Beranda / Pendekar / Aranjo / Bab 15 . I - Tunggu dan Nikahi Aku

Share

Bab 15 . I - Tunggu dan Nikahi Aku

Penulis: Venny
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Aranjo tidak lagi peduli dengan seluruh tubuhnya yang basah kuyup. Ingatannya telah kembali, rasa benci dan marah menguasai dirinya.

Aranjo menatap Ara dan bertanya, "Mengapa kamu kemari? Tidakkah hal itu akan membuat dirimu dalam masalah?" 

"Kaisar mengijinkan aku mengunjungi dirimu! Namun, tidak bisa terlalu lama!". jelas Ara.

"Ka-isar...!" ujar Aranjo dan teringat kepada teman silumannya yang ternyata adalah Sang Kaisar. Selama ini, Aranjo selalu menganggap siluman itu adalah temannya, tetapi kenyataannya tidak seperti itu.

Temannya itu tidak hanya tidak membelanya, tetapi juga menjatuhkan hukuman yang begitu keji.

"Apakah... Apakah teman yang kamu bilang membantumu keluar dari hutan kabut adalah Kaisar?" tanya Ara.

Ara teringat, dulu Aranjo pernah menceritakan teman yang ditemuinya di hutan kabut. Siluman dengan rambut perak, hanya Sang Kaisar yang memiliki tampilan seperti itu di seluruh alam.

Aranjo mengangguk, dan berkata, "Dia bukan temanku! Sebutan teman tidak pantas untuknya!"

Aranjo berjalan kembali ke rumah orang tuanya. Dirinya juga memiliki ingatan selama berada di dunia fana.

"Aranjo! Sekarang kamu menggunakan tubuh Dewi mu, jadi kamu tidak akan dapat mengandung anak manusia!" jelas Ara.

"Aku tidak berencana memiliki anak dengan manusia! Sungguh kejam, Kaisar ingin aku mengingat setiap hal yang terjadi pada tubuh ini! Licik dan jahat!" Aranjo marah.

"Namun, kamu tidak boleh menggunakan kekuatan sihir di dunia fana! Jika, kamu menggunakannya maka tubuhmu akan sakit parah!" jelas Ara.

Banyak yang hendak disampaikan pada Aranjo.

"Ada lagi?" Aranjo menghentikan langkahnya dan menatap Ara dengan mata merah yang penuh amarah.

"Kamu harus benar-benar membuat manusia jatuh cinta padamu, lalu hancurkan hati mereka! Namun, kamu juga harus melibatkan tubuh dan perasaanmu! Setelah itu semua terpenuhi maka hukuman tuntas di setiap kehidupan!" Ara mendapatkan petunjuk itu dari Dewi penjaga lubang portal. Ara yakin, semua itu diatur oleh Sang Kaisar.

Aranjo mengepalkan kedua tangannya, lalu menengadah menatap langit.

"AKU AKAN MENYELESAIKAN SEMUA COBAAN INI DENGAN SEMPURNA! TUNGGU DAN NIKAHI AKU!!!!" teriak Aranjo ke atas.

Beruntung disekitarnya tidak ada orang lain. Jika tidak, maka dirinya akan dianggap gila.

***

Kaisar, sedari tadi memperhatikan Aranjo dari cermin portal miliknya. Kaisar tidak menyangka Dewi itu akan memarahinya. Seulas senyum tipis menghiasai wajah dingin Sang Kaisar. Setelah menjalani 10 kehidupan di dunia fana dengan cobaan cinta yang kejam, Kaisar yakin saat kembali ke Alam Langit, Dewi itu sama sekali tidak ingin menikah.

***

Kembali kepada Aranjo dan Ara.

"Waktuku hampir habis! Aku akan kembali besok!" ujar Ara.

"Besok? Itu artinya tahun depan di dunia ini bukan?" tanya Aranjo dan menatap sedih kepada Ara.

Ara menggenggam tangannya, dan menatapnya dalam.

"Kamu pasti dapat melewati ini semua dengan baik! Ikuti takdir yang akan membawa dirimu kepada pasanganmu! Jangan melakukan hal-hal yang membuat semuanya semakin kacau!" pesan Ara. Lalu, Ara menghilang dan kembali ke Alam Langit.

Aranjo terdiam saat melihat kepergian Ara. Dirinya hanya harus menunggu takdir dan menyelesaikan kehidupan ini dengan sempurna.

Aranjo kembali ke gubuk milik orang tuanya.

"Aranjo! Mengapa kamu basah kuyup?" Nyonya Ji, ibunya menghampirinya dengan cemas.

Nyonya Ji, buru-buru membantunya mengganti pakaian dan memberikan secangkir teh hangat kepada putri kesayangannya.

Mulai saat itu, sikap Aranjo berubah drastis. Dirinya bukan lagi gadis manja dan baik hati. Aranjo menjadi gadis pendiam dan penuh perhitungan. Aranjo belajar dengan giat dan berusaha tumbuh menjadi wanita elegan.

Di setiap hari ulang tahunnya, Ara akan selalu datang menjumpainya. Namun, tidak ada kabar penting apapun. Sampai pada ulang tahunnya yang ke 20, Ara menyampaikan bahwa Dewa Api, Vulcan pergi menemui Kaisar Langit dan Kaisar, untuk menyampaikan bahwa semua adalah kesalahannya dan akan bertanggung jawab dengan menikahi dirimu. Dewa Api baru tersadar, semenjak dirinya tidak sadarkan diri saat bersama dirimu. Namun, semua sudah terlambat, Aranjo sudah menerima hukuman dan menjalaninya.

"Dirimu akan segera menjalani cobaanmu, jadi lakukan dengan baik!" pesan Ara.

Aranjo selalu menolak lamaran dari pria-pria di Kota tempat dirinya tinggal. Dirinya yakin, pria yang akan dibuatnya patah hati adalah pria hebat, seperti yang dikatakan oleh Sang Kaisar.

Hari yang ditunggunya akhirnya tiba. Begitu banyak prajurit Kerajaan berdiri di depan rumah. Tuan dan Nyonya Ji, gemetar ketakutan, mereka mengira terlibat dalam masalah besar.

Ternyata kecantikan Aranjo telah sampai ke telinga Raja. Raja memerintahkan agar Aranjo masuk ke dalam Istana untuk melayani dirinya.

Nyonya Ji menangis sedih dan memeluk Aranjo erat. Bukan hal yang bagus, masuk ke dalam Istana tanpa memiliki gelar apapun. Raja hanya menginginkan putrinya menjadi pelayan, bahkan bukan sebagai selir.

Namun, tidak ada yang berani melanggar perintah Raja. Jika melanggar maka itu sama dengan menjemput kematian.

Aranjo masuk ke dalam tandu mewah dengan iring-iringan dan pengawalan para prajurit. Letak Istana cukup jauh, mereka butuh melakukan perjalanan setengah hari melewati hutan dan sungai, untuk tiba di Istana.

Aranjo tersenyum, dirinya berjodoh dengan seorang Raja, tidak buruk, batinnya.

Namun, di tengah perjalanan tandu terjatuh keras di atas tanah. Aranjo mendengar suara pedang yang berlaga dan suara teriakan prajurit. Mereka di serang, tetapi mengapa? Aranjo mulai khawatir dan ketakutan.

Walaupun tubuhnya adalah tubuh Dewi, tetapi juga dapat terluka dan berdarah.

Teriakan kesakitan terdengar jelas begitu juga suara tebasan pedang. Aranjo merasa tubuhnya basah karena keringat dingin. Aranjo memasang telinga dan setelah keadaan tenang, perlahan Aranjo membuka tirai jendela tandu.

Namun, sebelum sempat menyingkap tirai itu, tirai besar yang ada di hadapannya dibuka kasar.

Seorang prajurit dengan baju zirah penuh darah menatap dirinya. Aranjo memundurkan tubuhnya, prajurit itu bukan dari Kerajaan Danzou. Itu artinya mereka di kalahkan oleh musuh.

Prajurit itu menatapnya dengan penuh hasrat bahkan prajurit itu terlihat menelan ludah. Aranjo tahu jelas akan kecantikan dan kemolekan tubuhnya yang membuat setiap mata menatap kagum padanya.

Prajurit itu menatapnya dengan wajah yang penuh napsu. Itu membuat Aranjo mual dan terus memundurkan tubuhnya sampai menempel dinding tandu.

Tangan prajurit itu diangkat dan mendekati wajahnya, Aranjo terus berusaha menghindar. Tangan itu hampir menggapai dirinya, Aranjo memekik dan memejamkan mata.

Namun, tangan itu tidak pernah menyentuh wajahnya. Aranjo perlahan membuka matanya dan yang berada di hadapannya bukan prajurit tadi, tetapi seorang pria yang pernah dilihatnya.

"Jenderal!" panggil prajurit tadi sambil memberi hormat.

Jenderal itu mengangkat sebelah tangannya dan meminta prajurit itu meninggalkan mereka.

Jenderal menatap ke arah wanita yang ada di dalam tandu. Mata besar dengan bulu mata yang lentik, hidung tajam dan bibir mungil merah alami. Kulit putih dan halus serta rambut panjang tebal kecoklatan. Kecantikan yang sangat sempurna dan membuat Sang Jenderal kesulitan memalingkan pandangannya.

Sang Jenderal mengulurkan tangannya ke hadapan wanita itu.

Aranjo menatap dengan mata lebar ke sosok pria yang dipanggil Jenderal tersebut. Itu adalah sosok Vulcan, Dewa Api. Apakah Dewa itu juga menjalani cobaan di dunia fana karena dirinya? Jika iya, maka jodoh mereka hanya sampai di sini. Karena Sang Kaisar sudah memastikan pria yang menjalani cobaan cinta dengannya, tidak akan lagi memiliki ikatan jodoh di kehidupan berikutnya maupun di Alam Langit.

Aranjo juga kesal dengan Dewa Api itu, semua yang terjadi padanya sedikit banyak karena Dewa itu.

Jenderal menatap lekat ke arah wanita itu dan berkata, "Ikut aku!"

Aranjo menyambut tangan Sang Jenderal, dirinya memastikan akan melibatkan pria itu di dalam cobaan cintanya yang kejam.

Jenderal menggenggam tangan lembut wanita itu dan membantunya turun dari tandu. Aroma harum tubuh wanita itu memenuhi penciumannya, jantungnya berdebar cepat. Bagaimana dirinya dapat menginginkan seorang wanita yang baru ditemuinya, bahkan nama wanita itu saja tidak diketahuinya.

Saat Aranjo keluar dari tandu, dirinya melihat semua prajurit yang menjemputnya tadi tergeletak tidak bernyawa dan bersimbah darah. Aranjo bergidik, meskipun dirinya Dewi, tetapi dirinya tidak pernah melihat mayat sebanyak itu.

"Si-siapa kalian?" tanya Aranjo tergagap sambil menatap Jenderal itu.

"Kami prajurit Kerajaan Qiyang! Aku Jenderal Ming Hao!" ujar Sang Jenderal.

Kerajaan Qiyang adalah kerajaan terkuat di masa ini. Terkenal kuat dan kejam, di setiap peperangan mereka selalu menang, berkat kehebatan Jenderal mereka. 

Aranjo menatap Sang Jenderal, pria itu adalah Jenderal yang begitu diagungkan oleh Kerajaannya. 

"Me-mengapa kalian menyerang kami?" tanya Aranjo kembali.

Aranjo tahu hubungan kedua Kerajaan ini tidaklah baik, tetapi menyerang seperti ini juga tidaklah terhormat.

Bab terkait

  • Aranjo   Bab 16 . I - Hasrat Mengalahkan Akal Sehat

    "Kerajaan kalian menyerang salah satu desa pemukiman kami! Anggap saja ini balasan dan peringatan untuk Raja kalian!" jawab Sang Jenderal.Semua mata prajuritnya menatap penuh hasrat pada wanita yang ada di hadapannya. Jenderal melihat jelas hal itu dan mengerti, karena dirinya juga sangat terpengaruh akan kehadiran sosok cantik ini.Sang Jenderal melepaskan jubah miliknya dan meletakkan jubah itu di atas kepala wanita itu dan mengikatnya di bawah leher."Siapa namamu?" "Aranjo!"Aranjo, nama yang asing, tetapi enak di dengar. Jenderal tidak bisa menyerahkan wanita ini ke penjagaan prajurit, jadi dirinya yang akan menjaga wanita itu dan membawanya sebagai hadiah untuk Sang Raja.Jenderal mengangkat tubuh Aranjo dan mendudukkannya di atas kuda putih, lalu Jenderal juga naik dan duduk di belakangnya."Kita kembali!" seru Sang Jenderal kepada prajuritnya. Semua prajurit patuh dan menaiki kuda masing-masing untuk kembali ke Kerajaan Qiyang."Apakah kamu akan menyerahkan diriku kepada Raj

  • Aranjo   Bab 17 . I - Bercinta Untuk Pertama Kalinya

    Aranjo mencium dalam Sang Jenderal. Tangan Aranjo yang awalnya memeluk leher pria itu berpindah ke belakang kepala Sang Jenderal. Aranjo menarik lembut rambut panjang yang terikat ke belakang kepala pria itu.Sang Jenderal dengan Aranjo yang berada dalam gendongannya, berjalan ke arah meja tadi. Lalu, mendudukkan wanita itu di atas meja. Sang Jenderal membuka kaki Aranjo dan berdiri di antara kedua kaki itu.Sang Jenderal melepaskan ciumannya, akal sehat yang tinggal sedikit kembali mengingatkan dirinya, bahwa dirinya telah berkeluarga dan wanita itu adalah hadiah untuk Raja.Aranjo merasa kehilangan saat pria itu melepas ciumannya. Perlahan Aranjo membuka mata dan menatap ke arah Jenderal yang berada tepat di hadapannya. Wajah Sang Jenderal terlihat ragu, di samping hasrat yang telah menggelora.Aranjo mendekatkan wajahnya dan dirinya kembali mengulum bibir tipis Sang Jenderal. Ciumannya tidak dibalas, pria itu hanya berdiri membeku. Aranjo tidak peduli, dir

  • Aranjo   Bab 18 . I - Kebiasaan Yang Buruk

    Setelah percintaan yang begitu panas, Aranjo tertidur di dalam pelukan Ming Hao, Sang Jenderal.***Keesokan paginya, Aranjo terbangun dan mendapati dirinya sendirian di atas ranjang bulu hewan. Aranjo turun dan mengenakan pakaiannya kembali.Area intimnya terasa sedikit sakit, tetapi hal tersebut membuatnya teringat kembali permainan cinta mereka yang begitu panas.Hanya dengan memikirkannya, Aranjo sudah mulai menginginkannya kembali.Aranjo berjalan ke arah meja dan membasuh wajahnya dengan air yang sudah tersedia di dalam baskom kuningan. Lalu, mengeringkan wajahnya dengan kain yang sudah tersedia di sana. Di mana Sang Jenderal? batinnya.Jenderal Ming Hao masuk ke dalam tenda bersama dengan seorang prajurit. Aranjo tersenyum dan ingin memeluk pria itu, tetapi raut wajah Sang Jenderal sangat buruk dan hal itu membuat Aranjo mengurungkan niatnya. Apakah ada sesuatu yang terjadi?"Jenderal Ming Hao terima titah Raja!" ujar prajurit itu sam

  • Aranjo   Bab 19 . I - Selir Ke-88

    "Buka gerbang!"Aranjo mendengar teriakan prajurit dan membuka tirai tandu untuk melihat apakah dirinya sudah tiba di Kerajaan Qiyang? Apakah Kerajaan itu sama hebatnya dengan rumor yang tersebar?Gerbang raksasa adalah hal pertama yang dilihatnya. Banyak prajurit berzirah lengkap menjaga gerbang masuk ke dalam Kerajaan Qiyang. Setiap orang yang hendak masuk di periksa dengan amat teliti.KLANGGG!!!Suara besi beradu memekakkan telinga, gerbang raksasa perlahan terbuka. Tandu di mana Aranjo duduk, kembali melaju perlahan ditarik oleh sepasang kuda hitam.Aranjo menutup tirai tandu dan membuka tirai jendela kecil di sampingnya. Aranjo terpana melihat keramaian kota ini. Semua warga terlihat berkecukupan dan begitu banyak toko-toko, yang Aranjo tidak tahu apa yang dijual di setiap toko itu.Suasana sangat berbeda dengan tempat di mana Aranjo berasal.Aranjo dibesarkan di desa kecil yang merupakan bagian dari Kerajaan Danzou. Kerajaan Danzou sendi

  • Aranjo   Bab 20 . I - Bercinta Dengan Raja

    Raja menatap seorang wanita yang baru memasuki kamarnya. Raja terpana dengan kecantikan wanita di hadapannya itu."Tidak disangka, ternyata dirimu sama persis yang dikatakan oleh si pembawa pesan." Raja berkata sambil menghampiri Aranjo.Jantung Aranjo berdebar, saat Sang Raja menghampirinya. Raja adalah pria yang sangat tampan, usia Raja di atas Jenderal Ming Hao.Namun, kata tua tidak pantas untuk menggambarkan Sang Raja. Pria itu begitu dewasa dan matang, tatapan matanya mematikan. Pria penuh percaya diri sangatlah menarik.Postur tubuh Raja bahkan lebih tinggi dan kekar dibandingkan dengan Jenderal Ming Hao. Siapa yang menyangka, Raja yang selalu berada di singgasananya akan memiliki tampilan seperti itu. Mata seperti rubah dengan alis hitam, tulang hidung yang tinggi sedikit bengkok dan bibir tipis. Semua itu diperindah dengan pahatan wajah yang sempurna.Raja mengenakan hanfu putih sederhana dan terbuka, pria itu tidak repot mengikat pakaian

  • Aranjo   Bab 21 . I - Candu

    Aranjo dan Sang Raja mencapai klimaks bersamaan dan itu membuat tubuh mereka seakan meledak karena rasa nikmat yang menggetarkan jiwa.Sang Raja yang perkasa, terkulai lemas di pelukan Aranjo. Perlahan, Aranjo merasakan kekuatan sihirnya meningkat, bahkan lebih banyak dibandingkan dengan saat bercinta dengan Jenderal Ming Hao.Saat inilah, Aranjo merasa bahwa menjalani kehidupan di dunia fana dan menjalani penderitaan cinta, tidaklah buruk. Selain dapat merasakan kenikmatan bercinta, kekuatan sihirnya juga meningkat pesat.Akhirnya, Aranjo tertidur dengan wajah yang tersenyum.Satu hal yang tidak disadari Aranjo, jiwanya juga akan terikat dengan pria yang bercinta dengannya.Walau saat ini Aranjo tidak merasakan cinta terhadap kedua pria itu, tetapi perlahan dan pasti Aranjo akan mencintai kedua pria itu. Jadi, saat kedua pria itu tersakiti dan mati, Aranjo juga akan merasakan sakit yang teramat sangat di dalam hatinya.***Keesokan pagi, terse

  • Aranjo   Bab 22 . I - Paviliun Selatan

    Kabar tentang Aranjo yang masuk ke ruang kerja Sang Raja, tersebar luas di kalangan Istana. Orang-orang tidak peduli apa alasan Aranjo dapat masuk ke ruangan itu. Mereka mengatakan Aranjo keterlaluan, karena kasih sayang Sang Raja menjadikan dirinya tidak tahu batasan.Namun, tidak ada yang mampu menemui Aranjo, karena Aranjo masih tinggal di kamar Sang Raja. Ratu sendiri, sudah sangat murka dan ingin segera melihat seperti apa tampang wanita istimewa itu.Ratu tidak mengambil langkah apapun, dirinya tidak ingin mendapatkan masalah. Begitu juga harem Istana, sangat kacau dan semua selir merasa Sang Raja tidak adil.Sudah hampir satu bulan, Aranjo berada di dalam Istana Qiyang.Dirinya dimanjakan penuh oleh Sang Raja. Mereka berdua lebih sering bercinta dibandingkan berbicara, tetapi hal itu membuat mereka berdua seakan tidak terpisahkan. Sampai pada suatu hari, Raja meminta Aranjo dipindahkan ke Paviliun Selatan."Kenapa?" tanya Aranjo."Karena

  • Aranjo   Bab 23 . I - Kutukan Sang Raja

    Brakkk!!Tubuh Aranjo menabrak meja kayu yang berada tepat dibelakang. Aranjo menyentuh wajahnya, untuk memastikan apakah berdarah atau tidak. Beruntung hanya sedikit lecet karena tancapan kuku tajam Sang Ratu.Yun tidak membantu dirinya dan Aranjo mengerti, siapa yang mau mengambil resiko menolong seorang wanita yang tidak jelas statusnya untuk menentang Ratu.Aranjo berhasil mempertahankan keseimbangannya dan perlahan maju kembali tepat di hadapan Sang Ratu."CEPAT KATAKAN!!!"Teriak Sang Ratu, layaknya orang yang sudah kehilangan kewarasannya. Siapa yang tidak akan seperti wanita itu, jika menduduki posisi penting, tetapi tidak diperlakukan dan dihargai sebagaimana mestinya."Sihir apa yang kamu gunakan?" desis Sang Ratu tepat di depan wajah Aranjo.Aranjo menatap penuh rasa iba kepada wanita yang begitu cantik dengan hiasan emas menghiasi rambut indahnya. Hanfu indah berbahan sutra dengan sulaman benang emas, membalut tubuh wanita itu. N

Bab terbaru

  • Aranjo   Bab 125 . END

    Archer berlumuran darah dan sama sekali tidak melawan. Ia hanya berharap perasaan Aranjo dapat tergerak, melihatnya seperti ini. Sedangkan Asmodus semakin menggila dan memukul, membabi buta.Aranjo berteriak, histeris. Namun, ia tidak mampu menggerakkan tubuh. Ya, dalam hatinya, ia berteriak melihat bagaimana Archer babak belur. Apalagi, tidak ada yang dapat dilakukan.Sampai pada satu titik, Asmodus mencengkeram leher Archer dan mengangkatnya tinggi. Tawa puas, menggema, melihat betapa banyak darah yang membasahi tubuh Dewa Agung itu."Hmmm, tidak menarik, karena kamu tidak melawan. Namun, itu bagus. Aku dapat memusnahkanmu, lebih cepat."Cengkeraman semakin kuat dan membuat Aranjo, semakin panik.'Aku mohon, jika Surga memang ada, maka dengarkan doaku. Aku mencintai Archer dan Dewa itu juga mencintaiku, aku mohon biarkan aku terlepas dari belenggu ini, agar dapat menolongnya. Aku tidak peduli, walaupun jiwaku menjadi taruh

  • Aranjo   Bab 124 . Takut

    "Para Dewa Agung, aku butuh kekuatan kalian untuk menyegel gerbang alam bawah ini. Jadi, saat Asmodus musnah, kerusakan cukup terjadi di alam bawah dan tidak menyebabkan kerusakan di luar itu!" ujar Kaisar Langit dengan tegas."Baik, Yang Mulia Kaisar Langit!" seru para Dewa Agung terkuat di Alam Langit.Para Dewa melompat turun dari atas punggung Pegasus yang masih terbang. Membentuk formasi di sekitar gerbang alam bawah dan mulai menyalurkan energi kekuatan sihir mereka."TUNGGU!"Para Dewa Agung dan Kaisar Langit menatap ke sosok yang berani bersuara.Robert Gao melangkah maju, tepat ke hadapan sang Kaisar Langit. Ia keluar bersama dengan semua mahluk dari alam bawah dan tetap berada di dekat gerbang, untuk melihat apa yang terjadi."Bagaimana dengan Archer? Ia masih berada di dalam dan kalian menyegel gerbang ini. Bagaimana ia dapat keluar dan bagaimana jika ia membutuhkan bantuan?" seru Robert Gao, yang mer

  • Aranjo   Bab 123 . Banyak Hal yang Terjadi Di Luar Kehendakmu

    Robert berusaha bernapas, tetapi itu begitu sulit. Tidak lagi berusaha melawan, Robert merogoh sesuatu dari saku pakaiannya. Berhasil, walaupun dengan susah payah. Dengan wajah yang sudah memerah karena kehabisan napas, Robert berhasil mengangkat kalung dengan leontin darah suci ke hadapan Griffin.Seketika tangan yang mencengkeram leher, dilepaskan dan membuat tubuh Robert terhempas kuat ke tanah.Berusaha keras mengisi paru-paru dengan oksigen, Robert benar-benar kesulitan. Sedikit lebih lama lagi, maka ia akan musnah.Griffin berdiri mematung dan menatap ke tangan manusia abadi yang menggenggamnya leontin itu. Griffin tahu itu adalah bagian dari dirinya, tetapi bagaimana itu bisa ada di tangan manusia abadi itu?"Dari mana kamu mendapatkan itu?" tanya Griffin dingin."A-Anda menitipkan kepadaku! Dan berpesan, untuk mengembalikannya saat ini," ujar Robert dengan suara yang begitu lemah.Griffin menunduk dan menatap

  • Aranjo   Bab 122 . Kembali Kepada Sang Pemilik

    Tangan Aranjo terulur, mendekati artefak itu. Ujung jari telunjuk, menyentuh benda itu dan seketika cahaya terang menyelimuti Aranjo. Ia menghilang bersama dengan benda itu, kembali kepada sang pemilik.***Keesokan harinya, Griffin keluar dari paviliun dan tetap berada di sana untuk beberapa saat. Menunggu, menunggu Aranjo keluar dari paviliun.Setelah menunggu beberapa saat, Leander datang menghampirinya."Ayo, kita harus segera pergi ke alam bawah. Lentera cahaya sudah ada padaku," ajak Leander.Diam dan tidak menanggapi ucapan Leander."Kamu menunggu Aranjo?" tanya Leander.Griffin mengangguk."Dia sudah kembali ke Alam Iblis," ujar Leander. Ya, ia tidak berbohong, memang benar Aranjo telah kembali ke Alam Iblis, walaupun bukan ke istana. Namun, Leander yakin Griffin tidak akan bertanya lebih jauh, sebab mengira Aranjo kembali ke istana.Ragu sejenak, tetapi pada akhirnya Gri

  • Aranjo   Bab 121 . Perasaan Baru

    "Bagus, jika kamu menyukainya," balas Griffin dan merasa lega, tidak harus merubah warna rambutnya ini.Seketika, kesadaran akan cincin ilusi miliknya yang belum dikembalikan, membuat Aranjo langsung duduk. Gerakannya itu membuat rambut Griffin yang berada dalam genggamannya, tertarik.Griffin langsung memalingkan wajah dan menatap ke arah Aranjo, yang sudah dalam posisi duduk."M-Maaf," ujar Aranjo dan segera melepaskan rambut itu."Tapi..., Hei! Kembalikan cincin ilusi, milikku!" ujar Aranjo lantang, saat teringat akan cincin itu."Ini?" tanya Griffin, sambil mengangkat tangannya tepat di hadapan Aranjo, perlahan membuka kepalan tangan dan cincin ilusi itu ada di atas telapaknya.Melihat cincin itu, Aranjo langsung hendak mengambil. Namun, Griffin memindahkan tangannya, sehingga tangan Aranjo hanya menggapai angin."Kembalikan!" seru Aranjo yang mulai kesal. Mabuk, membuat otaknya tidak dapat berp

  • Aranjo   Bab 120 . Jatuh Cinta

    Perjamuan makan diadakan oleh Kaisar Langit. Kembali mereka diundang ke aula, untuk mengikuti perjamuan itu.Aranjo mengagumi keindahan Alam Langit dan matanya, tidak henti melihat-lihat.Perjamuan yang cukup meriah dan dihadiri oleh begitu banyak Dewa, serta Dewi.Aranjo duduk di balik meja rendah, yang berada tepat di antara meja Leander dan Griffin. Alunan musik dari harpa, mengiringi tarian indah yang dipertontonkan di tengah-tengah aula. Tarian yang isisipkan dengan kekuatan sihir, membuat apa yang dilihat begitu menakjubkan.Aranjo menatap dengan mulut menganga, akan keajaiban tarian yang ada di hadapannya.Leander memalingkan wajah dan menatap ke arah Griffin. Seperti perkiraannya, siku Griffin diletakkan di atas meja, dengan tangan menopang wajahnya. Ya, Griffin menatap ke arah Aranjo. Mahluk agung itu terlihat jelas seperti sedang jatuh cinta.Leander menghela napas, ia khawatir akan apa yang akan

  • Aranjo   Bab 119 . Daya Tarik

    Tiba di aula utama, semua mata para Dewa tertuju pada Griffin dan sosok iblis muda yang ada dalam gandengan mahluk agung itu.Langkah kaki Aranjo berhenti, saat Griffin menghentikan langkahnya. Aranjo melihat ke sekeliling dan mendapati, tatapan yang begitu dingin. Tanpa sadar, ia bergeser dan menempelkan tubuh pada lengan kokoh, sang Griffin.Kaisar Langit, turun dari singgasana dengan raut wajah yang tidak terbaca. Para dewa yang berkumpul di singgasana langsung mundur, dengan kepala menunduk.Leander yang baru tiba di aula, langsung memberi hormat."Hormat, Yang Mulia Kaisar Langit."Setelah memberi salam, Leander langsung melangkah maju dan berdiri di samping Griffin, serta Aranjo."Alasan kedatangan kami, terkait dengan salah satu benda spiritual. Kami ingin memohon izin kepada Kaisar Langit, agar dapat memberikan kepada kami, lentera cahaya. Itu–"Ucapan Leander terhenti, saat sang Kaisar Langit men

  • Aranjo   Bab 118 . Terasa Begitu Tepat

    Griffin melepaskan cengkeramannya dan segera mahluk itu melayang agak jauh, ketakutan."Buka matamu," ujar Griffin dan menurunkan tangannya dari depan wajah Aranjo.Patuh, Aranjo membuka mata dan menatap ke arah mahluk yang sudah berada cukup jauh, darinya."Tuanku berkata, tiket masuk kalian adalah lentera cahaya! Bawa benda spiritual itu dan kalian, diizinkan masuk!" seru mahluk itu, sebelum melayang kembali ke balik gerbang.KLANG!Gerbang kembali menutup dengan suara yang memekakkan telinga.Griffin memalingkan wajah, menatap Leander. Ia tidak keberatan untuk menghancurkan alam bawah ini, tetapi mereka memiliki tanggung jawab, jadi keputusan tidak dapat diambil oleh satu pihak."Kita kembali setelah mendapatkan lentera cahaya!" ujar Leander, lalu memutar kudanya, meninggalkan alam bawah.Semua berbalik dan meninggalkan tempat mengerikan itu.Aranjo menatap ke pung

  • Aranjo   Bab 117 . Apakah Ada Yang Istimewa?

    Seulas senyum licik, muncul di wajah cantik Aranjo. Ia yakin dapat menghentikan langkah mahluk sombong, yang mengabaikan kehadirannya begitu saja.Namun, saat ia yakin dapat menangkap mahluk itu, kenyataannya angin yang tergapai oleh tangannya.Kedua kaki Aranjo menapak kembali ke tanah dan menatap tidak percaya dengan apa yang terjadi. Mahluk sombong itu sudah berpindah tepat di belakangnya, begitu cepat. Bahkan, mata Aranjo tidak menangkap gerakan mahluk tersebut.Berputar, dengan tangan kembali menggapai.SIAL!SIAL!!SIAL!!!Aranjo memaki dalam hati, saat serangan yang diluncurkan tidak mampu mengenai mahluk tersebut.Leander baru saja keluar dari paviliun dan disambut dengan perkelahian. Tidak tepat disebut perkelahian, sebab hanya satu pihak yang menyerang dengan pihak lain, terus berhasil menghindar.Ini kali pertama baginya melihat, Griffin tidak melawan. Bias

DMCA.com Protection Status