Agatha melihat wajah dingin Harvey dari samping. Harvey tidak suka menunjukkan hubungannya dengan Selena di depan umum, apalagi mereka sudah bercerai. Hanya karena Lewis menggantikan Selena untuk minum, kenapa Harvey menjadi marah?Agatha menatap Selena dengan penuh kebencian. Tampaknya perceraian saja tidak cukup, Selena masih menjadi orang yang dicintai Harvey.Posisi Lewis menjadi sangat canggung. Seluruh ruangan pun menjadi hening, tidak ada yang berani mengganggu Harvey pada saat ini.Lewis mengerti maksud Harvey. Harvey menginginkan agar Lewis segera menyingkir dan melepaskan Selena sepenuhnya.Jika yang berada di bawah ancaman Harvey ini adalah orang lain, pasti orang itu sudah menyerah. Yang ada dalam pikiran Lewis semua hanyalah tentang Selena, termasuk segala kesedihan dan kegembiraan yang dirasakan Selena. Tidak ada yang tahu bahwa Lewis telah jatuh cinta pada Selena sejak dia bertemu Selena pertama kalinya.Pada saat itu, sosok Selena tampak bersinar seperti matahari di pag
Adik Harvey sudah meninggal, sedangkan Keluarga Bennett hanya bangkrut dan belum ada anggota Keluarga Bennet yang mati. Dengan kepribadian Harvey yang seperti itu, Selena sudah seharusnya merasa bersyukur.Akan tetapi, Lewis tidak akan seberuntung itu. Selena menggelengkan kepalanya sambil berkata, "Bukan begitu, Kak Lewis. Kamu tidak seharusnya ikut campur dalam urusan ini."Lewis berjalan dengan tergesa-gesa, bahkan dia tidak sempat mengambil jaket milik Selena, Sehingga dia pun melepas jaketnya sendiri dan memakaikannya kepada Selena, lalu memegang bahu Selena dengan kedua tangannya"Selena, aku tahu dia telah menyakitimu. Aku juga tidak berharap kamu akan menerimaku. Aku hanya ingin menemanimu di sisa hidupmu. Jadi berilah aku kesempatan untuk menjagamu, oke? Sekalipun hanya sebagai teman."Permohonan Lewis membuat pikiran Selena menjadi kacau. Semakin baik Lewis pada Selena, semakin sulit pula bagi Selena untuk menjauhkan Lewis dari musibah.Kak Lewis, aku mengerti niat baikmu, te
Setelah Lewis pergi, barulah Selena bisa melepaskan diri dari pelukan Harvey. Dengan ekspresi datar, dia berkata, "Memangnya aku akan mengalami apa? Aku baik-baik saja."Selena terlihat lebih segar dan berseri-seri setelah beberapa hari beristirahat. Wajahnya terlihat lebih merona daripada sebelumnya, dan dia tidak lagi terlihat pucat dan lemas. Harvey pun bergumam, "Ya, tubuhmu memang selama ini sehat."Selena tersenyum sinis di dalam hatinya. Tanpa menjelaskan apa pun, dia melepas pakaian yang dikenakannya dan berkata, "Tuan Harvey, jangan khawatir. Aku akan mematuhi isi kontrak dan tidak akan menikah lagi."Peraturan perceraian mereka adalah hasil pemikiran Harvey yang cermat. Meskipun dia memberi Selena materi yang banyak, aturan bahwa Selena tidak boleh menikah lagi itu hampir menghilangkan semua kebebasannya.Jika menikah lagi, Selena harus membayar kompensasi sepuluh kali lipat.Berarti senilai puluhan triliun rupiah.Selena bisa menandatangani kontrak tanpa ragu-ragu karena tah
Jari-jari dingin itu terasa seperti ular yang merayap di pipinya. Selena tidak peduli apa yang Harvest permasalahkan, dia tahu Harvey sedang kumat.Saat berpacaran dengan Harvey, dia mengajukan tiga permintaan, yaitu tidak boleh berkhianat, tidak boleh disentuh orang lain, dan tidak boleh meninggalkan dirinya.Selena segera menyadari bahwa Harvey memiliki hasrat yang luar biasa untuk menguasai dirinya. Dia bisa membuat satu keluarga hancur hanya karena seseorang menamparnya.Dia juga merasa tidak senang karena Selena bersinar di sekolah dan menjadi pusat perhatian semua orang. Suatu hari, Selena terjatuh di dalam sebuah kegiatan olahraga, panitia kegiatan itu pun membawanya ke ruang medis.Pada malam itu, Selena pertama kali melihat sisi gelap Harvey terhadapnya. Hanya ada satu kata yang keluar dari mulut Harvey, "Bersihkan!"Meskipun Selena telah menjelaskan apa yang terjadi, Harvey tetap tidak mau mendengarkannya. Malam itu, Selena dipaksa mandi di bawah pancuran air dingin selama se
"Bagaimana jika aku benar-benar mati?"Di dalam kamar mandi itu, terdengar suara bisikan yang samar-samar berpadu dengan suara guyuran air dingin. Harvey pun tersentak, lalu berkata, "Ada aku di sini, kamu tidak akan mati."Ya, Harvey memiliki kekuasaan dan kekayaan yang besar, serta memiliki sumber daya medis terbaik di dunia. Namun, tidak ada dokter di dunia ini yang dapat menjamin penyembuhan kanker stadium lanjut.Meskipun dia seakan memiliki segalanya seperti layaknya Tuhan, dan dia dapat dengan bebas mengatur hidup dan mati banyak orang, tetapi dia bukanlah Tuhan yang sebenarnya. Hanya Selena yang tidak bisa dia hentikan.Suara tawa yang rendah bergema di telinga Harvey. "Harvey, Keluarga Bennett berutang nyawa kepada adikmu, mengapa tidak kamu gunakan nyawaku untuk membalaskan dendam adikmu?" tanya Selena."Seli, aku ingin sekali mengambil nyawamu sejak dua tahun lalu. Meskipun aku membencimu, tapi aku juga mencintaimu. Jadi aku ingin kamu hidup, hidup untuk menerima hukumanmu."
Harvey perlahan melepaskan tubuh Selena. "Seli, ingatlah baik-baik hukumanmu hari ini," ujar Harvey."Harvey, aku mohon, apa pun yang kamu lakukan, jangan sentuh Keluarga Martin.""Harvey, lepaskan aku. Jangan tinggalkan aku sendiri, aku takut!""Harvey, matikan airnya, aku kedinginan, aku tidak boleh sakit ... "Jawaban untuk Selena hanyalah punggung Harvey yang tak acuh, dan suara pintu yang sudah tertutup."Jangan tinggalkan aku!""Aku bersalah, kamu boleh menyiksaku sesukamu, tetapi kamu tidak boleh meninggalkanku sendirian di sini!""Harvey, aku sangat kedinginan, tolong lepaskan aku. Aku akan menuruti kata-katamu … ""Jangan matikan lampunya, aku takut … "Suaranya yang hampir memohon itu membuat Harvey merasa iba sejenak, tetapi perasaan itu segera menghilang.Harvey dengan santai berganti pakaian, kemudian menuruni tangga dengan langkah anggun.Di aula pertemuan, Agatha mencari-cari ke sana kemari. Dia baru bisa menghela napas lega ketika melihat Selena tidak ada di samping Har
Olga menjadi ciut begitu melihat Harvey. Sebelumnya nyalinya memang tampak begitu besar saat minum-minum di meja tadi, tetapi itu dikarenakan tadi dia sedang mabuk dan ada Selena di sampingnya.Dia telah melihat dengan matanya sendiri seberapa Harvey menyayangi Selena, seberapa Harvey memanjakan Selena, dan seberapa kejamnya Harvey terhadap orang lain.Olga masih ingat bahwa dua tahun lalu, dirinya pernah mengajak Selena ke sebuah bar. Harvey pun secara langsung datang untuk menjemput Selena. Ketika Selena tidak memperhatikan, Harvey pun menatap Olga dengan sorot mata yang dingin, lalu hanya berpesan empat kata, "Tidak ada kali keduanya."Pada saat Harvey pergi, tubuh Olga pun sudah bermandikan keringat dingin. Selama beberapa hari berturut-turut, sepasang mata Harvey selalu menghantui mimpi buruknya."Crak!"Harvey menutup tutup korek api, lalu dengan santai melihat ke arah Olga. Kesan intimidasi yang dahsyat itu kembali melanda jiwa Olga.Olga menelan ludah, lalu berkata dengan suara
Setelah itu, barulah Harvey percaya bahwa Olga tidak berani membohongi dirinya."Dia jatuh sakit beberapa waktu lalu?""Ya, saat itu, aku sedang bertengkar dengan pacar bajinganku itu, jadi aku mengabaikannya. Untungnya ada Kak Lewis yang memasak untuknya setiap hari."Olga ingin mengatakan yang sebenarnya kepada Harvey. Namun, Olga merasa bahwa Selena sendiri mungkin tidak bisa menjelaskan seperti apa kondisi hubungannya dengan Harvey saat ini. Olga juga tidak tahu, jika dia mengungkapkan hal yang sebenarnya, akan seperti apa pengaruhnya bagi hubungan mereka berdua. Oleh karena itu, Olga pun hanya bisa mengikuti keputusan Selena.Saat terpikir wajah pucat Selena pada waktu itu, Harvey pun mengajukan satu pertanyaan lagi, "Penyakit apa yang dia derita?"Jantung Olga berdegup kencang, wajahnya tidak berani berekspresi sedikit pun di hadapan sorot mata tajam Harvey. "Flu," jawabnya singkat."Hanya flu?""Memangnya apa? Kondisi kesehatan Selena selama ini selalu baik.""Benar juga." Harve