaisar menggunakan kekuatan sihirnya untuk membuat ilusi seekor kupu-kupu berwarna cerah. Kupu-kupu itu terbang di sekitar Aranjo dan tentu sangat menarik perhatiannya. Aranjo mengejar kupu-kupu itu dan melompat masuk ke dalam kediaman mewah itu.

Aranjo berlari mengejar kupu-kupu itu yang terbang ke halaman belakang. Kupu-kupu itu masuk ke dalam salah satu ruangan yang ada di halaman belakang. Aranjo mengikuti kupu-kupu itu dan masuk ke dalam ruangan itu.

Aranjo mencari sekeliling tetapi tidak menemukan kupu-kupu itu lagi. Aranjo melihat ke sekeliling ruangan dimana dirinya berada saat ini.

Ruangan ini adalah ruang baca yang penuh dengan gulungan-gulungan naskah yang tersusun rapi di lemari kayu yang tinggi. 

"Kamu suka membaca?" tanya Dewa Archer yang masuk ke dalam ruang baca.

Aranjo melompat terkejut dan berbalik melihat asal suara yang sangat familiar.

"Teman...." seru Aranjo dan berlari menghampiri Kaisar.

"Kamu suka membaca?" tanya Kaisar kembali sambil menghindari Aranjo.

"Suka... Saya sangat suka membaca!" jawab Aranjo antusias.

Kaisar berjalan melewati Aranjo dan terus berjalan ke bagian belakang ruang baca. Aranjo mengikutinya dengan berlari menyamakan dengan langkahnya yang panjang.

Kaisar membuka pintu yang ada di bagian belakang ruang baca. Saat pintu terbuka, Aranjo mengintip dan melompat girang saat melihat apa yang ada dihadapannya.

Taman indah dengan kolam air hangat di tengah-tengah, sangat luas dan indah, pohon persik tumbuh banyak di halaman itu. Aranjo berlari mengelilingi taman itu lalu melepaskan sepatunya dan merendam kaki mungilnya ke dalam kolam air hangat itu.

Kaisar menghampirinya dan berkata "Kamu bisa datang kapan saja, silahkan baca semua buku yang ada di ruang baca dan berendam sesukamu!"

Aranjo menatap tidak percaya terhadap apa yang baru diucapkan siluman itu.

"Benarkah?" tanya Aranjo ingin memastikan ulang hal tersebut.

Kaisar tidak menjawabnya melainkan berbalik dan berjalan kembali ke ruang baca tadi. Kolam air hangat itu memiliki kemampuan untuk memulihkan tubuh dan sihir bagi yang berendam di dalamnya.

Awalnya kolam ini hanya ada satu di alam langit dan itu berada di halaman kediaman Kaisar Langit, tidak semua Dewa atau Dewi dapat bebas berendam di sana. Dengan kekuatannya Kaisar memindahkan sebagian kolam itu ke halaman di kediamannya.

Aranjo memegang sepatunya dan berlari mengikuti siluman itu masuk kembali ke ruang baca.

Kaisar berhenti di depan meja kerjanya dan mengeluarkan sebuah jam pasir menggunakan sihirnya. Aranjo sibuk memakai sepatunya kembali dan melihat jam pasir yang diletakkan siluman itu di atas meja.

"Ingat untuk membalikkan jam pasir ini saat kamu tiba dan pastikan kamu kembali ke tempatmu saat jam pasir ini habis!" ujar Kaisar sambil membalikkan jam pasir itu lalu berjalan meninggalkan ruang baca.

Jam pasir itu memiliki kekuatan untuk memperlambat waktu dan setelah jam pasir itu habis maka kekuatannya juga sirna dan waktu kembali berjalan normal.

Aranjo menatap kepergian siluman itu untuk sesaat lalu memperhatikan jam pasir itu dan mengingat semua pesan siluman itu. Lalu Aranjo mulai memeriksa setiap gulungan naskah itu dan dirinya sangat senang semua naskah sangat berguna mulai dari ilmu sastra, ilmu pengobatan sampai dengan ilmu sihir.

Aranjo mengambil beberapa gulungan dan duduk di kursi meja baca lalu mulai membaca gulungan-gulungan itu. Banyak hal baru yang dipelajarinya dan itu memperluas pengetahuannya. Aranjo tidak lupa terus melihat ke arah jam pasir dan saat jam pasir habis, Aranjo segera berlari kembali ke Paviliun setelah merapikan kembali semuanya.

Saat kembali ke Paviliun, Aranjo memeriksa waktu dan dirinya hanya pergi selama setengah jam padahal waktu yang dihabiskan di ruang baca itu terasa sangat lama. Aranjo sungguh senang memiliki teman dengan kekuatan sihir yang hebat.

Bab terkait

  • Aranjo   Bab 10 . Menarik Perhatian

    Aranjo melewati hari-harinya dengan sangat gembira, dirinya akan pergi diam-diam saat Ara membantu di kediaman utama.Aranjo akan menghabiskan waktunya dengan membaca atau berendam di kolam air hangat yang ajaib.Walaupun waktu yang dihabiskan di sana cukup lama namun tidak pada kenyataannya, semua berkat jam pasir itu. Namun Aranjo tidak pernah bertemu dengan siluman itu lagi, sesekali siluman akan memberikannya catatan yang berisi pertanyaan.Hal itu untuk melihat apakah Aranjo benar-benar memahami bacaannya. Aranjo akan menulis jawaban dari pertanyaan itu, tidak sulit baginya. Aranjo akan memberikan separuh makanan enak yang dimilikinya dan meletakkannya di atas meja baca itu. Itu sebagai tanda terima kasih kepada temannya."Esok akan diadakan cara ulang tahun ayahmu!" ujar Ara saat mereka makan malam di Paviliun."Ya, pesta itu pasti sangat meriah, terlihat bagaimana sibuknya pelayan kediaman utama untuk mempersiapkan acara besok ," ujar Aranjo samb

  • Aranjo   Bab 11 . Kembali Ke Hutan Kabut

    Helene berdiri dari duduknya dan dengan suara lantang berkata, "Aranjo, cepat sajikan teh itu sebelum dingin!"Ucapan Helene seakan tamparan bagi Aranjo, dirinya yakin Helene ataupun Halley yang meminta pelayan itu menariknya ke kediaman utama. Dan sekali lagi dirinya terjebak dalam perangkap yang mereka buat. Apapun yang dikatakannya untuk menjelaskan alasan mengapa dirinya berada di aula ini sudah tidak berguna, Aranjo harus siap menerima hukumannya nanti."Salam Dewa Malam dan Dewi Angin. Apakah Dewi muda ini putri sulung Anda?" tanya salah satu Dewa yang hadir.Aranjo menunduk dan perlahan mundur, tetapi Helene menghampirinya dan memegang lengannya.Dewa Malam bangkit dari duduknya dan berkata, "Benar."Aranjo hanya menunduk tidak berani menatap ke arah ayah ataupun ibunya. Saat ini dirinya yakin dirinya berada dalam masalah besar."Kakak Aranjo, bagaimana jika kakak memainkan sebuah lagu untuk menambah kemeriahan acara ulang tahun ayah?" tany

  • Aranjo   Bab 12 . Aku Merindukanmu

    Aranjo merasakan angin kencang, tubuhnya mundur ke belakang dan menahan pandangan dengan tangannya. Aranjo tidak ingin debu masuk ke dalam matanya.Roh-roh jahat yang sedari tadi mengikuti Aranjo langsung menghilang saat merasakan kehadiran Griffin.Seketika angin kencang tidak lagi berhembus namun Aranjo merasakan sesuatu berada di hadapannya. Aranjo menurunkan tangannya dan perlahan membuka matanya.Aranjo terlompat kebelakang dan jatuh terduduk, mata Aranjo membelalak melihat mahluk di hadapannya."Tolong jangan makan aku! Diriku tidak memiliki banyak daging dan jika kamu memakan diriku aku yakin kamu akan tersedak!" ujar Aranjo sambil terus mundur kebelakang.Aranjo menatap lurus ke arah mahluk itu, dirinya pernah membaca gulungan mengenai mahluk seperti di hadapannya. Binatang spiritual agung yang jarang terlihat, konon hanya ada satu Griffin di setiap masa dan saat mereka mati akan berubah menjadi abu. Griffin berikutnya akan terlahir dari abu Gri

  • Aranjo   Bab 13 . Seorang Dewa Yang Baik

    Aranjo lalu duduk di tepi sungai, lalu menggulung roknya ke atas dan mulai membersihkan ikan-ikan itu. Sebagai Dewi yang memiliki kekuatan sihir rendah, dirinya hanya dapat menciptakan ruang kecil untuk menyimpan benda-benda miliknya.Tidak dapat menampung banyak barang, lain halnya dengan mereka yang memiliki kekuatan sihir tingkat tinggi, mereka akan mampu menciptakan ruang yang luas untuk menyimpan benda-benda berharga.Aranjo mengeluarkan pisau dan bumbu bakar yang telah diraciknya, lalu meminta Griffin mengumpulkan kayu bakar. Setelah ikan bersih, Aranjo membawanya ke tempat dimana kayu bakar ditumpuk.Memilih batang kayu yang kurus dan membersihkannya menggunakan pisau lalu menusuk ikan yang telah dibumbui.Sudah waktunya menyalakan api, kemampuan sihirnya belum mampu untuk mengendalikan unsur inti bumi yakni air, udara, api dan tanah. Aranjo menatap Griffin dan bertanya, "Bisakah kamu menyalakan api?"Griffin mendekatkan paruhnya ke tumpukan rant

  • Aranjo   Bab 14 . I - Ibu Yang Baik

    Aranjo tidak lagi ingin terkena masalah, jadi dirinya menuruti perkataan Dewi Angin dan tidak menginjakkan kaki ke kediaman utama.Namun, tidak semua hal berjalan sesuai dengan kehendaknya. Keesokan harinya adalah hari terakhir di mana Aranjo berada di alam langit.***Di Kota Danzou, tepatnya di gubuk kumuh. Gemuruh petir menyambut kelahiran seorang bayi perempuan yang sangat cantik. Dukun yang membantu kelahiran sangat terpukau dengan kecantikan bayi mungil itu.“Seorang bayi perempuan, Nyonya!” ujar Dukun itu sambil membersihkan dan membungkus bayi kecil itu.Nyonya Ji mengulurkan tangannya dan menyambut bayi yang sudah dibalut selimut lembut. Tidak masalah bayi ini perempuan ataupun laki-laki. Dirinya baru dapat hamil setelah berusia senja dan itu merupakan berkat paling indah yang diterimanya.Nyonya Ji memeluk bayi itu, dan melihat bayinya memiliki rupa yang begitu rupawan.“Aku akan panggilkan Tuan Ji!” Dukun itu keluar dari kamar unt

  • Aranjo   Bab 15 . I - Tunggu dan Nikahi Aku

    Aranjo tidak lagi peduli dengan seluruh tubuhnya yang basah kuyup. Ingatannya telah kembali, rasa benci dan marah menguasai dirinya.Aranjo menatap Ara dan bertanya, "Mengapa kamu kemari? Tidakkah hal itu akan membuat dirimu dalam masalah?""Kaisar mengijinkan aku mengunjungi dirimu! Namun, tidak bisa terlalu lama!". jelas Ara."Ka-isar...!" ujar Aranjo dan teringat kepada teman silumannya yang ternyata adalah Sang Kaisar. Selama ini, Aranjo selalu menganggap siluman itu adalah temannya, tetapi kenyataannya tidak seperti itu.Temannya itu tidak hanya tidak membelanya, tetapi juga menjatuhkan hukuman yang begitu keji."Apakah... Apakah teman yang kamu bilang membantumu keluar dari hutan kabut adalah Kaisar?" tanya Ara.Ara teringat, dulu Aranjo pernah menceritakan teman yang ditemuinya di hutan kabut. Siluman dengan rambut perak, hanya Sang Kaisar yang memiliki tampilan seperti itu di seluruh alam.Aranjo mengangguk, dan berkata, "D

  • Aranjo   Bab 16 . I - Hasrat Mengalahkan Akal Sehat

    "Kerajaan kalian menyerang salah satu desa pemukiman kami! Anggap saja ini balasan dan peringatan untuk Raja kalian!" jawab Sang Jenderal.Semua mata prajuritnya menatap penuh hasrat pada wanita yang ada di hadapannya. Jenderal melihat jelas hal itu dan mengerti, karena dirinya juga sangat terpengaruh akan kehadiran sosok cantik ini.Sang Jenderal melepaskan jubah miliknya dan meletakkan jubah itu di atas kepala wanita itu dan mengikatnya di bawah leher."Siapa namamu?" "Aranjo!"Aranjo, nama yang asing, tetapi enak di dengar. Jenderal tidak bisa menyerahkan wanita ini ke penjagaan prajurit, jadi dirinya yang akan menjaga wanita itu dan membawanya sebagai hadiah untuk Sang Raja.Jenderal mengangkat tubuh Aranjo dan mendudukkannya di atas kuda putih, lalu Jenderal juga naik dan duduk di belakangnya."Kita kembali!" seru Sang Jenderal kepada prajuritnya. Semua prajurit patuh dan menaiki kuda masing-masing untuk kembali ke Kerajaan Qiyang."Apakah kamu akan menyerahkan diriku kepada Raj

  • Aranjo   Bab 17 . I - Bercinta Untuk Pertama Kalinya

    Aranjo mencium dalam Sang Jenderal. Tangan Aranjo yang awalnya memeluk leher pria itu berpindah ke belakang kepala Sang Jenderal. Aranjo menarik lembut rambut panjang yang terikat ke belakang kepala pria itu.Sang Jenderal dengan Aranjo yang berada dalam gendongannya, berjalan ke arah meja tadi. Lalu, mendudukkan wanita itu di atas meja. Sang Jenderal membuka kaki Aranjo dan berdiri di antara kedua kaki itu.Sang Jenderal melepaskan ciumannya, akal sehat yang tinggal sedikit kembali mengingatkan dirinya, bahwa dirinya telah berkeluarga dan wanita itu adalah hadiah untuk Raja.Aranjo merasa kehilangan saat pria itu melepas ciumannya. Perlahan Aranjo membuka mata dan menatap ke arah Jenderal yang berada tepat di hadapannya. Wajah Sang Jenderal terlihat ragu, di samping hasrat yang telah menggelora.Aranjo mendekatkan wajahnya dan dirinya kembali mengulum bibir tipis Sang Jenderal. Ciumannya tidak dibalas, pria itu hanya berdiri membeku. Aranjo tidak peduli, dir

Bab terbaru

  • Aranjo   Bab 125 . END

    Archer berlumuran darah dan sama sekali tidak melawan. Ia hanya berharap perasaan Aranjo dapat tergerak, melihatnya seperti ini. Sedangkan Asmodus semakin menggila dan memukul, membabi buta.Aranjo berteriak, histeris. Namun, ia tidak mampu menggerakkan tubuh. Ya, dalam hatinya, ia berteriak melihat bagaimana Archer babak belur. Apalagi, tidak ada yang dapat dilakukan.Sampai pada satu titik, Asmodus mencengkeram leher Archer dan mengangkatnya tinggi. Tawa puas, menggema, melihat betapa banyak darah yang membasahi tubuh Dewa Agung itu."Hmmm, tidak menarik, karena kamu tidak melawan. Namun, itu bagus. Aku dapat memusnahkanmu, lebih cepat."Cengkeraman semakin kuat dan membuat Aranjo, semakin panik.'Aku mohon, jika Surga memang ada, maka dengarkan doaku. Aku mencintai Archer dan Dewa itu juga mencintaiku, aku mohon biarkan aku terlepas dari belenggu ini, agar dapat menolongnya. Aku tidak peduli, walaupun jiwaku menjadi taruh

  • Aranjo   Bab 124 . Takut

    "Para Dewa Agung, aku butuh kekuatan kalian untuk menyegel gerbang alam bawah ini. Jadi, saat Asmodus musnah, kerusakan cukup terjadi di alam bawah dan tidak menyebabkan kerusakan di luar itu!" ujar Kaisar Langit dengan tegas."Baik, Yang Mulia Kaisar Langit!" seru para Dewa Agung terkuat di Alam Langit.Para Dewa melompat turun dari atas punggung Pegasus yang masih terbang. Membentuk formasi di sekitar gerbang alam bawah dan mulai menyalurkan energi kekuatan sihir mereka."TUNGGU!"Para Dewa Agung dan Kaisar Langit menatap ke sosok yang berani bersuara.Robert Gao melangkah maju, tepat ke hadapan sang Kaisar Langit. Ia keluar bersama dengan semua mahluk dari alam bawah dan tetap berada di dekat gerbang, untuk melihat apa yang terjadi."Bagaimana dengan Archer? Ia masih berada di dalam dan kalian menyegel gerbang ini. Bagaimana ia dapat keluar dan bagaimana jika ia membutuhkan bantuan?" seru Robert Gao, yang mer

  • Aranjo   Bab 123 . Banyak Hal yang Terjadi Di Luar Kehendakmu

    Robert berusaha bernapas, tetapi itu begitu sulit. Tidak lagi berusaha melawan, Robert merogoh sesuatu dari saku pakaiannya. Berhasil, walaupun dengan susah payah. Dengan wajah yang sudah memerah karena kehabisan napas, Robert berhasil mengangkat kalung dengan leontin darah suci ke hadapan Griffin.Seketika tangan yang mencengkeram leher, dilepaskan dan membuat tubuh Robert terhempas kuat ke tanah.Berusaha keras mengisi paru-paru dengan oksigen, Robert benar-benar kesulitan. Sedikit lebih lama lagi, maka ia akan musnah.Griffin berdiri mematung dan menatap ke tangan manusia abadi yang menggenggamnya leontin itu. Griffin tahu itu adalah bagian dari dirinya, tetapi bagaimana itu bisa ada di tangan manusia abadi itu?"Dari mana kamu mendapatkan itu?" tanya Griffin dingin."A-Anda menitipkan kepadaku! Dan berpesan, untuk mengembalikannya saat ini," ujar Robert dengan suara yang begitu lemah.Griffin menunduk dan menatap

  • Aranjo   Bab 122 . Kembali Kepada Sang Pemilik

    Tangan Aranjo terulur, mendekati artefak itu. Ujung jari telunjuk, menyentuh benda itu dan seketika cahaya terang menyelimuti Aranjo. Ia menghilang bersama dengan benda itu, kembali kepada sang pemilik.***Keesokan harinya, Griffin keluar dari paviliun dan tetap berada di sana untuk beberapa saat. Menunggu, menunggu Aranjo keluar dari paviliun.Setelah menunggu beberapa saat, Leander datang menghampirinya."Ayo, kita harus segera pergi ke alam bawah. Lentera cahaya sudah ada padaku," ajak Leander.Diam dan tidak menanggapi ucapan Leander."Kamu menunggu Aranjo?" tanya Leander.Griffin mengangguk."Dia sudah kembali ke Alam Iblis," ujar Leander. Ya, ia tidak berbohong, memang benar Aranjo telah kembali ke Alam Iblis, walaupun bukan ke istana. Namun, Leander yakin Griffin tidak akan bertanya lebih jauh, sebab mengira Aranjo kembali ke istana.Ragu sejenak, tetapi pada akhirnya Gri

  • Aranjo   Bab 121 . Perasaan Baru

    "Bagus, jika kamu menyukainya," balas Griffin dan merasa lega, tidak harus merubah warna rambutnya ini.Seketika, kesadaran akan cincin ilusi miliknya yang belum dikembalikan, membuat Aranjo langsung duduk. Gerakannya itu membuat rambut Griffin yang berada dalam genggamannya, tertarik.Griffin langsung memalingkan wajah dan menatap ke arah Aranjo, yang sudah dalam posisi duduk."M-Maaf," ujar Aranjo dan segera melepaskan rambut itu."Tapi..., Hei! Kembalikan cincin ilusi, milikku!" ujar Aranjo lantang, saat teringat akan cincin itu."Ini?" tanya Griffin, sambil mengangkat tangannya tepat di hadapan Aranjo, perlahan membuka kepalan tangan dan cincin ilusi itu ada di atas telapaknya.Melihat cincin itu, Aranjo langsung hendak mengambil. Namun, Griffin memindahkan tangannya, sehingga tangan Aranjo hanya menggapai angin."Kembalikan!" seru Aranjo yang mulai kesal. Mabuk, membuat otaknya tidak dapat berp

  • Aranjo   Bab 120 . Jatuh Cinta

    Perjamuan makan diadakan oleh Kaisar Langit. Kembali mereka diundang ke aula, untuk mengikuti perjamuan itu.Aranjo mengagumi keindahan Alam Langit dan matanya, tidak henti melihat-lihat.Perjamuan yang cukup meriah dan dihadiri oleh begitu banyak Dewa, serta Dewi.Aranjo duduk di balik meja rendah, yang berada tepat di antara meja Leander dan Griffin. Alunan musik dari harpa, mengiringi tarian indah yang dipertontonkan di tengah-tengah aula. Tarian yang isisipkan dengan kekuatan sihir, membuat apa yang dilihat begitu menakjubkan.Aranjo menatap dengan mulut menganga, akan keajaiban tarian yang ada di hadapannya.Leander memalingkan wajah dan menatap ke arah Griffin. Seperti perkiraannya, siku Griffin diletakkan di atas meja, dengan tangan menopang wajahnya. Ya, Griffin menatap ke arah Aranjo. Mahluk agung itu terlihat jelas seperti sedang jatuh cinta.Leander menghela napas, ia khawatir akan apa yang akan

  • Aranjo   Bab 119 . Daya Tarik

    Tiba di aula utama, semua mata para Dewa tertuju pada Griffin dan sosok iblis muda yang ada dalam gandengan mahluk agung itu.Langkah kaki Aranjo berhenti, saat Griffin menghentikan langkahnya. Aranjo melihat ke sekeliling dan mendapati, tatapan yang begitu dingin. Tanpa sadar, ia bergeser dan menempelkan tubuh pada lengan kokoh, sang Griffin.Kaisar Langit, turun dari singgasana dengan raut wajah yang tidak terbaca. Para dewa yang berkumpul di singgasana langsung mundur, dengan kepala menunduk.Leander yang baru tiba di aula, langsung memberi hormat."Hormat, Yang Mulia Kaisar Langit."Setelah memberi salam, Leander langsung melangkah maju dan berdiri di samping Griffin, serta Aranjo."Alasan kedatangan kami, terkait dengan salah satu benda spiritual. Kami ingin memohon izin kepada Kaisar Langit, agar dapat memberikan kepada kami, lentera cahaya. Itu–"Ucapan Leander terhenti, saat sang Kaisar Langit men

  • Aranjo   Bab 118 . Terasa Begitu Tepat

    Griffin melepaskan cengkeramannya dan segera mahluk itu melayang agak jauh, ketakutan."Buka matamu," ujar Griffin dan menurunkan tangannya dari depan wajah Aranjo.Patuh, Aranjo membuka mata dan menatap ke arah mahluk yang sudah berada cukup jauh, darinya."Tuanku berkata, tiket masuk kalian adalah lentera cahaya! Bawa benda spiritual itu dan kalian, diizinkan masuk!" seru mahluk itu, sebelum melayang kembali ke balik gerbang.KLANG!Gerbang kembali menutup dengan suara yang memekakkan telinga.Griffin memalingkan wajah, menatap Leander. Ia tidak keberatan untuk menghancurkan alam bawah ini, tetapi mereka memiliki tanggung jawab, jadi keputusan tidak dapat diambil oleh satu pihak."Kita kembali setelah mendapatkan lentera cahaya!" ujar Leander, lalu memutar kudanya, meninggalkan alam bawah.Semua berbalik dan meninggalkan tempat mengerikan itu.Aranjo menatap ke pung

  • Aranjo   Bab 117 . Apakah Ada Yang Istimewa?

    Seulas senyum licik, muncul di wajah cantik Aranjo. Ia yakin dapat menghentikan langkah mahluk sombong, yang mengabaikan kehadirannya begitu saja.Namun, saat ia yakin dapat menangkap mahluk itu, kenyataannya angin yang tergapai oleh tangannya.Kedua kaki Aranjo menapak kembali ke tanah dan menatap tidak percaya dengan apa yang terjadi. Mahluk sombong itu sudah berpindah tepat di belakangnya, begitu cepat. Bahkan, mata Aranjo tidak menangkap gerakan mahluk tersebut.Berputar, dengan tangan kembali menggapai.SIAL!SIAL!!SIAL!!!Aranjo memaki dalam hati, saat serangan yang diluncurkan tidak mampu mengenai mahluk tersebut.Leander baru saja keluar dari paviliun dan disambut dengan perkelahian. Tidak tepat disebut perkelahian, sebab hanya satu pihak yang menyerang dengan pihak lain, terus berhasil menghindar.Ini kali pertama baginya melihat, Griffin tidak melawan. Bias

DMCA.com Protection Status