Bruce menyelipkan sebatang rokok di sela jarinya. Menghisap nikotin itu sedalam-dalamnya, dan memainkan asapnya keluar perlahan dari mulut. Pikirannya sedang tidak tenang, dan beberapa batang nikotin mungkin bisa membantu menenangkan sarafnya.
Pikirannya kembali melayang tentang Maya. Pada pertemuan mereka pertama kali dan bagaimana perasaannya terpikat pada wanita itu.
Bruce yang saat itu baru menyelesaikan pendidikan militernya, mendapatkan tawaran dari Kriss sebagai pengawal pribadi pria itu. Bruce jelas menolak. Cita-citanya ingin menjadi prajurit negara, bukan malah melindungi sebuah keluarga dengan bisnis besarnya.
Namun, saat tak sengaja Bruce melihat Kriss dengan putrinya pertama kali, saat itulah ada yang berdesir di dadanya. Wajahnya yang datar hanya menatap Maya dengan tajam. Merekam setiap sikap anggun dan tutur lembut yang mampu menggetarkan dadanya.
Untuk pertama kalinya, Bruce melakukan sesuatu yang irasional. Dia menyetujui permintaan Kris
Setelah malam panjang yang berpeluh, Maya bangun lebih dulu dengan badan yang remuk. Kawanitaannya terasa lecet dan juga sedikit perih. Dia ingat bagaimana Bruce yang menggempurnya tanpa henti. Andai dirinya tidak pingsan karena kelelahan, mungkin lelaki itu pun tidak akan berhenti. Lelaki itu seperti hewan buas yang tak pernah puas memangsa buruannya.Maya menoleh ke samping dan menemukan Bruce yang masih terpejam. Keadaan lelaki itu tak beda jauh dengan dirinya yang telanjang. Wajahnya tampak damai dan polos. Beda saat terbangun yang lebih menyerupai iblis.Maya mendengkus melihat betapa berantakannya penampilan mereka. Mereka baru menyudahi kegiatan panas itu tiga jam yang lalu. Dan kini Maya merasa haus karena terlalu sering berteriak.Tiba-tiba semburat merah menjalar di pipinya. Maya merona mengingat bagaimana liarnya dia semalaman. Namun dia juga mengumpat dirinya ya
“Saya kira Anda akan terus sakit dan akhirnya mati,” sarkas Mulan saat melihat Kriss yang sudah berdiri tegap di depannya. Lelaki itu bahkan tampak bugar seperti sedia kala.Mulan berdecak kagum. Orang-orang yang memiliki uang dan kekuasaan memang sangat mudah mengendalikan semua hal. Padahal terakhir kali, anak buah Alex sudah memberikan racun yang cukup berbahaya. Namun bajingan itu tetap bisa lolos dari maut.Kriss tidak tersinggung sama sekali dengan sapaan sarkas putrinya. Dia masih mempertahankan senyum lebarnya. Suasana hatinya sangat bahagia saat ini. Bukan hanya karena dia sudah sembuh, tapi hari ini dia akan pulang dan berkumpul dengan keluarganya. Kakinya maju beberapa langkah dengan kedua tangan yang direntangkan lebar. Dia berniat memeluk Mulan, tapi respon sang anak membuatnya tersenyum kecut.Mulan mala
Alex memandang Mulan yang sejak tadi banyak diam. Sejak masuk ke dalam mobil, wanita itu tidak membuka suara sama sekali. Alex jadi ketar-ketir sendiri dengan keadaan wanita itu. Dia hanya tidak ingin Mulan terlalu bersedih dan berefek pada kandungannya.“Kamu nggak apa-apa?” tanya Alex hati-hati. Dia melirik sekilas sebelum kembali fokus pada kemudinya.Mulan menoleh dengan senyum sangat tipis. “Aku baik. Kenapa bertanya begitu?”“Tidak apa. Hanya saja wajahmu terlihat murung. Aku kira kamu menyesal karena menolak ajakan Kriss,” jawab Alex mengutarakan pemikirannya.Mulan terkekeh kecil. “Mana mungkin aku menyesal. Sudah aku bilang, aku tidak sudi tinggal dengan mereka.”“T
Juan membuka pintu kamar dengan pelan, berusaha agar tidak menimbulkan bunyi sedikit pun agar si empunya kamar tidak terbangun. Dengan pelan pula kakinya melangkah menghampiri ranjang dan duduk di sisi kosong. Tatapannya lekat pada wajah wanita yang tampak lelap dalam tidurnya. Sangat damai, seakan tidak ada beban yang ditanggung.Juan merapikan helai rambut yang menutupi wajah cantik itu. Mengamati setiap inci kecantikan yang terpampang di depannya.Bila ditelisik lebih dalam, meski Maya dan Mulan kembar, keduanya memiliki aura yang berbeda. Mulan lebih beraura kuat, sedangkan Maya lebih menenangkan. Juan merasa gila karena berpikir pernah bertemu Mulan sebelumnya. Aura wanita itu terasa tidak asing. Ada rasa nyaman yang tiba-tiba melingkupi hatinya.Namun Juan lekas menepis pikiran gilanya. Itu jelas hal mustahil. Dia tidak per
Keesokan paginya, seperti yang Juan katakan. Hari ini lelaki itu akan meminta restu keluarga untuk hubungan mereka. Maya bisa sedikit lega karena kedua kakaknya yang lain sudah tahu kondisi sebenarnya dan sudah jauh hari merestui hubungan mereka. Namun kali ini Maya akan berhadapan dengan sang ayah. Jujur saja dia tidak sanggup harus melihat sorot kecewa sang ayah nantinya. Dia sudah gagal menjadi seorang anak yang membanggakan.“Bersikaplah biasa,” bisik Juan yang melangkah berdampingan dengannya. Lelaki itu bahkan membantu Maya turun dari tangga dengan hati-hati. Seakan takut hal buruk terjadi pada kandungannya.Tiba di meja makan, Maya menatap penuh kerinduan pada lelaki paruh baya di depannya. Dia segera berlari, menghiraukan teguran ketiga kakaknya. Maya hanya ingin memeluk sang ayah dan meluapkan perasaannya..&
Saat Kriss masuk ke ruang kerjanya, di sana sudah ada Bruce yang tengah menunggunya. Lelaki itu berdiri tegak membelakangi pintu, tapi meski demikian telinganya yang tajam dapat menangkap suara sekecil apa pun. Menyadari seseorang yang ditunggunya sudah datang, Bruce membalikkan badan hingga tatapannya yang tajam bertemu dengan tatapan datar milik Kriss.“Bagaimana?” tanya Bruce tanpa basa-basi. Dia jelas sudah mendengar semua pembicaraan di ruang tengah. Bruce memiliki akses mengamati semua CCTV ruangan dari ponsel canggihnya.Kriss menarik napas panjang. Dia menghampiri Bruce dan berdiri di samping lelaki itu. “Kamu pasti sudah tahu jawabannya.”Bruce mengangguk singkat. “Sekarang di mana Maya?”“Sementara waktu saya hukum dia berdiam diri di kamarnya. Dia harus merenungkan kesalahan yang sudah dibuatnya.”Bruce mendengkus, tampak tak suka mendengar kekasih hatinya mendapatkan hukuman. “Lalu d
Siang ini Mulan tidak memiliki pekerjaan apa pun. Memangnya apa yang bisa dikerjakannya di sini? Dirinya sudah bak seorang ratu yang terus dilayani. Bila menginginkan sesuatu, tinggal meminta pada pelayan. Bahkan untuk mengerjakan pekerjaan hal kecil pun dilarang keras oleh Alex. Lelaki itu terlalu takut terjadi hal buruk pada kandungannya.Mulan menggelengkan kepala pelan. Merasa lucu dengan perhatian berlebihan yang Alex berikan. Meski dalam hati, dia tak berhenti bersyukur. Kepedulian Alex membuat hatinya menghangat. Mulan merasa keberadaan lelaki itu sangat penting di masa sulitnya ini.“Mulan, kamu sudah bersiap?”Alex datang dan langsung duduk di sampingnya. Lelaki itu melonggarkan dasinya yang terasa mencekik, kemudian menggulung lengannya sampai siku.“
“Kandungannya sehat. Sejauh ini janin berkembang dengan baik, tapi tetap saja Nyonya Mulan harus menjaga asupan makanan dan banyak beristirahat. Jangan terlalu banyak melakukan kegiatan berat agar tidak mudah lelah,” jelas sang dokter kandungan dengan suara ramahnya.Mulan mengangguk paham. Dia berkali-kali melirik Alex yang berada di sampingnya. Lelaki itu tidak sedikit pun meninggalkannya. Ikut melihat ke arah yang sama di mana satu titik tertera jelas di layar monitor.“Ini?” Alex menggantungkan kalimatnya. Dia tidak tahu harus berbicara apa. Yang jelas, dia merasakan perasaan hangat kala dokter menjelaskan itu adalah janin yang berkembang. Tatapan Alex kemudian berpaling pada Mulan, tatapannya tampak rumit.“Dia sehat,” beritahunya dengan suara serak.Mulan mengangguk, dengan rasa haru yang juga merayapi hatinya. “Dia akan selalu sehat dan tumbuh dengan baik,” balas Mulan dengan perasaan yang sulit